NovelToon NovelToon
NIKAH PAKSA [Menghapus Fitnah]

NIKAH PAKSA [Menghapus Fitnah]

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Pernikahan Kilat / Bad Boy
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Mellisa Gottardo

Sepasang anak sekolah, yang tidak saling mengenal. Berteduh di gubuk reyot pinggir jalanan sepi, di tuduh berzina dan berujung di Nikahkan secara Paksa.

"Sebentar, ini salah Paham!!."

"Kami bahkan ngga saling kenal."

Namun sayangnya, suara mereka tidak di dengar. Mereka di arak menuju masjid, dan di Nikahkan di sana.

Apa yang akan terjadi, pada dua sejoli yang tidak saling kenal, tapi tiba tiba jadi suami istri?. Usia mereka masih belia dan masa depan mereka masih panjang.


Ikuti Kisahnya (⁠^⁠^⁠)
Note : Berdasarkan imajinasi author, selamat membaca :)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gubug Reyot

Ketika senja mulai menguning, angin mulai bertiup kencang. Awan mulai menggelap, menutup keindahan alam yang begitu indah menawan.

Rintik hujan mulai turun, sedikit demi sedikit lalu menjadi deras tak terkendali. Petir mulai menyambar dan kilatan cahaya menakutkan.

Seorang Pemuda, mengenakan seragam sekolah menepikan motor sport miliknya di sebelah gubug Reyot. Dia berteduh, meskipun bajunya sudah basah kuyup, dan hawa dingin sudah mulai menusuk tulangnya.

Pemuda itu tinggi dan menawan, gelapnya malam dan kilatan petir tidak menurunkan pesonanya. Memiliki tinggi sekitar 190cm, dengan tubuh proposional, tegap dan Berkharisma.

Di samping pemuda itupun, ada seorang gadis. Memakai pakaian lusuh, dia berjongkok di sudut, berteduh dari langit yang mengamuk.

Gadis itu memiliki rambut panjang yang sudah basah terkena hujan, memakai kaos hitam kebesaran dan kolor training lusuh. Pemuda itu melirik dengan ujung matanya, dia tidak peduli selagi bukan hantu.

Mereka berteduh dengan senyap, tidak ada sapaan atau basa basi. Mereka sibuk menunggu hujan reda dan kembali melanjutkan perjalanan.

Detik, menit, Jam berlalu namun hujan masih saja deras. Semakin deras hingga air sudah mulai menggenang di jalanan. Malam semakin larut membuat suasana sepi mencekam, di kelilingi kebun.

Si Gadis yang mulai merasa takut, duduk di kursi reyot samping pemuda tadi. Meskipun tetap menjaga jarak.

Kriiieett__

BRAKKKK!!!!

Kursi reyot yang mereka duduki roboh, membuat keduanya terjatuh terlentang ke belakang. Gadis itu sempat memekik, sedangakn si pemuda nampak tidak menujukan ekspresi apapun.

Saat si pemuda mulai bangkit, si Gadis menahan nafas karena jarak mereka sangat dekat. Bahkan lengan mereka sudah saling menempel.

"Hayo!! kalian berzina ya!!."

Teriakan seorang pria mengejutkan keduanya, keduanya buru buru berdiri. Melihat ada banyak gerombolan bapak-bapak, datang membawa senter dan payung.

"Masih muda, bukannya belajar malah berzina di kebun orang!!." Bentak salah satu dari mereka.

"Di arak aja Pak, Bikin desa kita jadi tercemar." Hasut yang lain.

"Nikahin aja, mereka harus bertanggung jawab karena sudah berbuat dosa. Bisa bikin desa kita kenal sial." Ucap yang lain.

Si Gadis dan Pemuda itu nampak tegang, mereka panik bukan karena ketahuan. Tapi karena fitnah yang mereka terima.

"S-sebentar Pak, kami bahkan tidak saling kenal." Si Gadis berusaha bicara dengan takut.

"Halah, ngga kenal tapi doyan." Sungutnya.

"Ini tidak seperti yang bapak bapak pikirkan, kami hanya berteduh tapi kursinya roboh, jadi kami terjatuh." Ucap Si Gadis.

"Banyak alesan, dia itu cucu nya si mbok Sri. Mungkin cape kerja di ladang, makanya cari yang instan begini." Bantah mereka, mengenali gadis itu.

