NovelToon NovelToon
Terjebak Bersama Pewaris Millioner

Terjebak Bersama Pewaris Millioner

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Marnii

Alleta, seorang gadis penurut yang kepolosannya dimanfaatkan oleh sang kakak dan ibu tirinya.

Di malam sunyi itu, sebuah pil tidur seketika mengubah kehidupannya 90 derajat.

Ia terpaksa harus dinikahi oleh seorang pria yang terjebak bersamanya, pria yang sama sekali tak pernah ada dalam tipe suami yang dia idamankan, karena tempramennya yang terkenal sangat buruk.

Namun, pria sekaligus suami yang selama ini selalu direndahkan oleh warga desa dan dicap sebagai warga termiskin di desa itu, ternyata adalah seseorang yang statusnya bahkan tak pantas untuk dibayangkan oleh mereka yang memiliki status sosial menengah ke bawah.

Alfarezi Rahartama, pria luar biasa yang hanya kekurangan izin untuk mengungkap identitas dirinya.

Bagaimanakah reaksi keluarga Alleta setelah tahu siapa sosok menantu yang mereka remehkan itu?

Dan lalu bagaimanakah reaksi Alleta sendiri apabila dia tahu bahwa pria yang menikahinya adalah tuan muda yang disegani?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marnii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perdebatan Alleta Bersama Ibu Tiri Alfarez

Pagi itu, Alleta tidak tahu hukuman apa yang akan diberikan oleh Alfarez, pria itu tidak mengatakan apa-apa sampai Sekretaris Han datang untuk menjemputnya berangkat ke perusahaan.

"Selamat jalan, Tuan," ucap Alleta dengan senyum yang cukup lebar.

Pria dengan rahang congkaknya itu enggan untuk sekedar menoleh pada Alleta. Dia diam, tanpa ekspresi, dan benar-benar menyombongkan diri.

Entah apakah karena ingin menunjukkan pada Alleta bahwa seperti inilah dirinya sekarang, berkuasa dan tak mudah untuk digapai.

Alleta mengusap dadanya sambil terus tersenyum, lega sekali rasanya setelah pria kejam itu menghilang dari pandangannya. Bisa bernapas lega adalah sebuah impian setiap kali bersama pria itu.

"Entah anjing dari mana yang dipungutnya masuk ke rumah ini, mengganggu suasana hati saja."

Mendengar kalimat sarkas itu, membuat Alleta menoleh ke sumber suara.

Wanita paruh baya itu mendekati Alleta dengan tangan bersedekap di depan dada.

Alleta tidak bertanya, tetapi raut wajahnya menunjukkan rasa ingin tahu maksud dari ucapan wanita itu.

"Kau terlihat sangat bahagia setelah dipungut, apakah rasanya sangat menyenangkan hingga kau tersenyum begitu lebar?" Kalimat sinisnnya itu kembali terlontar, masih dengan tatapan yang angkuh.

"Saya tidak mengerti apa yang Anda maksud, " jawab Alleta dengan tatapan yang tak gentar.

Alleta tidak bisa membiarkan sembarang orang meremehkannya, jika dia tak berani melawan pada Alfarez, itu karena ia memiliki hutang pada pria itu. Namun, orang yang tidak memiliki sangkut paut apa pun padanya, dia tidak memiliki hutang budi apa pun, jadi tak ada alasan baginya untuk tunduk pada siapa pun termasuk nyonya rumah itu sendiri.

"Saya tidak akan pernah biarkan wanita murah sepertimu menyentuh wilayah kekuasaan saya. Jadi, saya peringatkan padamu untuk jangan mencoba melakukan trik apa pun di sini." Tatapannya tajam, seperti binatang buas yang haus akan darah, tetapi Alleta tidak takut sama sekali.

Alleta justru tersenyum dengan tenang, menatap balik kedua mata wanita itu dengan keberanian yang penuh.

"Anda tak perlu repot-repot, tanpa diberitahu pun, saya sama sekali tidak tertarik dengan apa yang Anda cemaskan." Kata-kata Alleta, bagaikan sebuah semburan berbisa bagi wanita itu. Berbahaya, dan mematikan.

Alleta tersenyum mengandung ledekan. "Jika tidak ada hal yang lebih penting untuk dibicarakan, saya pamit undur diri dulu." Dengan mantap Alleta lantas meninggalkan rumah tersebut.

"KAMU! DASAR ANAK SIALAN!"

Makian yang diteriakkan wanita tua itu terdengar jelas di telinga Alleta, tetapi ia hanya akan menganggap teriakannya itu seperti seekor anjing yang menggonggong, lalu memutuskan untuk tidak menoleh walau hanya sekali pun.

