NovelToon NovelToon
Akibat Kesalahan Satu Malam (Kemelut Cinta)

Akibat Kesalahan Satu Malam (Kemelut Cinta)

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Sudah Terbit / Cintapertama / Cintamanis / Tamat
Popularitas:19.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Rou Hui

Jeany adalah gadis yang tak pandai bergaul karena memiliki fobia sosial. Hidupnya tak lagi sama sejak ia kehilangan kesuciannya.

Rasa bersalah karena telah merenggut kesucian Jeany membuat Kevin ingin selalu menjaga gadis itu sebagai seorang sahabat. Tanpa disadari, perhatian yang ia berikan membuat Jeany jatuh hati padanya. Gadis itu harus tersiksa karena sakitnya cinta sepihak. Namun ia tahu tidak mungkin memiliki Kevin, yang telah menambatkan hatinya pada kekasih cantik bernama Stevi.

"Apa aku gak boleh mempertanggungjawabkan perbuatanku? Kamu tahu aku selalu dihantui rasa bersalah!" -Kevin-

"Kamu egois. Kamu cuma mau ngilangin rasa bersalahmu. Tapi aku ... di sini aku sakit!" -Jeany-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rou Hui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Separuh Kebenaran

Stevi melihat Kevin tengah membolak-balik daftar presensi kelas seolah-olah sedang mencari sebuah nama. Tidak lama kemudian dilihatnya sang kekasih kembali membubuhkan tanda tangannya. "Vin, kok kamu tanda tangan dua kali?" bisiknya heran.

"Eh iya aku bantuin Jeany, tadi dia titip tanda tangan." Kevin menjawab sambil berbisik juga karena takut ketahuan oleh Pak Darma yang sedang menjelaskan rangkuman soal UAS.

Stevi semakin heran. Pasalnya ia tidak pernah melihat Kevin akrab dengan Jeany. "Kok kamu bisa—"

"Mas sama Mbaknya kalau mau pacaran saya persilakan keluar!"

Belum sempat Stevi menyelesaikan pertanyaannya, suara menggelegar sang dosen terdengar memenuhi ruang kelas. Seisi ruangan menoleh pada mereka.

"Maaf, Pak." Kevin dan Stevi hanya bisa meminta maaf. Sang dosen yang bernama Pak Darma itu melanjutkan kembali penjelasannya.

Satu jam berlalu. Para mahasiswa sedang mencatat materi yang diberikan oleh dosen yang terkenal galak tersebut. Mungkin karena suasana hatinya sedang kurang baik, dosen tersebut mulai memanggil nama-nama di daftar presensi secara acak, membuat Kevin berkeringat dingin di tempat duduknya.

Sama seperti Jeany, Kevin juga bukan tipe mahasiswa yang suka melanggar aturan. Dalam hati ia berdoa agar dosennya itu tidak memanggil nama Jeany. Akan tetapi, sepertinya kali ini Tuhan belum berkenan mengabulkan doanya.

"Jeany Valencia Suwito." Terdengar nama Jeany dipanggil.

DEG!

Kevin hanya bisa mematung dengan wajah tegang. Melihat sang pacar gelisah, Stevi berinisiatif membantu. Ia tidak tega melihat pacarnya kesulitan. Ia pun mengacungkan jarinya. Beruntung setelah itu Pak Darma hanya memanggil beberapa nama lain lalu menyudahi inspeksi dadakannya itu.

Kevin bernapas lega. "Makasih," bisiknya pada Stevi.

Sang pacar hanya mengangguk sambil tersenyum, kemudian melanjutkan mencatat. Usai jam kuliah, Kevin mengajak Stevi ke tempat fotokopi yang berada di lantai bawah gedung fakultas mereka.

"Gak terasa ya, Vin, udah mau UAS aja. Ngomong-ngomong kamu fotokopi apa?" tanya Stevi sembari menunggu abang fotokopi memfotokopi satu bendel kertas milik Kevin.

"Oh ini aku fotokopiin buat Jeany, kan dia gak masuk kelas tadi," jawab Kevin terus terang.

Stevi mengernyit mendengarnya. Ia sudah tidak dapat menutupi rasa ingin tahunya lagi. Walaupun belum lama berpacaran dengan Kevin, ia merasa berhak tahu lebih jauh mengenai hubungan Kevin dengan Jeany.

"Sejak kapan kamu berteman dekat sama dia, Vin? Seingatku dulu di SMA kalian gak pernah main bareng. Di kampus juga aku gak pernah lihat kalian saling menyapa."

Kevin yang ditanya jadi gelagapan. Untungnya ia masih bisa memikirkan jawaban yang masuk akal. "Sejak kelas Manajemen Keuangan. Kan aku satu kelompok tugas sama dia. Mungkin karena udah kenal dari SMA jadinya cepat akrab," jawabnya sambil tersenyum.

Stevi ikut tersenyum mendengarnya. Pacarnya memang baik kepada siapa saja. Sifat itu pula yang membuatnya jatuh cinta. Tiga bulan lebih lamanya Kevin melakukan pendekatan hingga akhirnya diterima menjadi pacar Stevi.

