Di dunia yang mengandalkan kekuatan sebagai hal utama, Xiao Chen terlahir tanpa memiliki akar spiritual. Membuatnya hanya bisa menjalani hidup sebagai manusia biasa. Tetapi takdir berkata lain, ia mendapatkan suatu berkah bertemu dengan sisa jiwa sang Ratu Phoenix, dan mewarisi kekuatan Phoenix Api yang sangat kuat. Tetapi, kenyataan pahit harus kembali dirasakannya, di mana keluarga Xiao di hancurkan, bahkan hanya menyisakan Xiao Chen seorang diri sebagai keturunan terakhir keluarga Xiao. Dendam, hampir mati. Menjadikan Xiao Chen tumbuh sebagai pria yang sangat kuat. Dan sejak saat itulah ia telah bertekad untuk membalaskan dendam keluarga Xiao. Namun, di saat ia menemukan kebenaran tentang pembantaian keluarga Xiao, dia harus memilih antara dendam dan cinta. Apakah dia dapat menemukan kekuatan untuk membalaskan dendam dan menyelamatkan orang yang di cintai? Dalam dunia kultivasi yang penuh dengan kekuatan dan kekuasaan, Xiao Chen harus menghadapi berbagai tantangan dan musuh kuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon APRILAH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
"Ada apa denganmu, Nona Chu?" tanya Xiao Chen dengan nadanya yang cukup tinggi. Ia sangat begitu kaget di saat Chu Yun tiba-tiba naik ke pangkuannya.
Tetapi Chu Yun tak juga turun, ia terus memeluk Xiao Chen dengan erat, bahkan semakin erat dan semakin erat lagi. Kedua tangan Chu Yun yang melingkar pada leher Xiao Chen, membuat Xiao Chen merasa tercekik.
"No—nona Chu ... aku tidak bisa bernafas,...!" ucap Xiao Chen memaksa untuk melepas.
"Tidak, tidak, tidak..." Chu Yun berteriak sangat kencang tepat di samping telinga Xiao Chen. Membuat Xiao Chen merasakan sedikit di telinganya yang kian mendengung.
"Laba-laba, aku takut laba-laba!" Chu Yun kembali berteriak. Wajahnya begitu aneh, kedua matanya terpejam, nampak ia sangat begitu gelisah.
Akhirnya, di saat Xiao Chen melihat laba-laba kecil di lantai, ia pun menyadari bahwa Chu Yun merasa takut oleh laba-laba kecil itu. Dengan cepat Xiao Chen pun menghentakkan sebelah kakinya ke lantai, membuat laba-laba kecil itu pun pergi.
"Su— sudah ... laba-laba itu sudah pergi!" kata Chen Xuan. Nafasnya terasa semakin sesak.
"Tidak! Kau bohong! Kau pasti membohongiku!" ucap Chu Yun sembari memeluk Xiao Chen dengan sangat erat.
Xiao Chen menghela nafasnya, kemudian ia tersenyum tipis.
"Ternyata, seorang tuan putri keluarga Chu yang merupakan cucu dari penguasa kota Api, sangat begitu manja! Tapi tidak apa-apa, dapat memeluk wanita secantik ini, aku merupakan orang yang benar-benar paling beruntung di dunia ini!" ujar Xiao Chen sedikit mengolok-olok Chu Yun.
Sontak membuat Chu Yun merasa begitu malu, raut wajahnya merah padam, ia juga mengatupkan bibirnya yang tipis merah merona. Lalu dengan cepat ia pun turun dari pangkuan Xiao Chen, bahkan seketika mendorong Xiao Chen sehingga mundur beberapa langkah.
"Kau ... berani sekali memanfaatkan situasi, dasar bocah bau!" bibir tipis merah merona itu mencibir Xiao Chen dengan sinis, tetapi raut wajahnya masih memerah padam, bahkan ia membuang wajah, tidak memiliki keberanian untuk bertatap muka dengan Xiao Chen.
Namun Xiao Chen acuh tak acuh. Bahkan ia tidak menjawab atau sedikitpun berbicara. Melainkan ia berjalan memasuki kamar, lalu menutup pintu kamar rapat-rapat.
Brak! Suara pintu kamar yang tertutup keras.
Suara itu membuat Chu Yun terkejut, seolah-olah membuat wajahnya terbangun. Tetapi ia sangat begitu kesal dan lebih kesal lagi, di saat Xiao Chen benar-benar mengabaikannya.
Seolah-olah dari kepalanya, asap itu keluar bak lautan api yang mendidih. Chu Yun pun menghentakkan sebelah kakinya di lantai, kedua kepalan tangannya terkepal kuat, ia pun berteriak, "Xiao— Chen ....," suaranya yang lantang nampak sangat kesal.
Di tengah rasa kesalnya, ia pun duduk di kursi kayu yang panjang di tengah ruangan, kedua tangannya menyilang di dada, wajahnya aneh, alisnya melengkung, tetapi ia tidak berbicara, ia hanya bisa mengatup bibirnya.
Sedangkan di dalam ruangan, Xiao Chen tersenyum merasa puas, bahkan ia tak pernah menyangka bahwa Chu Yun dapat membuatnya seketika melupakan masalah yang ada, juga kegelisahan hati atas semua yang telah terjadi sebelumnya. Tetapi, tujuan masa depannya masih sangat jauh untuk di gapai, membuatnya tidak mempunyai waktu untuk bersantai, untuk bermain, bahkan tidak di ijinkan bagi dirinya untuk bermalas-malasan.
Xiao Chen duduk di atas tempat tidur, kedua kakinya menyilang, kedua tangannya membentuk tanda tangan yang berada di atas lututnya yang terlipat. Kedua matanya terpejam, dan Xiao Chen pun berkultivasi di dalam ruangan itu.
"Ahh, hangat sekali!" ujar Xiao Chen. Merasakan kehangatan di saat-saat energi spiritual elemen api itu meliputi tubuhnya.
Selama satu malam, Xiao Chen berkultivasi untuk menyetabilkan energi spiritual di dalam tubuhnya yang masih sedikit kacau. Tetapi di saat ia berkultivasi, ia melihat sebuah penghalang. Di mana itu adalah penghalang bagi semua praktisi tingkatan ranah tiga daun yang ingin melangkah menuju tingkatan ranah Raja Tempur.
'Hm, jadi ini adalah penghalang ranah!' pikir Xiao Chen.
Penghalang berbentuk seperti sebuah baja, tetapi itu adalah air, tetapi itu juga adalah batu, namun itu juga terbakar. Sangat sulit di jelaskan dengan akal sehat. Tetapi itu tidak membuat Xiao Chen berhenti, ia terus berkultivasi di malam itu, tanpa tidur, tanpa istirahat, tanpa sedikitpun makanan yang masuk ke dalam perutnya.
Bahkan di malam hari, Chu Yun sempat mengetuk pintu kamar, ia ingin bertukar tempat, ingin tidur di dalam kamar dan meminta Xiao Chen untuk tidur di ruangan utama. Tetapi Xiao Chen tidak membuka pintu, bahkan tidak sedikitpun jawaban.
Membuat Chu Yun menyerah, ia pun tak lagi mengganggu Xiao Chen di dalam kamar. Saat itu, ia berpikir bahwa Xiao Chen mungkin saja telah tertidur.
quality kontrol. naskahnya gak bonafid beda dg woood pack atau frizo
nanti aku mampir lagi...
pagi2 riweh....🤣🤣🤣