NovelToon NovelToon
The Legend Of Zhang Jian

The Legend Of Zhang Jian

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:9.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bang Regar

Zhang Jian adalah Pangeran, pendekar, pembual, dan penegak keadilan yang suka bikin onar.

Dia bukan murid biasa di Sekte Kunlun, ia datang membawa warisan legendaris: Cincin Naga Langit, peninggalan Siluman Naga dari dunia lain yang membuatnya kebal terhadap serangan Qi dan nyaris tak terkalahkan.

Akan tetapi, tak ada kekuatan yang abadi.

Cincin itu hanya akan melindunginya selama sepuluh tahun. Setelah itu? Dia akan menjadi sasaran empuk di dunia yang tak mengenal belas kasihan. Dunia di mana para pendekar saling menyingkirkan demi kejayaan sekte, harta karun langit, dan ramalan kuno yang bisa mengguncang tatanan alam.

Ketika Sekte Demon mengancam kehancuran dunia, Zhang Jian harus memilih: tetap menjadi bayangan dari kekuatan pinjaman, atau membuka jalan sendiri sebagai pendekar sejati.

Langit tak akan selamanya berpihak.
Bisakah seorang pembual menjadi legenda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sosok Misterius

Rantai-rantai yang keluar dari telapak tangan sosok misterius itu tiba-tiba lenyap begitu saja begitu hampir mencapai dada Zhang Jian.

“Apa yang terjadi, kenapa Segel Jiwa menghilang?” Dia terkejut melihatnya.

Zhang Jian memanfaatkan momen sosok misterius itu sedang tertegun. Tanaman merambat tiba-tiba menjalar dari telapak tangannya melilit sosok misterius itu, kemudian melayangkan tinju ke wajahnya.

Namun, sosok misterius itu menyilangkan kedua tangannya. Puluhan niat pedang muncul dari segala arah dan memotong-motong tanaman merambat itu—sehingga ia lepas dari lilitan tanaman merambat tersebut.

“Niat Pedang Iblis Bayangan!” seru sosok misterius itu sembari mundur menjauh dari ranjang.

Puluhan niat pedang yang terbentuk dari Qi berwarna hitam melesat ke arah Zhang Jian, tetapi peristiwa aneh dan tidak masuk akal kembali terjadi. Niat pedang itu lenyap begitu saja saat hampir mengenai tubuh Zhang Jian.

“Aku akan kembali lagi!” seru sosok misterius itu melompat ke jendela, lalu menghilang di kegelapan malam.

Suara puluhan langkah kaki terdengar di lorong menuju kamar tamu. Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu cukup keras.

“Tuan muda Zhang Jian, apa Anda baik-baik saja? Kami mendengar suara pertarungan dari kamarmu, apakah ada yang menyerangmu?” Itu adalah Yi Jing yang menggedor-gedor pintu.

Zhang Jian membuka pintu, raut wajahnya masam. “Seorang berpakaian serba hitam dan mengenakan penutup wajah menyerangku. Apakah peristiwa seperti ini pernah terjadi di Klan Yi?”

Dia yakin serangan ini bukan serangan acak, dirinya memang sudah ditargetkan—untung saja yang membawa Cincin Naga Langit, sehingga serangan tehnik Kultivasi aneh itu gagal padanya.

Yi Jing menggelengkan kepala dan berkata, “Tidak pernah terjadi serangan seperti ini di kota kami.”

Zhang Jian menjadi curiga mungkinkah sosok misterius itu adalah dalang dibalik tercemarnya Qi dan para monster menjadi agresif? Kalau iya, maka misi ini akan menjadi jauh lebih sulit. Melenyapkan kawanan monster Serigala tidak akan menyelesaikan akar masalahnya, kemungkinan monster-monster lain akan muncul kembali.

Zhang Jian menatap Yi Jing sembari menghela nafas panjang. “Kalian kembalilah dan beritahu Tetua Pertama bahwa aku diserang oleh sosok misterius.”

Dia tidak memberitahu mungkin sosok misterius itulah yang membuat monster menjadi agresif, karena bisa saja salah satu pelakunya adalah anggota Klan Yi sendiri atau pelakunya bersembunyi di kota ini.

Setelah Yi Jing pergi, Zhang Jian mencoba untuk tidur kembali. Namun, hatinya tidak bisa tenang, takut sosok misterius itu datang lagi hingga akhirnya Matahari terbit. 

Paginya, Zhang Jian sangat mengantuk sekali, tubuhnya terasa kaku. Dia tidak tidur semalaman dan memutuskan melakukan meditasi menyerap Qi dari Batu Spritual.

Setelah sarapan pagi, Zhang Jian jalan-jalan di taman kediaman Klan Yi. Tetua Yi Xuan mengatakan padanya untuk bebas melakukan apa saja. Dalam dua hari kedepan kawanan monster Serigala tidak akan datang, bahkan pada hari ganjil ketiga mungkin tidak akan datang juga—sebab mereka sudah datang kemarin, dan itu adalah hari ketiga dari terakhir kali mereka menyerang kandang kuda.

Zhang Jian heran semua orang bekerja normal, seolah-olah tidak ada hal yang mengkhawatirkan terjadi di Klan Yi. Yi Jing dan para Pendekar Klan Yi sedang melakukan latihan rutin di lapangan latihan, para pelayan sedang sibuk menurunkan kendi-kendi besar berisi susu yang baru dibawa dari kandang kuda yang belum dijamah oleh kawanan monster Serigala.

