NovelToon NovelToon
Alea Anastasya Dwi?

Alea Anastasya Dwi?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Mafia / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Fantasi Wanita
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: cucil

ini tentang alea si gadis polos keturunan mata sipit yang mencari jawaban mengenai hidupnya

tentang ketidak Adilan yang dia terima dari orang orang dekat yang dia sebut keluarga

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

twelve

...Sudah berlangsung tiga hari sejak tragedi dimana wiliam masuk kedalam kamar Alea lewat jendela. Wiliam tidak pernah menampakkan batang hidungnya lagi dan malam malam setelah itu menjadi damai bagi Alea yang memang suka sendiri....

...Paginya, Dia yang baru turun dari angkot dan sedang dalam perjalanan menuju sekolah, tapi tiba-tiba hujan turun.awalnya hanya setetes saja, tapi lama kelamaan menjadi serbuan air langit yang tidak bisa ia toleransi....

...Alea memilih berlari ke sebuah warung yang belum dibuka pemiliknya, berteduh di sana sambil menatap jam dipergelangan tangannya. Memperhatikan jarak menuju sekolah dan waktu yang tersedia untuk itu, sebelum dia bisa menyatakan diri sendiri terlambat....

...Satpam sekolah, pak dede, orangnya sangat galak dan disiplin.tak pandang bulu, kalau sudah waktunya sekolah tutup gerbang, dia akan membiarkan siswa berada di depan pagar Sampai jam pertama selesai.alhasil, banyak sekali yang memilih bolos atau lompat pagar....

...Alea yang terkenal disiplin dan siswa berprestasi tidak mungkin merusak image nya itu.jadi Ia berusaha untuk selalu datang tepat waktu....

...Setelah menunggu sekitar lima belas menit,alea menyerah. Dia harus segera sampai atau resiko terlambat sudah pasti dikantonginya. Dia mengeluarkan sebuah hoodi hitam dengan gambar kadal yang sedang melet ditengahnya....

...Bukan milik Alea, tapi milik wiliam.dia berniat ingin mengembalikan benda itu, tapi wiliam tidak pernah lagi datang mengunjunginya. Alhasil alea membawanya kemana mana dan berharap bertemu wiliam di jalan....

...Tangan alea melebarkan Hoodie wiliam, dia melirik ke kiri kanan Sebelum memutuskan memakainya, Ale tidak mempunyai pilihan lain, dari pada ia basah kuyup oleh hujan, ini lebih baik....

... Baru beberapa meter ia berlari menerjang hujan, kakinya tersandung tali sepatu sendiri dan membuat Alea terjatuh kedepan. Dia yakin akan segera mencium aspal, membayangkan rasa sakit yang sebentar lagi menghantam membuat Alea reflek memejamkan mata....

...Namun, sebuah tangan kuat dan kokoh menahan Alea untuk jatuh.menarik tubuh Alea dan mendarat pada sebuah pelukan hangat dengan wangi yang paling dia kenal....

" Kamu nggak apa-apa?".

Tanya sosok itu.

...Alea mengadah, menemukan pasang mata berwarna coklat terang yang dibingkai alis tebal dan wajah Menatap khawatir pada dirinya yang memasang wajah terkejut....

...Alea diam sebentar, gawat! Matanya tidak bisa beralih kemana pun karena Alea trus terusan menatap sosok penolongnya....

' kenapa tampan sekali ciptaan tuhan yang satu ini '. Batin alea.

" Alea? Kamu ngga apa-apa?".

Pertanyaan yang sama kembali dilontarkan.

Yang ditanya cepat-cepat berkedip dan melepas diri dari pelukan, tapi sosok itu mempertahankan alea agar tetap berada didekatnya.

" Lagi hujan deras.kamu yakin mau keluar dari area payung ? Nanti basah kuyup ".

" Eh, itu... " Alea mengadah sebentar menatap payung hitam yang melindunginya dari serbuan hujan, dia menunduk dan membetulkan poni rambut yang setengah basah karena beberapa helaian menempel di pipi. " Makasih, ka Aiden " ucap alea malu-malu.

