NovelToon NovelToon
MAFIA DAN GADIS BUTA

MAFIA DAN GADIS BUTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Romansa / Roman-Angst Mafia / Dark Romance
Popularitas:11.5k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

SEQUEL KEDUA ANAK MAFIA TERLALU MENYUKAIKU!

Lucas Lorenzo yang mendapati kenalan baiknya Philip Newton berada di penjara Santa Barbara, ketika mengunjunginya siapa sangka Lucas dimintai tolong oleh Philip untuk menyelamatkan para keponakannya yang diasuh oleh sanak keluarga yang hanya mengincar harta mendiang orang tua mereka.

Lucas yang memiliki hutang budi kepada Philip pun akhirnya memutuskan untuk membantu dengan menyamar menjadi tunangan Camellia Dawson, keponakan Philip, agar dapat memasuki kediaman mereka.

Namun siapa sangka ketika Lucas mendapati kalau keponakan Philip justru adalah seorang gadis buta.

Terlebih lagi ada banyak teror di kediaman tersebut yang membuat Lucas tidak bisa meninggalkan Camellia. Ditambah adanya sebuah rahasia besar terungkap tentang Camellia.

Mampukah Lucas menyelamatkan Camellia dari orang yang mengincarnya dan juga kebenaran tentang gadis itu? Lalu bagaimana jika Camellia tahu bahwa Lucas adalah seorang mafia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13. KHAWATIR

Pagi menyambut dengan cahaya lembut yang menyelinap di antara tirai sutra tipis. Udara di dalam rumah keluarga Dawson terasa sejuk, nyaris dingin, dan diam. Tak ada suara denting sendok atau tawa kecil yang biasanya memenuhi ruang makan kala pagi menjelang seperti beberapa waktu sebelumnya. Atau sapaan hangat dari pria yang kini bahkan entah berada dimana. Hanya ada kesunyian.

Camellia duduk di tepi ranjangnya, rambutnya masih terurai, mengenakan gaun tidur sutra putih yang jatuh lembut di bahu. Jari-jarinya menyentuh pinggiran selimut dengan gerakan pelan, dan kepalanya sedikit menunduk, mendengarkan dunia yang sunyi di sekitarnya. Lebih sunyi dari biasanya.

"Miss? Kau belum menyentuh sarapanmu sejak tadi, ada apa? Apakah sarapannya tidak cocok dengan seleramu hari ini?" tanya Jane yanh sejak tadi memerhatikan kalau Camellia hanya duduk diam bak patung. Hanya garpu di tangan yang bahkan tidak bergeser lebih dari dua puluh menit.

"Ah, bukan apa-apa. Kurasa aku hanya sedikit mengantuk karena semalam tidur larut," jawab Camellia tidak sepenuhnya berbohong akan hal itu.

"Kalau begitu bagaimana kalau istirahat dan kembali tidur saja. Nanti akan aku buatkan makanan kesukaan Nona," kata Jane.

"Ya, kurasa aku akan kembali ke kamar dan tidur saja," setuju Camellia yang segera bangkit berdiri dan mengambil tongkatnya agar ia bisa kembali ke kamar.

Pikiran Camellia sebenarnya hanya satu, yaitu Lucas. Pria itu belum kembali hingga fajar merekah. Dan kini, saat jam dinding menunjuk angka delapan lebih lima belas menit, pria itu belum juga menampakkan diri. Membuat Camellia khawatir kalau sesuatu terjadi pada Lucas. Ini pertama kalinya Lucas tidak pulang.

Camellia menaiki tangga perlahan, dengan tongkat lipatnya yang menyentuh lantai kayu satu demi satu. Langkahnya tak tergesa, namun dalam tiap ketukannya terdapat tanda tanya yang mengendap.

Begitu tiba di ruang lantai atas tepat di lorong menuju ke kamar, Camellia mencium aroma samar kopi dan bau mesiu yang tak sepenuhnya tersamarkan. Nafasnya terhenti sesaat, bertanya-tanya darimana asal aroma tersebut.

"Lucas?" panggilnya, mencoba menebak kehadiran pria itu.

Suara langkah terdengar dari belakang Camellia, membuat gadis jantung gadis itu berdetak cepat ketika menduga siapa yang datang.

