NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rheaaa

Lyra tak pernah menyangka bahwa orang yang paling ia percayai telah mengkhianatinya sebulan sebelum pernikahannya.

Alih-alih membelanya, ibu tirinya justru memilih untuk menikahkan tunangannya dengan kakaknya sendiri dan menjodohkannya dengan Adrian— seorang pria yang tak pernah ia tahu.

Namun, di tengah huru hara itu Adrian justru menawarkan padanya sebuah kontrak pernikahan yang menguntungkan keduanya. Apakah Lyra dan Adrian akan selamanya terjebak dalam kontrak pernikahan itu? Atau salah satunya akan luluh dan melanggar kontrak yang telah mereka setujui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Mata Lyra yang tadinya menyipit, mendadak membelalak. "Apa?! Rumah sakit?! Siapa?!" tanyanya dengan nada tinggi. Dalam sekejap wanita itu bangkit dari sofa menggenggam lengan Adrian tanpa ia sadari.

"Mama. Kata papa, sudah beberapa hari ini mama tidak bisa makan dengan benar." Bahu Adrian yang semula tegap kini telah turun.

"Tunggu, aku akan siap dalam beberapa menit." Lyra berlari masuk ke dalam kamar, mengabaikan rasa pusing di kepalanya.

Beberapa menit berlalu, Lyra akhirnya keluar dengan pakaian yang sudah rapi. Keduanya kini bergegas menuju rumah sakit tempat Bu Olivia dirawat.

"Biar aku yang menyetir, tubuhmu pasti belum benar-benar pulih," ujar wanita itu meraih kunci mobil di tangan Adrian dan menjatuhkan diri pada kursi kemudi.

Adrian tak membantah perkataan Lyra dan duduk tanpa mengatakan sepatah kata pun. Bunyi klakson dari kendaraan sekitar, serta deru dari mesin mobil menemani perjalanan mereka. Beberapa kendaraan terlihat berlalu-lalang di jalanan, seolah sedang berbahagia menyambut datangnya akhir pekan.

Setelah beberapa saat berkendara, Lyra akhirnya menginjak pedal rem dan memarkirkan mobil pada tempat yang tersedia. Dengan langkah yang tergesa-gesa, keduanya melangkah masuk ke dalam bangunan rumah sakit.

Baru saja beberapa langkah, aroma dari obat-obatan mulai menyeruak memenuhi indra penciuman mereka. "Tolong pasien atas nama Olivia ...." Adrian sebisa mungkin tampak tenang, meskipun hatinya sedang dilanda perasaan cemas.

Setelah mengetahui ruangan tempat ibunya di rawat, Adrian segera menyusuri koridor panjang itu dengan Lyra menyusul di belakangnya. Suara hentakan dari sepatu mereka bergema memenuhi setiap sudut ruangan.

Adrian sempat berhenti sejenak, napasnya pendek-pendek seolah udara enggan mengisi paru-parunya. Keringat dingin mengucur di keningnya. Lyra yang berada di belakangnya hanya mampu mengusap punggung suaminya, seakan mencoba berbagi kekuatan.

Langkah keduanya terhenti di depan pintu berwarna coklat muda dengan kaca persegi panjang di satu sisinya. "Mama!" seru Adrian ketika mendorong kayu pipih itu hingga terbuka.

"Adrian? Lyra? Maaf karena mama membuat kalian khawatir," ucap Bu Olivia dengan selang infus yang menjuntai di sampingnya.

Napas Adrian tercekat, kakinya seakan melemah ketika melihat ibunya terbaring di ranjang rumah sakit.

"Mama, kenapa tidak mengabari kami kalau mama merasa tidak nyaman akhir-akhir ini?" tanya Lyra seraya mendekati wanita setengah baya itu.

"Mamamu tidak ingin mengganggu waktu kalian. Siapa sangka mama akan dirawat inap karena hal itu?" potong Pak Hardi di belakang mereka. Pria itu terlihat baru saja masuk dengan menenteng kantong kresek putih di tangannya.

"Sudahlah, Papa. Jangan buat mereka panik. Adrian, Lyra kemarilah, Nak. Bagaimana perasaan kalian?"

"Mama ... tolong jangan seperti ini lagi. Jika mama merasa tidak enak badan, langsung hubungi aku. Aku akan langsung datang, tidak peduli kapan dan di mana. Mama hampir membuat jantungku berhenti pagi tadi," pinta Adrian dengan suara yang bergetar. Rasa takut akan kehilangan cinta pertamanya terus membayangi dirinya akhir-akhir ini.

"Dasar cengeng. Lyra, tolong maklumi sifat suamimu ini," ucap Bu Olivia, sudut bibirnya terangkat membuat kerutan di sudut matanya terlihat jelas.

Lyra hanya tertawa kecil menanggapi ucapan ibu mertuanya. "Mama, bagaimana kalau sarapan dulu? Biar kusuapi." Lyra meraih semangkuk bubur yang ada di meja samping ranjang.

*

*

*

Setelah membesuk ibu mertuanya, Adrian dan Lyra pulang terlebih dahulu untuk membersihkan diri dan membawa beberapa barang. Saat sedang mempersiapkan segala sesuatunya, tiba-tiba ketukan terdengar dari arah pintu depan.

Tok ... Tok ... Tok ....

Lyra dan Adrian saling melempar pandangan, sebelum akhirnya salah seorang dari keduanya berjalan mendekati sumber suara tersebut. "Mama? Papa? Safira?" apa yang kalian lakukan di sini?"

"Mama mengkhawatirkan keadaan menantu mama, apa dia sudah lebih baik sekarang?" tanya Bu Sintia seraya menerobos masuk ke dalam unit apartemen Lyra.

Belum sempat Lyra menjawab, pertanyaan lain kembali keluar dari mulut ibunya. "Bagaimana keadaanmu, Nak? Apa kau sudah hamil sekarang?" tanyanya sambil meletakkan beberapa kantong kresek di atas meja makan.

Lyra menggeleng pelan, tangannya sibuk membuka kantong kresek yang dibawa ibunya. Bu Sintia refleks menepuk dahinya dengan wajah tertekuk. Pak Satria yang berada di sana mengelus punggung istrinya, seolah memberikan isyarat agar tidak lagi membahas topik ini.

"Ya ampun! Safira beberapa bulan lagi akan melahirkan buah hatinya dengan Dion dan kau belum mengandung sama sekali?!" ujar wanita setengah baya itu, kepalanya menggeleng pelan. Dirinya seakan mengabaikan isyarat yang diberikan Pak Satria.

Adrian yang sedari tadi diam, tanpa sadar ia berdiri menatap tajam ke arah keluarga istrinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!