The Petals Bride

Setelah semalam melewati siang yang penuh gairah, hari ini Evan dan Ziyara kembali ke sekolah. Mereka berangkat bersama tanpa takut ketahuan Sabina, karna ia masih berada di Jogja.

Sampai di parkiran Evan berpesan pada Ziyara untuk tidak macam macam dan dekat dengan pria lain di kelasnya, Ziyara banyak mengangguk anggukkan kepala nya karna sudah berapa kali hanya kalimat itu itu saja yang di lontarkan Evan padanya.

Ketika Evan ingin membuka pintu mobil, tiba tiba Ziyara menyodorkan tangannya kepada Evan.

“Apa?" tanya Evan.

Ziyara hanya menggerak gerakkan tangannya, Evan yang melihat itu pun langsung mengeluarkan dompetnya dan memberi Ziyara 3 lembar uang bewarna merah.

“Daddy, ih."

“Kurang?" Evan ingin mengeluarkan lagi uang yang ada di dalam dompetnya.

“Saliim daaaad, bukan minta uang," geram Ziyara.

“Ohh, ngomong dong sayang, kirain Daddy minta uang!"

Evan menyodorkan tangannya agar di cium oleh Ziyara, setelah Ziyara mencium tangannya, Evan menarik kepala Ziyara untuk di kecupnya.

“Manis banget siiih pagi ini," ucap Evan.

“Belajar jadi murid yang baik, Dad."

“Yang bener itu belajar jadi istri yang baik, Babby," ujar Evan yang memasukkan uang 3 lembar tadi di saku baju Ziyara.

“Aku masih ada uang, Dad."

“Udah turun sana, keburu parkiran rame," ucap Evan.

“Makasih ya, Dad!" Ziyara memajukan tubuhnya untuk mengecup bibir Evan dan langsung keluar dari mobil.

Evan menjadi salah tingkah dan menggigit bibir bawahnya menahan agar ia tak berteriak, ia pun menepuk-nepuk pipinya sendiri.

“Sadar Evan, sadar ... padahal cuma di gituin aja udah jadi kayak gini."

────୨ৎ────

Bel berbunyi tanda kegiatan belajar mengajar pun akan dimulai, hari ini kelas Ziyara mendapat pelajaran olah raga di jam pertama hingga istirahat nanti. Semua murid sudah berkumpul di lapangan untuk memulai kegiatan mereka, terdengar suara bisik-bisik dari murid perempuan termasuk dari teman dekat Ziyara ketika Evan datang dengan pakaian olahraganya.

“Ya ampun Pak Evan ganteng banget sumpah, gapapa deh gue kalo jadi simpanan nya juga ... pasti dia hot banget kalau di ranjang," bisik teman dekat Ziyara yang bernama Ambar.

“Berisik deh Mbar, mau lu di hina sama mulut lemes tuh guru?" tanya Ziyara.

“Gpp Ziyaaaa, yang penting rahim gue anget," jawab Ambar.

“Anget pala lu petak."

“Di sini bukan tempat bergosip, jika mau bergosip silahkan keluar dari kelas saya!!!" Evan menatap tajam Ziyara dan Ambar yang berada di barisan paling depan.

“Maaf, Pak," jawab Ambar dan Ziyara serentak.

Jangan tanya di dalam hati Ziyara bagaimana, ia simpan sumpah serapahnya untuk Evan nanti, enak saja dia berani memarahi dirinya di depan anak anak lain.

Pelajaran dimulai dengan pemanasan agar otot-otot tidak tegang dan kram tiba-tiba nanti, kemudian dilanjut dengan pengambilan nilai bermain bola voli.

Ziyara dan anak lainya yang sudah selesai dengan pengambilan nilainya pun duduk di tangga lapangan, tiba tiba ada seorang murid laki laki menghampiri Ziyara dan menempelkan minuman dingin di pipi Ziyara dan memberikannya untuk Ziyara, lalu ia ikut duduk disampingnya.

“Untuk aku?" tanya Ziyara.

“Hmm," jawab anak laki-laki yang bernama Sannu itu, ia adalah murid kelas 3 yang terkenal dengan ketampanan dan kepintarannya.

“Makasih ya, Kak," ucap Ziyara dengan kikuk.

“Sama-sama Ziyara, aku duluan, ya," ucap Sannu sembari bangun dari duduknya dan mengacak rambut Ziyara yang basah karna keringat.

