NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Menjadi Ibu Susu Anak CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Ibu susu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

April terpaksa bekerja lagi setelah melahirkan dan kehilangan anaknya. Eric mengusir dan menceraikannya.

April menjadi menerima tawaran menjadi baby sister di sebuah rumah mewah milik CEO bernama Dave Rizqy. Dave sendiri baru saja kehilangan istrinya karena kehilangan banyak darah setelah melahirkan.

April mendapati bayi milik Dave sangat mirip dengan bayinya yang telah tiada. April seketika jatuh cinta dengan bayi tersebut dan menganggap sebagai obat dari lukanya.

Saat bayi milik Dave menangis,
April tidak tega lalu ia menyusui bayi itu.

Siapa sangka dari kejadian itu, mengubah hidup April menjadi ibu susu anak CEO.

Lalu bagaimana dengan perasaan Dave sendiri apakah ia akan menikahi April yang merupakan bekas dari orang lain ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

David terlihat begitu lelap tidur setelah banyak menyusu ASI nya April. Dengan perlahan April mengembalikan bayi itu ke dalam box. Sebelumnya ia akan mengabsen dengan mencium gemas pipi gembul bayi itu. April juga akan kembali tidur karena ini masih terlalu malam untuk beraktifitas lainnya. Entah apa yang sedang ia rasakan kali ini, ia seperti mendapatkan putranya kembali. Cara David menyusu dan tangisannya begitu mirip dengan Aril. "Ini tidak mungkin. Aril sudah tiada." gumamnya pelan dan menepis segala prasangka yang ada.

"Oh, putraku, andai kamu masih hidup." lirih April sembari membayangkan jika David itu adalah putranya sendiri.

Sementara itu seperginya Dave dari kamar bayinya, Dave tak bisa tidur kembali. Lantas ia menuju sebuah ruangan yang selama ini sudah jarang ia masuki. Di dalam sana ada seperangkat alat untuk melukis. Sejak kecil, Dave memang hobi melukis dan hal itu ia tekuni sampai jenjang SMA. Banyak lukisan yang ia buat diminati oleh para aktifis seni sehingga mereka tak ragu untuk menawar dengan harga yang fantastis untuk mendapatkan lukisan Dave.

Dan ketika akan menikah dengan Lara, Dave berhenti melukis dan meneruskan usaha ayahnya untuk memimpin perusahaan. Karena ia sekarang sibuk di dunia bisnis, melukis sudah bukan menjadi hobinya lagi.

Dave menyapu pandangan ruangan itu, terlihat di pojok ruangan, terdapat kain kanvas yang masih polos terpajang rapi. Dulunya, Dave ingin melukis Lara bersama dengan bayinya di atas kanvas tersebut. Dan sekarang semua hal mengenai Lara tinggal lah kenangan belaka.

Dave ingat betul janjinya saat Lara hamil. Akan melukisnya suatu saat nanti bersama bayinya. Karena obyek yang sesungguhnya sudah tiada, Dave tak melanjutkan niatnya itu. Ia lebih banyak murung dan selalu menghindari tempat ramai.

Terlalu lama menyendiri di ruangan yang sepi, Dave pun tertidur di sana hingga esok pagi.

Soraya menemukan pintu ruangan itu sedikit terbuka, rupanya ada Dave di sana lalu Ia membangunkan majikannya. "Tuan Dave. Bangun, sudah pagi ! Ada tuan Connor menunggu Anda di depan."

Dave mengerjapkan mata, "Jam berapa sekarang?" lalu meregangkan kedua tangganya.

"Jam setengah tujuh pagi." sahut Soraya.

Dave pun segera bangkit dan bergegas menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Sementara itu disaat Connor tengah menunggu di ruangan depan, ia tampak dikejutkan dengan sosok berseragam baby sister dan tidak asing baginya yang tengah menggendong bayi.

"Nona April ?" Connor benar - benar terkejut dan tak mengira jika wanita yang tempo hari ia temui berada jelas di depannya.

"Hai, Tuan Connor!" sapa April yang menduga jika pria di depannya ini pasti terkejut dengan keberadaannya di rumah Dave. Sudah jelas juga Dave menolak April bekerja di rumahnya kemarin lusa.

"Kamu bekerja sebagai baby sister di sini, sejak kapan ?" tanya Connor penasaran. Padahal ia sudah mengirimkan banyak orang dari yayasan dan semuanya di tolak oleh Dave kemarin. Ia sendiri tidak tahu alasannya apa, dan saat berkunjung langsung ke sini ia sudah tahu jawabannya.

"Iya, kemarin sore." sahut April dan hendak berlalu dari hadapan pria tambun itu.

"Oh, begitu, baguslah. Semoga kamu betah di sini."

"Pekerjaan ini tidak sulit. Aku menyukainya. Saya permisi Tuan Connor. Saya mau menjemur Tuan muda David di teras depan." April melangkah pergi.

Seketika itu Dave muncul. "Menjemur bayi ? Aku tidak pernah mendengar soal itu." sarkas Dave yang berhasil menghentikan langkah April.

April memutar tubuhnya dan berhadapan secara langsung dengan Dave. "Menjemur bayi bisa dilakukan sejak bayi baru lahir," jelas April.

Penampilan Dave dengan setelan kemeja hitam terlihat begitu berkarisma dan tampan, hampir saja membuat sosok wanita berambut panjang itu terpana.

"Iya, aku juga baru mengerti. Sebelumnya orang yang merawat David tidak pernah menjemurnya di bawah sinar matahari." Connor menimpali.

"Sinar matahari sangat panas, aku tidak mau bayiku terbakar." Dave tak memberi izin.

