Hidup bagaikan sebuah misteri. kata bahagia apakah ada dalam hidup aku? aku menanti kebahagian itu akan hadir, namun bisakah aku mendapatkannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rii_ ch, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
2.
Clarisa dan sandra akhirnya bisa menemukan meja kosong, dan melanjutkan memakan bakso yang sempat tertunda akibat perdebatan dengan geng jayden.
"Wah kenyang juga ya makan bakso ini, sambil menyeruput air es jeruk," ujar Sandra.
Clarisa mengangguk tanda setuju atas pernyataan sandra sambil menyenderkan badannya ke kursi.
"Clarisa kayaknya kamu diliatin terus deh sama jayden, apa jangan-jangan dia merencanakan sesuatu atau apa mungkin dia suka pada mu," ujar Sandra dengan mendekatkan badannya ke arah clarisa.
"Perasaan kamu saja itu sandra, tidak mungkin jayden ngeliatin aku. Bukan hanya kita saja yang duduk di arah sini. Bisa saja dia melihat yang lain," ucap Clarisa.
"Tapi sekarang juga masih ngeliatin kamu, coba kamu liat deh kalau nggak percaya," ujar sandra.
Clarisa melihat ke arah jayden, benar yang dikatakan sandra. Mata mereka saling bertatapan, namun sorot mata dan ekspresi muka jayden susah diartikan.
Clarisa segera memutuskan tatapan mata dengan jayden dan berbalik badan ke arah sandra.
"Tuh kan apa aku bilang clarisa, jayden tuh ngeliatin kamu mana ekspresi mukanya begitu lagi, jangan sampai kamu berurusan sama jayden dan gengnya," ujar Sandra.
"Iya jangan sampai, semoga kita bisa lulus dengan cepat dan berjalan dengan baik," ujar Clarisa.
Mengingat sekarang mereka sudah kelas 11. Jadi menunggu kurang lebih dua tahun lagi mereka sudah lulus meninggalkan sekolah ini.
Clarisa dan sandra bergerak dari posisi duduknya, dan keluar dari kantin menuju kelasnya, tepat didepan toilet, clarisa mengatakan ke sandra duluan saja ke kelasnya, dia mau ketoilet dulu. Sandra pun menggangukan kepalanya berlalu ke kelasnya. Dan clarisa pun masuk ke toilet.
Tanpa mereka sadari, jayden juga ada di belakang mereka tapi posisinya tidak terlalu dekat sehingga mereka tidak tahu keberadaan jayden.
Jayden berdiri didepan toilet sambil bersender ditembok, suasana toilet ini sepi jarang dipakai orang karena jaraknya jauh dari kelas.
Setelah clarisa selesai menuntaskan urusan di toilet, clarisa cuci tangan dan keluar dari toilet. Clarisa kaget dan memegang dadanya, dikiranya gak ada orang atau siapa pun.
"Kamu tuh ya kenapa bisa berdiri disitu bikin kaget aja ngimana kalo jantung aku copot," ujar sandra ke jayden dengan nada kesal. Sambil berjalan cepat ke arah kelasnya.
Jayden belum mengatakan apa-apa sudah ditinggal pergi, rasanya jayden pengen teriak mengatakan sesuatu yang ada dalam pikirannya. Namun ditahan hanya tersenyum smirk saja.
Clarisa duduk dikursinya dengan napas yang cepat,
"Kamu kenapa clarisa? Kamu kayak dikejar orang saja sampai ngos-ngosan begitu napasnya," ujar sandra.
Setelah napas clarisa teratur baru menjawab sandra,
"Iya tadi pas keluar toilet, aku kaget karena jayden berdiri depan toilet."
"Terus kamu diapain sama dia? Dia nggak berbuat aneh-aneh kan?" ucap Sandra dengan nada khawatir.
"Aku nggak apa-apa sandra hanya kaget saja dan langsung jalan cepat kesini," ujar Clarisa.
"Syukurlah kalau kamu tidak diapa- apain," ujar Sandra.
Bel berbunyi pertanda mata pelajaran selanjutnya akan di mulai. Suasana kelas pun berjalan dengan baik tanpa terasa waktunya sudah pulang sekolah.
"Akhirnya kita bisa pulang, aku sudah bosan ingin cepat pulang. Kamu yakin clarisa tidak ikut main," ujar Sandra.
"Iya sandra aku langsung pulang kerumah setelah itu lanjut membantu ayah dan ibu berjualan," ujar clarisa.
"Baiklah clarisa, tapi lain waktu kita harus pergi main. Kamu luangkan waktu ya," ujar Sandra.
Clarisa berjalan ke arah pintu gerbang sekolah, di halte bus dekat depan sekolahnya dia akan menunggu adiknya. Sedangkan sandra menunggu jemputannya di ruang tunggu sekolah.