Sebenarnya Stevi juga sudah menyukai Kevin sejak awal, hanya saja ia sengaja bersikap jual mahal dengan tujuan membuat Kevin semakin penasaran dan tergila-gila padanya. Sepertinya taktiknya berhasil karena hingga hari ini Kevin memperlakukannya dengan sangat baik.

Selesai fotokopi, Kevin mengantar Stevi pulang ke rumahnya.

"Gak mampir dulu?" Gadis itu mengajak kekasihnya untuk masuk.

"Lain kali aku pasti mampir. Sekarang masih ada urusan. Kamu masuk gih," ujar Kevin.

Stevi berjinjit untuk mengecup pipi Kevin lalu cepat-cepat masuk ke rumahnya. Kevin terdiam sejenak sambil mengelus pipi yang baru saja dikecup oleh Stevi. Ada perasaan bahagia di hatinya karena hubungannya dengan Stevi telah selangkah lebih maju. Stevi sudah berani menciumnya walaupun masih di pipi.

Namun tebersit pula perasaan bersalah manakala ia teringat Jeany. Ia tidak mungkin berpura-pura tidak ada hal yang terjadi antara dirinya dengan gadis itu. Walaupun tidak mencintainya, setidaknya ia harus bertanggung jawab dengan menjaga gadis itu sebagai seorang sahabat. Ya, seorang sahabat. Kevin pun melangkah sambil memantapkan hatinya.

Pemuda itu mengendarai mobilnya hingga berhenti di depan sebuah rumah megah dua lantai. Ia memencet bel. Tidak lama kemudian seorang laki-laki seumuran dirinya keluar dengan wajah terkejut.

"Hai, Bro, ada angin apa nih tiba-tiba muncul di sini? Lo harus ceritain—"

Kalimatnya dipotong oleh Kevin yang langsung masuk ke dalam rumah tanpa dipersilakan. Kevin tidak menjaga sikap karena tahu tidak ada orang selain mereka berdua di rumah itu. Sahabatnya itu tinggal seorang diri di Jakarta, di rumah yang memang dibelikan orang tuanya khusus untuk putra kesayangan mereka.

"Lo kasih minum apa kemarin ke gue, Ran?" Kevin mulai menginterogasi sahabatnya.

"Hah? Mocktail lah sesuai permintaan lo gak mau alkohol. Emang kenapa? Lagian lo kemarin main ngilang aja, gue telpon telpon gak diangkat. Untung ada yang liat lo naik taksi bareng Jeany. Jangan bilang lo semalam ngelepas keperjakaan lo ya?" Randy menyeringai licik di akhir kalimatnya. Ia ingin sekali melihat sahabat alimnya itu menelan ludahnya sendiri.

Selama ini Kevin selalu mengejeknya sebagai laki-laki tidak benar karena doyan ke kelab malam dan bergonta-ganti perempuan, berbanding terbalik dengan Kevin yang bahkan belum pernah berciuman. Apa jadinya bila Kevin yang hidupnya lurus-lurus saja itu melakukan cinta satu malam?

"Gimana rasanya? Enak gak?" tanyanya lagi disertai cengiran lebar. Ia dapat melihat wajah Kevin yang memerah, entah karena malu atau marah.

"Lo ngomong apa sih? Gue gak ngapa-ngapain tadi malam," jawab Kevin berbohong.

Padahal tujuan awalnya datang ke rumah Randy memang ingin menceritakan kejadian yang dialaminya. Namun setelah melihat wajah menyebalkan sahabatnya itu, ia mengurungkan niatnya. Terlebih lagi Randy juga mengenal Jeany karena mereka satu SMA dan satu kampus.

Kevin tidak ingin kejadian antara dirinya dan Jeany tersebar. Bisa saja suatu saat Randy kelepasan bicara. Cukup ia dan Jeany yang mengetahui kejadian malam itu dan menyimpannya rapat-rapat.

"Serius lo gak ngapa-ngapain? Jeany lo anggurin?" Randy seperti tak percaya.

"Gue cuma nolongin dia soalnya kemarin gue lihat dia hampir dilecehin om om, trus gue anterin dia pulang soalnya dia mabuk." Kevin menceritakan separuh kebenaran. Hanya separuh karena ia tidak mengantar Jeany pulang melainkan membawanya ke apartemen miliknya.

"Wah nekat lo, Vin! Kalo itu om cari masalah gimana?" Randy mulai bersikap serius karena ia tahu banyak orang penting yang menjadi pelanggan di kelab malam elite tersebut.

"Mudah-mudahan engga. Kemarin gue langsung lari. Kayaknya dia belum sempat lihat muka gue," jawab Kevin.

"Tenang aja ntar gue bantuin kalo sampe ada masalah. Ngomong-ngomong lo gak kaget cewek alim kayak Jeany bisa kerja di club malam?"

Kevin yang tidak suka mendengar Jeany dibicarakan seperti itu spontan membelanya. "Lo gak boleh menghakimi Jeany. Dia kan cuma waitress. Dia kerja di situ juga karena butuh uang."

