Gena Febrian pernah mengambil resiko untuk kehilangan segalanya demi seorang Indri, perempuan yang Ia cintai namun perempuan itu malah meninggalkannya untuk orang lain. Semenjak saat itu Ia bersumpah akan membuat hidup Indri menderita. Dan kesempatan itu tiba, Indri memiliki seorang anak sambung perempuan. Gena c akan menemukannya, membuatnya jatuh cinta padanya, dan kemudian dia akan menghancurkannya.
Sally Purnama seorang staff marketing dan Ia mencintai pekerjannya dan ketika seorang client yang dewasa dan menarik memberi perhatian padanya Ia menaruh hati padanya.
Tak lama kemudian dia menerima ajakan Gena, lalu ajakan lainnya. edikit demi sedikit, Genamengenal perempuan yang ingin ia sakiti, dan ia tidak bisa melakukannya. Dia jatuh cinta padanya, dan Sally jatuh cinta padanya.
Tapi-dia telah berbohong padanya, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia terjebak. Saat Sally menemukan kebenaran, dia patah hati. Pria pertama yang sangat dia cintai telah mengkhianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khayalancha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
Dering ponsel milik Sally terdengar. Sally sedang berada di kantor mengerjakan pekerjaan yang kemarin-kemarin sudah wanita itu tinggalkan. Telepon dari Kelli, sahabat Sally. Wanita itu segera mengangkat teleponnya.
"Sa, gimana kabar kamu?" Tanya Kelli pada Sally.
"Aku baik-baik aja, Kel, ada apa nih telepon? Tumben, biasanya chat di group." Tanya Sally sambil tertawa.
"Iya, lagi pengin telepon aja, Sa. Hari ini ketemu yuk, aku mau kenalin pacar baru ku ke kamu dan temen-temenku yang lain." Suara Kelli terdengar senang dari balik telepon.
Sally terharu karena Kelli sudah punya pasangan lagi, "Wah, pacar baru kamu ya? Nanti aku dateng sama Fani deh. Kamu udah hubungi Vera?" Tanya Sally
"Udah, tinggal Fani doang yang belum. Nanti kamu kasih tau Fani aja ya, kita ketemu setelah kalian pulang kantor. Entar alamat kafenya aku kirim di group. Oke, Bye." Kelli menutup panggilan telepon.
"Bye, Kel." Kata Sally, panggilan telepon sudah tertutup. Sebentar lagi, jam istirahat akan tiba, Sally bisa ke ruangan Fani untuk memberitahu perihal Kelli.
"Sally, kamu kenapa liburan ke Singapuranya cuma sebentar?" Tanya Total menghampiri Sally.
"Iya nih Mbak Tita, saya kurang suka di sana. Rasanya pengin cepet-cepet pulang, udah kangen banget sama kerjaan, ha ha ha.." Sally tertawa, dia berbohong kepada Tita, karena tidak mau ada yang tau masalah pribadinya. Apalagi kalau sampai Yeni tahu, itu malah akan tambah membuat Yeni semakin senang.
"Duh, Sally, kamu kan masih muda ya. Masa mau kerja terus, harusnya enggak apa-apa, Sal. Nikmatin liburannya, kalau udah cuti, ya sudah, lupain yang lain, entah itu kerjaan atau yang lainnya deh, kamu fokus aja sama liburan kamu." Tita memberikan wejangan, sebenarnya Sally juga mau melakukan apa yang di katakan Tita. Tapi tahu sendiri lah, bagaimana Sally saat di Singapura kemarin.
"Iya, Mbak Tit, aku gila kerja sih. Jadi begitulah." Sally hanya iya iya saja. Agar obrolan mereka cepat selesai.
"Padahal kemarin, Yeni kewalahan loh ngerjain tugas yang biasa kamu kerjakan. Yasudah Sall. Udah masuk jam istirahat, kita istirahat dulu yuk." Kata Tita.
"Iya, Mbak Tita. Sebentar lagi aku istirahat, Mbak Tita pergi duluan aja." Setelah Tita pergi, Sally ingin segera pergi menemui Fani.
"Fan, nanti pulang kerja, ketemu sama Kelli ya. Katanya dia mau ngenalin pacar barunya ke kita." Kata Sally setelah sampai di meja Fani.
"Pulang kerja ini, Sa?" Tanya Fani melihat jam yang melingkar dipergelangan tangannya.
"Iya, gimana? Bisa enggak?" Tanya Sally.
