Dikhianati kekasihnya, dijual oleh bibinya demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang ibu, membuat Elara terjebak dalam hubungan yang rumit.
Dia terpaksa menjadi wanita pemuas nafsu seorang taipan kaya raya, yang arogan, dingin, dan kejam.
Parahnya, status Elara yang sudah sah sebagai istri Eden Dwight tidak boleh diketahui publik.
Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? yuk simak. Jangan lupa tinggalkan like, komen, dan vote jika kalian suka ceritanya ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatuElla11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dilema Elara
Elara menelan ludah. Dia segera menutup pintu dan menguncinya lalu kembali memutar tubuhnya menghadap Eden. Pria itu masih memakai pakaian kerjanya, sedikit berantakan dengan dasi yang dilonggarkan.
Namun ketampanan pria itu tidak berkurang sedikitpun.
Kedua lengan Elara meremas tali tas selempang yang ia kenakan, sementara netranya menatap lurus kelantai.
"Maafkan aku. Aku pulang terlambat." lirih Elara. Tidak lupa Elara menambahkan raut rasa bersalah diwajahnya supaya besok Eden tetap berbaik hati mengizinkannya keluar untuk menemui sang ibu.
Eden menenggak minuman ditangannya, masih dengan menatap Elara tajam.
"Aku memaafkanmu. Sekarang mandilah."
Elara mendongak, kembali pandangan matanya bertemu dengan netra Eden.
Pria ini memaafkannya? Ah, syukurlah! Dia pikir Eden akan marah-marah padanya.
"T-terimakasih! Aku akan mandi."
Tanpa menunggu lama Elara segera melesat pergi meninggalkan Eden.
*
*
Elara melepas semua pakaiannya dan menaruhnya di keranjang pakaian kotor.
Dia lalu berjalan dan berdiri dibawah shower kemudian memutar keran setelah mengaturnya dengan suhu air hangat.
Hari ini pikiran dan tubuhnya sangat lelah sekali. Jadi mandi air hangat adalah pilihan yang tepat untuk merelaksasikan syaraf-syaraf ditubuhnya.
Elara mandi sembari memejamkan mata. Menikmati setiap bulir air hangat yang jatuh menimpa tubuhnya. Namun kenikmatan yang dirasakan Elara tak berlangsung lama.
Perempuan itu tersentak kaget dan membuka mata kala ada sepasang tangan kokoh memeluk pinggangnya dari belakang.
"E-Eden."
Elara ingin berbalik, tetapi Eden menahannya.
"Ku dengar dari Reymond, kau bertemu teman lelakimu? Benar?"
Eden berbisik ditelinga Elara. Sementara tubuhnya yang tidak mengenakan sehelai benangpun sudah merapat dengan tubuh perempuan itu.
Elara merasakan permukaan kulitnya meremang saat jemari Eden mulai menggerayangi tubuhnya, sampai-sampai dia harus menahan napas ketika dirasakan darahnya berdesir dan jantungnya berdegup kencang.
"Y-ya. Ne-Nero datang kerumah sakit. A-aku juga tidak tahu k-kenapa d-dia bisa ada disana. Ahhh .. "
Elara mendesah saat Eden tahu-tahu sudah meremas buah dadanya dengan satu tangannya sementara tangan yang lain sudah turun kebawah memainkan area intinya
"Kudengar dia juga menyentuhmu dan kau menyentuhnya? Dimana?" Eden kembali berbisik dengan suara parau.
Elara memejamkan mata sembari menggigit bibir bawahnya. Tangannya yang mungil memegang dinding kaca disampingnya agar tubuhnya tidak luruh kelantai atas apa yang sedang dilakukan Eden saat ini padanya.
"Di-dibahu dan di-ditangan."
Elara terpaksa menjawab jujur, karena dia sendiri tahu pasti Reymond sudah melaporkan semua tentang pertemuannya dengan Nero di rumah sakit tadi pagi pada pria ini. Jadi tak ada gunanya dia berbohong.
Eden mencium tengkuk Elara, kemudian ciumannya turun kebahu mulus perempuan itu. Menyesapnya kuat sampai-sampai Elara meringis kesakitan. Eden melakukannya dikedua bahu Elara hingga meninggalkan jejak kemerahan disana.
"E-Eden he-hentikan!" Elara mencoba mencekal lengan Eden yang sedang mempermainkan miliknya dibawah sana.