"Duh geli gue kalo lo mulai sok bijaksana gini." Sebenarnya Randy tidak bersungguh-sungguh dengan kalimatnya. Ia sangat paham sifat sahabatnya yang tidak pernah membeda-bedakan siapa pun. Mungkin karena itu pulalah Kevin masih mau bersahabat dengan orang bejat seperti dirinya. "Trus lo ke sini ngapain? Jangan bilang cuma mo tanya minuman yang kemarin lo minum. Emang kenapa tuh minuman?"

"Gapapa cuma enak aja jadi penasaran hehe ...." Kalau sudah menjawab sambil terkekeh begini tandanya Kevin sedang menutupi sesuatu. Biarlah penyebab ia lepas kendali menjadi misteri untuk sementara waktu. Ia tidak ingin mengambil risiko ketahuan oleh Randy.

Randy menatap Kevin dengan pandangan menyelidik, mengetahui sahabatnya itu sedang berbohong.

Jaga kesehatan ya, Teman-teman. Jangan baca novel sampai begadang atau sampai lalai pada pekerjaan ya. Novel ini gak ke mana-mana kok, bisa dilanjut bacanya setelah ada kelonggaran waktu 😊😊😊

1
Hutami Putri Wulandari
walau udah berkali2 baca tp tetep kangen sama novel ini ... novel yg bawa aku jadi suka baca sedari anak pertama aku bayi dan sekarang udah SD masih balik lagi kesini tengok siapa tau ada karyawan baru...
Starry💫
Hai, Thor. Aku balik lagi kesini, entah untuk ke berapa kalinya, karena sudah lebih dari tiga kali aku baca novel ini 🤩
Yeahhh, sesuka ini aku sama novelmu🫠
Rou Hui: Ya ampun makasih sekali, Kak. Aku senang karya lamaku masih diingat ❤️❤️❤️
total 1 replies
Monica Gendut Gendut
aku udah baca novel ini 2 Kali Thor, tp novel satunya kenapa ndak diselesaikan
novel " dipaksa bercerai"
sdh berapa tahun vacun Thor, sejak corona sampai sekarang
Rou Hui: Maaf, Kak. Semoga saya bisa lanjut nulis lagi. Makasih udah suka sama karya saya.
total 1 replies
ken darsihk
Rika teman nggak ada akhlak 😠😠😠
ken darsihk
Syukak sama pesan nya author bijak bngtt 😍😍
Qaisaa Nazarudin
Ternyata Kevin Masih aja percaya sama mamanya,Sedangkan dia tau mamanya dr dulu gak suka dan gak restu hubungan mereka,Bukannya cari tau,Malah lebih membela mamanya,Untung aja mamanya sekarang udah mati,Jadi dia bisa bersama dgn Jeany dan anaknya,Ciba aja kalo mamanya masih ada..ckk
Qaisaa Nazarudin
KENNY=KEvin jeaNY
Qaisaa Nazarudin
Lisa..Lisa..Dengan kamu tahu dengan kamu membocorkan semua ini, Secara tak sengaja kamu telah memberi tau Kevin kalo itu bukan anaknya Randy, Berarti itu anaknya Kevin,Maka Kevin akan lebih semangat lagi utk mengejar Jeany..🤣🤣🤣🤣👍👍
Qaisaa Nazarudin
Ternyata banyak banget komplik nya..
Qaisaa Nazarudin
Kan Kevin jadi salah paham,Di sini seperti nya hanya Kevin yg berjuang sendiri..
Qaisaa Nazarudin
Jeany terlalu Egois,Di ahak nikah gak mau,Padahal Kevin udah berjuang demi hubungan mereka,Sanggup di usir dari rumah,Lha Jeany malah anteng2 aja dekat dengan Pria lain..🙄🙄
Qaisaa Nazarudin
Gak salah Kevin mikir gitu,Selama ini Jeany selalu melarang Kevin masuk ke kosan,Lha Randy? Hanya alasan SAKIT di bolehin masuk?? ckck..
Qaisaa Nazarudin
Temen yg gak patut di ikutin dan contohin..
Qaisaa Nazarudin
Lha mulai deh DRAMA nya..
Selviana Budi Lestari
Luar biasa
Septi Bklu
jln cerita nya bagus banget tp sayang gak ada kelanjutan nya
Rou Hui: Terima kasih apresiasinya, Kak ❤️
total 1 replies
Kg Mughni Siddiq
Lumayan
Dewi Sri
/Good//Good/
Lusia Emilia Titik Kristiani
beberapa kali baca episode ini selalu mengandung bawang thor....😭😭
Lusia Emilia Titik Kristiani
3 x aku baca novel ini dan tetap suka banget, best ceritanya autor buat kelanjutanya dong 👍👍👍
Rou Hui: Aaa terima kasih, Kakak. Aku ingat betul Kakak adalah salah satu pembaca awal yang rajin komentar dan bikin aku semangat menyelesaikan novel ini 🥰🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!