NovelToon NovelToon
Sah! Hutang Dibayar Menikah

Sah! Hutang Dibayar Menikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Cherryblessem

(Update setiap hari selama ongoing!)

Clara merasa kepalanya pusing tiba-tiba saat ia melihat kekasihnya bercinta dengan sahabatnya sendiri yang sudah ia anggap seperti saudara kandungnya. Mereka berdua tampak terkejut seperti melihat hantu setelah menyadari Clara muncul dari balik pintu kamar dengan cake bertuliskan 'Happy 6th anniversary' yang telah jatuh berantakan di bawah.

"Sa–sayang ...." Kris wang, kekasihnya tampak panik sambil berusaha memakai kembali dalaman miliknya.

Leah Ivanova juga tak kalah terkejut. Ia tampak berantakan dan berusaha menutupi tubuhnya dengan kain yang kini Tanpa busana.

"Ini bukan seperti yang kamu pikirkan, Clara!" Kris berusaha mengambil alih Clara.

Gadis itu tersenyum kecut. Berani sekali ia bicara begitu padahal segalanya telah keliatan jelas?

*

Baca kelanjutannya hanya di noveltoon! Gratis!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cherryblessem, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SAH| 9

"Kau tak perlu terkejut begitu." Julian bisa melihat betapa Clara sangat terkejut. "Mereka tak mungkin berani menyakitimu selagi ada aku. Kau tak perlu khawatir."

"Kenapa mereka mencari tahu aku?"

"Kamu adalah istriku sekarang. Tentu saja mereka penasaran tentangmu. Apalagi, kamu tiba-tiba muncul begitu saja."

"Apa yang harus aku lakukan?" Clara tampak putus asa menatap Julian.

"Tak perlu khawatir. Aku yang akan melindungimu, apapun yang terjadi."

Clara menatap Julian dengan penuh harapan. Ia benar-benar berharap apa yang Julian katakan dapat dipercaya. Sekarang, ia hanya bisa berharap pilihannya untuk menikahi Julian bukan sebuah kesalahan.

*

"Bagaimana isi kontraknya?" Julian menatap Clara Saat sedang makan malam di ruang makan rumah mereka.

Mr. Jhon baru muncul membawa kontrak untuk mereka revisi.

"Tidak ada kontak fisik, tidak ada pemaksaan dan tuntutan. Gaji dan tunjangan sesuai kesepakatan serta kelebihan atas pernikahan ini sudah sesuai." Clara berkomentar. "Aku hanya masih tidak terima dengan pacar yang tidak boleh dimiliki selama kontrak."

"Tak suka? Kau bisa mengembalikan uangku kalau begitu."

"Hei! Kau menipuku, ya!?" Clara marah memprotes.

Julian tertawa kecil. "Tidak. Lagipula kontrak itu juga berlaku untukku. Jadilah istri yang baik agar kita tidak kerepotan."

Clara menjulurkan lidahnya kesal untuk menghina Julian namun laki-laki itu tidak peduli.

"Mau tanda tangan sekarang atau tidak?" tanya Julian.

"Kau janji akan melindungiku dan keluargaku kan?" Clara memastikan.

Julian mengangguk. "Tentu saja. Semua sudah jelas dalam kontrak."

"Baiklah. Kita deal." Clara menandatangani kontrak mereka, diikuti Julian.

Entah apa nantinya yang menanti mereka, Clara sudah siap menerimanya.

"Oh, ya. Bagaimana dengan keluargaku?" Clara teringat lagi akan keluarganya yang membutuhkan penjelasan.

"Kita bisa segera kesana jika kamu siap."

"Kamu sendiri? Apakah kamu sudah siap?" Clara sangsi melihat level percaya diri yang dimiliki oleh Julian.

"Aku selalu siap. Apalagi aku mengambil cuti. Well, tidak bisa berlama-lama namun cukup untuk membereskan segala hal."

"Sampai kapan kamu akan cuti?"

"Minggu depan jika tidak ada jadwal mendadak." Julian mengambil ponselnya dan mengecek jadwal hariannya.

"Baiklah, besok kita harus kesana. Aku tidak bisa membiarkan keluargaku lebih lama lagi menunggu."

"Baiklah, aku setuju."

*

"Saya pesan satu tiramisu cake dan satu cappucino." Clara menyampaikan pesanannya pada pelayan yang kemudian mencatat dan kembali untuk menyampaikan pesanannya.

