GUBRAAKK !! Suara itu menyerupai nangka berukuran 'babon' jatuh dari pohon yang tinggi. Xavier (Zac) segera berlari meloncati semak-semak untuk segera mengambil nangka yang jatuh. Sesampainya di bawah pohon nangka, Xavier tidak melihat satu pun nangka yang jatuh. Tiba-tiba...
"Siapapun di sana tolong aku, pangeran berkuda putih, pangeran kodok pun tidak apa-apa, tolong akuu ... "
Di sanalah awal pertemuan dan persahabatan mereka.
***
Xavier Barrack Dwipangga, siswa SMA yang memiliki wajah rusak karena luka bakar.
Aluna Senja Prawiranegara, siswi kelas 1 SMP bertubuh gemoy, namun memiliki wajah rupawan.
Dua orang yang selalu jadi bahan bullyan di sekolah.
Akankah persahabatan mereka abadi saat salahsatu dari mereka menjadi orang terkenal di dunia...
Yuks ikuti kisah Zac dan Senja 🩷🩷
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aksara_dee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 : Patah Hati Zac
...Melindungi Mama...
"Apa mang?! Papa dan mama berantem?" tanya Reno di sambungan telepon.
"Iya mas Zac, tolong mas pulang dulu. Mamang nggak dibolehin masuk, mereka bertiga di dalam saling berteriak," tutur mang Udin panik
"Baik mang, Zac pulang."
Perjalanan hanya lima belas menit dari rumah mbok Darmi ke rumahnya, namun pikiran Zac terus memikirkan mamanya di rumah. Ia terus memikirkan ucapan mang Udin tentang tiga orang yang ada di dalam, siapa orang ketiga itu. Apa selingkuhan papanya?
'Sejahat itu papa pada kami!' ucap Zac geram.
Di dalam rumah...
"Aku sudah tidak sanggup lagi mas!" teriak Kanaya.
"Aku tetap tidak akan menceraikan kamu, Naya." suara Reno bergetar, ia memohon agar Kanaya tidak meninggalkan rumah.
"Papih, biarkan saja jika itu keinginannya ya ceraikan saja. Papih punya aku... " suara manja mendayu-dayu milik Meta menambah keretakan tiada ujung antara Kanaya dan Reno.
"Kamu dengar, pelacur ini sudah bersedia menemanimu. Kamu tidak membutuhkan aku lagi, mas." suara Kanaya bergetar dan tersangkut emosi hingga nyaris tidak terdengar.
"Sampai mati pun aku tidak akan pernah melepaskan kamu dan anak-anak. Aku hanya minta kamu menerima Meta sebagai madumu," bujuk Reno.
"Kamu takut dipecat dari kesatuan kamu, iya kan? Tenang saja, aku tidak akan mempersulit jalanmu."
"Tuh kan papih, dia udah ikhlas kok kita menikah. Biarin ajalah papih kalau istri itu minta cerai, ya ceraikan saja... " suaranya semakin dibuat manja dan terus bergelayut di lengan Reno.
"Diam kamu Meta!" bentak Reno sambil menepis tangan Meta di lengannya.
"Awh... Shh... Sakit papih!" keluhnya sambil memeriksa nail art yang baru saja ia pasang.
Bruak!
Pintu dibuka kasar oleh Zac. Matanya nyalang menatap papanya, tangannya mengepal ketat, rahang kecilnya mengeras.
"Tinggalkan kami Pa, pergi bawa perempuan lacur itu dari sini. Kami tidak akan membiarkan papa menyakiti mamaku lagi, cukup Pa, Cukup!!" ucap Zac.
"Heh! Enak aja ya kamu ngatain aku perempuan lacur! Mama kamu tuh yang menjajakan dirinya, buktinya sekarang rahimnya penyakitan!" Meta mendorong dada Zac dengan kasar.
Plak!
"Ahh... Jangan mas!" cegah Kanaya.
Namun terlambat.
Reno menampar putranya dengan keras hingga wajah Zac terhempas ke samping. Remaja itu memegangi pipinya yang panas dan terasa kebas, rahangnya nyaris bergeser karena kerasnya tamparan papanya.
Sementara Reno, menatap tangannya yang kini bergetar karena telah menampar putra kesayangannya.
"Mas, kamu cukup menyakitiku saja. Jangan sakiti anak-anak kita. Silahkan kamu nikahi wanita terhormatmu itu, jangan pernah lagi ganggu hidup kami. Cukup mas, cukup!" lirih Kanaya.