Dia tidak mau melakukannya. Kenyataan bahwa Eden adalah suami orang entah kenapa membuat hatinya tiba-tiba didera perasaan bersalah terhadap istri pertama Eden.
"Kenapa? Kau lebih suka disentuh pria lain dibanding calon suamimu sendiri?" Eden merasakan dadanya panas oleh penolakan Elara untuk kesekian kalinya dan oleh pemikirannya sendiri yang membayangkan Elara disentuh pria lain.
"Ahhhh.... Eden.."
Eden menarik kasar jarinya kemudian dia membalikkan tubuh Elara, menghadapnya dan langsung melumat bibir perempuan itu dengan penuh nafsu berpadu rasa marah.
"Emmmphh, E-Eden! Hen-ti-kan!"
Elara berusaha berontak melepaskan pagutan bibir mereka tetapi Eden semakin memperdalam ciumannya.
Dibawah hangatnya guyuran air shower, Eden bergerak semakin menggila. Dia menghimpit tubuh Elara kedinding lalu membuka kedua paha Elara secara paksa dengan kedua kakinya.
Diarahkannya miliknya ke inti Elara, dan...
"Ahhhh..." Elara mendesah saat milik Eden memasukinya dalam sekali hentakkan.
Eden mulai menggerakkan tubuhnya sedikit kasar, hingga Elara merasakan perih dibawah sana.
Cukup lama Eden melakukannya sampai beberapa waktu kemudian dia mendapatkan pelepasannya.
"Ahhh...Elaraa..." Eden melenguh dan mendesis lalu menjatuhkan kepalanya dipundak Elara, menghidu dalam-dalam aroma tubuh perempuan itu.
Elara pikir semua selesai, namun dugaannya salah. Eden masih terus melakukannya. Mereka melakukannya di bathtub dan berakhir ditempat tidur hingga dia benar-benar tak berdaya.
"Maafkan aku." lirih Eden setelah percintaan panas mereka selesai. Dia memeluk Elara dari belakang dan mengecup pundaknya yang terdapat banyak sekali jejak kepemilikan yang dia buat disana.
Mungkin ini adalah kali pertama Eden mengucapkan kata maaf setelah sekian lama dirinya menyentuh perempuan itu.
Eden sadar, dirinya tadi begitu kasar menyentuh Elara, persis seperti saat pertama kali dia melakukannya terhadap perempuan itu di klub malam.
Semua didorong oleh rasa marah yang tak terbendung lantaran laporan dari Reymond yang mengatakan jika Elara disentuh dan menyentuh lelaki lain, ditambah Elara yang menolak keinginannya, lalu juga karena hasratnya pada Elara yang sejak pagi tertahan, membuat Eden lepas kendali.
Dia kembali menyakiti Elara, dan entah kenapa saat ini dirinya benar-benar didera perasaan bersalah luar biasa.
Elara tak menjawab permintaan maaf Eden. Dibalik selimut tebal yang membungkus tubuhnya dan tubuh Eden saat ini, Elara menahan isaknya.
Dia merasa benci dengan dirinya yang tidak berdaya. Dia merasa benci dengan dirinya yang kotor dan hina. Dia merasa benci setelah tahu dirinya akan menjadi orang ketiga dalam rumah tangga orang lain karena keadaan. Dia benci dirinya. Dia benci!
Lalu tiba-tiba pikiran impulsif merasuki benak Elara.
Apa sebaiknya dia mundur saja dari kesepakatan yang dia buat bersama Eden?
Biarlah dia hamil diluar nikah, jika memang sampai hal buruk itu terjadi. Daripada dia harus merusak keharmonisan rumah tangga orang lain dan membuat wanita lain terluka, jelas Elara tidak mau.
Apalagi Eden Dwight dan istrinya adalah orang terpandang. Sudah pasti kehidupan pribadinya akan tersorot media.
Elara meremas selimut berusaha menghentikan isaknya. Dia menarik napas dalam-dalam sebelum akhirnya memulai pembicaraan.
"E-Eden."
Eden yang tengah menenggelamkan wajahnya ditengkuk leher Elara, sontak mengangkat kepalanya saat mendengar namanya disebut.
Dia senang akhirnya Elara mau berbicara setelah beberapa lama perempuan itu menangis dalam diam.
"Ya? Kau butuh sesuatu?" Eden bertanya lembut penuh perhatian. Hal langka yang tidak pernah dia lakukan pada wanita manapun termasuk Alexa.