Clara menghirup dalam-dalam udara ke dalam paru-parunya, menimmati angin sore di sekitaran kafe tempat Julian tinggal. Komplek perumahan elit selalu memiliki tempat-tempat bagus dan menarik.

Setelah menandatangani kontrak pernikahan dengan Julian, ia langsung diberikan sebuah kartu kredit unlimited berwarna hitam dan terbuat dari besi. Dalam sekejap, Clara merasa dirinya seseorang yang lain. Ia kemudian memutuskan untuk mencoba kartu itu di kafe ini, lengkap dengan pakaian yang sudah rapih dan berasal dari brand mahal. Semua yang ia kenakan, benar-benar memberikan dirinya kesan untuk merasa menjadi seorang gadis kaya raya dalam cerita dongeng.

Clara mengeluarkan bukunya untuk menikmati waktu di cafe itu. Selang beberapa saat, suara tawa yang terdengar familiar menariknya untuk mengedarkan pandangannya.

"Sepertinya dia sengaja menghilang." Itu suara Leah. Clara yakin karena ia sangat tahu sahabatnya itu. Ah, mantan sahabat seharusnya.

"Kupikir begitu. Tapi itu bagus. Kita jadi bisa meresmikan hubungan kita." Kris membalas.

Clara meremas bukunya dengan kesal. Para pecundang itu sedang membicarakannya.

"Ah, aku kesal karena dia langsung menyadarinya. Padahal, aku masih ingin menyiksa mentalnya." Leah menyeruput minumannya sambil bicara. "Untung saja aku bisa melihatnya menderita dengan hutang pinjolnya."

Clara merasakan ada sesuatu yang menusuk dadanya namun juga membakar emosinya. Ia marah dan kecewa karena mendengar ucapan Leah. Apakah benar itu Leah sahabatnya yang bicara? Bukankah selama ini mereka berbagi dunia bersama? Bagaimana perubahan itu bisa terjadi tanpa Clara sadari?

"Aku juga menyesalkan dirinya tahu. Bayangkan, berapa yang bisa kuterima darinya lagi? Sekarang kita harus cari uang sendiri." Kris bersandar di kursinya.

"Ah, benar sekali! Padahal dia bodoh dan gampang ditipu. Kehilangan orang seperti itu sangat disayangkan."

Clara benar-benar sudah terbakar. Nafasnya naik turun dan ia hampir merusak buku yang ia genggam. Ia menggigit bibirnya menahan kesal karena meskipun terdorong untuk mengutuki keduanya secara langsung, dirinya menginginkan rencana balas dendam yang matang.

"Eh, tapi, apakah kamu masih dihubungi debt colector sialan itu? Ajaib sekali sudah tak ada yang meneror." tanya Kris ketika menyadari sesuatu yang janggal.

Leah menggeleng. "Tidak. Aku sudah tak mendengarkan apapun. Apakah dia berhasil membayarnya?"

Kris menatap Leah dengan senyum meremehkan. "Halah. Mana ada dia uang segitu dalam waktu singkat ini? Bisa makan dan minum saja pasti dia kesusahan."

"Tapi tidak ada yang meneror kita lagi, loh! Kamu tidak penasaran? Apalagi dia menghilang begini?"

"Aku sejujurnya penasaran. Hanya saja, aku malas dengannya. Kau tahu kan, aku sudah lama tidak menyukainya? Sungguh tidak nyaman sekali terus bersamanya."

Clara menggenggam erat buku itu hingga remuk. Buku jarinya sampai memutih mendengar percakapan itu. Seperti inikah wajah asli mereka berdua? Mengapa Clara sebodoh itu hingga tak menyadari ini sama sekali?

"Ah, kamu terlalu gombal!" Leah terdengar manja.

"Aku tidak gombal, sayang. Aku memang sudah tak suka lagi. Perempuan keras kepala seperti itu tidak menyenangkan sama sekali. Aku lebih menyukaimu, kau tahu?" puji Kris membuat Leah tersipu.

Baiklah. Clara sudah muak. Ia sudah tidak tahan lagi dengan pembicaraan mereka berdua. Dirinya sudah cukup panas dan terbakar mendengarkan pembicaraan orang-orang itu. Sudah waktunya bagi Clara untuk langsung menghentikan orang-orang ini.

Dengan penuh emosi yang membara, Clara bangkit dari tempat duduknya, siap untuk menghadapi semua yang ada!

1
partini
menarik
Cherryblessem: terima kasih sudah mampir kakakk/Rose/
total 1 replies
Y. Kasanova
Semangat
Cherryblessem: aaa terima kasih kakak /Determined/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!