NovelToon NovelToon
Tritagonis

Tritagonis

Status: sedang berlangsung
Genre:Pihak Ketiga / Poligami / CEO / Cintamanis / Dark Romance / Cintapertama
Popularitas:701
Nilai: 5
Nama Author: Girl_Rain

Setelah kesalahan yang dilakukan akibat jebakan orang lain, Humaira harus menanggung tahun-tahun penuh penderitaan. Hingga delapan tahun pun terlewati, dan ia kembali dipertemukan sosok pria yang dicintainya.

Pria itu, Farel Erganick. Menikahi sahabatnya sendiri karena berpikir itu adalah kesalahan diperbuat olehnya saat mabuk, namun bertemu wanita yang dicintainya membuat Farel tau kebenaran dibalik kesalahan satu malam delapan tahun lalu.

Indira, sang pelaku perkara mencoba berbagai cara untuk mendapat kembali miliknya. Dan rela melakukan apapun, termasuk berada di antara Farel dan Humaira.

Sebenarnya siapa penjahatnya?

Aku, Kamu, atau Dia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Girl_Rain, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

1. Tragedi

Humaira melihat ke ponselnya yang berada di atas kasur, tangannya meraih ponsel berdering itu dan mengangkat panggilan dari kontak bernama Farel.

"Halo."

"Mbak, pemilik hp ini mabuk parah sampai tertidur. Mbak bisa tolong jembut dan antar kerumahnya?"

Kening Humaira mengernyit, mendengar suara laki-laki lain, tapi yang lebih membingungkan ialah permintaan yang memintanya menjemput.

Memang beberapa orang merayakan lulusan dari universitas dengan pergi ke club, dan Farel termasuk diantaranya, Humaira tahu hal tersebut.

"Kenapa minta tolong pada Saya? Setahu Saya Farel perginya sama Indira. Kenapa nggak minta tolong sama Indira saja?" ucap Humaira mendudukkan dirinya diatas kasur.

"Saya nggak kenal sama orang bernama Indira, dan nggak ada orang lain yang bersama cowok ini. Saya hubungi Mbak karena lihat yang punya hp ini menandai nomor Mbak sebagai nomor penting, terus nama Mbak juga ada emoji hati, makanya Saya pikir Mbak kekasih yang punya hp," jelas laki-laki di seberang sana.

Dan penjelasan masuk akal itu malah memusingkan Humaira sampai memijit pelipisnya. "Orang lain juga bakal berpikiran aku kekasihmu, Farel, kalau kamu menandai kontakku kayak gitu," gumam Humaira.

"Tolong jemput ya, Mbak. Please banget, soalnya ada banyak pelanggan lain yang perlu Saya urus."

Seusai mengatakan itu sambungannya putus, tanpa menunggu sahutan dari Humaira yang hendak bicara. Dilihatnya layar ponsel yang sedetik kemudian langsung mati, menandakan hpnya minta dicas.

Humaira menurunkan ponsel dari telinga. Dilihatnya jam dinding yang menunjukkan pukul dua dini hari, bisa-bisanya dirinya pergi ke tempat begituan di jam segini.

Akhirnya setelah pertimbangan yang memakan waktu beberapa menit, Humaira pun mengganti pakaiannya dari piyama ke gamisan dan kerudung lewat siku. "Ini terakhir kalinya aku berurusan denganmu Farel."

Humaira bukanlah anak yang keluar malam-malam, jadinya untuk keluar dari rumah yang dikelilingi para santri haruslah diam-diam, mengingat ada Haris di depan gerbang.

Motor yang dikendarai Humaira pun sampai di club, dan langsung disambut pelayan club ini. "Ke sini, Mbak. Saya antarin Mbak ke tempat Mas-nya."

Humaira mengangguk dan berkata 'baik' dengan suara kecil dibalik maskernya. Sedikit menyamarkan wajahnya agar tidak terlalu dikenali, karena sungguh mendatangi tempat ini sangat menorehkan martabatnya serta statusnya yang seorang anak dari pimpinan pesantren.

Humaira mengikuti pelayan pria itu, dan dalam perjalanan Humaira melihat orang-orang yang kebanyakan sudah tepar dan sedikit yang oleng. Pasti repot banget pelayannya, pikir Humaira.

Humaira dibawa melewati lorong oleh pelayan hingga sampai di depan pintu.

"Di kamar ini, Mbak, masnya," ucap pelayan itu.

Humaira mengangguk. Tangannya meraih kenop pintu dan masuk ke dalamnya, dan seperti yang dikatakan pelayan, Farel sedang tidur terlentang di atas kasur.

Perlahan Humaira mendekati Farel, lalu memandanginya sendu. Decitan pintu terdengar membuat Humaira berbalik, dan matanya terbelalak melihat pintu yang ditutup cepat.

Brak!

Humaira berlari dan memukul-mukul pintu sembari satu tangannya lagi menarik kenop. "Buka! Buka pintunya!"

Decitan kasur terdengar, membuat Humaira memutar raganya dan mendapati Farel yang telah duduk. Tampaknya pria itu terjaga akibat keributan yang ciptakan Humaira.

Melihat Farel yang terbangun, Humaira segera berdiri di depan Farel. "Farel, kita terkunci!"

"Humai-ra," gumam Farel. Kondisi Farel yang lusuh, mata sayu serta wajahnya yang merah sangat jelas menunjukkan Farel sangat mabuk.

