Arumi Larasati 24th, wanita cantik terlahir dari keluar sederhana, terpaksa menikah dengan Dion Erlangga 26th seorang pengusaha muda yang sangat sukses.
Mereka menikah karena perjodohan para kakek mereka, baik Arumi mau pun Dion tidak bisa menolak perjodohan tersebut.
Sikap Dion yang dingin dan acuh, bukan lah masalah untuk Arumi, Arumi tetap melayani suaminya itu dengan sepenuh hati, walau yang diperhatikan acuh tidak acuh kepadanya.
Hingga suatu hari Arumi mengetahui fakta, bahwa sikap dingin Dion itu hanya berlaku untuk dirinya, tidak untuk para sahabatnya.
Kini Arumi sadar, bahwa sang suami belum bisa menerima pernikahan mereka, dari pada menahan sakit lebih banyak lagi, Arumi memilih menyerah dalam pernikahannya.
Dan apakah Dion bisa menerima itu...?
Yukkk... kepoin cerita selanjutnya... ☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Dion." panggil seorang wanita dengan pakaian terbuka, maklum di Bali lalu berada di pantai pula, bisa di bayangkan sendiri ya.
Karena namanya di panggil reflek Dion melihat ke arah suara itu, namun saat tau siapa orang yang memanggilnya, wajah Dion berubah dingin dengan sorot mata penuh kebencian.
"Siapa Tante itu mom? " tanya Alexa tidak suka, anak kecil itu merasa wanita itu bukan lah wanita baik baik.
"Bukan siapa siapa, sayang." sahut Arumi lembut.
"Apa kabar Dion? " tanya wanita itu dengan tatapan yang sama seperti dulu, tatapan memuja.
"Apa kau tidak melihat, masih nanya." sahut Dion menusuk.
Deg.....
Diana tidak menyangka sudah sekian lama mereka tidak bertemu tapi Dion masih marah kepadanya.
"Dion, kita sudah sangat lama tidak bertemu, apa kamu masih marah padaku, padahal masalahnya sudah berlarut." lirih Diana dengan tatapan sendunya.
"Loe pikir, semua yang loe lakuin bisa merubah keadaan, bisa mengembalikan istri gue! " geram Dion yang semakin tersulut emosi.
"Dion, lupakan saja wanita itu, untuk apa lagi kamu memikirkannya, dia sudah pergi, mungkin saja saat ini dia sudah menikah, dan mempunyai anak dengan pria lain." ujar Diana yang memang tidak memerhatikan keberadaan Arumi dan anak anaknya, dia hanya fokus dengan satu objek, lelaki yang dari dulu sangat dia inginkan menjadi suaminya.
Dion mengangguk anggukan kepalanya, seperti membenarkan ucapan Diana, melihat Dion yang membenarkan ucapannya, Diana merasa senang, senyum terukir indah di bibirnya.
"Dion, ayo lah. Buka lembaran baru, aku masih setia menunggu kamu, nggak apa kamu masih memikirkan Arumi, aku nggak apa apa asal kamu berada di sisi ku, aku akan menemani kamu melewati semua suka duka." ujar Diana mencoba mencari kesempatan.
Bukkk....
Awww....
"Hee.... Anak sialan! apa kalian buta, nggak lihat ada orang segede gini main tabrak aja, lihat nih gue jadi kotor." pekik Diana garang, dia lupa sedang berhadapan dengan Dion, tanpa Diana sadari dia sudah mengeluarkan sisi buruknya di hadapan Dion.
"Ohhh... Sorry tante, kami pikir tante bukan orang." sahut Axel dengan wajah tanpa dosanya.
Sementara Diana yang masih terduduk di pasir itu semakin murka mendengar ucapan Axel.
"Anak kurang ajar! apa kalian nggak di ajarkan sopan santun sama orang tua kalian haa! kalian pikir gue apa! " bentak Diana makin menjadi.
Diana tidak melihat wajah Dion memerah menahan amarah karena anak anaknya di bentak oleh Diana.
"Kami pikir tante itu kunti yang sedang bergentayangan." sahut Alexa semakin menyulut emosi Diana.
"Kurang ajar! sini kalian." Diana buru buru berdiri dan ingin mengejar si kembar.
"Daddy... Tolong kami, ada orang gila ngamuk." pekik Alexa bersembunyi di belakang Dion.
"Mana orang tua kalian, sini biar gue kasih tau mereka cara mendidik anak." seru Diana lantang, Diana belum menyadari Dion sebagai orang tau si kembar, karena dia masih sibuk mengibas ngibaskan pasir di tubuhnya.
"Coba beri tahu, gimana cara mendidik anak." sahut Dion dingin.
Deg....
Jantung Diana berdetak dengan sangat kencang, karena dia kenal suara orang yang menyahut ucapannya itu.
