Laura yang ingin mendapatkan kebebasan dalam hidupnya mengambil keputusan besar untuk kabur dari suami dan ibu kandungnya..
Namun keputusan itu membawa dirinya bertemu dengan seorang mafia yang penuh dengan obsesi.
Bagaimana kah kelanjutan kehidupan Laura setelah bertemu dengan sang mafia? Akankah hidupnya lebih atau malah semakin terpuruk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling Menyelidiki
"Apa yang kau dapatkan soal dia?" Tanya Aaron pada Fred setelah memarkirkan mobil mereka di tepi jalan dekat rumah Laura.
"Namanya Laura Saw, tuan. Putri dari Tuan Gerardo Saw dan Maggie Melanie. Dia di jodohkan oleh ibunya dengan Ben Pattinson, Putra dari Rayyan Pattinson. Dia juga sudah memiliki seorang anak laki-laki bernama Dante Pattinson. Usianya sekarang sekitar satu tahun. Dia datang ke kota ini dengan passport dan identitas palsu. Tapi saya tidak bisa menemukan siapa yang membantunya untuk memuat data palsu itu." Jelas Fred pada Aaron.
"Apa tujuannya datang kemari?"
"Jika saya tidak salah, sepertinya ini misi melarikan diri, tuan. Secara, dia dari keluarga kalangan atas dan memiliki suami yang terpandang. Namun, dia memilih pergi meninggalkan itu semua. Pasti telah terjadi sesuatu disana hingga dia memutuskan untuk pindah ke Miami." Jelas Fred lagi.
"Apa dia sudah bercerai dengan suaminya?"
"Belum, tuan. Mereka masih berstatus suami istri yang sah."
Aaron mengangguk mengerti. "Lindungi dia, suaminya pasti akan mencarinya setelah ini!"
"Baik, tuan."
"Kau selidiki juga soal rumah itu!" Titah Aaron lagi.
"Baik, tuan."
Setelah memastikan Laura masuk ke dalam rumah dengan aman. Aaron meminta untuk kembali di antar ke mansion.
Fred yang mendengar itu sedikit terkejut. Karena pada dasarnya Aaron sudah sangat lama tak berkunjung ke sana. Selama ini Aaron hanya mengecek kondisi mansion lewat CCTV. Dia juga tinggal di apartemen selama ini, kadang tidur di mezzanine atau di ruang kerja kantornya.
Aaron tak mau kembali ke mansion karena merasa setiap sudut mansion memiliki kenangan bersama mendiang ibunya. Tapi hari ini, dia memutuskan untuk kembali. Entah untuk melepas rindu atau untuk berdamai dengan keadaan. Fred tidak tau, tapi yang pasti, pria dingin itu sekarang minta di antar secepatnya.
Fred segera mengemudi mobil menuju mansion, sebelum Aaron berubah pikiran. Mansion itu tidak begitu jauh. Mansion yang besar dengan nuansa putih dan memiliki view lautan itu sangat indah dan menenangkan.
Saat pertama kali turun dari mobil dan menginjakkan kaki di mansionnya. Aaron langsung merasa rindu pada sosok mendiang ibunya. Sudah lama sekali.. Sepuluh tahun Aaron tak menginjakkan kakinya disini. Dia sampai merasa asing pada mansion ini. Sangking lamanya.
Dia langsung masuk dan menuju ke kamar pribadinya. Para pelayan juga terkejut bukan main dengan kedatangan Aaron. Mereka hampir lupa dengan wajah tuannya. Beruntung di mansion ini tidak ada seorang wanita pun, hingga tak akan membuat heboh mereka dengan kedatangan Aaron.
Aaron ingin melakukan sesuatu disini. Dia masuk ke kamarnya untuk mengambil sebuah kunci yang dia letakkan di dalam laci almari. Dia masih ingat betul dimana letaknya.
Dia pun segera menuju sebuah kamar di ujung lorong. Kamar rahasia dan tidak ada seorang pun yang boleh masuk kesana. Artinya selama sepuluh tahun ini kamar itu juga tak terjamah oleh tangan manusia. Dan Aaron akan masuk kesana sekarang.
***********
Di kota lain, New York. Hari ini Ben nampak sangat marah. Dia juga tak segan memaki dan mengancam Maggie, ibunda Laura. Memberitahu Maggie soal Laura yang kabur darinya.
