seorang mahasiswi yang dijodohkan dengan seorang ketua BEM oleh neneknya Ketua BEM tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon siti masulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hangatnya Pelukan Suami
Di pemakaman..
Banyak sekali orang yang melayat teman-teman kampus Faisal pun banyak sekali yang datang, untuk melayat.
"Brother yang sabar ya, gua ikut berduka cita, mudah-mudahan nenek Husnul khatimah" ucap Jodi, sahabat Faisal.
"gue juga ikut berduka, yang Sabar ya my love" sambar Linda.
"Siapa dia, kenapa manggilnya begitu" gumam mami Faisal.
"Jeny dia siapa?" Tanya mami penasaran.
"Oh dia fans beratnya Faisal mi" jawab Jeny sambil tersenyum, padahal hatinya masih kesal sama Linda.
"Mami harus bilangin ke dia, kalo dia gak boleh panggil gitu ke Faisal" bisik mami ke Jeny, dengan wajah kesalnya karena Linda.
"Jangan mi, ini kita lagi di pemakaman, gak baik kalo harus memperdebatkan nya di sini.
Proses pemakaman nenek nya Faisal pun selesai.
Semua yang melayat pun sudah kembali ke rumahnya masing-masing.
"Brother gua pamit dulu ya" Jodi berpamitan.
"aku juga mau pamit ya Faisal, om, Tante" sambung Linda.
"lo pulang bareng Jodi Lin?" Tanya Sila sambil tertawa kecil.
"Iya, tapi ini juga karena kepaksa kok" jawab Linda.
"Gak usah kepaksa kali, kalo bareng mah bareng aja, Jodi juga baik kok orang nya" jawab Jeny dengan senyum.
Faisal pun ikut tersenyum dan gemas melihat istrinya bisa bilang begitu.
"Kayak nya lo seneng banget kalo Linda sama Jodi, oh aku tau, Biar mereka bisa jadian ya, terus gak gangguin aku lagi, iya kan, ngaku aja deh sayang" Faisal iseng-iseng ke Jeny dengan berbisik ke telinga Jeny. Kebetulan teman-teman mereka sudah beranjak pergi.
"Apaan sih, gak usah berpikiran yang aneh-aneh deh, ngapain lain panggilnya jadi aku kamu, geli tau" ketus Jeny sambil berjalan.
Di jalan menuju rumah Faisal..
"Kami pamit pulang dulu ya semuanya "ucap ayahnya Jeny.
"Gak mau mampir ke rumah dulu, besan?" Tanya papi Bara.
"Ngga pak, kami mau langsung pamit aja" jawab ayah.
"aku juga pamit pulang juga ya" Jeny ikut pamit, dia mungkin lupa kalo dia udah menjadi bagian keluarga pak bara.
"Kamu mau kemana Jeny Arista, kamu lupa sama suami mu ini" ucap Faisal sambil tersenyum karena gemas terhadap istri nya.
"Ya ampun gue lupa kalo gue kan udah bersuami" gumam Jeny dalam hati, dia sadar bahwa apapun yang dia lakukan dan kemana pun dia pergi harus seizin suaminya.
"Kamu gak usah pulang Jeny, di sini aja nginep ya" pinta mami.
"Ini mami yang minta lho, masa kamu mau nolak " ucap Faisal, dia berharap Jeny mau nurutin maminya.
"Iya mami aku nginep" jawab Jeny, Dia pun tidak jadi ikut pulang bersama kedua orangtuanya.
Betapa senangnya hati Faisal, namun ia tidak menunjukkan nya, dia hanya tersenyum simpul saja.
"Silahkan masuk nak, kamu jangan sungkan-sungkan ya di sini, sekarang rumah ini sudah menjadi milikmu juga" ucap mami sambil membuka pintu rumahnya.
"i..iya mi, terimakasih" ucap Jeny sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
"Kalian pasti capek, dari semalam belum tidur kan, kalian boleh istirahat, Faisal ajak Jeny ke kamar" ucap papi.
"Iya pi, ayo sayang" ucap Faisal sambil menggandeng Jeny.
"Jangan cari kesempatan deh lo" bisik Jeny tepat di dekat telinganya Faisal, karena posisi pundak Jeny rapat dengan dadanya Faisal.
"Biarin, orang kita udah sah ini" ucap Faisal sambil mencubit manja hidung Jeny.
Mereka pun berjalan menaiki anak tangga rumahnya menuju kamar nya, kebetulan kamarnya ada di lantai atas.
Ceklek... Faisal membukakan pintu kamarnya, dan mereka pun langsung masuk. Sementara Jeny merasa degdegan.
"Ini kenapa jantung gue jadi berdetak sangat kencang sekali sih, pikiran gue juga jadi melayang kemana-mana" gumam Jeny dalam hati, sambil melangkahkan kakinya masuk dalam kamar.
"Sayang, kalo kamu mau langsung istirahat, langsung istirahat aja, aku mau ke kamar mandi dulu" ucap Faisal sambil menepuk-nepuk tempat tidur nya, isyarat agar istrinya tidur di kasurnya.
"lo bisa gak jangan panggil gue kaya gitu, geli tau" ucap Jeny sambil menaiki ranjang nya.
