Nyatanya, menikah dengan pria yang dicintai tak selamanya membuat Naomi bahagia. Baru beberapa bulan Naomi merasakan kebahagiaan menjalani biduk pernikahan dengan Gilang, badai besar datang menerpa rumah tangga mereka.
Melvina, adik ipar Naomi yang berstatus sebagai adik angkat Gilang, ternyata juga mencintai Gilang dan berusaha melakukan berbagai macam cara untuk memisahkan Naomi dan Gilang.
“Maaf, aku terpaksa harus menikahi Melvina menjadi istri keduaku untuk menyembuhkan rasa trauma di dalam hati Melvina.” Pernyataan Gilang malam itu berhasil membuat hati Naomi hancur berkeping-keping.
“Lebih baik aku pergi dari pada harus di madu dan merasakan sakit hati seumur hidup.” ~Naomi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPRT 7 - Merasa Menang
Tatapan mata Mama Ruby terlihat begitu tajam menatap wajah Naomi. Mama Ruby emosi melihat sikap yang ditunjukkan Naomi barusan. Hendak menjawab, niat Mama Ruby urung karena Gilang sudah lebih dulu bersuara.
“Melvina, biarkan Naomi yang mengambilkan makan untuk Kakak!” Gilang berucap tak kalah tegas. Untuk kali ini dia tak menyalahkan sikap istrinya. Menurut Gilang, Naomi sudah melakukan hal yang benar.
Melvina jadi kesal bukan main karena Gilang tidak berada di pihaknya. Tidak ingin membuat ribut nantinya, Melvina akhirnya mengangguk. Menurut dengan perintah Gilang sambil menahan emosi dalam hati.
Perasaan Naomi sedikit tersentuh karena Gilang membela dirinya. Tak ingin mengundur waktu lama, Naomi segera mengambilkan makanan untuk Gilang. Tanpa peduli jika pergerakannya saat ini menjadi pusat perhatian Mama Ruby dan Melvina.
“Sayang, aku lagi gak selera mau makan. Bisakah kamu menyuapiku makan? Konon katanya, disuapi oleh suami bisa menambah selera makan istrinya.” Pinta Naomi dengan mata berkedip-kedip penuh harap.
Gilang mengulas senyum. Kepalanya pun mengangguk mengiyakan permintaan Naomi. Setiap Naomi bersikap manja kepadanya, Gilang selalu menyukainya. Meski beberapa waktu belakangan ini dia mengabaikan sikap manja Naomi karena fokus pada Melvina.
“Apa-apaan ini?” Melvina menggeram dalam hati saat melihat Gilang benar-benar menyuapkan makanan untuk Naomi. Gilang bahkan tak peduli kalau ada dirinya dan Mama Ruby di sana.
“Gimana, enak?” Tanya Gilang setelah menyuapkan satu sendok makanan untuk Naomi.
Naomi rasanya ingin menggeleng. Mengatakan jika makanan Melvina tidak enak. Meski sebenarnya rasanya enak, entah mengapa Naomi tidak menyukai masakannya.
“Enak.” Balas Naomi sekenanya. Melvina yang mendengarnya dibuat sebal. Padahal dia ingin mempertanyakan hal tersebut pada Gilang barusan. Namun, Gilang sudah bertanya lebih dulu pada Naomi dan lagi-lagi membuatnya urung untuk bersuara.
“Kak Gilang, ayo coba masakanku. Aku udah membuat makanan yang kakak suka loh!” Pinta Melvina setelah jengah melihat Gilang terus menyuapi Naomi makan sementara makanannya belum tersentuh sama sekali.
“Iya.” Gilang segera memakan makanannya. Sama seperti Naomi, Gilang merasa kalau masakan Melvina kurang pas di lidahnya.
“Gimana, enak kan, Kak?” Tatapan mata Melvina nampak penuh harap. Selama ini dia suka sekali kalau makanannya dipuji oleh Gilang.
“Lumayan.” Tanpa sadar Gilang menjawab seperti itu. Padahal, dia ingin mengatakan kalau masakan Melvina enak tadinya.
“Lumayan?” Kedua bola mata Melvina melotot. Baru kali ini dia mendengar Gilang mengatakan rasa masakannya lumayan. “Kenapa cuma lumayan, Kak. Apa rasanya gak enak?” Melvina kembali bertanya. Merasa tidak puas.
“Enak kok. Maksud Kakak tadi masakan kamu enak.” Koreksi Gilang supaya mood Melvina tidak buruk. Ya, Gilang memang masih saja memikirkan perasaan Melvina supaya keadaan Melvina tidak makin memburuk.