****

"Kamu terlambat lagi, Alleta?" tanya Kak Vio sambil menatap lekat pada Alleta yang kini tertunduk mengakui kesalahan.

Kak Vio menghela napas dengan berat, lantas menepuk pundak Alleta dengan lembut. "Lekaslah ganti seragam dan mulai bekerja." Lalu ia berlalu pergi meninggalkan Alleta.

"Terimakasih, Kak," ucap Alleta sebelum Kak Vio semakin menjauh. Ia sungguh merasa sangat bersalah karena terus membuat Kak Vio dalam kesulitan mengatur kedisiplinan pegawainya.

Pagi itu, Alleta bekerja dengan giat, ia berusaha semaksimal mungkin untuk bisa mengembalikan prestasi di kelompok mereka, setidaknya jangan sampai ia mendapat bintang hitam itu lagi. Alleta bekerja hingga siang tanpa henti dan tanpa lelah tentunya.

(Alleta, aku ada di restoran depan perusahaan tempatmu bekerja, apa ada waktu untuk makan siang bersamaku?)

Sebuah pesan teks masuk ke ponsel Alleta ketika ia sedang beristirahat dalam ruangan.

Alleta mendadak berdiri dengan mata berbinar terang, akhirnya Dara menghubunginya lagi setelah berulang kali ia mencoba menelepon.

Tanpa banyak babibu Alleta keluar dari perusahaan dengan masih mengenakan seragam kerjanya.

Setibanya di sana, Alleta dicegat oleh dua security yang menjaga di depan pintu.

"Maaf, petugas kebersihan tidak diperbolehkan keluar masuk restoran ini," tegas salah satu dari pria berbadan besar itu.

Alleta menunduk menatap seragam yang dia gunakan, ia lupa menggantinya saking bersemangat untuk bertemu dengan Dara.

"Pak, saya datang bukan untuk mengemis, apakah kalian pikir petugas kebersihan tak mampu untuk membayar makanan yang ada di sini?"

Kedua security itu hanya diam, malas untuk menanggapi atau menjelaskannya pada Alleta, yang jelas, Alleta tetap tidak diperbolehkan masuk.

Sampai pada akhirnya Alleta berniat untuk berbalik badan, berencana untuk menghubungi Dara agar mereka bertemu di tempat lain saja.

Namun, tangan lebar nan kekar seorang pria tiba-tiba mencengkram lengannya.

"Minggir!" titah pria itu pada kedua security tersebut.

Alleta mendongak menatap pria yang tak lain dan tak bukan adalah Alfarez, entah bagaimana pria ini bisa datang, tetapi dengan kedatangannya, pria besar yang menjaga pintu restoran itu pun menundukkan kepala dan memberi jalan selebar-lebarnya sesuai perintah.

Alfarez masuk ke sana dengan masih menggenggam lengan mungil Alleta agar ikut bersamanya. Sementara Handy juga dengan setia mengikuti dari belakang.

Sebelum masuk ke sana, Handy sempat memperingati kedua security itu dengan mengatakan, "Kelak jika wanita itu datang, jangan mempersulitnya, dia adalah orangnya Tuan Alfarez, kalian tahu akibatnya jika berani cari masalah dengannya, 'kan?"

"Iya, Tuan, kami mengerti, akan diingat untuk ke depannya," jawab mereka sambil menunduk takut sampai Handy menjauh dari pandangan keduanya.

"Untung tidak bersikap kelewatan tadinya," ujar salah satu sambil bernapas dengan lega.

****

"Keperluan apa yang membuatmu datang ke sini?" tanya Alfarez setelah melepas tangan Alleta.

"Saya ada janji bertemu dengan seorang teman, Tuan." Kali ini, rasa jengkel Alleta terlupakan setelah pria itu membantunya, mungkin kelak dia akan sedikit lebih mengalah saat melayaninya.

"Teman? Siapa?"

Alleta tersenyum. "Lagi pula jika saya mengatakannya, Anda juga tidak akan mengenalnya, bukan?"

Jawaban Alleta itu sedikit banyak membuat Alfarez kurang senang, beraninya wanita ini menolak untuk menjawab setelah ia bertanya secara baik-baik.

Melihat Alfarez yang tak puas dengan jawabannya, Alleta mendadak jadi sedikit takut, dan lalu tersenyum canggung. Huh, merepotkan sekali memang pria di hadapannya ini.

"Nona, Anda sebaiknya tidak bergaul dengan orang yang bisa merusak reputasi Tuan Muda." Seolah mengerti dengan raut wajah Alfarez yang sudah enggan untuk bicara, Handy pun menimpali, ia paham betul apa yang diinginkan Alfarez sebenarnya.