"D-dion." panggil Diana terbata, wajahnya memucat melihat si kembar yang berada di belakang punggung Dion mereka melihat Diana dengan senyum mengejek.
"S-siapa mereka Dion, kenapa mereka bersama kamu? " tanya Dian makin cemas.
"Menurut loe? " sinis Dion mengembalikan pertanyaannya kepada Diana.
"N-nggak mungkin kan, klau mereka anak anak kamu, secara kamu berpisah sama Arumi baru delapan tahun, sementara mereka pasti berusia tujuh tahun." ujar Diana pelan.
"Bukannya kamu tidak bisa melupakan Arumi, lalu kenapa kamu bisa mempunyai anak dengan wanita lain." ujar Diana lagi, dia merasa sakit hati, ternyata Dion berbohong tidak bisa melupakan Arumi, nyatanya setelah Arumi pergi Dion menikah lagi dengan wanita lain, sungguh dia tidak bisa terima ini semua, dia sudah susah susah menyingkirkan Arumi, tapi Dion kembali menikah dengan wanita lain, bukan dengan dirinya yang sangat menyukai Dion dari lama.
"Oohh... Jadi tante ini suka sama daddy kami, tapi daddy kami nggak suka sama tante, lalu tante berusaha untuk merusak rumah tangga daddy kami." ujar Axel yang bisa mengambil kesimpulan dari ucapan Diana itu.
"Diam kamu bocah sialan! " bentak Diana makin menjadi, sungguh Diana tidak terima Dion menikah lagi dengan wanita lain.
Plak....
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Diana, tamparan itu sangat kuat, dan meninggalkan jejak di pipi Diana.
"D-dion." lirih Diana memegang pipinya yang sakit, namun saat ini bukan hanya pipi Diana yang sakit, namun hatinya jauh lebih sakit, karena Dion yang selalu bicara lembut, bahkan tidak pernah marah kepadanya saat mereka masih berteman baik, dan saat Dion kehilangan Arumi pun Dion masih bisa mengontrol emosinya kepada Diana, namun kali ini lihat lah demi anak dari wanita lain itu, Dion tega memukulnya.
Arumi terperanjat sampai menutup mulutnya, dia tidak percaya sang suami bisa sekasar itu kepada wanita yang pernah sangat dekat dengan diri lelaki itu.
"Woohhh.... Deddy keren sekali." Si kembar bertepuk tepuk tangan melihat adengan itu, bukanya takut si kembar, tapi malah sangat bahagia mendapati wanita jahat itu.
"Sayang... Nggak boleh seperti itu." tegur Arumi kepada sang anak.
Semetara Dion hanya garuk garuk tengkuknya yang tidak gatal, dia kelepasan di depan anak anak dan juga sang istri, dia memperlihatkan sisi kerasnya kepada kedua buah hatinya.
"Maaf sayang, mas kelepasan." kekeh Dion salang tingkah.
"Nggak baik loh mas, memperlihatkan sisi kasarnya di hadapan anak anak, nanti mereka bisa mengikuti kamu." tegur Arumi lembut.
"Mas janji, ini untuk yang pertama dan terakhir kalinya sayang." ujar Dion dengan wajah bersalahnya.
"Mommy, ini belum seberapa kok, bahkan di negara x kamu sering melihat lebih dari ini." sela Axel.
"Kami tidak akan meniru itu klau tidak dalam keadaan kepepet." kekeh Alexa.
Arumi hanya bisa melotot dan mendengus kesal, dia lupa bahkan anak anaknya bisa bertarung karena didikan Robert.
"Iya iya, mommy percaya kalian, awas saja kalian gunakan untuk sok sok jagoan, mommy masukin kalian ke pesantren." ancam Arumi
"Siap mommy, kami tidak janji." serempak si kembar.
Sementara Diana semakin syok melihat wanita yang ada di depannya itu, dan bahkan sekarang wanita itu semakin cantik dan berwibawa, Diana merasa semua ini bagai mimpi buruk untuknya, dia tidak menyangka Arumi ada di depan matanya, walau dia berharap bisa bertemu Arumi, tapi bukan keadaan Arumi yang hidup bahagia bersama Dion, tapi dia berharap bertemu Arumi dalam keadaan Arumi hidup menderita.
"Nggak ini nggak mungkin." gumam Diana menggelengkan kepalanya.
Bersambung....
Haiii.... Jangan lupa like komen dan vote ya... 😘😘😘
lanjut thorr👍👍🙏
bisa bisanya nyuruh arumi cerai,apa hak dia nyuruh org cerai
mana bilangnya arumi cuma ibu rumah tangga ternyata pemilik perusahaan AL GrOup ....
bapak wulan kerja dsitu oalah wulan salah pilih lawan dirimu....