"Papih kepalaku pusing, perutku mual. Baby-nya sedih karena kami dimusuhi keluargamu. Padahal aku ikhlas menerima mereka dalam keluarga kita, antarkan aku pulang papih," rengek Meta manja dan tangisan dibuat-buat sambil mengelus perutnya yang mulai terlihat buncit.
Seperti terhipnotis, Reno pergi merangkul selingkuhannya. Ia tidak lagi menengok ke belakang, tatapannya kosong melihat ke depan. Ia pergi bukan karena rengekan Meta, tapi karena merasa bersalah karena sudah menampar putra kesayangannya.
"Ma, lebih baik kita pergi dari sini. Kalau mama masih pulang ke sini, mama akan terus disakiti Papa," bujuk Reno.
Kanaya mengangguk dalam lemah.
Satu Jam Berlalu...
Mereka sudah sampai di sebuah apartemen milik sepupu Kanaya, Milo. Ia segera merebahkan dirinya di atas kasur empuk yang sudah lama tidak pernah ia kunjungi. Zac menyalakan pendingin ruangan lalu menyelimuti mamanya.
"Sayang mau temani mama di sini, kan?" tanya Kanaya.
"Tentu Mam, kalau mama lebih nyaman di sini. Zac akan temani mama tinggal di sini."
"Mama sudah minum obat?" tanya Zac.
"Sudah. Untuk sementara mama tidak bisa bekerja, Zac. Kemoterapi mama kali ini jauh lebih sakit dari yang kemarin."
"Mama tidak perlu bekerja. Paman sudah bersedia membantu perekonomian kita dan aku sudah ambil pekerjaan remote job yang bisa aku akses dari mana saja. Mama tidak perlu khawatir mengenai biaya rumah sakit dan lain-lain."
"Mama ingin tidur dalam pelukanmu, nak," pinta Kanaya
Zac naik ke atas ranjang dan memeluk mamanya dengan erat.
"Sudah lama kita tidak saling memberi kehangatan," lirih Kanaya.
"Mulai hari ini mama akan mendapatkannya dariku, Mama harus kuat demi aku, Lona dan Loni." Kanaya akhirnya tertidur pulas dalam pelukan putra kesayangannya.
Patah hati anak laki-laki adalah saat melihat mamanya menderita karena disakiti papanya.
...***...
...Gavin bukan Aku?...
GUBRAAKK !!
Suara itu menyerupai nangka berukuran 'babon' jatuh dari pohon yang tinggi. Zac segera berlari meloncati semak-semak untuk segera mengambil nangka yang jatuh. Sesampainya di bawah pohon nangka, Zac tidak melihat satu pun nangka yang jatuh.
Tiba-tiba...
"Siapapun di sana tolong aku, pangeran berkuda putih, pangeran kodok pun tidak apa-apa, tolong akuu ... "
"Hahaha... Gaesss lihat! Truck gandeng jatuh!" teriak remaja lelaki yang memakai baju seragam putih abu-abu, ia memanggil teman-temannya untuk menertawakan Senja.
"Hahaha... " riuh tawa anak-anak seusia Sam dan Shaka mengelilingi senja yang duduk terjengkang.
"Horee... si dugong jatuh! Aluna dugong!... Aluna dugong," teriak remaja perempuan bersorak. Anak perempuan ini sudah dibayar oleh Deswita untuk menghina Senja.
"Cocok nih jadi ikon sarung gajah duduk hahaha... " hina remaja lainnya.
Senja hanya bisa menangis dengan tubuh yang kaku, pinggangnya tidak bisa ia gerakkan lagi karena pinggulnya terasa terkilir.
Sementara di balik pohon akasia, Deswita memvideokan kejadian jatuhnya Senja dihujani kata-kata bullyan dari anak sekolah lain. Anak sekolah yang selalu jadi musuh bebuyutan sekolah Sam dan Shaka. Tujuannya adalah ingin menjebak Sam dan Shaka dalam tawuran antar sekolah.
Dari arah semak-semak seorang remaja berseragam SMA baru saja loncat mendekati tempat keramaian.
"Woy! Pergi kalian! Jangan ganggu adikku!" teriak Zac sambil mengayunkan kayu ranting pohon nangka.
"Laariiiiiii... Ada bang bonyok!"
Anak-anak SMA Taruna Terpadu itu lari tunggang langgang setelah Zac mengejar mereka.
Zac terkenal dengan anak tongkrongan geng tengkorak yang berada di dekat sekolah mereka.
