Rel kereta api di bagian Utara kampung pandan Arum menjadi hangat di perbincangkan belakangan ini, sebab beberapa orang pernah melihat akan keberadaan seorang wanita memakai gaun berwarna merah.
Bila sudah ada yang mengatakan melihat wanita itu maka dapat dipastikan esoknya akan ada yang meninggal dunia, menurut kabar yang beredar wanita itu adalah korban pembunuhan dari suami sendiri dan wanita itu dalam keadaan hamil.
Siapa kah wanita bergaun merah itu?
Lalu siapakah suaminya?
ikuti terus kisah ini bersama dengan Novita Jungkook, kisah ini tidak ada menjiplak karya mana pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Kendal tumbang
"Kau, sedang apa kau mengintai di sini?!" Kendal menghampiri sosok yang duduk di atas pohon.
"Lalu mengapa bila aku tinggal di sini?" kuntilanak merah tersenyum menatap kucing putih ini.
"Aku datang untuk memberimu peringatan agar jangan sembarangan di sini." Kendal menatap penuh kebencian pada kuntilanak merah ini.
"Hahaaaaaa....kucing putih sialan seperti kau malah berlagak ingin menghakimi." kuntilanak ini malah tertawa kencang.
PLAAAAAAK.
Kendal yang merasa geram karena sudah memberi peringatan tapi justru di remehkan seperti itu maka langsung emosi tidak tertahan, langsung saja tamparan keras mendarat di wajah kuntilanak ini dengan satu sentakan yang begitu kencang luar biasa sekali.
Kuntilanak merah ini justru kian tertawa karena dia merasa tamparan Kendal sama sekali tidak terasa di wajah dia, maka yang ada semakin marah kucing putih satu ini, rasa di tempel dengan lalat saja dan Kendal pun jadi agak canggung serta heran, kenapa bisa kuntilanak ini sama sekali tidak bergeser dari tempat tidur nya.
Seringai maut keluar dari bibir nya membuat Kendal semakin bingung saja untuk bagaimana lagi, tapi belum sempat dia memberi reaksi lagi maka tubuh Kendal langsung melanting keras jatuh di tanah. jelas kuntilanak merah jauh lebih kuat dari pada kucing putih, maka dia tidak sanggup untuk bertahan sedikit pun.
"Aaaaaghhh!" Kendal muntah seketika di atas tanah.
Tendangan yang sangat keras menghantam dada dan darah muncrat begitu saja, bila tidak segera mendapat pertolongan maka bisa saja saat ini Kendal akan segera musnah akibat tidak sanggup menahan kekuatan kuntilanak merah yang sangat tangguh luar biasa di rasakan oleh kucing putih ini.
"Hanya kucing seperti ini malah bertingkah di hadapan ku." geram kuntilanak merah.
"Siapa kau sebenarnya?!" teriak Kendal berusaha untuk beringsut.
"Jangan pernah ikut campur dalam urusan iblis lain, kau jangan besar kepala hanya karena kau ada di agensi ratu ular." geram kuntilanak merah.
"Kau yang memasuki kawasan di rumah ku!" teriak Kendal sangat marah.
Crasssssh.
"Aku walau lemah tapi tidak akan mudah untuk kau kalahkan." Kendal bangkit walau kesakitan.
"Bangsat!" kuntilanak merah melihat bagian yang terluka akibat kena cakar.
Duaaaaaakk.
"Aaaaaghh! Hueeeeek." Kendal kembali muntah darah.
"Berani sekali kau melukai aku seperti ini." kuntilanak merah menampakan taring yang sangat tajam.
Kucing putih ini tidak akan sanggup menghadapi kuntilanak merah yang kekuatan nya sangat besar, ini belum sempat lagi dia bangkit tapi langsung begitu saja di pijak oleh kuntilanak merah sehingga tidak sanggup lagi untuk bangkit walau hanya sedikit saja karena rasa sakit yang tidak terhingga di dalam dada kucing ini.
"AGGGHHHH!"
Dieeeeek.
Dieeeeeek.
Duaaaassk.
Kendal sudah tidak sanggup lagi untuk bersuara walau hanya sedikit saja, mau bagaimana pun dia sungguh tidak sanggup untuk melawan kuntilanak merah ini. level kuntilanak merah dan putih sangat jauh berbeda, karena yang merah jauh lebih kuat dan juga sangat mengerikan karena dendam yang sangat parah.
"Heehhhh habis kau di tangan ku, aku masih memberikan kesempatan untuk mu." kuntilanak merah segera pergi meninggalkan Kendal yang sekarat.
