Jiwa Dr. Nofia terbangun dalam raga yang kontras 180 derajat. Elara Vesta, putri tunggal dari Marquess Vesta yang malang. Tubuh Elara adalah lambang kelemahan dan ketakutan, ia hidup dalam kemiskinan dan ketidakberdayaan setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, meninggalkannya sendirian dan sering menjadi sasaran perundungan.
Namun, begitu mata Elara terbuka, yang ada di dalamnya bukanlah ketakutan, melainkan ketajaman seorang dokter dan ketegasan seorang pejuang. Dengan modal Ruang Ajaib Dr. Nofia kini sebagai Elara harus menggunakan pengetahuan medisnya yang canggih, keterampilan beladiri nya, dan kecerdasannya untuk bertahan hidup di dunia barunya.
Misi pertamanya. Balas dendam, merebut kembali kehormatan dan kekayaan keluarga Vesta yang hampir punah dan membuktikan bahwa kelemahan Elara yang lama sudah mati.
Di saat Elar menjalani misi nya, Elara di hadapkan dengan seorang Pria yang merupakan Pangeran Mahkota dari kerajaan tetangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KABAR BURUK
Pangeran David yakin skenario ketiga paling mendekati kebenaran. Orang yang memiliki sekutu seperti Jenderal Guntur pastilah seseorang dengan garis keturunan tinggi atau koneksi politik yang sangat kuat.
"Kita tidak boleh membiarkan mereka masuk ke Pos Komando Guntur tanpa kita mendapatkan informasi terlebih dahulu," ucap Pangeran David, memutuskan dengan tegas.
"Begitu mereka sampai di sana, Guntur akan menyembunyikannya, dan kita akan kehilangan jejak," lanjut Pangeran David.
"Eros, ubah rute kita sedikit. Kita akan memotong mereka di persimpangan utama menuju markas Guntur," perintah Julian.
"Memotong mereka, Yang Mulia? Bukankah itu terlalu berisiko? Jika dia curiga, dia akan kabur atau bahkan menyerang," jawab Eros.
"Tidak. Kita akan mengubah penampilan kita menjadi lebih mencolok, bukan kurang,"ucap Pangeran David, senyum licik.
"Kita tidak hanya mencari Tabib saat ini, Eros. Kita sedang mencari sekutu. Siapkan kereta kita agar terlihat seperti yang seharusnya. Pangeran Mahkota yang sedang melakukan kunjungan resmi ke perbatasan!" lanjut Pangeran David, tegas.
"Tapi identitas kita harus dirahasiakan," ucap Eros sedikit terkejut.
"Tidak ada yang lebih aman daripada berada di tempat terbuka," jawab Julian.
"Kita akan berpura-pura bahwa kunjungan kita adalah untuk memeriksa jalur suplai militer Kerajaan Amorgia, sebuah kunjungan persahabatan' yang mendadak. Kita akan secara kebetulan bertemu dengan kereta mereka di jalan," ucap Pangeran David, menjelaskan.
"Jika dia adalah seseorang yang penting dan sedang melarikan diri, dia akan menjaga reputasinya. Dia tidak akan mencari masalah dengan Pangeran Mahkota Kerajaan tetangga, bahkan jika aku bukan Pangerannya Elang," lanjut Pangeran David.
"Dengan bertindak sebagai Pangeran yang angkuh, aku akan memaksanya untuk menunjukkan identitasnya atau setidaknya kemampuan diplomatiknya. Jika dia hanya gadis biasa, dia akan meminta maaf dan pergi. Jika dia adalah seorang Putri jendral atau siapa pun itu, dia harus berhati-hati dalam menanggapi," ucap Pangeran David, dengan rencana yang sudah di susun dikepala nya.
Pangeran David, sungguh penasaran dengan gadis petarung yang dia lihat tadi itu.
"Baik, Yang Mulia. Rencana ini menarik. Kita akan menyiapkan panggung di persimpangan itu," jawab Eros mengangguk, mengagumi kecerdikan Pangerannya.
Sementara Pangeran David sedang merencanakan pertemuannya, Elara Vesta terus melanjutkan perjalanannya, memanfaatkan setiap detik di dalam kereta untuk meningkatkan dirinya.
Di dalam kereta yang berderak, Elara membuka matanya. Ia merasakan aliran energi hangat yang kini bergerak lebih lancar di pembuluh darahnya. Kekuatan fisik dan ketajamannya meningkat pesat, efek ajaib dari mata air itu.
"Nona, kudengar suara kereta itu lagi," bisik Emi, yang kini sudah tidak lagi tidur pulas.
Emi, pelayan pribadi Elara itu, jauh lebih waspada, terutama setelah melihat keganasan Elara waktu melawan para bandit.
"Tentu saja, Emi. Mereka tidak bodoh. Mereka melihat apa yang kita lakukan. Tapi kali ini, penguntit kita jauh lebih terdidik daripada para bandit," jawab Elara tersenyum tipis, matanya tertutup.
