ANTAGONIST JALUR VIP

Sementara Kyra kini sudah berada di dalam kelas dan mengikuti mata pelajaran Kimia.

Dia diam saja memperhatikan gurunya, karena bagaimana juga sebagai wanita jenius dia sudah memahami semua yang dijelaskan gurunya.

Dia merasa handphonenya bergetar, dia melihat pesan dari Naresh yang diberi nama Om Ganteng. Kyra tersenyum dengan bahasa formal Naresh. Ini sangat mirip dengan dirinya dulu.

Setelah membalas pesan Naresh, Kyra melanjutkan lagi acara diamnya sambil bertopang dagu.

Sementara Naresh telah sampai di perusahaannya. Dia melewati jalan khusus melalui basement. Dia jarang sekali keluar masuk perusahaannya melalui lobby.

Ya Naresh Danadyaksa adalah pemilik ND Corporate, perusahaan berkembang yang telah mencakup banyak bisnis. Mulai dari perhotelan, fashion, otomotif, departemen store hingga pariwisata.

Naresh mendirikan sendiri usahanya, dia tidak mau meneruskan perusahaan milik papanya, Abimanyu Danadyaksa.

Naresh saat ini telah berusia 27 tahun, dia lebih sering menghabiskan waktunya di luar negri. Jadi tidak semua mengetahui jika dia adalah pemilik ND Corporate.

Naresh mengaktifkan laptop miliknya, lalu jarinya mengetikkan serangkaian kode disana. Tidak berselang lama munculah foto lama Kyra dan segala data tentangnya.

Naresh membaca dengan cepat, tangannya mengepal saat mengetahui beberapa fakta tentang Kyra. Lalu alisnya berkerut saat membaca informasi terakhir tentang keluarnya Kyra dari keluarga Danuartha.

Sudut mulutnya naik, akhirnya dia tahu kenapa gadis itu hanya tinggal sendiri.

"Tenang saja little girl, setelah ini kamu tidak akan sendiri. " Gumam Naresh sambil menarik nafas pelan, mencoba mencari aroma Kyra dadi baju yang dia kenakan.

***Nona, ada yang sedang memeriksa data-data tentang anda***

Kyra sedikit tersentak, karena dia sedang sibuk mengerjakan tugas dari gurunya. "Siapa orangnya? "

***Naresh, pria yang ada tolong semalam***

Alis Kyra berkerut, kenapa om ganteng mencari datanya. "Apa yang dia lakukan? "

***Sementara ini dia hanya membaca data anda nona, tapi terlihat sangat emosi saat mengetahui tentang anda***.

"Maksudmu data tentang Kyra? Dia marah kepada Kyra apa tentang semua hal yang terjadi tentang Kyra? "

***Lebih tepatnya Kyra nona, sepertinya dia mencari tahu tentang Kyra setelah anda menolongnya, jadi menurut saya dia marah saat mengetahui semua yang telah Kyra alami***.

"Jadi dia berada di pihakku? "

***Sepertinya begitu nona***

"Baguslah, aku malas jika menambah musuh. Aku masih belum ada waktu untuk membereskan Danuartha." Kyra meletakkan pulpennya, dia menghela nafas pelan.

Dia sudah bahagia hidup seperti ini, tapi dia harus tetap membuat Danuartha merasakan penyesalan selama sisa hidupnya. Terutama David dan Keanu, merekalah penyebab kematian Kyra.

Mereka harus tetap merasakan kesakitan Kyra. Dia bukan orang baik, dia jenis orang pendendam. Tujuhbelas tahun bukan waktu singkat dalam menerima semua hal menyakitkan dari mereka.

"Kenapa lo?" Tanya Eve, dia melihat Kyra menghela nafas berkali-kali.

Eve saat ini mengenakan masker, jika ditanya dia beralasan dengan terkena flu.

Padahal dia masih kurang nyaman dengan penampilan polosnya. Dia yang terbiasa memakasi make up, tiba-tiba saja hanya memakai pelembab dan liptint saja.

"Laper." Jawab Kyra sembarangan.

"Ck, kek orang miskin lo, laper kudu menghela nafas. " Cibir Eve.

"Kalo lo lupa bawa duit, tenang aja masih ada si Denta, dia selalu bawa duit cash kemanapun."

Denta yang diam saja dari tadi hanya mendelik, " Kenapa jadi gue sih, duit lo buat apaan coba? "

"Lo ga tau, kalo sore duitnya gue irisin tipis-tipis terus campurin ke makanannya si Tapasya."

"Setan loooo." Denta menggeplak kepala Eve dengan buku.

"Hah? Tapasya siapa? Emang dia makannya duit? " Kyra menatap Eve horor.

Eve tergelak, sedangkan Kyra masih belum mengerti arah pembicaraan dua sahabatnya ini. "Apaan sih? Siapa Tapasya?"

"Kalo lo lupa, si Tapasya ini kucingnya Eve. " Jelas Denta.

"Kampret lo." ganti Kyra memukul keras lengan Eve dengan bukunya.

"Aww."

