Niatnya ingin bertemu teman lama, Anne malah salah masuk kamar. Bukan bertemu teman malah bertemu lawan.
Sky dalam pengaruh obat merasa tenang saat seorang wanita masuk ke kamarnya. Ia pikir wanita ini telah di atur oleh asistennya untuk melepaskan hasratnya.
Anne memberontak saat Sky menarik dan menciumnya secara paksa. Tenaganya jelas tidak sebanding dengan pria ini. Sekuat tenaga memberontak pada akhirnya Anne hanya bisa pasrah. Kesuciannya diambil oleh orang yang sangat ia benci.
**
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Apa yang akan Sky lakukan saat tahu Anne hamil anaknya? Menikah atau ada opsi lain?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Janji
"Tidak ada jaminan jika Sky menikahinya bisa jatuh cinta padanya, tante."
Itu suara Ronal yang baru saja pulang dari luar kota. Ia berjalan mendekati mereka yang tengah memperdebatkan izin Sky menikah.
"Siapa kamu?" tanya Sania, tidak mengenali anak pertama suaminya.
"Aku Ronal, kakak Sky." jawabnya dengan santai. "Aku tidak akan mengizinkan Sky menikah dengan wanita yang tidak Sky cintai."
"Oh kamu anak Indira. Maaf Ronal, tolong jangan ikut campur karena ini urusan tante dan Sky. Lagi pula tante melakukan ini karena melihat Sky belum juga menikah di usia matang. Ini demi kebaikannya."
"Kebaikan apa yang tante bicarakan? Usia Sky tidak jauh berbeda denganku. Kami bahagia menjalani kehidupan seperti ini meski belum menikah. Sky sibuk mengurus perusahaan, tugas keluar kota atau ke luar negeri. Tidak sekalipun dia pusing memikirkan menikah. Karena sampai saat ini belum ada seorang pun yang berhasil meluluhkan hatinya. Tapi sejak tante datang, aku merasa Sky terlihat tertekan atas permintaan menikahi gadis itu." tunjuk Ronal pada Lilia, yang tengah duduk di samping Sania.
"Bukannya aku ingin merendahkan anak sambung tante, tapi menikah tanpa ada rasa cinta dengan gadis sepertinya malah membuat Sky merasa terbebani." sambung Ronal membuat Sania langsung berdiri.
"Jangan keterlaluan, Ronal. Lilia itu gadis yang penurut dan pengertian. Hanya dengan sekali bicara dia pasti akan paham. Jadi Sky tidak akan repot dibuatnya."
"Jika memang dengan sekali bicara dia bisa paham, harusnya sekarang dia juga paham jika Sky tidak mau menikah dengannya. Dia memang bisu tapi tangannya bisa berfungsi dengan baik bukan?" Ronal terus menyahut perkataan ibunya Sky, tidak membiarkan wanita itu terus menekan mereka untuk turut setuju.
Belum sempat Sania mencela perkataan Ronal, pria itu malah maju mendekati Lilia.
"Orang yang terpuruk bisa bangkit jika memang ada keinginan. Jangan gunakan kekurangan mu sebagai bahan mencari simpati. Jika dirimu tetap seperti ini maka aku simpulkan kamu tidak punya bekas kasih. Membiarkan ibu dan anak terus berdebat hanya demi kebaikan mu sendiri."
Lilia langsung menundukkan kepala sembari menggandeng erat tangan Sania.
"Jangan menakuti Lilia, Ronal." bentak Sania segera memeluk putrinya.
"Tante ini ibu macam apa? Terus memikirkan perasaan dan masa depan anak sambungnya dibanding anak kandungnya? Sudah baik pergi dari hidup kami kenapa harus repot kembali." ujar Ronal membuat Indira terkejut mendengar perkataan putranya.
"Ronalll... " panggil Indira sambil menggelengkan kepala.
"Biarkan saja, ma. Tante Sania ini egois. Hanya bisa memaksa saja tanpa memikirkan Sky. Jika orang luar melihatnya, pasti mengira disini Lilia lah anak kandungnya." jawab Ronal kepalang kesal.
"Berhenti memojokkan tante, Ronal. Apapun yang kamu katakan atau kalian katakan, tidak akan mengubah ku untuk tetap meminta Sky menikahi Lilia." Kata Sania yang ternyata tetap pada keinginannya. "Sky, ibu beri waktu 1 bulan untuk kamu mempersiapkan pernikahan terbaik untuk Lilia. Jika kamu menolaknya maka kamu harus siap kehilangan ibu untuk selama-lamanya."