"Kaka bantuin aku bangun... Huhuhu," rengek Senja
"Nja, ngapain di sini? Jalanan ini jarang dilalui orang, kamu bisa tersesat, Nja," ucap Zac sambil membantu senja bangun, dengan susah payah tentunya. Karena berat Senja lebih berat dari Zac.
"Kaka sendiri lagi ngapain di sini, tadi aku ke rumah mbok tapi kata mbok kaka tinggal di rumah mamanya. Sebenarnya kaka itu anak siapa?" tanya Senja masih tersedu.
"Udah nggak usah dipikirin aku anak siapa, sekarang Nja mau kemana, sedang apa di sini?" tanya Zac lagi. Lalu membawa Senja untuk duduk di bangku taman.
"Tadi... Deswita bilang, kalau Gavin ingin ketemu aku ka, aku udah bawain makanan untuk nemuin dia di taman ini."
"Gavin? Emangnya ada apa kamu ingin ketemu Gavin?" tanya Zac.
Senja tersenyum malu-malu, ia mendekatkan bibirnya di telinga Zac. "Kata Deswita, Gavin ingin nembak aku ka... Cintaku tidak bertepuk sebelah tangan," bisik Senja.
Bagai petir menyambar di siang bolong. Zac terpaku dengan bibir menganga, ia tidak menyangka jika Senja menyukai Gavin bukan dirinya. Ia menatap Senja tidak berkedip. Hatinya terasa diiris sembilu saat itu juga.
"J-jadiii... Senja menyukai Gavin?!" tanya Zac untuk meyakini.
Dengan wajah polosnya, Senja mengangguk dengan cepat.
"A-alasannya apa? Kenapa Gavin bukan—" ucapannya menggantung di udara.
"Ka Gavin ganteng ka, dia cool dan nggak mata keranjang." Senja tersipu malu.
Jantung Zac terasa mencelos mendengar jawaban Senja yang polos.
"Begitu ya?" lirih Zac.
'Jadi aku harus ganteng dulu biar disukai kamu, Nja?' lirih batin Zac.
"Selamat deh... Semoga dia beneran sayang kamu," ucap Zac lirih sambil memalingkan wajahnya.
"Tentu dong ka, Deswita bilang dia sudah mecomblangi aku dengan Gavin sejak lama, makanya Deswita sering ketemuan sama Gavin di apartemennya," ucap Senja.
Zac tersenyum kaku. Rasanya ia ingin berlari keliling lapangan untuk meredakan sakit di dadanya. 'Potek' hatinya seperti ranting yang baru saja ia patahkan.
Setelah mengantar Senja, Zac pergi pulang ke apartemen. Membawakan masakan buatan mbok Darmi untuk mamanya. Saat ingin masuk dalam lift, ia melihat Deswita berjalan sambil berangkulan dengan Gavin ke arah lift. Zac menutupi wajahnya dengan masker dan topi, tidak lupa kacamata hitam untuk menutupi matanya yang tajam.
"Percayalah sayang, aku ini anak kandung papa mama. Tapi kedua kakaku sangat menyayangi Senja sejak kecil. Maklum dia anak yatim, yank," dusta Deswita agar mendapatkan cinta Gavin. Karena prinsipnya, apa yang Senja inginkan, harus ia rebut dan menjadi miliknya.
"Iya aku percaya, terus videonya gimana sudah kamu dapatkan? Kalau mereka sayang Senja, pasti nggak terima dong adik angkatnya di bully sekolah SMA Taruna Terpadu," jawab Gavin.
"Udah sayang, tinggal kita share ke grup sekolah. Aku juga kesal sama Senja yang dapat kasih sayang lebih dari kedua kakaku!" dusta Deswita lagi.
Gavin tersenyum licik, ia bukan tidak tahu siapa sebenarnya anak kandung Sebastian. Tapi ia ingin memanfaatkan cewe bodoh bernama Deswita untuk menjadi teman permainan panasnya juga memperalat Sam dan Shaka.
tapi berdua 😚
kekny harusny Zac ya 🤔
,, selamat k Dee,, semoga kontrakny lulus 🤗
aku jaman SMA cuma berani kirim salam trus lirik2an dari jauh. 🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Mohon Tuhan
Untuk kali ini saja
Beri aku kekuatan
Tuk menatap matanya
Mohon Tuhan
Untuk kali ini saja
Lancarkanlah hariku
Hariku bersamanya
Hariku bersamanya~