NovelToon NovelToon
Menjadi Yang Terkuat Di Dunia Kultivasi Immortal

Menjadi Yang Terkuat Di Dunia Kultivasi Immortal

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Harem / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Chizella

HIATUS AWOKAOWKA

"Kau akan dibunuh oleh orang yang paling kau cintai."

Chen Huang, si jenius yang berhenti di puncak. Di usia sembilan tahun ia mencapai Dou Zhi Qi Bintang 5, tetapi sejak usia dua belas tahun, bakatnya membeku, dan gelarnya berubah menjadi 'Sampah'.

​Ditinggalkan orang tua dan diselimuti cemoohan, ia hanya menemukan kehangatan di tempat Kepala Desa. Setiap hari adalah pertarungan melawan kata-kata meremehkan yang menusuk.

​Titik balik datang di ambang keputusasaan, saat mencari obat, ia menemukan Pedang Merah misterius. Senjata kuno dengan aura aneh ini bukan hanya menjanjikan kekuatan, tetapi juga mengancam untuk merobek takdirnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1: Bukan Lagi Jenius

Di pelukan Desa Daun Hijau, sebuah permukiman mungil yang tersembunyi di perbatasan dunia yang liar, napas kehidupan berdenyut lambat dan purba. Ia bukan sekadar nama, melainkan sebuah kanvas hijau yang memanjakan mata, tempat pepohonan menjulang tinggi seolah menggapai langit, menyaring cahaya mentari menjadi serpihan emas yang menari di udara.

Udara di sana—dingin, murni, dan seakan baru lahir—adalah hadiah tak ternilai bagi para penduduk yang, ironisnya, sebagian besar mencari nafkah dengan memburu nyawa di hutan belantara demi sesuap nasi.

Di bawah naungan keheningan yang agung itu, waktu berdetak menuju sore yang merangkak. Sesosok tubuh kurus, siluet seorang anak laki-laki berusia lima belas tahun, bergerak melintasi jalan setapak yang ditumbuhi lumut.

Itu adalah Chen Huang.

Setiap langkahnya tenang, namun tersembunyi di baliknya beban yang tak terucapkan. Ia mengenakan pakaian sederhana yang agak lusuh, berpadu sempurna dengan pemandangan pedesaan.

Di tangannya, ia menjinjing sebuah piring kayu kecil yang di atasnya tertata rapi beberapa ramuan obat-obatan kering, aromanya herbal dan sedikit pahit menguar lembut di udara.

Ia berjalan menuju sebuah gubuk kayu. Rumah itu tampak tua, seakan-akan dibangun dari serat-serat waktu itu sendiri. Kayunya telah menghitam oleh terpaan hujan dan panas bertahun-tahun, memancarkan aura kerentaan yang damai.

Chen Huang, sang jenius yang terbungkam. Lima belas tahun, namun kisah hidupnya telah dipenuhi pasang surut yang kejam. Di usia sembilan tahun, ia telah mencapai tingkat Dou Zhi Qi, sebuah pencapaian yang membuatnya diagungkan, dielu-elukan sebagai bintang yang akan bersinar.

Namun, enam tahun berlalu bagaikan kutukan yang membeku. Budidaya kultivasinya tak beranjak seinci pun. Segala upaya, tetesan keringat yang membasahi tanah, desakan energi dalam meridiannya, semuanya kembali sia-sia, menjadikannya hanya seonggok "sampah yang gagal" di mata dunia.

Jemari Chen Huang yang ramping, namun dipenuhi kapalan tipis bekas bekerja, terulur perlahan. Ia mendorong pintu kayu gubuk itu, yang berderit pelan seolah menghela napas panjang penuaan. Ia melangkah masuk dengan hati-hati, memastikan gerakan kakinya tidak menimbulkan suara keras di lantai papan yang sudah longgar.

Di tengah ruangan yang remang-remang, ia melihat sosok yang dicarinya. Seorang pria tua, dengan janggut putih panjang menjuntai hingga ke dada, duduk di atas bangku kayu rendah. Cahaya senja yang menembus celah jendela memantul pada mata pisau yang sedang diasahnya. Gerakan tangan sang kakek teratur dan berulang, bunyi sriing-sriing dari logam yang bergesekan dengan batu asahan mengisi keheningan. Belati itu, senjata andalan para pemburu, kini berkilau mengerikan, siap merenggut nyawa.