Kini Alfarez telah meninggalkan mereka, dia telah mengintruksikan pada Handy agar mengintrogasi Alleta dan mendapat informasi yang dia inginkan.

"Saya hanya seorang pelayan, bagaimana mungkin bisa mempengaruhi reputasinya hanya karena berteman dengan seseorang, saya rasa itu tidak ada hubungannya dengan Tuan Alfarez."

"Tetap saja, karena Anda adalah pelayan pribadinya, justru saya harus lebih ketat memperhatikan pergerakan Anda, di mana Anda pergi dan dengan siapa Anda bergaul, saya harus tahu semuanya."

"Ada apa ini? Kamu siapa? Jangan macam-macam dengan teman saya, ya!" Tiba-tiba entah dari arah mana, Dara muncul dan memarahi Handy dengan kedua tangan yang berkacak pinggang.

Sebelah alis Handy terangkat menatap Dara. "Apakah dia teman yang Anda maksud?"

Alleta mengangguk mengiyakan. "Namanya Dara, sahabat baik saya. Apakah itu cukup, Sekretaris Han?"

"Apakah hanya dia?" Sembari menatap Dara dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.

"Dasar pria mes*m! Beraninya kau menatapku seperti itu!" Bersamaan dengan itu Dara menendang kaki Handy yang tepat mengenai tulang keringnya.

Tendangan mendadak itu membuat Handy meringis kesakitan, tetapi pada dasarnya dia adalah pria yang menjunjung tinggi sebuah reputasi, ia pun tetap mempertahankan imagenya tanpa perlu bereaksi berlebihan.

"Sekretaris Han, sebaiknya Anda menyusul Tuan Alfarez saja, ya. Teman saya ini memang sedikit galak, takutnya setelah ini bukan hanya kaki Anda saja yang jadi sasaran." Alleta berusaha mengusir Handy, ia sebenarnya juga merasa tak enak dengan sikap Dara yang cukup gragas.

"Anda tenang saja, saya jamin teman saya ini tidak akan mempengaruhi reputasi Tuan Alfarez, Anda bisa pegang omongan saya," lanjutnya setelah melihat wajah Handy yang tampak kurang puas dengan sikap sahabatnya.

Handy menatap kesal pada Dara, ia benar-benar merasa dendam akan sikap perempuan itu. "Urusan kita belum selesai, tunggu saja!" Sembari melangkah pergi dengan hentakan kaki yang cukup keras.

1
Rahma As
Wkwk, Alvarez terbuat dari tanah merah keknya ya 🤣
Nona S
Emang dasar si Tuan Alfarez ini 🤭
Rahma As
Best banget ceritanya thor
Marnii: Terimakasih ya sudah memberikan dukungan, lope banyak² buat kamu 🤭
total 1 replies
Rahma As
Wkwk... Birahi dong 🤣
Rahma As
Permainan Alfarez pun dimulai🤭
Rahma As
Hei, itu Alfarez mantan suamimu Alleta
Rahma As
Dapet karma dah lu 🤭
Rahma As
Tempat di mana ada banyak orang, pasti selalu ada aja yang nyeleneh. miris
Rahma As
Bukan mempermainkan orang, itu karena dendam sama lu aja Alleta 🤣
Rahma As
Ah, kenapa gak mati ajalah kau nenek sihir/Angry/
Rahma As
Hah? Lc?
Rahma As
Ini Ibu tirinya baik apa jahat thor?
Rahma As
Nah kan, jangan sampe lu nyesel nanti setelah tau siapa Alfarez itu
Rahma As
Sibuk bener lu Alleta minta cerai /Frown/
Rahma As
Halah, bukan tipeku, tapi ujung² pasti kecintaan juga nanti kau Alfarez 🤣
Marnii
Hai Guys, buat kalian yang baru baca karyaku, kita perkenalan singkat dulu ya. Ini adalah karya ke-7 yang kutulis dengan tanganku langsung dan tentunya atas izin yang Maha Esa.
Saya Author Marnii, suka Durian dan Mangga, serta suka menulis tentunya. Buat kalian yang sudah bersedia mampir dan memberikan dukungan, semoga sehat selalu, diperlancar rezekinya.
Kapan-kapan aku sapa lagi ya, udah terlalu panjang soalnya /Scowl/
Nona S
Baru sempat komen thor. Keasikan baca sampai lupa ngasih semangat. Semangat ya Thor, aku tunggu lanjutan ceritanya
Marnii: Wah, terimakasih sudah menyemangati dan selalu setia menunggu update ceritanya ya. Lope sekebon.
total 1 replies
lailatus Shoimah
ok
Marnii: Terimakasih telah berkomentar 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!