Lalu pria berambut hitam muncul. Lucas berdiri tepat di belakang Camellia. Wajahnya pucat, matanya menyimpan kelelahan yang bahkan tak bisa ditutupi cahaya pagi. Di lengan kirinya ada perban, dan bajunya telah diganti, namun ada darah yang masih samar di sela-sela kukunya. Ia berdiri diam, memandangi Camellia yang berdiri tegak di hadapannya, buta, namun seolah melihat segalanya. Seketika dahi Lucas mengernyit, dan ia menggigit sedikit bibirnya untuk menahan sesuatu di hatinya. Kekhawatiran.

"Maaf. Aku tak sempat memberi kabar," ucap Lucas pelan, seperti desir angin di musim panas.

Camellia hanya mengangguk. Diam. Tapi hatinya berkecamuk. Ia ingin bertanya ke mana Lucas pergi. Ingin tahu kenapa pria itu kembali dengan tubuh yang kelelahan jika didengar dari suaranya dan aroma bahaya yang menempel seperti bayangan. Tapi ia hanya berkata, dengan suara nyaris seperti angin.

"Aku menunggumu semalaman," ucap Camellia.

Lucas menggigit bibir bawahnya lebih keras. Ada rasa bersalah yang menggumpal, tapi juga ada tembok dingin yang sedang ia bangun. Sebuah tembok yang tak ingin ia akui sedang ia dirikan sendiri. Melihat sosok rapuh dan seperti kertas putih tak bernoda di hadapannya ini, membuat Lucas takut entah kenapa. Kejadian dimana Lucas dan orang-orangnya nyaris bertaruh nyawa semalam, membuat Lucas berpikir kalau ia tidak ingin melibatkan Camellia. Tidak ingin menempatkan gadis itu dalam bahaya.

"Camellia?" Lucas menarik nafas panjang. "Aku harus menyelesaikan beberapa hal. Hal penting," katanya.

Camellia mendekat, langkahnya perlahan namun pasti. "Kau terluka, bukan?"

Lucas tak menjawab, terkejut. Bagaimana Camellia bisa tahu kalau Lucas terluka? Gadis itu tidak dapat melihat apa pun tapi kenapa ... kenapa justru gadis ini amat begitu peka. Dan itu membuat Lucas takut kalau-kalau Camellia bisa melihat kekhawatiran dan pergumulan hati Lucas saat ini.

Camellia mengangkat tangannya, hendak menyentuh wajah pria itu, tapi Lucas mundur setengah langkah. Gerakan kecil itu membuat Camellia membeku. Ada sesuatu yang retak. Sangat halus. Tapi terasa dalam diri Camellia ketika mendapati gestur penolakan itu dari Lucas.

"Lucas?" panggil Camellia lirih.

Lucas menunduk. Bayangan Seraphine melintas di pikirannya. Bau gudang tua, darah, suara tembakan, dan napas tersengal dalam pelarian, semuanya menyatu dalam satu fragmen kelam yang kini terasa bertabrakan dengan kehadiran Camellia. Ia memandang gadis itu. Sosok rapuh dengan kulit seputih susu, rambut selembut beledu, dan mata yang tak melihat namun menatap dunia dengan hati. Membuat Lucas menyadari fakta terdalam antara dirinya dan Camellia.

Dunia Camellia seperti dunia dari mimpi yang tenang. Sunyi, lembut, penuh cahaya. Tapi Lucas berasal dari dunia yang berbeda. Dunia yang dipenuhi rahasia, luka, dan kekerasan. Dunia dongeng Camellia tidak cocok dengan dunia penuh kekerasan Lucas.

"Aku tak ingin menyeretmu ke dalam apa pun yang sedang terjadi padaku sekarang," gumam Lucas dengan suara pelan.

Camellia menahan napas. "Kau mengatakan sesuatu?"

Lucas menatap matan Camellia, walau tahu Camellia tak bisa melihat balik. Tapi ia tahu Camellia merasakan segalanya.

"Aku ... hanya sedang sibuk" ucap Lucas, mundur lagi. Tidak berani untuk mendekat ke arah gadis itu.