Clarisa asik dengan melihat sekitar, dia tidak fokus dan tidak mendengarkan bahwa adiknya sudah menghampiri dia dan memanggilnya. Setelah adiknya mencolek bahu clarisa, baru dia sadar bahwa adiknya sudah di sampingnya.
"Ayo kita pulang" ajak Clarisa kepada adiknya.
Mereka pun pulang berjalan kaki menuju rumahnya.
Cahaya matahari sangat terik, namun mereka tidak mengeluh, iya itu karena sudah terlalu biasa mereka lalui.
Setelah berjalan 25 menit lamanya, mereka pun sampai di rumah. Clarisa memasuki kamarnya untuk meletakkan tas dan mengganti seragamnya.
Adik-adiknya pun menyusul memasuki kamar meletakkan tas sekolah dan mengganti seragamnya.
Setelah clarisa mengganti pakaiannya, dia berjalan ke arah dapur untuk memasak makan siang mereka.
Clarisa mulai meletakkkan bahan makanan yang akan dimasak.
Dua puluh menit kemudian makanan sudah siap disajikan dan menaruh makan di atas meja. Setelah itu clarisa memanggil adik-adiknya.
Lalu kedua adiknya datang kemeja makan. Kemudian duduk dikursi dan mengambil makan siang. Clarisa juga mengambil makanannya dan duduk dikursi.
Mereka bertiga menikmati makan siang sampai habis. Setelah selesai makan, untuk bagian bersih bersih adalah tugas adiknya.
Clarisa istirahat sebentar, kemudian dia akan lanjut ke tempat ayah dan ibunya untuk membantu jualan.
Selanjutnya Clarisa pamit ke adiknya mengatakan bahwa dia akan pergi membantu ayah dan ibu
Adiknya serempak menjawab iya dan mengatakan hati-hati dijalan.
"Selamat siang ayah dan ibu, aku sudah datang," ujar Clarisa.
"Kamu sudah datang nak, baik kemari tolong bantu ibu melayani pembeli," ucap Ibu.
Clarisa dengan telaten melayani para pembeli. Ada yang menawarkan harga, tapi clarisa sudah terbiasa hal begitu karena sudah lama dia membantu orang tuanya berjualan. Jadi orang tuanya mengandalkan clarisa untuk membantu mereka berjualan setiap harinya.
Waktu berjualan orang tuanya dari pagi sampai jam 6 sore. Keutungan berjualan orang tuanya tergantung banyaknya orang yang datang membeli.
Clarisa dan orang tuanya sudah mulai membereskan dan merapikan barang dagangannya, karena sudah waktunya tutup. Setelah selesai mereka pulang kerumah.
Setibanya di rumah, Ibunya melanjutkan memasak makan malam di dapur. Ayahnya beristirahat di teras ditemani secangkir kopi.
Clarisa memasuki kamar untuk bersih-bersih, setelahnya melanjutkan mengerjakan tugas sekolahnya.
Walaupun clarisa sudah capek membantu orang tuanya berjualan, namun dia tidak lupa dan tetap semangat mengerjakan tugas sekolahnya.
Makan malam sudah tersedia di meja makan, ibu tere memanggil semuanya, ayah dika sudah duduk dikursi, dan di susul clarisa dan kedua adiknya.
Mereka pun menikmati makan malamnya walaupun dengan menu sederhana.
Setelah selesai makan clarisa dan adiknya merapikan piring kotor dan membersihkannya.
Yang lainnya sudah beristirahat dan memasuki kamar. Kemudian clarisa masuk kamar dan melanjutkan tugasnya belum selesai.
Beberapa menit kemudian, adiknya mengetuk pintu dan minta diajari ada soal yang sulit dikerjakan. Clarisa dengan sabar mengajari dan mencari jawaban dari soal tersebut. Setelah selesai membantu adiknya, clarisa kembali melanjutkan tugas sekolahnya.
"Akhirnya selesai juga tugasnya," seruan clarisa sambil membereskan buku-bukunya dan memasukkan dalam tas.
Setelah selesai clarisa naik ke atas kasur dan merebahkan badannya.Clarisa mengambil handphone diatas meja, dia melihat ada beberapa chat masuk dan panggilan. Pertama dia buka adalah chatnya temannya bernama sandra, dia langsung membalas chat sandra dan chat teman lainnya.
Namun ada chat nomor yang tidak dikenal, isi chatnya kamu sedang ngapain? dan panggilan tak terjawab 5 kali.
Tapi clarisa mengabaikan chat tersebut karena merasa tidak kenal. Clarisa meletakkan handphone nya, sambil menguap dan membaringkan badannya di kasur.
Di tempat lain jayden merasa kesal kenapa chatnya tidak di balas dan panggilan tidak di jawab.