Harusnya, Ziva menghabiskan malam pertamanya itu dengan sang suami. Namun, saking mabuknya, ia malah masuk ke kamar mertuanya dan membuatnya tidur di ranjang yang salah.
Apa yang akan terjadi pada Ziva dan mertuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurma_98, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah kamar
"Sayang, ayo bangun!" Pekiknya. "Bukankah ini malam pertama kita, kenapa kamu tidur duluan, sih!?" Ujarnya, mencoba membangunkan sang suami dengan raut wajahnya yang kesal.
Bukannya bangun, sang suami pun malah tidur nyenyak dan mengabaikan rengekan sang isteri.
Setelah menyelesaikan acara pernikahan, dan kini kami pun sudah sah menjadi pasangan suami isteri. Sebut saja kami berdua Victor dan Ziva.
Aku mengenal victor sekitar 4 tahun yang lalu. Setelah masa pendekatan, lalu akhirnya kami bisa sampai menjadi pasangan suami isteri, hubungan kami memang di kenal harmonis oleh orang-orang terdekat.
Umurku dengan Victor hanya beda 2 tahun, dia lebih tua dariku. Meskipun dia di kenal sebagai pria yang cuek, namun aku tidak pernah mempermasalahkan itu sampai sekarang. Aku hanya ingin kita berdua saling percaya satu sama lain dan di jauhkan dari orang ketiga.
Dan tanpa di duga, sesuatu pun terjadi malam ini. Ya, sesuatu terjadi antara aku dan mertua laki-lakiku, sebut saja nama pria itu Heri.
Setelah menyelesaikan akad pernikahan, aku langsung di bawa pulang ke rumah orangtua suamiku dan kami berencana tinggal di sana untuk sementara waktu.
Saat itu....
"Ck, menyebalkan! Kenapa Victor malah tidur sih? Seharusnya kita menghabiskan malam pertama kita saat ini."
Aku menggerutu saking kesalnya pada suamiku. Aku duduk di kursi sambil menikmati wine yang sudah tertuang di dalam gelasku. Tanpa sadar, aku sudah menghabiskan satu botol wine yang akhirnya membuatku mabuk.
Waktu sudah menunjukan pukul 01:00 malam. Hawa dingin mulai masuk dan menyelimuti tubuhku. Aku pun beranjak dari dudukku, lalu mencoba melangkahkan kakiku kembali.
"Shhttt.."
Aku menyentuh kepalaku yang terasa sakit bahkan tubuhku tidak bisa berdiri dengan seimbang.
Srukkk
Pandanganku mulai sedikit kabur, kali ini aku benar-benar sangat mabuk. Aku mencoba berjalan dengan pelan sambil meraba-raba pada dinding. Lalu tanpa sadar, aku pun sudah sampai di depan pintu kamar.
"Ah, sial. Harusnya malam ini kita bersenang-senang. Tapi suamiku malah tidur nyenyak."
Yang membuatku kesal, aku belum pernah merasakan apa itu nikmatnya malam pertama. Namun aku paham, Victor mungkin kelelahan karena upacara pernikahan kami yang berlangsung cukup lama.
Ceklek
Pintu terbuka. Aku membukanya dengan pelan sambil meraba-raba dinding kamar. Suasananya nampak sedikit berbeda.
"Kenapa lampunya mati? Ah, apa aku tadi sempat mematikan lampunya?"
Aku bergumam dan berjalan pelan menuju arah ranjang. Meskipun kamarnya dalam keadaan gelap, aku terus melangkah dan rasanya ingin cepat sampai di ranjang tersebut.
Setelah memastikan aku sampai di depan ranjang, dengan cepat aku langsung naik lalu merebahkan tubuhku dengan tidur terlentang.
Brukh
"Eh, apa ini?"
Karena dalam keadaan gelap, aku tak sengaja menyentuh sesuatu yang empuk dan juga hangat. Benda yang ku sentuh itu seperti roti, berbentuk kotak dan empuk. Saking penasarannya, aku terus menyentuh benda tersebut dan mengelusnya dengan pelan.
"Lembut sekali, apa ini--"
"Shhttt..."
Seketika, aku mematung karena mendengar seseorang meringis seperti menahan sesuatu. Dan aku pun menduga, jika itu adalah suara suamiku.
"Sayang, ada apa? Apa ada yang sakit?"
Bukannya menjawab, Victor malah terdiam. Aku pun mengabaikannya dan langsung memeluk suamiku.
"Haish.. Aku ingin merasakan apa itu malam pertama. Aku benar-benar ingin merasakan benda ini masuk ke dalam milikku." Gumamku, sambil menyentuh benda di balik celana suamiku.
"Ah... Jangan menyentuhnya..!"
Karena mabuk dan kepalaku masih terasa sakit, aku mendengar suara yang samar, seperti suara berat dari seorang pria.
Hatiku bertanya-tanya, benda yang ku sentuh ini tiba-tiba membesar, apa ini akan muat jika di masukan ke dalam milikku?
"S-sayang, i-ini..."
Dengan bodohnya aku malah meremat benda tersebut dan menyentuh ujungnya yang mengeluarkan cairan.
Srettt
"Berhenti menggodaku, hah!" Pekiknya sedikit membentak.