Sebenarnya Ben juga tak mengerti mengapa Laura memilih kabur darinya? Apa yang kurang selama ini di hidup Laura? Ben berpikir dia sudah memberi segalanya. Uang, rumah, asisten rumah tangga, mobil, Laura punya segalanya. Bahkan kehormatan di keluarga Pattinson yang tidak akan dia dapatkan di keluarga yang lain.
Ben benar-benar heran dengan Laura. Laura memilih meninggalkan itu semua bersama anaknya. Dia juga menerka-nerka apa yang terjadi pada istrinya itu.
Tapi hati Ben terlalu keras, terlalu naif. Dia tak mau mengakui kesalahan dan kekurangannya selama ini. Yang mana, dia sendiri yang mengatakan pernikahan ini tanpa cinta dan kasih sayang. Hanya sebatas bisnis. Namun, saat Laura pergi, dia marah besar, dia merasa di khianati. Apakah sebenarnya Ben sudah mulai jatuh cinta pada Laura?
Dia juga sudah mengerahkan seluruh anak buahnya untuk mencari Laura ataupun Sansa. Karena dia tau, Laura tak akan bisa pergi jauh tanpa bantuan Sansa, sahabatnya.
Tapi sejauh ini, Ben masih menyembunyikan kepergian Laura dari keluarganya. Dia tidak ingin di cap sebagai suami yang gagal dan tercela karena di tinggal oleh istrinya begitu saja.
Ben harus berpura-pura liburan ke luar negeri untuk mengelabui keluarganya sendiri. Sedangkan Maggie juga terpojok karena Ben selalu memintanya untuk segera menemukan Laura atau dia tidak akan memberikan uang lagi pada Maggie.
Itu adalah sebuah ancaman serius bagi Maggie, dia tak mau kehilangan kemewahan yang selama ini di berikan oleh Ben untuknya. Sehingga, dia pun harus ikut serta mencari keberadaan Laura. Walaupun dia sebenarnya malas untuk melakukan itu.
Maggie marah besar. Seakan dia adalah ibu tiri untuk Laura. Harta sudah menggelapkan hatinya sebagai seorang ibu. Tak lagi memikirkan kenyamanan untuk putri semata wayangnya.
Hanya harta dan harta yang ada di pikiran Maggie. Jika dia tak dapat segera menemukan Laura, maka tamatlah sudah kehidupannya. Ben tidak mungkin mau menampung dirinya yang hanya akan menjadi beban.
"Ada apa?" Tanya Ben saat melihat asisten pribadinya datang, Jacob.
"Saya menemukan keberadaan Nona Sansa, tuan." Jawabnya.
"Dimana dia?"
"Ada di sebuah apartemen, saya sudah memastikan hal itu, tuan. Tapi, dia tinggal bersama seorang pria, nampaknya dia bukan orang sembarangan." Ucap Jacob menjelaskan.
"Kenapa?"
"Saya melihat pria itu di jaga oleh beberapa bodyguard, tuan."
"Apa kita mengenalnya?"
"Saya rasa tidak, tuan. Saya baru pertama kali melihatnya."
Ben mengerutkan dahinya. Karena seingatnya, Sansa adalah yatim piatu dan tak punya saudara. Dia juga belum menikah. Lalu siapa pria yang tinggal bersamanya sekarang?
"Cari tau soal pria itu! Kalau bisa, kau culik saja Sansa agar dia mengatakan dimana keberadaan Laura!" Titah Ben pada Jacob.
Ben merasa di permainkan oleh Laura dan Sansa, bagaimana bisa dua wanita lemah seperti mereka mengelabui Ben? Sansa juga bisa menghapus bukti CCTV yang ada di garasinya saat memukul kepala Ben. Sekarang Sansa juga membantu Laura melarikan diri.
Ben yakin, pasti ada seseorang di belakang Sansa yang membantunya. Ada bakingan dan pasti bukan orang sembarangan. Pria itulah orangnya. Tapi siapa dia? Mengapa dia punya power yang begitu besar?
"Bagaimana kabar Maggie?" Tanya Ben saat teringat dengan ibu mertuanya itu.
"Dia baik-baik saja, tuan. Memang nampak gusar tapi saya melihatnya beberapa kali menyewa gigolo." Jawab Jacob.
Seketika Ben menyeringai mendengar itu. "Dia memang wanita jal*ng!" Gumam Ben.
Padahal Ben sudah mengancamnya berulang kali, namun wanita itu masih sempat-sempatnya menyewa gigolo untuk melayaninya.
Bersambung...
.