Chen Huang melangkah mendekat, perlahan. Ia berdiri di sisi meja kayu yang kasar.

"Kakek, ini obat-obatan kau inginkan," ucap Chen Huang. Suaranya rendah dan terdengar sedikit lelah.

Setelah berucap, ia dengan gerakan yang sangat lembut dan penuh hormat, mencondongkan sedikit tubuhnya sambil mengulurkan lengan dan meletakkan piring berisi obat-obatan itu di atas meja. Piring itu mendarat tanpa suara, sebuah tindakan kehati-hatian yang mencerminkan penghormatannya pada keheningan sang kakek.

Pria tua itu, Wang Nan, Kepala Desa Daun Hijau yang telah lama menjadi satu-satunya pelindungnya, menghentikan gerakan mengasahnya. Ia menoleh perlahan. Kerutan di wajahnya membentuk peta pengalaman yang panjang.

"Hu'er... bagaimana setelah terbiasa mencari obat?" tanya Wang Nan, suaranya serak namun hangat, mengarahkan pandangannya yang bijaksana ke wajah Chen Huang.

Chen Huang mengerucutkan bibirnya. Ekspresi wajahnya yang semula tenang kini sedikit berubah, bayangan kekesalan melintas sekejap.

"Tetap saja sangat sulit, binatang-binatang itu terlalu kuat." Chen Huang menghela napas pendek, bahu kanannya sedikit turun seolah membawa beban tak terlihat. "Aku kesulitan melarikan diri, lalu juga apa-apaan Shan Feng itu, dia hanya menyombongkan diri terus dihadapanku," lanjutnya, wajahnya kini benar-benar cemberut, bibirnya maju beberapa milimeter dan matanya memancarkan rasa tidak suka yang jelas.

Wang Nan, tanpa menghilangkan senyum tipis di wajahnya, menggerakkan jemari tuanya untuk menyapu janggutnya yang menjuntai. Gerakannya lambat, sebuah kebiasaan yang menunjukkan kedamaian batin. Kemudian, tawa ringan dan bergetar keluar dari kerongkongannya.

"Hahaha... Hu'er, suatu hari nanti kau akan terbiasa menghadapi binatang-binatang itu." Dia berhenti sebentar, sorot matanya melembut, dipenuhi keprihatinan yang mendalam. "Lalu jangan terpengaruh dengan orang lain, aku hanya menyarankan ini padamu... berhentilah mengejar kultivasi."

Keheningan seketika mencengkeram ruangan itu. Suasana yang tadinya sedikit cair karena canda tawa Wang Nan kini berubah menjadi dingin, sunyi, dan penuh ketegangan.

Kata-kata itu seolah menancap di udara. Chen Huang hanya diam. Ekspresi wajahnya menjadi kosong, selembar kanvas yang tak terlukis, membuat wajahnya tidak bisa di tebak. Pundaknya yang semula agak merosot, kini menegang, otot-otot di lehernya terlihat sedikit kencang, sebuah reaksi fisik terhadap rasa sakit yang tersembunyi.

Setelah beberapa detik yang terasa abadi, Chen Huang mengangkat dagunya dengan kuat dan menegakkan punggungnya sepenuhnya. Postur tubuhnya yang tadinya santai kini berubah menjadi tegak, memancarkan penolakan keras terhadap saran Wang Nan. Ia kini berdiri tegak di hadapan si tua itu, kedua tangannya tergenggam erat di sisi tubuhnya, jari-jarinya memutih karena tekanan.

"Kakek... aku tidak akan menyerah. Aku pasti akan menjadi lebih kuat bagaimana pun caranya," ucapnya, suaranya kini kembali mantap, di dalamnya terkandung ketegasan yang tak tergoyahkan.

Ia menunjukkan kepercayaan dirinya yang tak tergoyahkan, seolah-olah tekat itu adalah baju besi yang melindungi jiwanya dari kata-kata yang menyakitkan.

Bagi Chen Huang, hinaan adalah santapan sehari-hari. Ia sudah mencapai titik di mana ia tidak terlalu perduli dengan semua itu, sebuah perisai mental yang ditempa oleh ejekan tak henti.