Camellia tersenyum tipis, tapi senyum itu menggigil. "Mungkin sebaiknya kau istirahat. Kau terdengar begitu kelelahan dan penuh kekhawatiran."

Lucas tak menjawab.

Di dalam dirinya, perasaan bersalah menggulung. Ia ingin meraih tangan gadis itu. Ingin mengatakan bahwa ia tidak ingin sesuatu terjadi pada Camellia, bahwa ia ingin melindunginya, bahwa setiap detik bersamanya adalah oase di tengah perang. Tapi ia juga tahu, dunia yang ia jejaki bukan dunia yang pantas untuk Camellia.

Beban dari seseorang bernama Seraphine Vale belum pergi dari bayangan Lucas. Ia masih harus menemukannya. Masih harus menetapi janjinya setelah bertukar nyawa dulu. Dan akan ada banyak bahaya yang datang pada Lucas setelah ini. Jika ia terus berada di sisi Camellia, maka gadis itu bisa jadi sasaran. Lucas tidak mau itu.

"Mungkin aku akan jarang di rumah ke depannya. Pastikan kau selalu bersama dengan Jane," ucap Lucas akhirnya.

Camellia mengangguk pelan, "Baik."

Lucas terus menatap Camellia, seolah ia tidak akan pernah bisa melihat wajah itu lagi jika berpaling. Namun ia tidak bisa menahan gadis itu terlalu lama.

Ia hanya berjalan melewatinya, tanpa pelukan, tanpa kecupan di dahi seperti biasa. Tak ada genggaman tangan. Tak ada kalimat yang mampu menebus luka tak terlihat yang mulai tumbuh di antara mereka.

Camellia berdiri di sana, membiarkan tangannya menggantung di udara, meraba ruang kosong yang sebelumnya diisi kehangatan Lucas.

Kini hanya ada sepi.

Dan jarak yang tak terucap.

...***...

Lucas berjalan cepat menyusuri lorong belakang, melewati pintu kaca menuju taman kecil di sisi rumah. Angin pagi mengibaskan rambutnya dan malam menyusup ke dalam kerah mantelnya, namun tak mampu menyaingi kebekuan dalam dadanya. Ia menekan tombol di jam tangannya. Sebuah getaran pendek menjawab. Dan Lucas melangkah keluar dari kediaman Dawson, seperti malam-malam sebelumnya.

Beberapa menit kemudian, sebuah mobil hitam berhenti di ujung jalan. Zen turun, mengenakan hoodie gelap dan tas selempang di bahu. Wajahnya masih menyimpan bekas luka kecil di rahang kiri akibat pertarungan kemarin.

Lucas masuk ke dalam mobil tanpa sepatah kata. Zen mengikuti. Keduanya duduk diam selama beberapa detik, hanya suara mesin yang menjadi pengisi keheningan.

"Kau terlihat muram, ada apa?" tanya Zen ketika ia mendapat gelagat berbeda dari teman sekaligus atasannya itu.

Lucas menatap ke luar jendela. "Aku hanya merasa khawatir."

Zen menatap pria itu dari sudut matanya. "Khawatir kenapa? Kau terlihat terganggu sekali dengan hal itu."

Lucas terdiam. Tangannya mengepal lalu berkata, "Camellia."

Hanya satu kata itu saja, Zen mengerti situasi dan juga yang sedang menjadi isi pikiran Lucas. "Kau jatuh cinta padanya?" tebak Zen.

Lucas diam. Ia tidak ingin menjawab. Ia sendiri tidak yakin akan apa yang ia rasakan. Apakah ini hanya rasa kasihan pada gadis buta itu? Atau perasaan lain yang ia sendiri tidak paham. Jatuh cinta? Bukankah jika jatuh cinta justru yang terasa adalah suka cita? Tapi kenapa Lucas justru merasakan ketakutan dan khawatir yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya kecuali saat tahu situasi Rosetta dulu. Ini perasaan asing dan ambigu yang Lucas pusingkan.

"Aku tidak pernah melihatmu peduli pada seseorang selama ini selain pada keluargamu. Banyak perempuan yang mengejar dan menginginkanmu. Tapi aku tidak menyangka kau justru jatuh hati pada gadis buta lugu itu," kata Zen tanpa berniat buruk atas ucapannya.