April memahami, ia pun menjelaskan secara singkat betapa pentingnya menjemur bayi di pagi hari. "Menjemur bayi bisa dilakukan di tempat teduh dan dengan durasi yang tepat. Adalah antara pukul 7 hingga pukul 9 dan dengan rentang waktu 10 - 15 menit. Jadi, Anda tidak perlu khawatir, sinar matahari tidak akan menyakiti kulitnya."

Kedua pria itu tampak diam. "Apa sudah mandi ?" tanya Connor yang ditujukan pada baby David.

"Sudah," sahut April singkat dan berlalu dari sana.

Jauh sebelum April datang, baby David jarang dimandikan sepagi ini.

"Tuan Dave. Aku setengah tidak percaya dengan ini, kamu menerima April untuk mengasuh bayimu. Atas dasar apa ?"

"Kau seperti wanita saja yang banyak bertanya. Itu tidak penting untuk dijawab."

"Sepertinya nona April mengerti banyak tentang bayi."

"Hm. Ayo, kita pergi sekarang !" Dave enggan bercerita mengenai April. Masalah semalam membuat Dave menjadi sinis.

Dave dan Connor menuju mobil. Kedua pria itu melewati April. Dave berhenti sesaat untuk memperhatikannya.

"Kamu ingin menyapa sebelum kita pergi ?" tawar Connor yang pandangannya juga lurus menatap April.

" Tidak." lalu Dave cepat memasuki mobil disusul Connor.

Sembari menyalakan mesin mobil, Connor berkata. "Nona April sangat menyayangi bayimu seakan David itu anaknya sendiri."

"Itu hanya pandanganmu. Cepat jalan !" tegas Dave yang merasa jengah sejak tadi membahas April.

Saat di kantor, Dave tak begitu serius mendengarkan peserta rapat menyampaikan laporannya. Hingga Connor menegurnya.

"Tuan Dave, kamu baik - baik saja ?"

Dave tersadar dari lamunannya. "Ah, iya." lalu ia menegakkan posisi duduknya dan mulai menyimak lagi.

Usai rapat, Dave dikejutkan dengan kedatangan seorang wanita.

"Kak Dave, aku membawakanmu makan siang." Laurent datang sembari memperlihatkan kotak bekal yang berisi aneka makanan laut.

"Kamu tidak perlu repot - repot untuk datang kemari." sahut Dave dingin.

"Aku tidak repot, bagaimana kabar keponakanku ?"

"Cukup baik setelah kepergianmu."

Ucapan Dave barusan terdengar panas di telinga. Laurent mencengkeram kuat jahitan samping bajunya.

"Kak Dave tidak lelah mengurus baby David seorang diri ?" Laurent memang kesal dicuekin tapi ia tak menyerah dan tetap bersikap lembut.

"Aku sudah punya baby sister. Kamu tidak perlu khawatir."

"Secepat itukah Kak Dave mendapatkan baby sister ?" Laurent membelalak tak percaya.

"Hanya dengan uang semua menjadi lebih mudah, bukan ?" seolah kalimat ini sebuah sindiran yang Dave lontarkan baginya.

"Kalau tidak ada hal yang lebih penting yang ingin kamu sampaikan, kamu bisa meninggalkan ruanganku." usir Dave secara tidak lansung.

Laurent sangat kecewa, "Kak Dave, kita masih keluarga kenapa juga bersikap dingin padaku. Aku tidak perduli, aku sudah susah payah membawakanmu makanan. Kamu harus menerimanya." lalu Laurent beranjak pergi.

Berpapasan dengan itu, Connor datang.

"Connor, kamu sudah makan siang ?"

"Belum Tuan. Ini, saya mau mengajak Anda pergi makan siang."

"Tidak perlu. Ini, ada makanan enak buat kamu saja." menunjuk kotak bekal di atas meja.

"Bukankah ini pemberian nona Laurent ?"

"Hm, ambil saja. Aku mau pulang."

"Sepertinya, nona Laurent menyukai kamu."

"Ambil saja sekalian orangnya." Dave beranjak lalu pergi.

Dave sengaja mampir di resto terdekat dan membeli beberapa makanan sea food.

Setibanya di rumah.

"Tuan Dave, Anda tumben sudah pulang ?"

"Hm, dimana April ?"

"Sedang menidurkan baby David, Tuan. Ada di kamar."

Dave langsung melewati Soraya menuju kamar bayinya. Didapati April tengah menyusuri baby David.

"Tuan Dave," karena panik plus malu, April cekatan menutup bagian dadanya dengan handuk bayi.

Dave sempat juga melihat bagian yang terekspos tadi. "Ini, makanlah ! Kamu juga harus mensuplai makanan yang bergizi." Dave sedikit canggung saat memberikan bungkusan makanan pada April.

"Saya belum lapar, Tuan." sahut April sembari menerima bungkusan itu.

"Aku tidak peduli padamu. Yang aku perdulikan adalah asupan ASI mu untuk David." ucap Dave menohok.

"Baik," jawab April lirih. Dave pun berlalu dari sana.

.

.

.

Teman - teman, jangan lupa beri komentar yang mendukung ya. Terimakasih sudah mampir !

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: sama sama kak
Kam1la: terimakasih kak, atas dukungannya. dari sekian penggemar cuman kak Cindy yang aktif komen
total 3 replies
Kam1la
dari sekian penggemar, cuman kak Cindy yang aktif. terimakasih Kak atas support untuk author receh ini.
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Kam1la
siap kak!
Cindy
lanjut kak
Kam1la
jangan lupa teman - teman untuk like dN rating nya juga. terima kasih...
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy: oh, gitu kak😊
Kam1la: belum dapat inspirasi kak...
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!