Namun, jauh di lubuk hatinya, api gairah masih menyala. Ia tetap ingin mengejar dunia kultivasi. Baginya, kultivasi adalah segalanya—intisarinya, harga dirinya, hal yang tidak boleh direnggut siapa pun.

Chen Huang itu sampah.

Anak itu gagal total.

Satu per satu, gumaman-gumaman hinaan pahit itu telah menjadi tukang tempa yang keras. Sejak umur dua belas tahun, hinaan itu telah membentuk mental kuat Chen Huang. Keyakinannya telah diuji, ditempa, dan akhirnya menjadi tak tergoyahkan oleh badai cemoohan.

"Tidak apa-apa, Kek. Aku pasti akan mencapai apa yang ku inginkan, tidak perduli berapa lama waktu yang di perlukan." Ia sedikit melonggarkan genggaman tangannya dan menundukkan kepalanya sedikit, bukan sebagai bentuk kepasrahan, melainkan sebagai tanda hormat terakhir sebelum ia mengambil langkah mentalnya sendiri.

Melihat tekad Chen Huang yang terlihat jelas dari sorot matanya dan posturnya yang tegas, kepala desa itu hanya terdiam. Ia tahu, apa pun yang ia katakan tidak akan menggoyahkan pertahanan Chen Huang yang begitu kuat.

Chen Huang pun teringat pada sumpah yang pernah ia ucapkan untuk dirinya sendiri.

Aku akan jadi lebih kuat suatu saat, hingga tak ada lagi yang akan meremehkanku nantinya.

Pikirannya melayang, mengingat kembali setiap tawa sinis yang pernah ia dengar.

Akan kubuktikan aku bukan sampah, aku bersumpah akan membungkam mulut mereka!

Dalam benaknya, Chen Huang kecil yang dulu sering menangis dalam kesendirian perlahan memudar. Ia membayangkan dirinya kini berdiri tegak, meninggalkan masa lalu yang kelam. Ia mengepalkan tangan, kali ini dengan keyakinan yang lebih mantap untuk membalas semua hinaan yang pernah ia terima. Garis rahangnya mengencang, tekadnya mengeras.

Bahkan jika harus membuat perjanjian dengan iblis... aku akan melakukannya.

...---...

...[TINGKAT KULTIVASI]...

...Setiap tingkat memiliki 1-9 bintang....

...(Awal — Menengah — Puncak)...

1. Dou Zhi Qi

2. Dou Zhe

3. Da Dou Zhe

4. Dou Shi

5. Da Dou Shi

6. Dou Ling

7. Dou Wang

8. Dou Huang

9. Dou Zong

10. Dou Zun

11. Ban Sheng (Semi Saint 1-3)

12. Dou Sheng

13. Dou Di

...[TINGKAT MONSTER]...

1. Monster Rank 1 Dou Zhi Qi

2. Monster Rank 2 Dou Zhe

3. Monster Rank 3 Da Dou Zhe

4. Monster Rank 4 Dou Shi

5. Monster Rank 5 Da Dou Shi

6. Monster Rank 6 Dou Ling

7. Monster Rank 7 Dou Wang

8. Monster Rank 8 Dou Huang

9. Monster Rank 9 Dou Zong

10. Monster Rank 10 Dou Zun

11. Monster Rank 11 Ban Sheng (Semi Saint)

12. Monster Rank 12 Dou Sheng

13. Monster Rank 13 Dou Di

...[TINGKAT TEKNIK]...

1. Tingkat Huang

2. Tingkat Xuan

3. Tingkat Di

4. Tingkat Tian

1
Berry
gak ada cover lain kah?
Cecilia-chan: banyak ai nya yg ini, kek bahan gabut selagi aku masi nulis isekai slime, jdi kalau pening dan gada ide ya, kutulis random kesini, gada tujuannya ini novel
total 4 replies
Story
berapa kata di chapter ini?
Cecilia-chan: 1200an
total 1 replies
Story
Lebih baik lewat dialog aja nggak sih tingkatan Kultivasinya🗿
Cecilia-chan: entah kenapa aku pengen simpel aja kek sesepuh fantim yg laen🗿
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!