Cewek imut dan manis ketika dia sedang manja, dan berubah 180 derajat menjadi dingin dan menakutkan ketika dia sedang dalam mode gila ....
Dia adalah Avril, gadis yang susah ditebak isi hatinya dan gampang berubah haluan, melakukan sesuatu seenak jidat dan suka merepotkan orang-orang disekitarnya..
Bahkan ketika sudah menikah pun d
tidak jauh beda.. Yaa dia menikah dengan laki-laki yang sederhana bernama Asep..
Ehh bukan Asep namanya..😅
Laki-laki itu bernama Keinan
Enaknya dipanggil Ken apa Kei ya??
Ken dan Avril menjalani kehidupan rumah tangga dengan banyak rintangan.. mampukah mereka melabuhkan kapalnya dengan baik sampai tujuan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qyurezz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keinginan yang kadang diluar nalar
Li masih terlihat kesal sambil menepuk nepuk pakaian nya agar rapih.
"Li beri aku makanan.." pinta Avril, masih memandangi laki-laki kedai itu.
"apa?.."
"Cepat.. Aku lapar, aku mau makan sambil menonton laki-laki itu.."
Avril nampak bahagia.
Hah..?sudah gila ya nona.. Tidak ada kerjaan lain apa selain menonton laki-laki biasa itu..
Li bingung, segera ia mengambil kotak makanan di samping tempat duduknya.
"silahkan nona.." Li menyodorkan kotak makan.
"thanks Li.."
Li mengangguk dan tersenyum.
"Makanlah nona, itu bekal sarapan yang anda belum sentuh sedari pagi"
"Hmm..."
dengan semangat Avril membuka kotak makanan yang berisi salad buah dan juga sayur dan juga beberapa olahan daging, ia menyantapnya dengan lahap sambil menatap pada laki-laki kedai itu.
Li menatap Avril dari kaca spion mobil, Avril nampak bahagia melihat apa yang dilakukan oleh laki-laki kedai itu.
Hanya Li yang nampak greget atas apa yang dilakukan Avril. Dia tidak peduli dengan yang dilakukan Avril, yang ia pikirkan hanyalah setumpuk pekerjaan dikantor yang telah ditinggalkan begitu saja demi menuruti Avril.
Ya Tuhan... Lihatlah tingkahmu nona.. Kau membuatku pusing setiap hari.. Kalau saja bukan karena kebaikan tuan besar, mungkin Saya sudah memilih pensiun sejak dulu daripada mengurusi anda nona yang kadang keinginanmu diluar nalarku. Dan aku wajib sekali menuruti maumu yang tak bisa terbantahkan.
Huhhh... Li menghembuskan napas panjang tanpa bersuara. Tapi kami sangat menyayangi mu nona karena kamu satu-satunya harapan. Batin Li
Sambil senyum senyum sendiri Avril menghabiskan makanannya tanpa sisa.
"Ambil Li..." Avril menyodorkan kotak makan kosong pada Li.
"Baik nona" Li dengan senang hati menerima nya. Dan Li terkejut melihat bekal sarapan Avril habis tanpa sisa.
Kamu benar-benar menghabiskannya nona?? baru kali ini... Batin Li dengan mata terbelalak melihat kotak makan yang kosong.
"Anda sangat lahap sekali nona, baru kali ini nona menghabiskan makanan setelah sekian lama.." ucapnya dengan raut bahagia.
"Ya ampun Li.. Kapan aku pernah meninggalkan sisa makanan di piring? Biasanya juga sering aku habiskan kan?" Avril berucap tanpa mengalihkan pandangan dari kedai.
Li tersenyum tipis
"Betul sekali nona"
*Betul sekali nona, kau selalu menghabiskan makananmu, bagaimana tidak, kau makan bahkan hanya untuk dua suap yang tersedia di piring, sedang*kan chef selalu menghidangkan banyak makanan setiap hari, tapi hanya secuil saja yang selalu kau nikmati. Batin Li, ia nampak menerawang ke masa lalu, pasalnya Avril selalu menghabiskan makanannya setiap kali chef menghidangkan makanan. Tapi itu dulu, dulu sekali sekitar 2 tahun yang lalu sebelum tragedi menyedihkan yang dialami Avril hingga membuatnya trauma.
"Li.. Cepat cari tahu laki-laki yang ada di kedai itu.." ucap Avril memecahkan lamunan Li.
Hahh?? "Anda yakin nona?" Li melihat sekilas pada laki-laki kedai.
"Li.. Apa aku pernah tidak serius..?" tanya Avril
Li tersenyum kecut "Tentu saja anda selalu serius nona.."
"Ya sudah lakukan yang aku perintahkan. Aku mau hasilnya sore ini juga.."
Li terbelalak "Baik nona.." ucapnya pasrah, namun terasa berat dihatinya.
Bagaimana Anda bisa nona? Kenapa aku harus membuang waktu hanya untuk mencari tau tentang orang biasa itu. Saya sudah cukup dengan setumpuk pekerjaan dikantor saja.. Batinnya menjerit tapi tak sanggup ia memperlihatkan keberatannya pada Avril.
kayaknya avriel lg jatuh cinta pemuda di kedai itu sll membuat avriel semangat skl mendekatinya...