Seorang gadis mafia yang harus merenggangkan nyawanya usai di tembak mati oleh ayah angkatnya. Perkara ia mengetahui kejahatan ayah angkatnya yang melampaui batas. Meskipun ia hidup di dalam kehidupan keras, berbahaya dan penuh kejahatan, ia masih memiliki hati nurani.
Pasalnya ia tidak setuju dengan kejahatan ayah angkatnya yang memperdagangkan anak-anak kecil. Bukan hanya menjualnya, mereka juga menyiksa anak-anak itu dan beberapa anak-anak tewas.
Pada akhirnya ia pun mati di tembak saat ia ingin menyelamatkan anak-anak itu dari cengkraman ayah angkatnya itu.
"Papa, jika ada kehidupan lain dan bertemu denganmu lagi, aku tetap melakukan hal yang sama, yaitu menyelamatkan anak-anak kecil itu. Aku juga tidak akan membiarkan Papa berhasil atas kejahatan Papa yang melampaui batas ini! Jika ada kehidupan selanjutnya, aku akan balas dendam atas semua kejahatan yang Papa lakukan!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2
Glarend sudah tak bernyawa lagi dan terkapar dengan darah yang mengalir membasahi tanah. Tubuhnya yang lemah dan tak berdaya itu terbujur kaku, mata yang tadinya penuh semangat kini menjadi kosong dan tak bernyawa.
Kelvin mendekat ke arah Glarend yang sudah terbujur kaku itu, dengan wajah yang penuh dengan ekspresi kecewa dan sedih. "Haishhh, sayang sekali ya, padahal kau adalah anak angkat kesayangan ku," kata Kelvin dengan nada yang penuh penyesalan.
Tapi, ekspresi Kelvin berubah menjadi dingin dan kejam ketika ia melihat wajah Glarend yang sudah tidak bernyawa lagi. "Tapi kau malah mengkhianati ku, padahal aku ingin kau yang menjadi pengganti ku," kata Kelvin membalikkan tubuh Glarend dengan senjata apinya, menunjukkan bahwa ia tidak memiliki belas kasihan lagi terhadap Glarend.
Kelvin memandang wajah Glarend dengan mata yang dingin, seperti melihat sebuah benda mati yang tidak berharga lagi. "Kau seharusnya lebih setia padaku, Glarend. Tapi kau memilih untuk mengkhianati ku," kata Kelvin dengan nada yang penuh dengan kebencian.
Dengan gerakan yang cepat, Kelvin menendang tubuh Glarend yang sudah tidak bernyawa lagi, membuat tubuh itu terlempar ke tanah dengan keras. "Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Glarend," kata Kelvin dengan suara yang keras dan dingin.
"Papa!" panggil seorang wanita, dia adalah anak angkat kedua Kelvin yang bernama Grinda. Dia adalah adik angkat Glarend yang sudah tidak bernyawa lagi di depannya. Grinda memiliki wajah yang cantik dan mata yang tajam, tapi saat ini, ia terlihat sedikit takut dan bingung.
"Kamu lihat, jika kamu berani mengkhianati Ku, ini akibatnya," ucap Kelvin dengan nada yang dingin dan mengancam. Ia menunjuk ke arah tubuh Glarend yang sudah tidak bernyawa lagi, seolah-olah ingin memberikan peringatan kepada Grinda.
"Enggak Pa, aku nggak berani," kata Grinda menggelengkan kepalanya sedikit takut, tapi ada seulas senyum di bibirnya melihat kakaknya sudah mati.
Ia tidak bisa menyembunyikan rasa lega dan gembira di dalam hatinya, karena itu artinya, ia akan menjadi pengganti Glarend untuk naik tahta menjadi pewaris organisasi.
Grinda memandang tubuh Glarend dengan mata yang dingin, tidak ada rasa sedih atau belas kasihan di dalam hatinya. Ia hanya melihat Glarend sebagai saingan yang telah dikalahkan, dan sekarang, ia akan menjadi yang teratas.
"Aku akan selalu setia padamu, Pa," kata Grinda dengan suara yang manis dan lembut, tapi Kelvin tahu bahwa Grinda memiliki ambisi yang besar dan tidak akan pernah puas dengan apa yang telah ia capai.
"Kakak, siapa suruh kau berkhianat, akhirnya posisi mu aku yang ambil. Sampai ketemu di dunia lain," kata Grinda tersenyum sinis, memandang tubuh Glarend dengan mata yang dingin dan tidak berbelas kasihan. Ia merasa bahwa dirinya telah berhasil mengalahkan saingannya dan sekarang, ia akan menjadi yang teratas.
"Glarend ini terserah kalian ingin di bawa kemana, yang pastinya aku tidak ingin melihatnya lagi," kata Kelvin berjalan meninggalkan tempat tersebut di ikuti dengan kaki tangan Kelvin yang setia. Ia tidak ingin membuang waktu lagi untuk memikirkan Glarend dan ingin fokus pada masa depan organisasi.
"Papa!" panggil Grinda mengikuti Kelvin pergi menggandeng tangan Kelvin dengan manja. Ia ingin menunjukkan bahwa dirinya masih setia dan cinta kepada Kelvin, dan ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari ayah angkatnya.