"Aku...aku ingin kita membatalkan kesepakatan kita. Aku..aku tidak mau menikah denganmu. Kau...kau boleh menyentuhku semaumu, anggaplah sebagai bayaran karena aku telah memakai uangmu untuk operasi Ibuku. Tapi, tapi aku tidak mau menikah denganmu."
Deg!
Lagi, perempuan ini menolaknya?!
Seketika rahang Eden mengeras. Dia berusaha menahan emosi yang bergemuruh didada. Dia tidak mungkin melampiaskan amarahnya pada tubuh perempuan ini lagi bukan?
"Tidak Elara." geram Eden. "Kita tetap akan menikah sesuai dengan kesepakatan diawal. Kau tidak punya hak untuk mengaturku, atau aku akan melakukan hal yang tidak kau duga. Aku bisa memisahkanmu dari Ibumu." desis Eden.
Kini Elara yang terkejut dengan ancaman Eden. Elara pun refleks berbalik hingga wajah keduanya saling berhadapan.
"Kau tidak bisa melakukan itu Eden Dwight! Yang kau inginkan dariku adalah kepuasan bukan?! Aku akan memberikannya padamu! Anggaplah sebagai bayaran karena kau telah melunasi semua biaya operasi Ibuku. Tapi aku tidak mau menikah denganmu! TIDAK MAU! Aku tidak mau menjadi perusak rumah tangga orang lain, tolonglah...tolong mengertilah!"
Elara kembali menangis.
Namun Eden tetaplah Eden. Dia selalu mendapatkan apa yang dia inginkan, tak peduli orang lain suka atau tidak.
Perlahan tangan Eden bergerak menyentuh wajah Elara lalu mengusap air mata perempuan itu dengan lembut.
"Berhentilah bicara omong kosong Elara. Jadilah seorang yang berintegritas dengan menepati janjimu, seperti aku menepati janjiku. Kau tahu? Aku bisa melakukan apapun dengan kekuasaan yang aku punya, termasuk mengirim Ibumu pergi jauh dari negara ini. Jadi pilihanmu hanya dua, tetap menjalankan kesepakatan kita diawal menikah denganku atau hubungan kita berakhir dan aku akan memisahkanmu dari Ibumu."
"Eden."
"Pilihlah Elara. Aku menunggu jawabanmu." desis Eden.
Elara memejamkan mata sambil terisak.
Bagaimana mungkin dia bisa berpisah dengan ibunya?! Jelas ini pilihan yang sulit. Disatu sisi dia ingin bersama Ibunya, disisi lain ada hati seorang istri yang harus dia jaga.
Sungguh pria jahat ini benar-benar egois!
"Baiklah. Kita tetap menikah." lirih Elara pada akhirnya dia pasrah.
Eden tersenyum puas. Dia mengecup bibir Elara sekilas.
"Ya, kita memang akan menikah. Tugasmu hanya perlu patuh dan melayaniku, maka semua akan baik-baik saja."
Eden merapatkan tubuh Elara pada dada bidangnya. Memeluknya erat sembari mengecup kepala perempuan itu dengan khidmat. Sementara netranya berkilat dipenuhi oleh obsesi yang mengerikan.
Kau tidak pernah lepas dariku Elara. Tidak akan. Semakin kau menolakku, semakin aku tidak akan melepaskanmu.
*
To be continued
Halo kakak yang baik hati. Jangan lupa tinggalkan like, komen, hadiah dan votenya yaa. Jangan lupa kasih ulasan bintang 🌟 🌟 🌟 🌟 🌟 juga jika suka dengan ceritanya, terimakasih ❣️🥰
Eden kamu akan segera menjadi seorang ayah semoga elara juga secepatnya memberi tau kehamilannya pada Eden jadi tidak sabar menunggu esok hari Thor menunggu lanjutannya
Eden /Heart/ elara aku suka banget sama pasangan ini Thor 🤭🤭
jadi gak sabar nunggu lanjutannya Thor ....
sebenarnya aku lebih suka gambar yang dulu sih Thor gambar no 2 ..
Eden yah ?? pasti salah paham lagi ini tapi semoga aja Eden bisa berpikir jernih ...
kira² bakal terjadi salah paham gak yah kalau Eden sudah sembuh nanti dan bertemu dengan elara tapi ada nero di sana hemm /Smug/