NovelToon NovelToon
TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

"Ya Tuhan...apa yang sudah aku lakukan? Kalau mamih dan papih tahu bagaimana?" Ucap Ariana cemas.
Ariana Dewantara terbangun dari tidurnya setelah melakukan one night stand bersama pria asing dalam keadaan mabuk.
Dia pergi dari sana dan meninggalkan pria itu. Apakah Ariana akan bertemu lagi dengannya dalam kondisi yang berbeda?

"Ariana, aku yakin kamu mengandung anakku." Ucap Deril Sucipto.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Dia ?

"Kenapa lagi papih?"

PLAK

Semua yang ada di sana melongo, papih Alarich tak segan segan menampar dengan keras pipi Ariana. Tangan mamih Aleesya menahan badan suaminya yang tersulut emosi.

"Udah pih...jangan mamih mohon!" Lirihnya.

Anna memegang pipinya yang panas akibat tamparan dari papihnya. Pertama kali dalam hidupnya papihnya menampar dirinya. Tubuhnya bergetar hebat, seakan akan ada b*m yang akan meluap.

"TAMPAR LAGI PIH, TAMPAR! ANNA UDAH CAPEK HIDUP DIBAWAH ATURAN PAPIH. ANNA UDAH BESAR, PIH. Anna juga butuh kebebasan." Suara Anna semakin melemah.

"An, leher kamu ? Apa kamu habis_?" Kata Atharya, ia melihat beberapa tanda kissmark di leher adiknya. Dan itu membuat papihnya semakin marah.

"Kebebasan? Kebebasan apa yang kamu mau hah? Party sama teman teman bangs*at kamu itu? Dugem, mabuk mabukkan, itu yang kamu maksud kebebasan?! JAWAB ARIANA." Papih Alarich tak kalah murka membentak anak bungsunya.

Selama ini ia sudah mengalah demi anaknya, namun semakin hari kelakuan Ariana tidak bisa di tolerir lagi. Bahkan Athala menitikan air matanya ia tak menyangka jika Ariana akan berani melawan papihnya.

"Kakak kecewa sama kamu, An. Kamu kebanggaan papih dan mamih. Lihat mereka Anna! Papih dan mamih selalu menjadi garda terdepan buat kamu. Di saat ada orang yang menghina kamu, papih orang pertama yang melindungi kamu." Athala membentak Ariana.

Hati ibu mana yang tidak terluka melihat anak perempuan yang sangat ia sayangi kini membangkang. "Mih, kita ke kamar yah." Celetuk Alana yang merangkul mamihnya. Ia tahu mamihnya akan rapuh.

Isak tangis mamih Aleesya begitu menyayat hati. Ia menatap anaknya yang amat ia sayangi sepenuh hati.

"Tapi aku udah besar, kak! Aku juga punya keinginan sendiri. Aku ingin jadi diri sendiri. Selama ini semua harus kehendak papih kan? Aku capek pih! Papih selalu mengawasi aku dua puluh empat jam. Aku bukan anak kecil lagi, pih." Lirih Ariana.

"CUKUP! Anna kalau kamu ingin kebebasan, silahkan angkat kaki dari rumah ini. Athala, ambil semua fasilitas yang sudah papih dan mamih kasih untuk Anna." Geram mamih Aleesya.

"Dan... karir kamu berhenti sampai di sini. Kamu tahu power keluarga kita kan? Silahkan kamu cari kerja sendiri tanpa nama Dewantara." Ucap mamih Aleesya pasrah. Hatinya sakit melihat anak bungsunya jadi seperti itu.

Mamih Aleesya memegang dada kirinya dan berjalan ke kamarnya dengan tatapan kosong. Alana menyusulnya. Sementara Athala melakukan perintah yang mamih Aleesya berikan.

"PUAS KAMU MENYAKITI HATI IBUMU?" Teriak papih Alarich.

Anna tidak menyangka jika mamihnya akan bicara seperti itu. Perkataan mamihnya sangat menohok. Dia masih diam membeku. Atharya pergi menyusul mamihnya ke kamar.

Memang benar apa yang di dapat Ariana selama menjadi model dan pemain film adalah berkat privillege dari keluarganya. Siapa yang tidak tahu nama Dewantara. Nama itu sudah melanglang buana ke penjuru negeri bahkan sampai international.

"Pih, Anna_"

"Mulai sekarang papih enggak akan pernah perduli sama kamu. Mau kamu jungkir balik sekali pun silahkan. Jika ingin bebas, keluar dari rumah ini. Tapi...kalau kamu masih mau tinggal disini, ikuti aturan papih."

Papih berjalan ke kamarnya. Didalam ia melihat istrinya menangis sesegukkan. Athala dan Atharya termenung di sofa. Lalu Alana masih mendekap mamihnya.

"Sayang...!" Papih Alarich mengambil alih mamih Aleesya dari pelukan Alana. Anak keduanya itu turun dari kasur dan bergabung dengan kedua saudaranya, Athala dan Atharya.