Penampakan Tapasya


"Itu kalian bertiga malah ribut, sudah selesai tugas kalian?" Tegur Bu Rukmana selaku guru mata pelajaran Kimia.

"Sudah Bu Ruk." Jawab Kyra, Eve, dan Denta kompak.

Ketiganya kebetulan pemilik otak yang encer. Kyra hanya bodoh karena mengharapkan kasih sayang keluarganya dan Eve bodoh mengejar-ngejar cinta Sione.

Hanya Denta sahabat mereka yang normal, tapi terkadang ikut-ikutan bodoh dengan segala ulah mereka.

"Jika sudah selesai segera kumpulkan, jangan berisik dan mengganggu temanmu yang lain. "

"Iya buu. "

Kyra bersyukur memiliki dua sahabat baik seperti Eve dan Denta. Setidaknya dia tidak sendirian selama ini. Jadi Kyra yang sekarang berjanji untuk membuat hidupnya dan kedua sahabatnya ini lebih baik.

~~~~~¥¥¥~~~~~

Naresh sibuk membaca beberapa laporan yang diserahkan oleh Kaivan. Lalu terdengar pintu ruangannya diketuk.

"Bos, ini saya." suara Kaivan terdengar dari luar pintu.

Mendengar suara asistennya, "Masuk."

Naresh masih tetap tidak berpaling dari laporan ditangannya.

"Barusan Nyonya besar menelpon dan mengatakan jika Bos diminta untuk pulang kerumah besar. "

"Kau sudah tahu bukan harus menjawab apa?"

"Tapi kata Nyonya jika kali ini Bos tidak pulang maka Bos akan dicoret kari KK." Kaivan meringis mengingat nada ancaman Nyonya Besarnya.

Naresh menghela nafas kasar, "Oh baguslah, aku tidak perlu repot-repot untuk mengurus pembuatan Kartu Keluarga baru."

Kaivan cengo setelah mendengar jawaban Bosnya.

"Kau tahu kan tujuan Mami memintaku pulang, dia pasti akan menjodoh-jodohkan aku dengan anak teman-temannya."

Sebenarnya menurut Kaivan apa yang dilakukan Nyonya Besar juga normal, karena usia Bosnya ini sudah cukup untuk membina rumah tangga.

Lagipula semua yang dikenalkan Nyonya Besar juga bukan wanita sembarangan. Dari Dokter Kecantikan, Dokter Anak, Dokter Gigi hingga Dokter Hewan.

Karena kebetulan Nyonya Besar adalah seorang Dokter Bedah di Rumah Sakit besar miliknya.

Melihat asistennya hanya diam Naresh paham jika Kaivan sedikit mendukung keinginan Maminya itu. "Katakan aku sedang dalam perjalanan ke China."

"Hah? Memangnya Bos ngapain ke China?" Kaivan langsung terbengong.

"Ck." Naresh kadangkala kesal dengan asistennya ini. Memiliki otak cerdas tidak menjamin memiliki EQ yang sama. "Bilang saja aku sedang belajar Beladiri dengan Jackie Chan."

Meski bingung dengan alasan Bosnya, Kaivan hanya bisa mengangguk. Biar saja Bosnya dikeluarkan dari KK Danadyaksa, nanti biar dia yang menggantikannya dengan senang hati.

Jika Naresh tahu isi fikiran asistennya ini, mungkin saja Kaivan akan langsung Naresh kirim ke Israel untuk berburu rudal disana.

Naresh sama sekali tidak tertarik untuk pulang dan bertemu dengan putri dari teman-teman Maminya. Dia lebih memilih untuk pulang ke apartemennya.

Naresh jijik jika harus bertemu dengan wanita-wanita yang berpura-pura anggun dan berusaha menunjukkan pesona mereka. Ada yang berpura-pura dingin atau cuek hanya untuk menarik perhatiannya.

Naresh muak dengan semua itu, dia sama sekali tidak berfikir untuk memulai sebuah hubungan saat ini. Dia hanya ingin menikmati waktu kerjanya.

Tapi semua itu sebelum dia bertemu dengan Kyra.

Dia menyukai setiap ucapan absurd Kyra, apalagi saat mendapati cara Kyra menangani para pria yang mengeroyok dirinya, dia semakin tertarik dengan gadis itu.

Jadi dia akan memahami perasaannya terlebih dahulu, dia tidak ingin bertindak gegabah mengenai perasaan.

Apalagi jarak usianya dengan Kyra juga lumayan jauh. Belum lagi Kyra adalah remaja yang masih dalam usia labil.

Dia kan dengan perlahan mengenal Kyra, jika memungkinkan maka dia akan mendekatinya.

🔸🔸🔸🔸🔸

\#***Terimakasih banyak buat semua yang selalu kasih author Semangat, buat yang selalu Rajin Vote, sama buat semua Komenan kalian😇😇😇***

***∆ Semoga aktifitas kalian LANCAR dan BAHAGIA SELALUUU😎😎😎***

\#***Semoga kita semua Diberikan Kesehatan Lahir Batin, Dilancarkan Rezekinya, dan Dimudahkan Segala Urusannya 🙏🙏🙏🤲🤲🤲***