NovelToon NovelToon
BENANG KUSUT

BENANG KUSUT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Gemini 75

Kirana berusaha menjaga keluarga, sementara Riana menyimpan rahasia. Cinta terlarang menguji mereka. Antara keluarga dan hati, pilihan sulit menanti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Warna Warna Cinta

Setelah kelas melukis malam itu, Bima mendapati dirinya menawarkan untuk mengantar Riana pulang. Sebuah keberanian yang tiba-tiba, namun terasa begitu alami. Riana, dengan senyum yang membuat jantung Bima berdebar tak karuan, mengangguk setuju. Mereka berjalan beriringan, menyusuri jalanan The Kalindra yang perlahan mulai sepi. Lampu-lampu jalan memancarkan cahaya temaram, menciptakan suasana yang intim dan tenang.

"Lukisanmu tadi benar-benar memukau," Bima membuka percakapan, berusaha menyembunyikan kegugupannya. "Cara kamu bermain dengan warna, berani dan penuh emosi, itu sangat mengagumkan."

Riana tersipu, pipinya merona lembut diterpa cahaya lampu. "Terima kasih, Bima. Tapi aku juga sangat terkesan dengan lukisanmu. Detailnya begitu halus, dan kamu berhasil menangkap ekspresi wajah objek dengan sangat hidup."

Mereka terus berjalan, saling bertukar pujian tentang karya masing-masing. Bima merasa nyaman berada di dekat Riana. Ia menyukai senyumnya yang tulus, suaranya yang lembut bagai melodi, dan caranya memandang dunia dengan mata yang berbinar penuh semangat. Ia merasa seperti menemukan seseorang yang sefrekuensi, seseorang yang mengerti dirinya.

Sesampainya di depan gedung apartemen Riana, Bima menghentikan langkahnya. Ia menatap Riana lekat-lekat, mencoba membaca pikirannya. "Riana," ucapnya, suara sedikit bergetar, "aku sangat senang bisa mengenalmu. Kamu adalah orang yang baik, berbakat, dan menyenangkan. Kehadiranmu membuat kelas melukis menjadi lebih berwarna."

Riana balas menatap Bima dengan tatapan yang sama intensnya. "Aku juga senang bisa mengenalmu, Bima. Kamu orang yang perhatian, lucu, dan selalu memberikan inspirasi. Aku merasa lebih percaya diri sejak mengenalmu."

Keheningan menyelimuti mereka, hanya suara angin malam yang sesekali berdesir. Bima merasakan jantungnya berdebar semakin kencang. Ia ingin mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya, namun kata-kata terasa tercekat di tenggorokan. Ia takut merusak suasana yang sudah terjalin dengan baik.

"Ehm," Bima berdeham, berusaha mencairkan suasana yang mulai terasa kaku. "Mungkin… mungkin kita bisa jalan-jalan lagi lain waktu? Ke museum atau galeri seni, mungkin?" Ia menawarkan dengan nada hati-hati, berharap Riana tidak menolak ajakannya.

Senyum merekah di wajah Riana, membuat mata Bima terpaku padanya. "Aku akan sangat senang, Bima. Kapan?"

"Bagaimana kalau akhir pekan ini? Sabtu atau Minggu?" Bima menawarkan, jantungnya berdebar menunggu jawaban Riana.

"Sabtu sepertinya ide bagus. Aku tidak ada rencana apa-apa," jawab Riana dengan nada riang.

"Oke, Sabtu ya. Nanti aku kabari lagi tentang tempat dan waktunya," kata Bima, berusaha menyembunyikan rasa senangnya.

"Baiklah. Sampai jumpa hari Sabtu, Bima," ucap Riana, melambaikan tangannya.

"Sampai jumpa, Riana," balas Bima, masih terpaku menatap Riana hingga ia menghilang di balik pintu apartemennya.

Bima berdiri terpaku di depan pintu apartemen Riana, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Ia baru saja mengajak Riana berkencan! Sebuah keberanian yang tidak pernah ia duga sebelumnya.