Aiden menatap wajah Alea, menatap tampilan gadis di depannya yang kacau. Dia mengeluarkan sapu tangan dari saku jaketnya dan memberikannya pada alea.

" Muka kamu basah, nih pake sapu tangan aku buat ngeringin nya ".

Alea menerima sambil mengangguk dalam, lalu mengeringkan wajahnya yang basah. jantungnya deg-degan, panas dingin berada di dekat kakak kelasnya yang punya wajah mbak dewi yunani itu.

" Ayo jalan, nanti kedepannya ditutup pak dede."

Mereka berjalan menyusuri jalanan yang dipenuhi banyak siswa berseragam sama. Menuju ke sebuah sekolah elite paling terkenal di kota itu nusa bhakti.

Siapa yang tidak tahu sma nusa bhakti.sma paling terkenal dengan banyak prestasi.untuk bisa masuk ke sana saja harus melewati ujian yang sangat sulit hampir setara masuk ke perguruan tinggi negeri. Belum lagi biaya per semester yang cukup mahal.

Rata-rata siswa yang masuk adalah golongan orang-orang kayak yang pintar dan anak pejabat.

Alea tiba di depan kelas dan tersenyum kaku pada kakak kelasnya yang paling populer itu. "Makasih, kak, tumpangan payungnya."

Tangan aiden mengadah pada alea, seperti meminta ongkos pada gadis itu. Alya yang gila kapan dan panik langsung mengeluarkan uang 10000 dan meletakkannya di telapak tangan Aiden.

Sambil membungkuk tak enak, alya menjelaskan keadaannya," aku cuma punya segitu, kak, sisanya 5000 buat ongkos pulang."

Aiden menatap uang pemberian Alea, dahinya berkerut dan kembali memandang gadis di depannya.

" Aku nggak minta uang kamu." Hai don't mengembalikan, menatap dingin pada alea yang masih kelabakan.

" Nggak cukup, ya, kak?".

Dia buru-buru kembali merogoh kantong nya, berharap menemukan uang sisa terselip.

Tapi Aiden menghentikan ke hebohan. " Bukan." Dia menggeleng kan kepalanya." Aku minta sapu tangan aku tadi. Mana?"

Mulut ale ale barter buka membentuk huruf o tanpa suara, 'saputangan, ya? Aku kira ongkos.' wajahnya langsung merah menahan malu.

" Eh,i-iya,ya sebentar,kak."

Lokas alea memberikan benda yang dimaksud. " Ini,kak.makasih banyak,ya."

Aiden mengangguk sekali. Baru saja akan menerimanya, alea tiba-tiba menarik sapu tangan itu kembali.

"Tapi belum dicuci, kak. Gimana kalau aku cuci dulu, besok baru aku kembalikan."

Aiden memandang datar, seperti menimbang nimbang tawaran alea, dia bertanya.

" Emang basah banget saputangan nya?"

" Lumayan."

Alea menyembunyikan benda itu di belakang punggungnya.

" Ya udah besok kembaliin ke kelas aku, ya . Kelas kamu jauh soalnya, aku males ke sini lagi".

I don't mengintip sedikit pada segerombolan gadis-gadis yang menahan teriakan di belakang alea. Dari tadi sibuk baru bisik-bisik menatap kearah mereka berdua. Sepertinya kedatangan Aiden ke kelasnya itu membuat sedikit kegaduhan.

" Oke, besok aku balikin ke kelas kakak."

Aiden mengangguk sekali. Wajahnya masih sama terlihat datar saat pertama dia memberi tumpangan payung pada alea .

Dia berlalu begitu saja berjalan menuju kelas setelah menguncupkan payung.

" Demi apa, alea. Kok kamu bisa sama ka Aiden sih. Dia mungut kamu di mana?"

Alea melotot mendengar perkataan Rachel. Gadis itu mengaku temannya pelan sebelum meletakkan tas.