Setelah mengatakan itu, Sania pergi meninggalkan rumah ini bersama Lilia. Sky yang melihatnya langsung terduduk di kursi dengan wajah sedih bercampur kecewa. Dia merasa tidak punya kendali dengan ibunya.
Indira segera mendekati Sky. "Sky, jangan menyerah. Mama akan cari cara supaya kamu tidak perlu menikah dengan Lilia."
"Papa akan mencoba bicara lagi dengan ibumu setelah pikirannya sedikit tenang. Papa janji tidak membiarkan mu berjalan di atas sesuatu yang bukan keinginan mu." kata Gleen turut menambahkan.
"Aku benar tidak bisa menikahi gadis itu, ma, pa. Bukan hanya soal perasaan tapi aku memilih kewajiban lain yang harus aku tunaikan pada wanita lain." Sky mungkin bisa saja menikahi Lilia tanpa perasaan. Tapi ia memikirkan Anne, yang kini tengah mengandung anaknya.
Kandungan Anne sudah membesar, tapi belum ada kemajuan untuk mereka berdua bisa berbincang hal ini dengan tenang. Anne masih menutup diri, tidak membiarkan siapapun tahu tentangnya, termasuk Sky yang merupakan ayah dari anaknya.
Masalah itu saja masih belum ada titik temu, kini tambah masalah baru yang sama rumitnya.
"Kamu memilih kekasih?" tanya Indira dengan antusias.
"Aku tidak memiliki kekasih tapi wanita itu memang harus jadi istriku, ma." jawab Sky dengan penuh keyakinan. "Dibanding Lilia, aku lebih berkewajiban menikahinya. Kami sudah memiliki ikatan yang kuat dan aku telah berjanji dengan diriku sendiri untuk secepatnya menikahinya."
"Mama senang mendengarnya, Sky. Jika kamu mencintainya, segera kenalkan pada kami. Agar segera kita atur pernikahan untukmu."
Indira tahu bagaimana dulu Sky dan Ronal terlibat masalah percintaan. Kedua anaknya mendadak jadi orang asing yang tidak saling menyapa. Cukup sedih bagi Indira melihatnya, bahkan Sky sampai tidak pernah lagi berdekatan dengan seorang wanita. Berbeda dengan Ronal yang secara terang-terangan bergonta-ganti wanita.
Namun sekarang Indira sangat senang dan tenang mendengar Sky memiliki tambatan hati dan berniat menikahinya. Ini membuktikan jika putranya satu ini telah sembuh dari patah hati sebelumnya.
"Dia sangat keras kepala, ma. Sulit sekali untuk diajak menikah. Salahku juga sering menguatnya kesal sehingga dia mungkin berpikir jika aku bukan pria baik-baik." Mendadak Sky bersemangat menceritakan Anne pada mamanya.
"Wanita memang seperti itu, Sky. Tugasmu sebagai pria menunjukkan rasa cinta agar dia percaya." Gleen turut menanggapi dengan senang.
"Itu yang sedang aku lakukan, pa. Semoga saja secepatnya kami bisa bersama."
Tidak tahu sejak kapan Sky begitu menginginkan Anne menjadi istrinya. Tapi yang jelas saat tahu Anne hamil anaknya, Sky ingin terjalin hubungan yang resmi untuk mereka.
"Ya sudah, papa dan mama pergi dulu. Ada pekerjaan yang harus di selesaikan. Urusan ibumu biar kami pikirkan caranya. Kamu sendiri berusahalah untuk mendapatkan rasa percaya dari wanita mu." ucap Gleen menepuk pundak Sky sebagai bentuk semangat.
Setelah papa dan mamanya pergi, terisa Sky dan Ronal yang sejak tadi Ronal diam mendengarkan percakapan mereka.
"Tenang saja, aku tidak akan mengincar wanitamu. " Ronal tahu Sky menatapnya waspada. Dia tersenyum sembari mendekati adiknya.
"Sonya memang tidak baik untuk mu, oleh sebab itu aku meladeni nya." sambung Ronal mengklarifikasi ulang kejadian masa lalu.
"Aku tahu, aku juga sudah tidak peduli padanya." jawab Sky dengan tenang. "Hanya saja aku tetap kecewa denganmu."
Sky tidak membenci Ronal, namun namanya rasa kecewa tidak mungkin hilang begitu saja.
"Aku paham, wajar kamu masih kecewa dengan ku." Ronal tidak bisa membuat Sky percaya penuh lagi padanya. Apalagi dulu Sky memergoki dirinya tengah melakukan adegan mesra dengan Sonya. Itu pasti sangat menyakitkan.
"Kamu tenang saja, Sky. Lilia tidak akan pernah menikah denganmu. Pegang janjiku!"