"Cucu mbok Sri? Aurora? yaudah langsung di bawa ke masjid aja, kita nikahkan." Putusnya.

"Maaf, sebentar. Saya hanya berteduh disini." Pemuda situ angkat bicara.

"Udah makan gamau bayar, kamu itu keliatannya anak kota. Ngapain neduh di tempat sepi begini, nggausah banyak alasan." Bentak para Bapak-bapak.

Keduanya di seret dan di arak menuju masjid, sepanjang jalan banyak orang yang melihat, mengecam, bahkan melempari mereka.

Pembawa Sial!

Pezina!!

Harus diarak telanjang!

Ngotorin kampung kita!

Itu Cucunya Mbok Sri!

Usir aja! Usir!

Huuuuu!!

Si gadis menangis, dia merasa sangat malu. Padahal dia tidak melakukan seperti yang mereka tuduhkan, kenapa tidak ada yang percaya padanya. Padahal dia sudah cukup lama berbuat baik pada mereka semua.

Pemuda itu hanya diam menunduk, tau jika bicara pun tidak akan di dengar. Tentu saja dia juga merasa marah dan malu, tapi dia tidak mungkin bisa melawan satu kampung.

"Rora?!! ya allah cucuku, heh kenapa cucuku di tarik, lepaskan." Nenek Aurora datang, menggunakan tongkat kayu.

"N-nenek, Rora ngga zina nek, ini fitnah." Ucap Aurora meneteskan air mata, berharap sang nenek menyelamatkannya.

"Zina?." Nenek terkejut.

"Mbok Sri, Aurora di Grebek bersama pemuda ini di Gubug Kebun Pak Budi. Saat kami datangi, mereka sedang tidur bersama, kami memutuskan untuk menikahkan mereka." Ucap Salah satu Bapak menjelaskan.

"Hah? Astaghfirullah Rora... Ya Allah." Nenek sangat terguncang, hingga terjatuh tak sadarkan diri.

"NENEKKK!!!!." Teriak Aurora.

Para Warga mulai mengerubungi Mbok Sri, Aurora juga langsung memeluk Neneknya. Berusaha membangunkannya, para warga mulai merasa Iba tapi Zina tetaplah Zina.

"Innalilahi wainnailaihi rojiun." Ucap warga, yang memeriksa detak jantung dan nafas mbok Sri.

"NGGAK!! NENEK!! BANGUN NENEK, JANGAN TINGGALIN RORA!! NENEK!!." Aurora berteriak histeris, tidak mau percaya dengan apa yang di dengarnya.

"Itu lah makanya kalau berbuat sesuatu harus di pikir dulu, Mbok mu ini sudah merawatmu dari kecil, malah dibuat jantungan sampai meninggal. Cucu durhaka, buruan di nikahkan biar dia pergi sama pasangan Zina nya itu." Ucap Ibu-ibu julid.

Saat situasi sedang kacau itu lah, kyai Desa datang menengani. Kyai meminta para warga untuk tetap tenang, memberikan waktu berduka pada Aurora, sebagai bentuk perikemanusiaan.

"Neng Rora, seperti adat di kampung kita. Sebaiknya Ijab Qobul di lakukan di atas keranda Mbok mu, Mas nya coba hubungi orangtua supaya datang." Ucap Kyai.

"Saya nggak Zina, Pak Kyai." Aurora Lirih, merasa kecewa dan sakit hati.

"Udahlah! udah ketangkap basah aja masih ngeles, buruan di nikahin aja Pak Kyai, sebelum lakik nya Kabur." Saut Ibu-ibu.

"Ayo para warga, segera urus pemakaman mbok Sri. Segera di mandikan, di kafankan dan di sholatkan. Ijab qobul akan di lakukan, setelah keluarga pihak laki laki datang." Ucap Kyai.

Para Warga menurut, Aurora dan Pemuda tadi tetap di tahan oleh warga. Mereka di tahan di masjid, Pemuda itu dengan desakan dan kemarahan warga, mulai menelepon keluarganya agar datang.

Pengurus masjid, meminjamkan baju Koko dan sarung untuk pemuda itu. Sedangkan Aurora, sempat di perbolehkan pulang untuk ganti baju.