"Aduh, gue enggak bisa, Sa. Hari ini, gue mau ketemu sama calon suami gue. Lu bisa pergi sendiri dulu enggak? Nanti kapan-kapan gue ketemu sendiri sama Kelli." Fani menyesal karena tidak bisa pergi dengan Sally untuk bertemu sahabatnya.
"Oh gitu, iya enggak apa-apa, Fan. Nanti gue pergi sendiri aja, ya udah kalau gitu, kita istirahat bareng, gue udah laper nih." Kata Sally. Fani menganggukkan kepalanya dan membereskan dokumen-dokumen yang ada di atas mejanya dengan cepat.
*****
Sally sudah berada lebih dulu di lokasi kafe yang sudah diberikan Kelli di group. Vera ternyata juga tidak bisa datang, karena ada halangan. Jadi Sally sendirian yang akan bertemu dengan Kelli. Sally melihat-lihat buku menu untuk memesan minuman. Lehernya sudah kehausan, karena pergi ke kafe menggunakan MRT. Di MRT sudah penuh, panas dan sesak karena jam pulang kantor.
"Mau pesan apa?" Tanya pelayanan menghampiri Sally.
"Aku pesan green tea, satu aja." Kata Sally menunjuk gambar minuman yang ada di buku menu.
"Baik, mohon ditunggu ya." Pelayan pergi meninggalkan Sally.
Sally melihat Kelli dan juga pasangannya jalan ke arah meja Sally. Wanita itu berdiri dan menyalami tangan Kelli.
"Sa, kenalin, ini, Rully. Dia pacar baru gue. Rully, kenalin ini Sally, sahabat yang aku ceritain ke kamu." Kelli memperkenalkan Rully kepada Sally. Sally menyalami tangan Rully.
"Duduk dulu, Sa. Lu udah pesen minum atau makanan? Masih ada satu orang lagi nih yang mau gue kenalin, dia kakak angkat Rully. " Kata Kelli memberitahu Sally.
"Udah, barusan pesen minuman, lu pesen dulu aja. Gue mau ke kamar mandi sebentar." Sally pergi meninggalkan mereka berdua.
Sally melihat dirinya di cermin kafe dengan tersenyum lebar. Dia merasa senang karena Kelli sudah memiliki pacar lagi. Kali ini, lagi-lagi hanya Sally yang sendirian. Setelah selesai membasuh tangan, Sally kembali lagi ke tempat Kelli dan juga Rully berada. Wanita itu melihat pria membelakangi Sally, perawakannya tampak tidak asing di mata Sally.
"Sally, kenalin ini Gena Santoso, dia kakak angkat, Rully." Kata Kelli yang membuat tangan Sally bergetar. Wanita itu melihat dengan jelas pria yang menyakiti dirinya, ada di hadapannya saat ini.
"Sa, kamu ternyata sahabat Kelli?" Kata Gena. Sally hanya terus diam. Kelli dan juga Rully bingung dengan kejadian yang ada di hadapannya. Sally pergi keluar dari kafe secepat mungkin, wanita itu tidak kuat melihat Gena ada di sana. Air matanya kembali keluar.
"Gen, kenapa? Kalian saling kenal?" Tanya Kelli. Gena memberi isyarat akan menjelaskannya nanti, saat ini Gena pergi mengejar Sally.
"Sa... Asa... Tunggu dulu, aku mau ngomong sama kamu." Gena menarik tangan Sally.
"Kamu mau ngomong apa lagi? Belum puas kamu nyakitin aku?" Mata Sally sudah berlinang air mata.
"Sa, dengerin dulu. Aku minta maaf, Sa. Aku bener-bener cinta kamu, Sa. Aku enggak bohong, aku melakukan hal itu ada alasannya. Aku enggak bisa menahan egoku. Aku membuat semuanya hancur." Gena menjelaskan kepada Sally.
"Kalau kamu cinta aku, kamu enggak seharusnya bersikap begitu, Gen." Sally menghempaskan tangan Gena.
"Iya, aku tahu, aku salah. Aku beneran cinta kamu, tapi aku enggak bisa bareng-bareng lagi sama kamu, Sa. Aku bener-bener minta maaf. Aku enggak mau buat kamu tambah sakit hati." Kata Gena, Gena langsung memeluk Sally dan kemudian menciumnya. Pria itu tidak mau terus menyakiti Sally, jika dia terus bersama dengan Sally. Sally tahu, mungkin wanita itu tidak pantas untuk siapapun, makanya Gena begitu. Dia menerima fakta bahwa Gena tidak bisa lagi bersamanya.