Mendengar suara teriakan itu, aku pun langsung menarik kembali tanganku dan menelan ludah susah payah.
"M-maaf."
Suamiku berbalik dan kini menghadap ke arahku. Aku merasakan aroma nafas mint dari hembusan nafasnya. Entah kenapa, aroma tersebut seketika membuat tubuhku meremang.
"Kenapa kamu ada di kamarku?"
"Eh, apa maksudmu, sayang? Aku kan harus tidur di sini juga. Kita kan sudah sah menjadi suami isteri? Apa itu menjadi masalah bagi--"
"Buka matamu, aku ini mertuamu, Ziva!"
Degh
Seketika, akupun mematung saat mendengar ucapan tersebut. Aku berfikir, ini pasti hanya akal-akalan suamiku karena aku sudah mengganggu waktu tidurnya.
"Pfttt.. Sayang, berhenti bercanda. Aku tahu kamu sedang tidur nyenyak dan enggan di ganggu, alasanmu mengatakan itu, benar-benar tak masuk ak--"
"Ck, ternyata kau mabuk!" Ucapnya dengan cepat menyela.
Ya, memang benar, aku masih dalam keadaan mabuk. Aku tidak bisa membedakan siapa pria yang ada di depan mataku ini. Dan faktanya, aku telah masuk ke dalam kamar yang salah.
"Berhenti beralasan, Victor. Cepat setubuhiku, aku ingin kita melakukan malam pertama!"
Aku dengan tegas meminta pada seseorang yang masih ku anggap jika itu adalah suamiku. Saking kesalnya, aku bahkan menarik tengkuk leher pria itu dan menciumnya dengan rakus.
Cup
Saat itu aku masih belum sadar, jika pria yang ku cium ini adalah mertuaku sendiri, yaitu Heri. Awalnya mertuaku ini merapatkan bibirnya dan menunjukan ekspresi terkejutnya saat aku tiba-tiba menyambar bibirnya. Namun karena nafsuku yang tidak tertahankan, aku menggigit bibir bawahnya dan membuat lidahku seketika masuk menerobos ke dalam sana.
"Hmphhh!!"
Andai aku sadar, jika pria yang ku cium ini adalah mertuaku sendiri. Dan lebih gilanya lagi, aku memimpin ciuman tersebut bahkan menindihnya. Bisa kalian bayangkan, aku berada di atas, sedangkan mertuaku berada di bawahku.
"Sayang, aku benar-benar menginginkannya, cepat masukan benda itu, aku ingin merasakannya."
Aku menatap sayu pada seseorang yang masih ku duga jika itu adalah suamiku. Aku melepaskan pakaianku dan membuat pria itu terkejut.
"Hei, apa yang kau--"
"Sutttt...!" aku menutup bibirnya dengan jari telunjukku. "Kau bisa memarahiku besok saja, yang penting kita lakukan itu malam ini!"
"Astaga, kau benar-benar menguji kesabaranku. Jangan salahkan aku jika besok kau akan menyesal, Ziva!" Ucapnya, sembari meremat bokongku dengan kuat.
Heri, dia adalah seorang duda yang di tinggal kabur oleh isterinya saat Victor berusia 5 tahun. Sampai saat ini, isterinya itu tidak pernah menunjukan batang hidungnya lagi. Pria itu bahkan enggan menjalin hubungan dengan wanita manapun karena trauma tersebut.
Malam ini aku telah melakukan kesalahan besar dalam hidupku. Aku dan mertuaku menghabiskan malam yang panas di mana yang harusnya aku menghabiskan malam pertamaku dengan suamiku.
Aku telah mengganggu singa yang haus akan belaian. Aku dan mertuaku benar-benar melakukan dosa yang besar di malam ini. Namun, saking mabuknya, aku tidak sadar jika pria yang ada di atasku ini adalah mertuaku, bukan suamiku. Dan lebih gilanya, aku malah menikmati setiap sentuhannya yang membuat tubuhku seperti kesetrum.
Mertuaku melebarkan kedua kakiku dan bersiap-siap untuk memasukan benda miliknya.
"Karena kau yang memulai duluan, aku tidak akan berhenti meski kau memintaku berhenti."
Jleb
"Ahh...."
Mertuaku memasukan benda tersebut dengan sekali hentakan. Aku merasakan sakit yang luar biasa, bahkan milikku terasa robek dan juga perih.
"S-sakit.. Berhenti, a-aku tidak ingin melakukannya!"
Bukannya berhenti, mertuaku malah memaju-mundurkan pinggulnya dengan cepat dan melakukannya secara kasar. Rasa yang tadinya perih pun, kini tiba-tiba berubah menjadi nikmat, aku menikmati benda besar tersebut yang bergerak di bawah sana.
"Ah.. Ah.. Lakukan dengan pelan.."
Desahan demi desahan mulai keluar dari mulutku. Ternyata, inilah nikmatnya malam pertama, aku menyesal tidak melakukannya dari dulu.
Malam ini benar-benar malam yang panjang. Malam yang tadinya dingin, kini berubah menjadi malam yang panas. Aku melakukan dosa terlarang bersama mertuaku sendiri.
Entah apa yang akan terjadi besok...