-

-

Lalu Ariana dengan langkah gontay masuk ke kamarnya dan menuju kamar mandi. Dia menyalakan shower dan mengguyur tubuhnya. "Maafin Anna, mih hiks hiks hiks."

Ariana sebenarnya tak bermaksud menyakiti hati orang tuanya. Namun kejadian semalam yang menimpanya membuat ia tertekan. Terbangun dari tidurnya dengan seorang pria yang tak ia kenal dalam keadaan polos tanpa sehelai benang.

Flashback

"Eugh... Jam berapa ini?" Ariana menggeliatkan tubuhnya yang terasa pegal. Dia masih belum menyadari bahwa dirinya tak memakai baju sama sekali. Dia menoleh ke sebelahnya dan betapa terkejutnya, dirinya bersama seorang pria yang masih tidur.

Ariana reflek membuka selimutnya. "Ya Tuhan apa yang sudah aku lakukan? Dia siapa?" Ariana justru menjambak rambutnya kasar, dia bangun perlahan memunguti bajunya yang berserakan di lantai dan memakainya. Sebelum ia pergi, ia melihat wajah pria disampingnya.

"Semoga kita tidak bertemu lagi."

Dia juga meneteskan air matanya tak kala ada noda cairan merah yang ada di sprei putih itu, yang menandakan jika ia sudah tak suci lagi. Sebelum pergi ia menulis di secarik kertas.

"Jangan mencari diriku, anggap saja tidak terjadi apa apa. Ini bayaran mu, kamu bisa mencairkannya di bank."

Ariana memberikan cek berisi 300 juta pada pria itu. Dia pergi dari sana dengan hati yang berkecamuk. Sepanjang jalan dia menangisi nasibnya.

"Aku kotor... Aku kotor...!"

Ariana menghentikan mobilnya dipinggir jalan, ia menangis sejadi-jadinya di setir mobil. "Brengsek Milly! Harusnya aku enggak ikutin dia. Mamih, papih...Anna hancur." Tangisannya semakin kencang dan menyayat hati.

Cukup lama hampir satu jam Ariana ada disana. Ponselnya mati dari semalam. Dia mengaktifkannya lagi, dan banyak sekali pesan masuk dari keluarganya terutama dari orang tuanya.

"Aku harus bilang apa ke mamih dan papih? Pasti mereka marah...ya Tuhan maafkan aku!"

Ariana memukul mukul setir mobilnya, sungguh ia menyesal sekali. Tapi nasi sudah jadi bubur. Ia harus merelakan kesuciannya pada pria asing.

Sesampainya ia dirumah, ternyata ia mendapatkan tamparan dari papihnya. Ariana tidak bermaksud menyakiti hati orang tuanya. Dia sangat menyayanginya. Namun entah kenapa Ariana nampak kacau saat itu.

Jadi apa yang terlontar dari bibir Ariana, bukanlah yang sebenarnya. Dia merasa berdosa dan bersalah pada orang tuanya.

-

-

-

"Mau kemana kak?" Tangan Alana menahan Athala yang berdiri.

"Ke kamar Anna!" Jawab Athala ketus.

"Buat apa kak? Yang ada dia semakin keterlaluan. Aku enggak mau kakak berantem lagi sama Anna. Udahlah kak!"

Athala duduk kembali, ia mengusap wajahnya kasar. Cukup lama mereka terdiam hingga tangisan mamihnya berhenti dan menatap suaminya.

"Maafin aku pih, aku gagal mendidik Anna, aku gagal menjaganya, aku_"

"Ssst...kita sudah mendidiknya dengan benar. Kalau ada yang harus di salahkan, itu papih."

Muka mamih Aleesya sudah sembab, hidungnya merah sekali kepalanya terasa pusing. Seketika dia teringat ketika dirinya melahirkan Ariana.

"Mih, kita harus kuat. Sudah banyak ujian yang keluarga kita hadapi. Kalau mamih rapuh, nanti Alana, kak Atha dan Athar berlindung kemana?" Ucap Alana dengan suara seraknya sambil memegang tangan mamihnya dan menciumnya.

-

-

-

Ketiga saudara kandung Ariana sudah pulang ke rumah masing masing sore tadi. Hari sudah malam, Ariana yang biasa dipanggil Anna itu masih melamun di balkon kamarnya. Dia tidak berani keluar kamar setelah apa yang terjadi tadi pagi.

TOK TOK TOK

"Non Anna buka pintunya. Si mbok bawain makan malam." Si mbok Sum teriak dari luar pintu kamar Anna. Namun sang empu yang dipanggil tak kunjung menjawab.

Mbok Sum menaruh nampan berisi makanan tepat di meja nakas depan pintu kamar Anna. Sementara Anna masih dengan lamunannya.

Ia samar samar mengingat kejadian bersama pria asing itu. Tangannya terulur mengelus lehernya. Dia masih bisa merasakan kelembutan yang diberikan pria itu.

"Siapa dia?" Gumamnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!