"Aku tidak tahu. Camellia seperti rumus sederhana tapi memiliki jawaban panjang yang aku sendiri harus terus menggalinya. Dia bahkan tidak dapat melihat orang yang berdiri di hadapannya, tapi herannya ia tahu semua isi dunia melebihi orang normal. Dia terlalu peka akan banyak hal. Tapi bersih sepeti bayi baru lahir. Lugu dan lembut. Aku justru takut merusak semua itu dengan kehadiranku. Takut kalau ia justru kehilangan semua dunia tenangnya jika bersama denganku. Kau bilang aku jatuh cinta padanya, tapi kenapa aku justru merasa takut?" beber Lucas pertama kalinya tentang apa yang ia rasakan terhadap Camellia.

"Wajar kalau kau merasa seperti itu, Lucas. Rasa takutmu itu adalah bentuk dari kepedulian dan kasih sayangmu. Kau takut sesuatu terjadi padanya, takut kalau dia akan terluka, 'kan?" kata Zen dengan senyum lebar, senang karena akhirnya teman baiknya itu dapat menemukan perempuan yang membuatnya seperti manusia normal. Karena selama ini di mata Zen, Lucas seolah tidak tahu apa itu rasa takut.

Lucas diam mendengarkan, mencoba memahami apa yang ia rasakan. Cap jenius dalam diri Lucas seakan runtuh setelah ia bertemu dengan Camellia. Pertama kali Lucas merasa kalau dirinya bodoh.

"Saranku, jangan ikuti ego. Jika kau peduli katakan kau peduli. Jika kau mencintainya katakan saja. Terkadang ego bisa bisa membunuh seseorang, terutama ketika Tuhan membuat skenario terburuk yaitu, terlambat," kata Zen sedikit serius.

Lucas mengangguk pelan. "Aku tahu. Tapi tetap saja dia terlalu murni untuk dunia ini, Zen. Setiap kali aku berdiri di hadapannya, aku merasa seperti bayangan yang bisa merusak cahaya. Dan semakin dekat aku padanya, semakin besar risiko yang ia tanggung. Aku ingin tetap menjaga keluguan Camellia dari dunia yang gila dan sakit ini."

"Kau tidak bisa melakukan itu, Lucas. Camellia harus tahu seperti apa dunia ini sesungguhnya. Karena jika tidak, saat Camellia dihadapi oleh sesuatu di luar dunianya, maka gadis itu akan hancur tanpa sisa." Zen menatap lurus jalanan di depan lalu melanjutkan ucapan, "Dunia ini tidak cocok untuk manusia yang lugu. Malaikat akan hancur jika hidup di neraka tempat iblis tinggal. Kau tidak bisa menjaga seseorang hanya karena tidak ingin ternodai oleh dunia sinting ini. Cara satu-satunya menghadapi neraka dunia ini adalah menjadi lebih kuat atau ... menjadi iblisnya."

Lucas setuju. Dia sudah melihat hal itu dengan mata kepala sendiri. Kau perlu menjadi kuat seperti Rosetta, atau menjadi iblis seperti Lucas, jika ingin tetap berpijak pada dunia yang tidak lagi sehat ini.