Kelvin memandang Grinda dengan mata yang tajam, tapi tidak bisa menyembunyikan rasa bangga dan puas melihat Grinda yang masih setia padanya.
"Aku senang kau tetap setia pada ku," ucap Kelvin.
Grinda tersenyum dan memandang Kelvin dengan mata yang penuh kasih sayang, ia tahu bahwa dirinya telah mendapatkan perhatian dan pujian dari ayah angkatnya. Ia merasa bahwa dirinya telah menjadi yang teratas dan tidak ada yang bisa menghalangi jalannya.
"Tapi Pa, karena kakak sudah Mati apa aku sudah bisa menjadi pewaris organisasi?" tanya Grinda tak sabar segera ingin naik tahta. Ia merasa bahwa dirinya telah memenuhi syarat untuk menjadi pewaris organisasi dan ingin segera mendapatkan posisi yang diinginkannya.
"Untuk sekarang belum aku putuskan, karena banyak hal yang terjadi," kata Kelvin dingin, tidak langsung memberikan jawaban yang pasti kepada Grinda. Ia ingin mempertimbangkan beberapa hal sebelum membuat keputusan tentang siapa yang akan menjadi pewaris organisasi.
"Baik Pa," jawab Grinda dengan wajah murung dan cemberut. Ia merasa bahwa dirinya tidak mendapatkan jawaban yang pasti dari ayah angkatnya dan itu membuatnya merasa tidak puas.
Tapi, Grinda tetap mengikuti ayahnya pergi, tidak ingin menunjukkan kekecewaannya secara langsung. Ia tahu bahwa dirinya harus tetap setia dan patuh kepada Kelvin jika ingin mencapai tujuannya.
Kelvin memandang Grinda dengan mata yang tajam, ia tahu bahwa Grinda memiliki ambisi yang besar dan tidak sabar untuk menjadi pewaris organisasi. Ia ingin melihat apakah Grinda benar-benar siap untuk memimpin organisasi dan menghadapi tantangan yang ada.
"Grinda, aku ingin kamu melakukan sesuatu untuk membuktikan kesetiaanmu kepada organisasi," kata Kelvin dengan suara yang dingin. "Apa itu Pa?" tanya Grinda dengan rasa penasaran.
"Kamu pergi ke ruang misi, di sana ada misi menunggu untuk mu. Yaitu menjemput seseorang, pastikan dia aman di perjalanan," kata Kelvin dengan suara yang tegas dan jelas. Ia memandang Grinda dengan mata yang tajam, memastikan bahwa Grinda memahami instruksi yang diberikan.
"Baik Pa, aku lakukan sekarang!" kata Grinda dengan suara yang bersemangat dan siap. Ia tidak ingin membuang waktu lagi dan ingin segera menyelesaikan misi yang diberikan.
Grinda bergegas menuju ruang misi, ia ingin mengetahui detail tentang misi yang akan dijalaninya. Ketika ia tiba di ruang misi, ia melihat beberapa informasi tentang target yang akan dijemput.
"Target adalah seorang ilmuwan muda yang memiliki pengetahuan tentang teknologi canggih," kata sistem komputer di ruang misi. "Dia sedang dalam perjalanan ke tempat yang aman, tapi ada beberapa kelompok yang ingin menculiknya."
Grinda memandang layar komputer dengan mata yang tajam, ia ingin memastikan bahwa dirinya siap untuk menghadapi tantangan yang ada. Ia tidak ingin gagal dalam misi ini dan ingin membuktikan kesetiaanmu kepada Kelvin dan organisasi.
Dengan percaya diri, Grinda bersiap untuk menjalankan misi dan menjemput ilmuwan muda tersebut.
Sementara itu, tubuh Glarend di bawa entah kemana, yang pastinya untuk mereka bawa jauh dari markas. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi pada tubuh Glarend setelah ini, tapi yang pasti, Glarend tidak akan pernah kembali lagi.
Bismo, sahabat Glarend, berdiri di tempat kejadian, memandang tubuh Glarend dengan mata yang basah oleh air mata. Ia merasa sedih dan kehilangan, karena Glarend adalah sahabat yang sangat dekat dengannya.
"Glarend, padahal, aku sangat menyukai mu, karena kau berkhianat pada organisasi, maka aku pun membenci mu," kata Bismo dengan suara yang lirih dan penuh penyesalan. Ia merasa bahwa dirinya telah kehilangan sahabat yang sangat berharga.
"Tapi jika kau hidup, mungkin kita masih bisa bersama pergi dari sini, tapi karena kau sudah mati, tidak ada yang perlu aku lakukan lagi untuk mu," kata Bismo dengan nada yang sedih dan putus asa. Ia merasa bahwa dirinya telah kehilangan kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan Glarend.
Bismo memandang sekeliling, mencari jawaban atas pertanyaan yang ada di dalam hatinya. Ia ingin tahu mengapa Glarend harus berkhianat pada organisasi. Yang pastinya ia harus tetap setia pada organisasi.
Bismo pun meninggalkan Glarend untuk kembali ke organisasi.
semangat up banyak"ceritanya bagus