Ia berjalan pulang dengan senyum lebar yang tak bisa ia tahan. Perasaan bahagia dan bersemangat bercampur aduk dalam dirinya. Ia tidak sabar menunggu hari Sabtu tiba, hari di mana ia akan menghabiskan waktu bersama Riana.

Namun, di balik kebahagiaan itu, Bima juga merasakan sedikit kekhawatiran. Pengalaman cintanya di masa lalu masih membekas dalam ingatannya. Ia takut jika ia akan terluka lagi, jika Riana tidak seperti yang ia harapkan.

Sesampainya di apartemen, Bima langsung meraih ponselnya dan menelepon sahabatnya, Doni. Ia menceritakan semua yang terjadi, mulai dari kelas melukis yang membuatnya bertemu Riana, hingga ajakan kencan yang baru saja ia lontarkan.

"Wah, selamat, Bima!" seru Doni di seberang telepon, dengan nada bersemangat. "Akhirnya kamu berani membuka hatimu lagi. Aku senang sekali mendengarnya!"

"Tapi aku takut, Don. Aku takut kalau aku akan terluka lagi," Bima mengakui, suaranya lirih.

"Hei, dengar," kata Doni dengan nada menenangkan, "setiap orang pasti pernah mengalami patah hati. Tapi itu bukan berarti kamu harus menutup dirimu dari cinta. Beri Riana kesempatan untuk membuktikan bahwa dia berbeda dari mantanmu. Jangan biarkan masa lalu menghantuimu."

"Tapi bagaimana kalau aku salah menilai Riana?" Bima bertanya, keraguan masih menyelimuti hatinya.

"Tidak ada yang salah dengan mencoba, Bima. Kalaupun nanti tidak berhasil, setidaknya kamu sudah berani mengambil langkah. Jangan biarkan rasa takut mengendalikan hidupmu. Ikuti kata hatimu, dan nikmati setiap momen yang ada."

Kata-kata Doni bagaikan oase di tengah gurun pasir. Bima menyadari bahwa sahabatnya itu benar. Ia tidak boleh membiarkan rasa takut menguasai dirinya. Ia harus berani mengambil risiko dan membuka hatinya untuk cinta yang baru.

Bima mengucapkan terima kasih kepada Doni atas dukungan dan nasihatnya. Setelah menutup telepon, ia mengambil buku sketsanya dan mulai menggambar. Ia menggambar wajah Riana, dengan senyum manis yang selalu berhasil menenangkan hatinya.

Sambil menggambar, Bima merenungkan tentang Riana. Ia menyadari bahwa Riana adalah orang yang istimewa. Ia memiliki hati yang tulus, pikiran yang cerdas, dan bakat seni yang luar biasa. Ia merasa beruntung bisa mengenalnya.

Bima berharap, hubungannya dengan Riana akan berkembang menjadi sesuatu yang indah dan bermakna. Ia siap untuk mewarnai hidupnya dengan warna-warna cinta yang baru, bersama Riana. Ia berjanji pada dirinya sendiri, kali ini ia akan memberikan yang terbaik, tanpa rasa takut dan keraguan. Ia akan membiarkan hatinya terbuka lebar, menerima cinta yang mungkin telah lama ia rindukan.

             ************

1
SitiGemini75
tunggu aja nanti 🤣
SitiGemini75
iya kak hukum aja 😍
SitiGemini75
kapan ya kak soalnya aku masih seneng mainin hidup Riana sih kak
SitiGemini75
iya ya kak kenapa nggak di blokir aja 😄😄🤭
kalea rizuky
riana oon blokir no semua mantan qm. itu bodoh
kalea rizuky
riana di hancur kan berkali. kali. kapan bahagia nya thor jahat lu
kalea rizuky
jahat qm. bim ya ampun riana nasib mu
kalea rizuky
moga Bima obat ya bukan luka baru
kalea rizuky
heleh g punya pilihan tp doyan buktiknya lu hamil najis
kalea rizuky
nunggu karma para penghianat
kalea rizuky
kasian riana adek kurang ajar
Heny
Kasian Riana di khianati
SitiGemini75: sebenarnya kasian juga tapi namanya takdir harus gimana lagi
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!