1
ir
udah ga bisa ber word word pokok nya
hansen
Luke So sweet
ir
nanti teman² dan orang² yg udah menjauhi Cammy kalo, mereka melihat Cammy yg sekarang jadi perempuan yg cantik dan jadi wanita yg sempurna pada datang dan cari muka cihhh menjijikkan, nanti kalo mereka minta maaf, maafin aja Cammy tapi jangan pernah mau berteman dan dekat dengan mereka lagi ya sayang
Archiemorarty: Bener...maafin tapi jangan mau balik ke orang-orang itu. karena bakal sama aja nantinya 😌
total 1 replies
hansen
ini lah dunia yang sebenar cammy penuh warna ceria dan warna gelap yang menyakitkan lebih dari tidak bisa melihat..
ir
ga sabar lihat Briana matanya lepas 🤣🤣
karna saking kaget nya Cammy bisaa meliy lagi, dan orang² yg pernah mengkhianati Cammy menyesal
oiya btw kak, kan kemarin ada part yg Lucas bilang " dia lebih tua dari mu " itu Arthur atau Rose, terus umur Rose berapa sekarang, aku lupaa eee
ir: owhhh jadi Cammy sama Rose cuma selisih satu tahun, kalo sama Lucas 6thn oke oke
Archiemorarty: Disini Lucas udah umur 28, jadi Rose & Rod 23, Cammy 22, Arthur & Arabella 33.
kejadian Rose pas Rose umur 20 terkahir kemaren, jadi 3 tahun setelahnya cerita Lucas sama Cammy ini.
total 2 replies
hansen
terbaik thor
Archiemorarty: Terima kasih udah baca ceritanya semoga bisa menghibur waktu senggangnya 🥰
total 1 replies
Margaretha Indrayani
briana jangan kau anggap lycas seperti pria yang gampang kau rayu,, kau bakal frustasi sendiri nantinya
Archiemorarty: Terima kasih udah bacanya, ikutin terus updatenya. Semoga bisa menghibur waktu senggangnya 🥰
total 1 replies
Jelita S
serasa ikut jelong2 ke Swiss Thor😄😄
Archiemorarty: Tujuanku, biar readers serasa ikut liburan ke swiss...padahal mah othornya yang penting jalan2 juga ke sana /Facepalm/
total 1 replies
Jelita S
Thor slalu tersentuh semua dengan kata demi kata di cerita mu ini, terlalu suka dengan critamu
Archiemorarty: Aku buat yang terbaik buat para Readers. karena aku juga sebagai Readers seneng kalau ketemu cerita yang bagus. semoga ceritanya bisa menghibur waktu senggangnya kakaknya ya 🥰
total 1 replies
hansen
tetap la disamping lucas apa pun yang bakal berlaku kedepan cammy, dengan berganding bahu berdua percaya lah semua benang merah akan terungkai jawapan nya..itu lebih mudah melumpuhkan musuh adalah tetap disamping lucas
Archiemorarty: setuju /Scream/
total 1 replies
ir
Lucas yg meyakinkan Cammy saat rapuh, Lucas yg selalu ada. untuk Cammy, yg tidah pernah memandang kekurangan Cammy yg membawa dunia baru bagi Cammy, tapi nanti orang lain yg berusaha merebut posisi Lucas hahh pasti ituu
Archiemorarty: oh, silahkan saja. Lucas kita didikan bapak Rion. tahu sendiri kan /CoolGuy/
total 1 replies
Della Alfira
lagiii lagiii lagiii thorr😭
Archiemorarty: Hahaha...sabar ya. ditunggu setiap updatenya ya
total 1 replies
Jelita S
kok aku gk sabaran y liat Lukas bucin akut sama Cammy😀😀😀
Archiemorarty: Sama aku juga...
total 1 replies
ir
ayoo kita dampingi cucu menantu kita glow up, sebelum pulang ke rumah cammy sendiri, nanti ajak mampu dulu ke rumah calon mertua dulu ya kak, bila perlu menetap ajalah di kediaman Lorenzo, biar bianca uring²an
ir
aku baru mau komen, alhamdulillah ga ada gangguan dari ulat birahi ehh part selanjutnya nongol 😌😌
Archiemorarty: Hahahahaha, apa itu damai
total 1 replies
Jelita S
ah si ulet bulu masih sok perhatian,,hempaskan Briana 😡😡
Archiemorarty: hahahaha.... keributan itu wajib
total 1 replies
Jelita S
GK sabar liat Cammy bisa melihat🥰🥰🥰
Archiemorarty: percaya othor lebih gx sabar liat cammy bia liat 😌
total 1 replies
Jelita S
ah semakin gak sabar nunggu up mu thor
Archiemorarty: Xixixi...sabar ya
total 1 replies
ir
ayoo gass iki cucu ke Zurich liburan rame² kita 🤣🤣
Archiemorarty: Kapan lagi kan bisa liburan ke sana
Archiemorarty: Kapan lagi kan bisa liburan ke sana
total 2 replies
Jelita S
akhirnya Lukas jatuh cinta jga😄😄😄😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!