Arini gadis 25 tahun menjadi pewaris tunggal . Ayahnya meninggal 1 tahun yang lalu. Arini sejak kecil sudah diasuh oleh ibu tirinya dan juga kedua saudara tirinya. Selam ini keluarganya baik kepadanya dan penuh kasih sayang.
Siapa sangka ternyata di balik semua itu ada rencana, satu persatu kebusukan ibu tirinya dan kedua saudaranya terungkap, Arini mendapatkan pengkhianatan dari kekasihnya dengan adanya perselingkuhan.
Tabiat laki-laki yang dia pikir selama ini mencintainya, juga sudah mulai terungkap ketika Arini memberikan posisi Direktur di Perusahaan.
Arini mulai dicampakkan ketika aset keluarganya memiliki saudara tirinya dan calon suaminya. Arini bahkan dibuang dan mendapat caci maki dari orang-orang akibat jebakan yang dari keluarganya.
Sampai akhirnya Arini kembali bangkit dari keterpurukan untuk membalas semua dendamnya. Dari mengambil seluruh apa yang telah menjadi miliknya dan menjadikan orang-orang yang telah menghancurkannya saling menusuk satu sama lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 11 Saling Serang
"Arini kamu bertambah cantik," puji Dellon membuat Arini tertawa kecil dengan menutup mulutnya.
"Benarkah?" tanya Arini.
"Hmmm, kulitmu juga semakin mulus!" puji Dellon yang berani menyentuh lengan Arini.
"Benarkah," sahut Arini.
"Benar," jawabnya mendekatkan diri pada Arini.
"Bi!" dengan cepat Dellon langsung menjauh ketika mendengar suara Mona.
Mona melihat ke arah dapur dengan mengerutkan dahi saat melihat suaminya bersama dengan Arini.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Mona menatap curiga kepada dua orang tersebut.
Arini dengan santai meneguk minuman bekas Dellon. Hal itu membuat Dellon kaget dengan kesulitan menelan ludah dengan tingkah dan tatapan Arini saat menggodanya.
"Kamu ngapain pakai pakaian seperti ini hah! Kamu ingin menggoda suamiku?" tuduh Mona.
"Hah!" Arini menjawabnya dengan hembusan nafas berat.
"Kamu kenapa jadi wanita curigaan terus Mona. Aku baru saja bangun tidur dan ingin minum, apa aku harus memakai jaket tebal untuk ke dapur? Aku mana tahu jika Dellon juga akan ke dapur," jawab Arini dengan santai.
"Dasar gatal!" Mona tidak bisa mengendalikan dirinya dan langsung menarik rambut Arini membuat kepala Arini mendongak ke atas.
"Lepaskan!" tegas Arini
"Kau pikir siapa dirimu berani memerintahkanku, aku sudah mengatakan kepadamu jangan main-main denganku dan berani mendekati suamiku!" tegas Mona.
"Mona kamu salah paham!" sahut Dellon mencoba untuk mencegah keributan itu.
"Apa kamu hah! kamu ingin membela wanita ini!" ucap Mona dengan amarahnya semakin memuncak.
"Bukan begitu sayang...."
"Diamlah!" teriak Mona.
"Aku bilang lepaskan!" tegas Arini menekan suaranya.
"Tidak akan! wanita sepertimu harus diberi pelajaran!" tegas Mona.
Byurr
Tanpa ampunan Arini langsung menyiramkan air di dalam gelas ke wajah Mona membuat tangan Mona terlepas dari tarikan rambut itu.
"Oh My Good!" Mona menganga dengan kepala sedikit menunduk dan tangannya tampak ingin mencengkeram seseorang saat wajahnya basah sampai ke bajunya.
"Kau..." Mona ingin menampar Arini. Namun tangannya ditahan dengan cengkraman kuat dari Arini.
"Jangan berani-berani menyentuhku sedikitpun, aku bisa mematahkan tanganmu!" tegas Arini menjatuhkan kasar tangan itu dan mampu membuat tubuh Mona terduduk di lantai.
"Sayang!" Dellon langsung menghampiri istrinya.
"Kau berani melakukan semua ini Arini!" teriak Mona menekan suaranya dengan tubuhnya bergetar ingin membalas Arini.
"Aku akan melakukan hal lebih parah, jika kau mengusik mataku!" ucap Arini dengan penuh penekanan.
Cih.
Arini mendengus dengan senyuman penuh ejekan kepada Mona dan kemudian meninggalkan pasangan suami istri itu.
"Arkkkk sial!" umpat Mona berteriak tidak terima perlakuan Arini.
"Kamu tidak apa-apa sayang?" tanya tanya Dellon.
"Diamlah! semua ini gara-gara kau!" Mona menyalahkan Dellon yang tidak ingin disentuh oleh suaminya.
"Awas saja jika kau berani macam-macam dibelakangku. Aku akan memotong burungmu!" tegas Mona mengancam Dellon membuat Dellon kesulitan menelan ludah mendengar kata-kata istrinya cukup mengerikan.
***
Arini berada di salah satu cafe terlihat menikmati cake dengan menggunakan garpu
"Makanan berikutnya datang!" tiba-tiba Siska muncul membawakan satu mangkok berisi sebegitu sangat menggugah selera.
"Wau makanan yang langsung dihidangkan manajer restoran ini pasti rasanya beda dari yang," ucap Arini tersenyum memberi pujiannya.
"Jangan terlalu mengejekku seperti itu Arini," sahut Siska kemudian duduk di depan Arini.