" Enak aja mungut. Emangnya aku apa dipungut pungut?"

" Hehehe, sorry. Tapi beneran, aku penasaran. Kok kalian bisa satu payung sih? Tahu gitu aku bareng aja sama kamu berangkat ke sekolah, biar kita se payung bertiga."

" Yang ada malah kita ditinggalin sama kak Aiden. Dia mana mau numpang in payung bertiga sempit sampitan. Mending dia sendirian aja, lebih luas."

Rachel mengangguk angguk. "Bener juga sih. Lagian siapa suruh kak aiden punya muka sebegitu gantengnya. Kalau nggak bisa dimiliki, harusnya jangan ganteng ganteng lah. Jadi biasa aja."

Alea menipis kan bibir. Ucapan rachel semakin diladeni akan semakin jauh topik nya.

Bisa-bisa sampai menuju ke selangkangan. Entah kenapa, sejak menonton film biru itu, kotak rachel sedikit-sedikit mengarah ke hal cabul. Apa mama itu diakibatkan karena kebanyakan nonton porn*?

Tapi berdasarkan pengakuan rachel, dia tidak lagi pernah menonton film biru itu dan memutuskan bertaubat. Hanya saja otaknya jadi susah dikendalikan, dan begitu juga dengan alea. Apapun yang rachel bicarakan, alea mendadak langsung nyambung.

" Ini hudi yang kamu pakai punya siapa,le? Bagus banget."

" Oh, iya. Belum aku lepasin." Alea berdiri menanggalkan hoodinya, saat sedang melipat rachel dengan heboh ngerebut pakaian itu.

" Alea, sialan. Ini punya siapa? Buset, ini asli. Aku kira tiruan. Ada lambangnya, huhu. Ini bukan hoodie punya kamu,'kan?"

"Hah? Apaan sih?" Alea merampas kembali huudi hitam itu dan melipat nya.

" Ini merk ternama mirip sama yang sering dipakai oppa gue. Guci."

"Guci?" Pulang Alea. " Maksudnya apaan sih?"

"Alea.". Rachel memegang kepala temannya dengan dua tangan."ayo jujur sama gue, ini hoodie siapa? Punya kak aiden,ya? Dia minjemin hoodie juga ke kamu?"

" Hah? Enggak, ini punya..."

Saya menjeda kata-katanya. Tidak mungkin dia mengatakan sejujurnya kalau hudi itu milik william. Laki-laki mesum yang hampir memperkosa nya tiga hari lalu.

"Punya siapa?" Todong rachel tidak puas.

" Punya... Punya, siapa ya?. Punya orang pokoknya mah ".

Memang allah ya pada dasarnya tidak bisa bohong. Gadis itu kesulitan menemukan alasan yang jelas untuk mengelabui rachel. " Udah, deh, jangan di pegang pegang. Nanti rusak. Hoodie ini harganya mahal, kan?"

"Mahal? Ini mah super duper mahal ." Rachel berespon berlebihan, sampai dua matanya melotot. " Kamu tahu berapa kisaran di pasaran? 60 juta tahu."

"Hah?!" Pekik Alea. Dia langsung mendekat budi milik william itu dan memasukkannya ke dalam tas. Jantung alea berdegup tak karuan. Bisa-bisanya dia dengan lancang mengenakan barang semahal itu. Bagaimana kalau rusak dan william meminta ganti. Alea tidak akan bisa membayarnya.

"Kok kamu nggak ngasih tahu sih kalau harganya mahal?"

"Lah, kamu emang gak tahu kalau harganya segitu? Ini limited edition. Siapapun yang punya hudi, pasti punya orang dalam buat bisa milikin benda ini. Karena ini dipakai sama bias gue. Abang teh yung. Makanya jadi mahal dan incaran. Harganya naik berkali-kali lipat."

...Nafas Alea ngos-ngosan. Membayangkan seandainya terjadi apa-apa pada hudi william dan laki-laki itu marah selalu membeset lehernya menggunakan katana sebagai ganti rugi....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!