Tidak kah Ziyara sadar jika kekasihnya sudah mengepalkan tangannya, siap untuk memberi Bogeman mentah terhadap bocah laki-laki itu.

Evan meniupkan Pluit nya dengan kencang dan mengumpulkan semua muridnya karna ingin membubarkan kelas yang sebentar lagi akan selesai.

“Kamu," tunjuk Evan pada Ziyara.

“Iya, Pak."

“Sudah tadi bergosip, sekarang masih di jam pelajaran saya kamu malah pacaran ... niat sekolah tidak?" tanya Evan.

“Maaf, Pak," jawab Ziyara yang menundukkan kepalanya.

“Sekarang bubar," setelah mengatakan itu Evan langsung melenggang pergi meninggalkan lapangan.

“Itu yang lu mau Mbar? Cowok modelan kayak begitu?" tanya Ziyara pada Ambar.

“Gue tetep saranghae kok Ziya sama Pak Evan ."

“Jijik goblok!!"

Mereka langsung menuju ke kelasnya untuk berganti pakaian dan segera menuju ke kantin karena sebentar lagi jam istirahat. Ziyara memeriksa HPnya dan terdapat satu notif pesan di sana.

Daddy ❤️

“Ke ruangan Daddy sekarang."

Ziyara hanya membaca dan menutup kembali aplikasi hijaunya.

“Mbar, lu duluan aja ke kantinnya, gue kebelet pipis," ucap Ziyara.

“Gue temenin, gak?"

“Gak usah gue sendiri aja."

“Ya udah gue duluan, nanti lu nyusul."

“Iyaa."

Setelah melihat Ambar pergi, Ziyara langsung menuju ruangan kekasihnya, sampai di sana ia mengetuk dan langsung masuk.

Ziyara duduk di kursi yang berada di depan meja kerja Evan.

“Kenapa, Dad?" tanya Ziyara.

Evan hanya diam dan sibuk mengetik sesuatu di laptopnya dengan wajah sangat datar.

“Dad."

“Daddy."

“Daddyyyy."

Evan tetap memilih diam dengan laptopnya.

“Nyuruh aku kesini cuma untuk di diemin? Kalo gak mau ngomong apa apa aku mau ke kantin dulu."

“Mau ketemu pacar kamu yang ngasih kamu air di lapangan tadi? Iya?"

“Ihhh apaan sih Dad, gak jelas banget."

“Sejak kapan kalian kenal? Sejak kapan pula kalian Deket sampe sampe dia berani nyentuh rambut kamu?"

“Aku gak kenal dan gak Deket sama dia Dad, aku juga gak tau kenapa tadi dia tiba tiba ngasih aku minum," jawab Ziyara jujur.

“Seminggu Daddy gak masuk kamu udah Deket sama laki-laki lain, iya?"

“Kok Daddy nuduh aku gitu, sih?" ucap Ziyara tak terima karena di tuduh seperti itu.

“Ya kan gak mungkin kalo gak kenal tiba-tiba dia ngasih kamu minum."

“Daddy tanya aja sana sama dia kalo Daddy gak percaya, udah tadi marahin aku di depan anak-anak, sekarang malah nuduh aku yang enggak-enggak," omel Ziyara.

“Daddy cemburu, Babby."

Ziyara bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah Evan, ia duduk menyamping di paha kekasihnya. Evan memeluk pinggangnya dan menenggelamkan wajahnya di leher Ziyara. Ziyara mengelus elus rambut hitam Evan.

“Kan Daddy udah bilang tadi pagi, Babby gak boleh deket-deket sama cowok lain."

“Kan Babby emang gak ada deket sama cowok lain, Dad."

“Daddy gak suka pokoknya, Daddy bakal hajar cowok yang udah berani nyentuh kamu tadi."

“Heh, gak boleh!"

“Tuh kan, Babby belain dia."

“Enggak Daddy, Daddy gak boleh main hajar hajar anak orang ... Babby gak suka."

Evan mengusap wajahnya di dada Ziyara.

“Mau mimik, Babby."

“Sebentar aja, ya."

Evan mengangguk dan membuka kancing  Ziyara, mengeluarkan dadanya dan langsung mencucup.

“Mmhh ... pelan-pelan Dad!”

“Enyaaak Babby."

“Enghhhh."

Tangan Evan membuka kaki Ziyara dan menyelusup masuk ke dalam kekasihnya.

“Udah becek, Babby."

“Iya Dad."

“Mau pake jali atau jari Daddy?"

“Jari aja Dad."