"Kamu masih berhutang cerita denganku? Bagaimana satu hari berada di rumahmu?" tanya Siska.
"Sangat menarik melihat wajah-wajah orang-orang yang penuh kepalsuan. Aktris terkenal itu juga terlihat panik dan aku sangat kesal kulitku harus disentuh laki-laki tukang selingkuh mata keranjang itu," jawab Arini dengan cepat berubah ekspresi ketika mengingat Dellon.
"Bukankah target utamanya adalah dia, kamu harus berusaha meluluhkannya dan membuatnya tunduk. Bukankah kamu ingin kembali ke Perusahaan," ucap Siska.
"Kamu benar! jika dia yang membuatku tidak diterima di Perusahaanku sendiri dan maka dia juga yang harus membawaku kembali ke Perusahaan itu," jawab Arini dengan tersenyum miring dan kembali menikmati kue tersebut.
"Aku yakin rencanamu akan berjalan dengan lancar," ucap Siska.
Siska selama ini memang bersama Arini dan dia yang membantu Arini untuk kembali bangkit.
Siska juga mengundurkan diri dari Perusahaan dan tinggal bersama Arini di Luar Negeri dengan kehidupan mereka dari sederhana sampai sukses dan akhirnya Arini nekat untuk kembali ke Indonesia membalaskan semua dendamnya.
Mereka bukan lagi atasan dan karyawan, tetapi sudah menjadi sahabat dan juga satu-satunya keluarga Arini.
Mata Arini melihat ke arah luar, mobil berhenti di depan Restoran itu dan pemiliknya keluar dari mobil tersebut tak lain adalah Aditya.
"Dia tunangan Kakakmu?" tanya Siska.
Arini tidak menjawab dan melihat pergerakan pria tersebut menghampiri kasir. Pria itu kemudian mengambil pesanan yang diberikan pelayan.
"Dia sering berkunjung ke Restoran ini untuk mengambil pesanan ayam madu," ucap Siska.
"Benarkah, mungkin ini suatu keberuntungan," jawab Arini.
"Maksud kamu apa?" tanya Siska dan tiba-tiba temannya itu mengangkat tangan dengan melambai kecil dan tersenyum lebar membuat Siska menoleh ke belakangnya dan ternyata Aditya melihat ke arah Arini.
Aditya tidak menanggapi dan kemudian meninggalkan tempat tersebut setelah mengambil pesanannya.
"Arini ini di luar rencana kita, jangan bilang kamu ingin...." Siska menautkan kedua alisnya mencoba untuk membaca isi pikiran Arini.
"Kehancuran yang sesungguhnya adalah kehilangan sesuatu yang tidak bisa dibayar dan dibeli dengan uang," ucap Arini tersenyum dengan penuh arti.
"Huhhhhh!"
Siska menghela nafas.
"Oke-oke, terserah sahabatku ingin mengatakan apapun dan melakukan apa yang dia mau. Arini yang aku kenal sekarang sangat mudah sekali memikat pria. Dia memiliki daya tarik membuat pria terus ingin bersamanya. Aku selalu mendukungmu, tetapi ingat jangan terlalu kebablasan dan harus tahu batasan," ucap Siska penuh penekanan kepada sahabatnya itu.
"Aku hanya memiliki kamu di dunia ini dan hanya kamu yang akan aku dengarkan," jawab Arini membuat Siska tersenyum.
Dratt-drattt-drattt
Ponsel Arini di atas meja tiba-tiba saja berdering dan melihat panggilan masuk itu dari Dellon.
"Kamu memberikan nomormu kepadanya atau kamu menggunakan ponsel lama?" tanya Siska.
Arini tiba-tiba mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya dan memang benar ada dua ponsel miliknya
"Aku hanya mencoba mengetesnya dan ternyata dia juga mencoba mengetes ku, aku yakin dia hanya coba-coba saja, apa benar aku masih menyimpan nomornya atau tidak," jawab Arini.
"Dasar laki-laki mata keranjang, jika sudah melihat yang bening, maka dia akan meninggalkan istrinya sekalipun," ucap Siska merasa jijik dengan Dello.
"Ditinggalkan seorang suami memang lebih menyakitkan daripada ditinggalkan tunangan. Sakit ternyata tidak bisa dibalas setimpal dan paling tidak harus lebih sedikit," jawab Arini dan jarinya langsung mengangkat telepon tersebut.
"Arini apa ini benar kamu?" tanya Dellon mungkin benar apa yang dikatakan Arini jika dia hanya coba-coba saja memastikan nomor telepon itu masih aktif atau tidak.
Siska dan Arini saling melihat dan mereka berdua tertawa pelan yang benar-benar mengejek Dellon masuk jebakannya.
"Arini!" Dellon kembali menegurnya.
"Dellon," jawab Arini dengan suaranya yang manja.
"Ternyata kamu masih menggunakan nomor yang lama. Aku tidak menyangka kamu mengenal suaraku dari telepon," ucap Dellon.
Siska ingin muntah mendengar perkataan Dellon.
"Apa iya bisa melupakan laki-laki yang pernah bersamaku selama 3 tahun?" Arini juga tidak kalah menggunakan jurusnya.
"Tidak enak berbicara lewat telepon dan bagaimana jika kita bertemu secara langsung, aku akan mentraktirmu makan siang sebagai tanda permintaan maaf atas apa yang terjadi tadi pagi," ucap Dellon.
"Baiklah," sahut Arini mana mungkin menolak karena itu yang dia inginkan.
Bersambung....