NovelToon NovelToon
Visionaries Of The Sacred

Visionaries Of The Sacred

Status: sedang berlangsung
Genre:Akademi Sihir / Slice of Life / Keluarga / Action / Persahabatan / Fantasi
Popularitas:50
Nilai: 5
Nama Author: Nakuho

menceritakan sang pangeran bernama iglesias Lucyfer seorang pangeran yang manja dan kekanak-kanakan suatu hari dia dan kakak perempuan Lucyfer iglesias Elice ingin menjadi penyihir high magnus dan bertahun tahun berlalu di mana saat sang kakak kembali lagi ke kerajaan vantier Elice berubah pesat dan menjadi sangat dingin, perfeksionis,fokus dan tak peduli dengan siapapun bahkan Elice malah menantang sang adik dan bertarung dengan sang adik tetapi sang adik tak bisa apa apa dan kalah dalam satu teknik sihir Elice,dan Elice mulai menyadarkan Lucyfer kalau penyihir seperti nya tak akan berkembang dan membuat lucyfer tetap di sana selama nya dan sang adik tak menyerah dia ke akademi yang sama seperti kakak nya dan mulai bertekad menjadi high magnus dan ingin membuktikan kalau diri nya sendiri bisa jadi high magnus tanpa kakak nya dan Lucyfer akan berjuang menjadi yang terhebat dengan 15 teman teman nya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nakuho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 2:janji yang segera di ingkari

Enam tahun telah berlalu sejak janji itu terucap di bawah langit taman kerajaan.

Kini, Lucyfer berusia dua belas tahun.

Sihirnya—yang dulu liar dan tak terkendali—kini telah jinak. Kloning elemen dan es bukan lagi permainan berbahaya, melainkan sesuatu yang bisa ia panggil tanpa kehilangan kendali. Namun satu hal tak berubah sedikit pun.

Sifatnya.

Lucyfer masih tetap seperti anak kecil—manja, ceria, dan terlalu bergantung pada orang-orang yang ia percaya.

Lorong menuju kamar pangeran Kerajaan Vantier tampak sunyi. Dinding batu putih memantulkan cahaya pagi, sementara tirai-tirai mahal bergoyang pelan tertiup angin.

Di dalam kamar, Lucyfer duduk di ranjang sambil membaca buku tebal—terbalik.

“Hmm…”

Ia memiringkan kepala, mencoba memahami sesuatu yang jelas tak ia mengerti.

Tok. Tok. Tok.

Lucyfer langsung tersenyum.

“Elviera ya? Masuk aja,” katanya riang.

Pintu terbuka perlahan.

Seorang gadis berambut kuning keemasan melangkah masuk dengan postur tegap. Pakaiannya rapi—seragam maid kerajaan. Tatapannya dingin, sikapnya disiplin, namun gerakannya sangat terlatih.

Elviera Noctane.

Pelayan pribadi Lucyfer sejak ia berusia delapan tahun.

Tangan kanan, penjaga, sekaligus pengawas kesehariannya.

Di tangannya, sebuah nampan perak.

“Sesuai dugaan,” ucapnya datar namun sopan.

“Tuan Muda Lucyfer belum sarapan.”

Ia membuka penutup nampan. Aroma daging sapi panggang langsung memenuhi ruangan. Kentang goreng tersusun rapi, salad segar di sampingnya, serta segelas jus jeruk.

“Koki kerajaan menggunakan daging kualitas terbaik,” lanjut Elviera.

“Minuman sesuai kesukaan anda."

Ia berhenti sejenak.

“Apakah… seperti biasa?”

“Perlu saya menyuapi anda?”

Mata Lucyfer langsung berbinar.

“Jelas!”

"Elviera yang nyuapin dong!”

Elviera menghela napas kecil—hampir tak terdengar.

“Baiklah,” katanya sambil mengambil garpu.

“Tuan Muda, mohon buka mulut.”

Lucyfer menuruti dengan patuh.

“Waaah—!”

“Rasanya meleleh dari dalam!”

Elviera tetap menyuapinya dengan gerakan tenang, hampir seperti seorang ibu yang terbiasa merawat anak kecil. Namun tatapannya… sedikit goyah.

Tenang, Elviera.

Fokus.

Dalam hatinya, pikirannya berantakan.

Kenapa tuan muda ini tidak pernah berubah…

Pipinya menggembung seperti tupai.

Sungguh tidak pantas untuk seorang pangeran…

Tapi kenapa malah—

Ia segera menegakkan ekspresi wajahnya kembali.

Ini hanya rasa tanggung jawab.

Proteksi. Loyalitas. Tidak lebih.

Namun tepat saat itu—

Langkah kaki terdengar dari lorong.

Lucyfer menoleh.

Pintu kamar terbuka tanpa ketukan.

Seorang gadis berambut putih masuk dengan aura yang jauh berbeda dari enam tahun lalu. Tubuhnya lebih tinggi, tatapannya lebih dewasa, namun senyumnya tetap hangat.

Iglesias Elice.

Kini berusia enam belas tahun.

“Lucyfer,” katanya sambil tersenyum.

“Disuapi lagi? Benar-benar adik paling manja sedunia.”

Lucyfer menelan makanannya cepat-cepat lalu berdiri dan memeluk kakaknya.

“Kakak!”

Elice membalas pelukan itu, lalu menatap adiknya dengan ekspresi lembut—namun serius.

“Ada yang ingin kakak bicarakan,” ucapnya pelan.

“Kakak sudah memutuskan.”

Lucyfer mendongak.

“Kakak akan melanjutkan ke Akademi Sihir Agreta,” lanjut Elice.

“Di sana… kakak akan menempuh jalan untuk menjadi High Magnus.”

Ruangan seolah hening.

“Besok,” katanya lagi,

“adalah hari terakhir kita bertemu… untuk sementara waktu.”

Lucyfer terdiam.

Matanya berkaca-kaca.

Ia memeluk kakaknya lebih erat.

“Hei…” suaranya bergetar.

“Tapi kakak janji, kan…?”

“Kita bakal jadi High Magnus bersama-sama…”

Elice terdiam sejenak.

Lalu ia mengelus rambut Lucyfer dengan lembut.

“Tentu saja,” katanya pelan, hangat.

“Janji itu… tidak pernah kakak lupakan, Lucyfer.”

Namun jauh di dalam hatinya,

Elice tahu—

jalan yang akan mereka tempuh, tak akan semudah janji masa kecil itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!