Elara Vesta, sang Dr. Nofia, adalah seorang ahli membaca situasi dan karakter. Meskipun ia tidak melihat Siapa yang ada di dalam kereta kuda itu, tapi Elara bisa merasakan kualitas penguntitnya.
"Gerakan mereka konsisten, selalu menjaga jarak optimal, dan tidak pernah terlalu dekat hingga mengganggu pergerakan kita. Itu adalah disiplin militer yang tinggi, atau setidaknya pengawal terlatih dari bangsawan tinggi. Ini bukan urusan bandit biasa," batin Elara.
Elara tahu, penguntit itu telah berubah dari sekadar pengamat menjadi ancaman yang terencana.
"Emi, ingat apa yang aku katakan. Ini adalah perang reputasi dan kekuasaan. Kekuatan kita sekarang menarik perhatian. Dan perhatian itu datang dari seseorang yang penting," ucap Elara, membuka matanya dan menatap Emi dengan sorot yang tegas.
"Siapa mereka, Nona?" tanya Emi, semakin cemas.
"Entahlah, tapi mereka bukan dari Ibu Kota Elang," jawab Elara dengan keyakinan.
"Jika mereka kaki tangan Martha, mereka akan menyerang. Mereka akan mencoba menculik kita. Ini adalah seseorang dari Kerajaan tetangga, yang sedang mengukur kekuatan kita," ucap Elara, melirik kereta kuda yang ada cukup jauh dibelakang nya.
Elara mengambil buku ayahnya, yang dia ambil di ruang kerja mendiang Ayah nya, sebuah buku catatan militer kuno yang penuh dengan strategi pertempuran dan diplomasi. Ia membalik-baliknya, mencari cara untuk menghadapi situasi ini.
Jika mereka bangsawan tinggi, mereka tidak akan menyerang secara fisik. Mereka akan menyerang dengan aturan dan protokol.
Sementara kereta kuda milik pangeran David sudah mengambil jalur lain seperti kereta kuda milik Elara, sesuai yang di rencanakan oleh Pangeran David, mereka akan memotong jalan dan akan mencegat kereta kuda milik Elara di tengah jalan.
Namun tiba-tiba ada seorang pria yang menunggangi kuda menghentikan kereta kuda milik Pangeran David, wajah pria itu sangat tegas dan juga menunduk sopan.
Melihat siapa yang mencegah perjalanan mereka, Pangeran David dan Eros langsung menegakkan tubuh nya. Pria yang mencegat perjalanan mereka itu adalah pengawal bayangan milik Raja Giorgino Amorgia, Ayahanda Pangeran David.
"Salam Yang Mulia Pangeran Mahkota David Amorgia!" ucap pria yang mencegah Pangeran David, membungkuk hormat.
"Ada apa Max. Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Pangeran David, tiba-tiba perasaan nya tidak enak.
Pangeran David tahu Ayah nya tidak akan menurun kan pengawal bayangan nya, kalau tidak ada masalah yang darurat.
"Anda di perintah kan oleh Yang Mulia Raja, untuk segera kembali ke istana kerajaan Amorgia, Yang Mulia, karena keadaan Yang Mulia Ratu saat ini sedang memburuk," jawab Max, langsung jelaskan tanpa berbelit-belit.
Deg
Jantung Pangeran David serasa berhenti berdetak, tanpa aba-aba, Pangeran David langsung meloncat keluar dari kereta kuda nya.
"Max Saya akan menggunakan kuda milik mu!" ucap Pangeran David, melompat naik ke atas kuda milik Max.
"Eros kita kembali sekarang!" Perintah Pangeran David, memacu kudanya dengan cepat.
"Baik Yang Mulia," jawab Eros, tegas.
Eros kembali menjalankan kereta kuda nya, bersama Max, menyusul pangeran David, di depan sana yang sudah memacu kudanya dengan kecepatan tinggi.
Pangeran Mahkota David, yang baru saja memacu kudanya meninggalkan Eros dan Max, tidak memedulikan apa pun selain keselamatan ibundanya. Pikiran tentang Ratu Teresa yang memburuk kesehatannya menghapus semua minatnya pada teka-teki gadis misterius di kereta di depannya.
"Ibu adalah prioritas. Selalu," batin Pangeran David, cambuknya menyentuh pelana, memaksa kuda berlari lebih kencang menuju Kerajaan Amorgia.
Rencana untuk secara kebetulan mencegat Elara di persimpangan utama kini harus dibatalkan. Misi mencari tabib terpaksa ditangguhkan, digantikan oleh misi kepulangan darurat.
Pangeran David, yang terkenal dengan ketenangan dan kecerdasannya, kini menunjukkan sisi manusiawinya. Kepanikan seorang putra yang khawatir pada ibunya.
luar biasa thor❤❤❤❤❤❤