Bianca Kingston, sosok perempuan yang nyaris sempurna, cantik, kaya, memiliki pengaruh yang besar, baik di dunia bisnis maupun di dunia bawah. Ahli senjata dan juga beladiri.
Perempuan sesempurna itu harus merenggang nyawa di tangan rival bisnis nya, satu-satunya orang yang berani mengancam kelemahan nya, menggunakan anak-anak asuhnya.
Kematian nya, meninggalkan duka mendalam di hati kelurga Kingston dan semua orang terdekat nya, tapi takdir berkata lain, jiwa Bianca terlempar ke dunia yang sangat jauh berbeda dengan dunia nya.
Bianca terbangun di tubuh Putri Jasmine Harper, Putri terasing, yang hidup dalam kesendirian. Namun kejutan belum berakhir.
"Dua Minggu lagi, pernikahan Anda dengan Duke Lucas akan digelar!"
Bagaimana seorang Bianca Kingston yang biasa memimpin sebuah organisasi, harus menjalani hidup baru nya yang sangat jauh berbeda dari kehidupan nya dulu?
Dan siapa Duke Lucas, calon suaminya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEMATIAN
Gudang bawah tanah, yang terasa lembab dengan minim pencahayaan, sosok perempuan berpakaian serba hitam, sedang berdiri dengan seringai iblis di wajahnya.
"Tidak ku sangka, pecundang itu adalah diri mu, Diego Alexander," ucap Bianca, tersenyum miring.
"Akan aku pastikan, hari ini adalah hari terakhir mu melihat dunia ini Bianca Kingston," ucap Diego, menatap tajam pada Bianca.
"Kamu terlalu percaya diri," jawab Bicara, tersenyum mengejek.
Diego mengepalkan tangannya kuat, sementara Bianca hanya berdiri santai, melipat kedua tangannya, ini bukan kali pertama nya dia berhadapan dengan Diego Alexander, seorang pria yang sedari dulu selalu mencari masalah dengan nya.
"Panti asuhan, Matahari," ucap Diego, tersenyum miring.
"Mungkin sebentar lagi, kamu akan mendapatkan kabar yang sangat mengejutkan," lanjut Diego.
BRAK
Bianca yang awalnya tenang, langsung tersulut, saat Diego panti asuhan milik nya, yang sudah dia bangun sejak dia masih duduk di bangku SMA.
"Jangan berani-berani nya kamu menyentuh mereka Diego!" desis Bianca, geram.
"Aku sudah tahu kelemahan mu, Bianca Kingston, jika aku tidak bisa menghancurkan mu, tapi aku bisa menghancurkan anak-anak asuh mu itu," ucap Diego, tertawa penuh kemenangan.
Dor
"Bajingan!" umpat Bianca, melepaskan satu tembakan ke udara.
"Kalau kamu berani menyentuh mereka, aku bersumpah akan membunuhmu dengan cara yang paling keji," ucap Bianca, menatap tajam pada Diego.
"Oh iya? Kalau begitu buktikan gadis manis," jawab Diego, tersenyum miring.
Bianca sudah tidak bisa menahan emosi nya lagi, semua orang boleh mencari masalah dengan nya, tapi jika sudah menyangkut anak-anak asuh nya, Bianca tidak akan pernah melepaskan orang itu.
Walaupun Bianca terlahir dari keluarga kaya, dan memiliki sifat yang sangat keras, tapi dia memiliki hati yang tulus dan luas, Bianca memiliki lebih dari dua ratus anak asuh, mereka anak-anak yang terlantar yang sekarang tinggal di panti asuhan asuhan Matahari, panti asuhan pribadi milik Bianca, dan dia satu-satunya donatur di panti itu, semua kebutuhan anak-anak asuhnya semua Bianca yang tanggung, mulai dari kebutuhan pribadi mereka sampai ke pendidikan mereka.
DOR
DOR
DOR
Pertarungan antara Bianca dengan anak buah Diego tidak bisa di hindari lagi, ratusan peluru menyerbu Bianca.
DOR
DOR
Bianca bukan hanya menghindari peluru-peluru dari musuh nya, justru dia dengan berani dan tanpa takut ikut melapaskan tembakan nya.
DOR
"AAAKKKKKKHHHHH!!"
Suara tembakan dan jeritan memenuhi gedung bawah tanah itu, Bianca bergerak dengan lincah menembak semua anak buah Diego.
DOR
DOR
DOR
"AAAKKKKKKHHHHH!!"
Dalam keadaan mendesak seperti ini, tidak ada raut wajah takut dia wajah Bianca, di terus bergerak dengan cepat, menghindar dan menyerang balik anak buah Diego.
DOR
Dua puluh anak buah Diego sudah berhasil Bianca tumbangkan, keahlian seorang Bianca Kingston, tidak perlu di ragukan lagi, dia bukan hanya menguasai dunia bisnis, tapi dia juga menguasai dunia bawah, skil bertarung nya sudah terlatih sejak dia kecil.