"Coba Kamu bangun dan dobrak pint--akh!" Humaira kaget ketika lengannya di pegang, lalu sekejap mata posisi mereka dibalikkan Farel menjadikan dirinya di bawah pria itu.

Napas Humaira langsung tersengal-sengal dalam posisi ini, dan ketakutan merasukinya. Ditambah tubuhnya bergetar disebabkan wajah Farel yang mendekati wajah, dan semakin menekan tubuhnya.

"Farel, lepaskan aku." Humaira memberontak, tapi Farel tak bergerak sedikit pun, tak oleng meski kondisinya terbilang sangat mabuk.

Namun Farel terlalu mabuk untuk mendengar permintaan wanita yang dicintainya, sehingga tangannya justru mengusap mata yang mengeluarkan air mata. "Humaira, Aku mencintaimu."

Mata Humaira terbelalak dan tubuhnya membeku. Pengakuan tiba-tiba dari Farel mengejutkan Humaira sekaligus mendebarkan, hingga membuat Humaira tidak sadar ketika wajah itu mendekat dan mencium bibirnya.

Humaira menerimanya, bahkan tanpa sadar ikut membalasnya. Pada akhirnya percintaan itu terjadi, berlandaskan nafsu dan keinginan dari kedua belah pihak.

Di sisi lain.

Pelayan laki-laki tadi menghampiri perempuan yang duduk di kursi bar. "Mbak, silahkan ikuti Saya."

"Oh, udah ya?" Wanita yang memakai gaun selutut itu tersenyum senang, lalu berdiri mengikuti pelayan laki-laki yang dimintainya untuk mengarahkan Humaira. Tujuannya ialah membuat Humaira menangis dengan melihat dirinya dan Farel berduaan, agar Humaira mengerti bahwa Farel adalah miliknya.

Maka dari itu kakinya mengikuti jejak pelayan yang membawanya ke kamar Farel.

"Yang ini, Mbak," tutur pelayan pria itu berhenti di salah satu pintu.

"Owh, terima kasih. Ini tips buat Kamu." Indira meletakkan selembaran pink pada tangan pelayan itu dan membuatnya menggenggamnya.

Kemudian Indira membuka pintu dan masuk ke dalam disertai perasaan bahagia. Namun tak berlangsung lama, lantaran mendengar suara pintu yang ditutup cepat.

Ciiiit~brak!

Sontak Indira berbalik dan menarik handle pintu. "Sialan! Apa yang Kamu lakukan? Buka pintunya!"

"Bukankah terlalu awal Kamu berisik, Honey."

Indira menoleh, dan langsung memutar raga serta memepetkan diri pada pintu melihat sosok pria asing mendekatinya. "Siapa Kamu? Menjauh dariku!"

"Cantik sekali. Pantas saja Farel tergila-gila padamu," ucap Exel mendekat.

Kening kening Indira mengkerut, mendengar nama pria yang dicintainya disebutkan. Apa kenalan Farel?

Ketika Indira menghindar, tangan Exel langsung meraih lengan Indira dan membuat wanita itu berada di kukuhannya.

Napas Indira berubah tersengal-sengal, dan jantungnya berdegup kencang. Ini pertama kali dirinya sedekat ini dengan pria, disaat bersama Farel yang notabenya sahabatnya tak pernah melakukan ini.

"Kamu gila ya? Lepaskan Aku, Bo®doh!" umpat Indira sembari mendorong Exel menjauh, tapi tak disangka tangannya malah ditarik kuat dan tubuhnya dihempas ke atas kasur.

Indira terkejut dan buru-buru bangkit, tapi naas Exel lebih dulu menindihnya. Kemudian menyatukan kedua tangan Indira, dan mengikatnya dengan dasi yang telah di lepasnya.

"Malam ini Kamu milikku, Honey." Exel memegang wajah Indira dan langsung mencium bibir Indira secara kasar.

Indira memberontak sampai mengigit bibir Exel, tapi memberontaknya justru membangkitkan gairah Exel. Air mata Indira jatuh perlahan saat priia itu menarik resleting belakang gaunnya dan menarik gaunnya ke turun.

Tak pernah di duganya, malam yang awalnya ia pikir bakal dihabiskan bersama pria yang dicintainya, jutru berakhir dilecehkan pria asing. Hati Indira hancur berkeping-keping merasakan setiap sentuhan Exel pada tubuhnya, walau terkadang ia kelepasan serasa tubuhnya menikmati.

Indira menjerit saat benda keras milik pria menembus intinya, air matanya tak henti-hentinya berlinang.

"Kamu virgin?" Kejut Exel, tapi tak dipungkuri ada perasaan bahagia merasuk dalam dirinya. Niat hati ingin merasakan milik Farel, malah membuatnya ingin menjadikan Indira miliknya.

Exel mendekatkan wajah pada telinga Indira. "She is mine," ucapnya mulai menggerakkan pinggulnya.

1
kalea rizuky
hmmmm gass mp
kalea rizuky
anakmu yg jalang kok nyalahin orang oh tua bangka
kalea rizuky: tau ih sebel bgt liat modelan aki2 tolol
total 2 replies
kalea rizuky
Farel ma Indira selama jd istri sering tidur bareng gk thor
@Girl_Rain67: Nggak pernah 😄
total 1 replies
kalea rizuky
Farel uda tau bukan anak nya np g cerai oon amat
kalea rizuky
uda tau kn berarti Rifka bukan anak mu jd jangan sok baik
kalea rizuky
Indira jahat amat lu
@Girl_Rain67: Cinta, Mbak🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!