Jasad Mbok Sri sudah siap di sholatkan pada pukul 23.00, hanya beberapa saja karena besok pagi akan di sholatkan lagi. Aurora terus menatap keranda neneknya, hatinya hancur, masa depannya juga hancur.

Pemuda yang tadi di grebeg dengannya, duduk di sebelahnya, tatapannya terlihat marah, dan itu membuat Aurora semakin hancur. Entah seperti apa hidupnya setelah ini.

Seorang pengurus Desa, datang menghampiri Pemuda itu menanyakan KTP. Salah satu dari pengurus Desa yang mengenal Aurora, tidak mau jika hanya menikah secara Sirih. Mereka akan menikahkan keduanya secara SAH Agama dan Negara. Dengan bantuan Pak Kyai yang putranya seorang pegawai KUA.

"Mana KTP mu, untuk Mahar silahkan siapkan semampumu." Ucap Pengurus Desa.

Pemuda tadi dengan muka datar mengeluarkan KTP dari dompetnya, Aurora diam, melirik dengan ekor matanya. Dia merasa ingin kabur saja, kepalanya terasa berat dan rasa malu menggerogotinya.

"Kapan orangtuamu akan tiba?." Tanya Pengurus Desa.

"Sudah dalam perjalanan, mungkin pagi buta akan sampai." Jawab Pemuda itu.

"Baguslah, kau akan tinggal dan makan di masjid. Apa kau sudah sholat?." Tanya Pengurus Desa.

"Maaf, saya Nasrani." Jawab si Pemuda.

Eh?

Loh?

Pengurus Desa saling pandang, lalu membaca ulang KTP si pemuda. Mereka menatap rumit, sepertinya ini akan lebih sulit dari yang mereka duga.

Pengurus Desa, akhirnya meminta bantuan Kyai Agar mencarikan jalan keluar. Aurora juga terkejut, ternyata pemuda itu Nasrani tapi dia tidak keberatan memakai sarung dan baju Koko di masjid.

Pukul 04.00 Saat Adzan Subuh sebentar lagi berkumandang. Dua Mobil Mewah datang, keluarlah sepasang paruh baya yang terlihat menawan, di mobil belakang ada beberapa Bodyguard yang turut hadir.

Aurora semakin takut, dia beringsut di sudut Masjid, dia merasa bingung. Apakah lebih baik dia bunuh diri saja? menyusul sang nenek yang berpulang karena ulahnya?.

Pengurus Masjid, mempersilahkan keluarga itu duduk di teras Masjid. Menyuguhkan kopi dan teh hangat, Pemuda itu juga duduk di sana dia terlihat datar-datar saja.

Pak Kyai datang menemui mereka setelah selesai sholat Subuh, memberitahu detil kronologis. Pihak keluarga itu nampak prihatin, mencari dimana Aurora.

Mereka melihat gadis yang terlihat rapuh, beringsut di sudut Masjid, menatap ke arah keranda dengan tatapan kosong. Ibu dari pemuda itu datang menghampiri dengan hangat.

1
Umi
semoga yang ini temannya solid🙏
Umi
semangat thor💪
Umi
effort nya boleh deh🤭
Umi
susah banget ngalahin cindy🤭
Umi
semangat aura
Umi
jangan hamil dulu, masih kecil
Umi
Semoga mereka bahagia
Umi
JANGAN DI MAAFIN THOR
Umi
Duh🤭
Umi
Mampus😄
Umi
aku malah salfok sama visualnya, padahal pake cici kok bisa mukanya konsisten 🙏😄
Umi
Buat Alvian nyesel thor🤭
Umi
Semangat Aurora💪
Pecinta Novel
BACAAA!!!!!! REKOMEN BGTTT BGTT!!!
Pecinta Novel
Oke effortnya lumayan
Pecinta Novel
Pen gue cekek si Cindy😡
Pecinta Novel
Oke, Cindy Anzing😭😡
Pecinta Novel
masih abuabu si alvian🤨
Mellisa Gottardo: abu-abu monyet 🤣
total 1 replies
Pecinta Novel
AUTHOR NYA RADA RADA INI, masa langsung di kasih 😭
Mellisa Gottardo: sabaarrr🤣
total 1 replies
Pecinta Novel
JANGAN MAAFIN RAAAA😡
Mellisa Gottardo: UPS heheh🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!