DOR
DOR
"Ah sial! Habisi wanita itu sekarang!" teriak Diego, marah melihat anak buah nya satu-satu mulai jatuh.
Diego yang mulai panik melihat Bianca membantai habis anak buah nya, dia diam-diam mengeluarkan pistol nya dari balik pakaian nya.
"Bianca Kingston, aku akan membunuhmu!" desis Diego, menarik pelatuk pistol nya.
DOR
"Sssssssssttttt!"
Bianca yang sedang bertarung melawan anak buah Diego yang tersisa, berdesis lirih, saat sebuah peluru menembus bahunya.
"Peluru beracun, licik sekali kamu Diego," desis Bianca, mengetatkan rahangnya.
Darah segar mulai merembes dari balik punggung Bianca, sementara Diego berdiri dengan meniup pistol nya yang masih mengeluarkan asap, senyum puas tersungging di bibirnya.
"Ini adalah cara, agar orang tidak curiga, CEO Kingston Grup, mati bunuh diri karena depresi, dan memilih mengakhiri hidupnya sendiri," jawab Diego, tersenyum miring.
"Kamu memang pintar Bianca, tapi kamu juga manusia biasa, racun itu akan membunuhmu dalam hitungan detik, dan aku yang akan menguasai dunia bisnis, tanpa harus bersaing dengan perempuan seperti mu," lanjut Diego, tersenyum licik.
Bruk
Bianca ambruk ke lantai, karena sudah tidak bisa menopang tubuh nya yang mulia melemah, tapi walaupun begitu Bianca masih tetap sadar, dia menatap tajam pada Diego.
"Dengarkan aku Diego, aku tidak akan pernah kalah dengan pria licik seperti mu, bahkan kematian sekalipun tidak akan membuat aku kalah," ucap Bianca, berusaha mempertahankan kesadaran nya.
Racun itu bekerja dengan cepat, mata Bianca mulai berkunang-kunang, hingga akhir nya Bianca sudah tidak bisa melawan racun itu dan jatuh ke lantai.
Sebelum kesadaran Bianca benar-benar habis, tiba-tiba suara keras terdengar dari pintu ruangan.
BRAKKKK
Pintu besi ruang bawah tanah itu di buka dengan keras, empat sosok pria berlari masuk dengan wajah memerah padam.
DUAR!!
Dunia mereka berempat terasa runtuh seketika, melihat sosok perempuan yang sangat mereka sayangi tergeletak di lantai dengan berlumuran darah.
"BIANCA!!!"
Teriak mereka langsung berlari ke arah tubuh Bianca yang sudah tidak bernyawa.
Bruk
Tuan Dominic, Ayah dari Bianca langsung ambruk, memeluk tubuh Putri nya.
"D-daddy..." ucap Bianca, lirih.
"Sayang," ucap Tuan Dominic, tidak bisa membendung air matanya.
"Daddy, Bianca mau ketemu Mommy dulu, Bianca titip anak-anak asuh Bianca, jaga mereka..." ucap Bianca, lemah.
Di saat keadaan nya sendiri seperti itu pun, Bianca masih ingat dengan anak-anak asuhnya.
"Jangan berbicara seperti itu Sayang," jawab Tuan Dominic, menggeleng kan kepala nya, dengan dada terasa sesak.
"T-terimaksih su-dah me-nja-di yang t-terbaik untuk B-bian-ca, aku sayang Daddy dan Kakak..." ucap Bianca, menghembuskan nafas terakhirnya.
"Tidak!!!!!!"
"JANGAN TINGGALKAN DADDY SAYANG!!"
"JANGAN TINGGALKAN DADDY!!"
Teriak Tuan Dominic, berteriak histeris sambil memeluk tubuh Putri nya yang sudah tidak bernyawa.
"Hisk....Jangan tinggalkan Daddy Bi, jangan Sayang," ucap Tuan Dominic menangis tersedu-sedu.
Bianca adalah kekuatan nya, Bianca adalah Putri bungsu nya yang sangat dia sayangi, sekarang permata hati nya pergi meninggalkan dirinya.
"B-bianca Sayang, buka mata mu Nak," ucap Tuan Dominic, memeluk erat tubuh Bianca.
Ketiga Kakak laki-laki Bianca berdiri kaku dengan tangan terkepal kuat dan mata memerah, menahan tangis.
Mereka melihat adik kesayangan mereka, berlumuran darah dengan nafas yang sudah berenti.
"Maaf," batin mereka bertiga, dengan perasaan sesak.
Justin Kakak pertama Bianca, tersadar lebih dulu, dengan rahang mengeras dia beralih melihat ke arah Diego yang masih berdiri di sana.
"Kau! Kau berani menyentuh nya!" ucap Justin, dengan suara rendah nya.
"Oh keluarga Kingston, aku akui CEO kecil mu itu memang sangat hebat, dia berhasil mengalahkan puluhan anak buah ku, tapi sayang dia tidak bisa menyelamatkan nyawa nya dari kematian," ucap Diego, terlihat sangat puas.
lanjut up lagi thor