Meski jawaban Gilang tak membuatnya senang, tapi setidaknya Melvina lega karena Gilang sudah mengoreksi perkataannya.
“Sepertinya Melvina haus sekali dengan pujian dari suamiku.” Naomi berucap dalam hati sembari menatap datar ke arah Melvina. Rasanya makin ke sini Naomi makin merasa kalau sebenarnya Melvina ini tidak sakit. Tapi dia berusaha memperlihatkan dirinya jika sedang tidak baik-baik saja supaya banyak orang prihatin dengan keadaannya.
Merasa ditatap oleh Naomi, membuat Melvina balik menatap Naomi dengan tatapan kurang bersahabat. Naomi sama sekali tidak peduli dengan tatapan Melvina. Jika Melvina menatapnya dengan sinis, Naomi balik menatap wajah Melvina dengan sinis. Memangnya hanya Melvina saja yang bisa melakukannya pada Naomi. Naomi juga bisa!
Selesai makan malam, Melvina meninggalkan meja makan yang nampak masih berantakan menuju ruangan tengah. Mama Ruby pun mengikuti pergerakan Melvina.
“Biar aku bantu ya, Sayang.” Gilang hendak bergerak membantu Naomi membereskan meja makan. Namun, Naomi sudah menghentikan pergerakannya dengan menggelengkan kepala.
“Gak usah. Biar aku saja yang membereskannya.” Kata Naomi yang tidak ingin merepotkan Gilang.
Meski Naomi menolak tawarannya, tapi Gilang tetap saja membantu Naomi. Pergerakannya itu pun tak terlihat oleh Mama Ruby dan Melvina yang sudah pergi meninggalkan meja makan.
“Mama, gak masalah kan kalau aku gak batuin beresin meja makan?” Sembari melangkah, Melvina bertanya pada Mama Ruby dengan suara yang terdengar begitu manja dan lembut.
Mama Ruby mengangguk. “Gak masalah. Kamu udah bertugas memasak. Sekarang giliran Naomi yang membereskannya.” Balas Mama Ruby yang selalu mengiyakan perkataan Melvina.
Melvina tersenyum senang. Setiap kali Mama Ruby mengiyakan perkataannya atau berada di pihaknya, perasaan Melvina selalu senang. Karena dia merasa lebih menang dari pada Naomi meski saat ini dia belum mampu merebut perhatian Gilang sepenuhnya dari Naomi.
“Cepat atu lambat, Kak Gilang pasti akan jatuh ke pangkuanku. Dan saat itu tiba, aku akan menendang Naomi jauh-jauh dari kehidupan Kak Gilang!”
***
Jika teman-teman suka dengan cerita Naomi dan Gilang, tinggalkan komentar dan klik tombol suka sebelum meninggalkan halaman ini. Satu lagi, jangan lupa kasih rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ seperti biasanya.
Untuk seputar info karya, teman-teman bisa follos akun instaggram @shy1210 yaaa
Terima kasih🌺
biasanya kmau bisa bilang kalo ini semua dia lakukna buat ulet keket sembuh....
ayolah ngomong gitu kaya kamu ngomong di depan Naomi...
kamu ngomong sama semua untuk ngertiin posisi fia sekarang yang mencoba untuk menyembuhkan traumnanya ulet keket...ko g abisa jawab sih....cuma berani jawab fo depan Naomi ya....
keliatan bnaget y ulet keket lagi kegatelan...
udaj liat gitu ko kamu g abisa mikir sih lang...kalo apa yang di omongin Naomi kalo ulet keket itu cinta sama kamu sebagai perempuan dewasa ke lelaki dewasa bukan cinta sebagai adik ke kakakanya....
percuma jadi bos beaar kalo hal sepele gini kamu ga peka...
itu bibit pelakor...
tapi ya sudahlah kan itu yang kamu pilih...
lebih memilih menjadi obat traumanya ulet keket dn menjadi anak yang berbakti dengan mengikuti kemaunnya ibu tersayang kamu
Derdy sangat curiga melvina itu hanya sandiwara hanya tuk menarik perhatian mama ruby dan gilang dasar ular berbisa...
Gilang merasa tidak nyaman dekat-dekat sm melvina, tidak menjawab pertanyaan ingin menikahi melvina hanya diam aja....
Gilang makanya jd pria hrs tegas dan punya pendirian jgn mau hidupmu disetir mamamu itu yg egois bingit memaksakan kehendaknya....
Derby sangak muak skl sm melvina sok jaim dan kalem pdhal asli ular berbisa sangat jahat dan licik sampai tega menghancurkan rumahtangga noami dan gilang...
Ayo Debby n papa Rega cari bukti u/ membuka kebusukan ulet bulu