"Sedikit kesempatan dan bisa kau jadikan pelajaran agar jangan pernah ikut campur dalam urusan ku." kuntilanak merah segera menghilang dari pandangan mata.
"Aaaagkk!" Kendal ingin menahan kuntilanak ini namun sudah tidak ada tenaga.
Rasa sakit akibat hentakan kaki kuntilanak yang sangat kencang itu membuat Kendal tidak mampu lagi untuk bertahan, bila ini adalah manusia maka pasti nya akan patah tulang dan akan segera meninggal dunia karena tidak sanggup untuk untuk bertahan di tengah rasa sakit yang sedang melanda ini.
"Maafkan aku, mungkin sampai di sini aku melindungi kau Bintari." Kendal menutup mata karena sudah tidak sanggup untuk merasakan sakit.
Jelas dia memang tidak akan sanggup melawan kuntilanak merah itu karena lawannya begitu kuat luar biasa, Arka saja tidak sanggup melawan iblis yang selama ini sering menghantui para manusia di rel kereta api, jadi mana mungkin Kendal akan sanggup melawan kuntilanak merah yang sangat buah itu.
...****************...
"Arka berkeliling melihat rel kereta api untuk melihat kuntilanak yang ada di sana." Xavier mengajak Purnama berbicara.
"Anak itu ada saja kerjaan yang di cari kalau sedang gabut seperti ini, apa kekuatan dia pulih sehingga berani mencari setan?!" Purnama menatap Dewa iblis.
"Tidak, bila aku terlambat datang maka Bintari akan menjadi janda." Xavier berkata dengan suara enteng.
Purnama menarik nafas berat karena itu sudah pasti Arka kalah bila Dewa iblis aja berkata demikian, dia ingin mencari tahu namun saat ini Purnama juga sedang mengurus sebuah kasus di desa sebelah sehingga dia merasa belum mampu untuk mengurus kasus ini dulu, kalau berbarengan makan nanti ada yang tidak sempurna dan terjadi kesalahan.
"Arya pasti mau bila di suruh mengurus kasus yang ini bila kau tidak punya waktu?" Dewa iblis menatap ratu ular.
"Tidak semua iblis itu mau di urus, kan tidak mungkin semua setan yang ada di dunia ini mau aku urus hingga menjadi setan baik." Purnama berkata agak ketus.
"Lah kenapa tidak bila kau memang mampu." sahut Xavier pula.
"Sudah lah, untuk sekarang biarkan saja dan awasi Arka bila dia akan bergerak lagi." pesan Purnama.
Xavier hanya bergumam pelan karena dia tidak setuju untuk membiarkan kuntilanak merah itu di rel kereta api, masalahnya adalah sekarang kuntilanak merah sudah banyak memakan korban di antara semua orang yang ada di sana sehingga bila terus di biarkan makanan yang ada akan terus membuat masalah lalu banyak nyawa yang hilang.
Tapi bila melihat dari gelagat Purnama sepertinya wanita ini tidak mau untuk mengurus soal kuntilanak merah yang ada di rel kereta api, sebab kelihatan dia sedang sibuk dengan kasus yang satu ini dan ingin fokus dulu agar tidak tercampur dengan kasus soal kereta api dan juga kuntilanak merah itu.
"Dia akan terus membuat ulah dan akan banyak nyawa yang melayang." dewa iblis berucap pelan.
"Selama ini rel kereta api mana pun selalu saja memakan korban." jawab Purnama.
"Kenapa kau terlihat seolah sangat tidak tertarik ingin mengurus kasus kuntilanak merah ini? apa dia adalah orang tua Cakra yang sempat menjadi kuntilanak merah juga kala itu!" Dewa iblis asal menebak.
"Kau jangan sembarangan bicara seperti itu!" Purnama membentak marah.
Xavier yang dibentak menjadi diam karena dia sadar apa yang di ucapkan barusan adalah hal negatif dan nanti akan membuat Cakra menjadi emosi lalu mereka malah bertengkar, kuntilanak merah Ibu nya Cakra juga sudah tidak ada lagi di dunia ini.
Selamat sore besti.
bacanya abis pulang kerja di saat stress karena pekerjaan yang menumpuk dan semua minta selesai sedangkan tangaku cuma 2...
selamat malma ka... lanjut besok ya buat semangat aku mengawali hari...
Nilam bnar klu tu setan makan menggunakan perut nya
kyak monster seram nya
hpne mlayu dewe🥴
dan akhir'y di buat metong juga manusia yang sok berani dan sok kuat, mana kang ngeyel pula🤣🤣🤣emang bagus kalo metong biar g bikin orang waras stres dengan kelakuan'y