"Terus kamu mau aku panggil apa, cinta, bunda, atau Humaira?" Guyon Faisal sambil berjalan menuju kamar mandi, karena gemes sama istinya.
"Yaudah ah terserah lo aja, gue capek mau tidur dulu" ucap Jeny sambil membentangkan tubuhnya diatas kasurnya yang empuk. Sementara Faisal sudah berada di dalam kamar mandi.
Setelah keluar dari kamar mandi, Faisal memandangi istrinya yang sedang lelap tidur.
"Cantik banget istri gue, gue sangat beruntung bisa menikahi Lo Jen, walau Lo belum bisa Nerima gue jadi suami lo" gumam Faisal tersenyum.
Faisal pun menaiki ranjang nya, tepat nya berada di samping istrinya, namun dia tidak berbaring seperti istrinya, tetapi dia langsung mengambil laptopnya.
"Faisal" gumam Jeny dalam hati, Dia kaget Faisal sudah ada di samping nya aja.
"Ini sebenarnya lagi mimpi atau nyata sih, tiba-tiba gue nikah, terus sekarang gue udah ada disampingnya aja, ternyata Faisal kalo lagi fokus ganteng juga" gumam Jeny asyik memandang suaminya sambil senyum-senyum sendiri.
Dikira Faisal tidak sedang memperhatikan, padahal Faisal mengetahui kalo istrinya lagi curi-curi pandang.
"Cup.." Faisal mengecup pipi Jeny secara tiba-tiba, setelah dia meletakkan laptop nya.
Jantung Jeny berdetak kencang, dia juga merasa tubuhnya seperti terkena sengatan listrik yang menjalar ke tubuhnya.
"Kalo mau memandangi wajah ku, bilang aja, jangan curi-curi pandang kaya tadi" bisik Faisal sambil memeluk istrinya itu.
Jeny pun tidak bisa berkutik, dia hanya bisa menikmati kehangatan pelukan dari suaminya itu.
"Jangan Geer deh, siapa juga yang curi-curi pandang sama lo" Jeny ngeles, karena mungkin dia masih gengsi untuk mengakuinya.
"Panggil nya jangan Lo gue ya, aku kan sekarang udah jadi Suami kamu.
"Emang pengen dipanggil apa" tanya Jeny yang masih dalam pelukan suaminya.
"Sayang, atau mas Juga gak papa" ucap Faisal sambil mengelus-elus rambut Jeny.
Sementara Jeny tanpa sadar asyik menikmati belaian lembut dari suaminya itu.
"Iya nanti ya" jawab Jeny sambil tersenyum.
"nah gitu dong senyum, kan jadi lebih manis, tapi Nanti kapan ya?" tanya Faisal penasaran.
"Tadi lo lagi ngerjain apa sih, fokus bener?" Jeny mengalihkan pembicaraan nya.
"Lagi bikin surat izin ke pihak kampus " jawab Faisal.
"Surat izin untuk apa? Tanya Jeny penasaran dan melepaskan pelukan Faisal, mungkin dia sudah terasa sesak nafasnya.
"Surat izin untuk acara camping besok lusa" jawab Faisal.
"Camping, kok gue gak tau kalo akan ada acara itu?" tanya Jeny.
"Iya karena emang belum ada yang dikasih tau, besok aku umumkan, setelah dapet jawaban email dari pihak kampus" jawab Faisal.
"gue boleh ikut ya" pinta Jeny.
"Boleh, tapi ada syaratnya" ucap Faisal.
"Kok ada syarat segala?" tanya Jeny.
"Kamu lupa kamu udah bersuami, jadi kalo kamu mau ikut harus terima persyaratan dari suamimu ini" ucap Faisal dengan wajah tersenyum.
"Syaratnya apa, ribet Amat jadi istri?" Tanya Jeny penasaran.
"Syaratnya kamu harus sun aku dulu" ucap Faisal sambil menyodorkan pipinya dekat wajah Jeny.
"Ih apaan sih, syaratnya kok kaya gitu, gue gak mau" Jeny menolak, padahal batinnya dia mau, cuma dia gengsi aja.
"Yaudah kamu berarti gak bisa ikut, kamu tau kan tentang hukum suami istri, jika seorang istri tidak dapat izin dari suaminya maka dia tidak bisa kemana-mana" Ucap Faisal dengan tersenyum mengerjai istrinya.
"Cup.." Jeny pun mengecup pipi Faisal dengan singkat.
Faisal pun merasakan seperti adanya sengatan listrik ditubuhnya.
"Yaudah kamu boleh ikut, tetapi tetep kamu jangan jauh-jauh dari aku" Faisal mengizinkan setelah dia mendapatkan kecupan manis dari istrinya.
"Iya, tapi lo jangan kasih tau siapa pun juga tentang status kita ya, gue takut nanti fans lo malah memusuhi gue" ucap Jeny yang tiba-tiba keinget wajah nya si Linda.
"Iya sayang, tetapi kalo nanti kita berada di situasi diharuskan untuk memberi tahu nya, terpaksa ya aku akan kasih tau status kita" ucap Faisal.
"Yaudah iya gue setuju " jawab Jeny.
Mereka pun larut dalam perbincangan nya, seperti layaknya suami istri pada umumnya.