“Anda mau ke mana, tuan muda Zhang Jian?” Seorang Pria berusia sekitar lima puluhan tahun menyapa Zhang Jian di pintu keluar gerbang kediaman Klan Yi.

Beberapa pelayan menyapanya sebagai Tetua Keempat.

Zhang Jian pun menangkupkan tinju untuk menunjukkan rasa hormat. “Karena hari ini aku cukup bebas, maka aku akan berjalan-jalan keliling kota untuk menikmati suasana di sini. Jarang-jarang bagi murid Kunlun untuk turun gunung,” sahutnya.

“Oh, begitu. Ternyata tuan muda Zhang Jian adalah murid yang sangat tangguh, Anda tetap santai walaupun seseorang mencoba membunuhmu tadi malam ha-ha-ha ….” Tetua Keempat tertawa.

Zhang Jian memaksakan diri untuk tersenyum dan merasa tidak ada yang lucu dengan peristiwa penyerangan itu. Jangan-jangan Tetua Keempat adalah pelakunya? Akan tetapi badan Tetua Keempat cukup besar dan tinggi, sementara sosok misterius tadi malam lebih ramping dan setinggi dirinya. Jadi, sudah pasti bukan Tetua Keempat pelakunya.

“Aku hanya bercanda, tolong jangan dimasukkan ke dalam hati!” Tetua Keempat menepuk pundak Zhang Jian, lalu berjalan ke arah kereta kuda. “Sampai jumpa lagi tuan muda Zhang Jian, kita mungkin tidak akan bertemu lagi. Aku akan melakukan perjalanan bisnis ke kota sebelah.”

Kereta kuda yang dinaiki oleh Tetua Keempat langsung melaju tanpa menunggu tanggapan dari Zhang Jian.

Zhang Jian kemudian berjalan keluar dari kediaman Klan Yi. Dia berjalan tanpa tujuan yang jelas, kadang ia mampir ke kedai teh dan berbincang-bincang dengan pelanggan di sana. Kadang ia juga memasuki gang kecil dan gang buntu sehingga ia harus bertanya pada anak-anak di sana di mana arah menuju jalan utama.

Setelah seharian penuh berpetualang di kota ini, Zhang Jian berkesimpulan tidak ada Kultivator di kota ini. Berarti pelaku misterius yang menyerangnya datang dari luar kota.

“Kasihan sekali Tetua Keempat, ya. Kereta kudanya diserang oleh monster Serigala, padahal kata mereka kawanan monster Serigala itu hanya muncul di hari ganjil? Kenapa sekarang mereka muncul di hari kedua?”

“Kata suamiku yang bekerja di peternakan, monster Serigala itu muncul dua ratus langkah dari luar gerbang kota. Apakah kota ini sekarang tidak aman lagi?”

“Menakutkan sekali, bukankah Klan Yi sudah meminta bantuan dari seorang Abadi?”

“Mungkin gara-gara orang Abadi itu mengusik ketenangan kawanan monster Serigala sehingga mereka menjadi marah dan datang melakukan balas dendam!”

Zhang terkejut mendengar perkataan ibu-ibu yang sedang berbincang-bincang di depan gerobak penjual sayur itu.

“Tetua Keempat,” gumam Zhang Jian teringat dengan senyuman lebarnya saat bercanda di pintu gerbang kediaman Klan Yi.

Dia juga tidak menyangka kawanan monster Serigala akan menjadi marah gara-gara peristiwa tadi malam. Padahal malam itu ia hanya membunuh beberapa monster Serigala saja, itupun ia tidak sempat mengambil Batu Spritualnya sebagai tanda bukti bahwa ia mengalahkan monster.

“Tuan muda Zhang Jian!”

Yi Jing berlari mendekati Zhang Jian, nafasnya terengah-engah karena sudah ke sana-kemari mencarinya. Dia sedikit kesal, apakah dirinya ini Pendekar terkuat atau seorang pesuruh.

“Ada apa tuan Jing?” sahut Zhang Jian berhenti melangkah.

“Apakah tuan muda sudah mengetahui peristiwa yang terjadi hari ini?” sahut Yi Jing.

Zhang Jian mengangguk pelan dan berkata, “Baru saja dari obrolan ibu-ibu di sana. Kenapa tidak ada yang memanggilku saat monster Serigala itu muncul?”

Yi Jing menggelengkan kepala dan menghela nafas panjang. “Monster itu langsung kabur setelah menghancurkan gerbong kereta Tetua Keempat. Lagi pula kami tidak tahu ke mana tuan muda berkeliaran seharian ini!” keluhnya, “mari kita pulang dulu. Tetua Pertama takut Anda diserang oleh sosok misterius itu lagi, kalau Anda sampai terbunuh maka Kunlun akan marah pada Klan Yi!”

Zhang Jian mengikuti Yi Jing sambil tersenyum masam. Dia merasa aneh sekali, seorang Kultivator malah dikawal oleh manusia fana.

1
sibaweh abduh
baik sekali
Sarip Hidayat
waah
Purnama Servis Kamera Demak
Bagus zhang jian on proses menuju kultivator hebat.
angin kelana
mau duel seru malah habisss,di pantengin up nya lg thorr...
angin kelana
latihan yg giat gak di bully musuh😂
angin kelana
ketahuan jg ternyata orda pelakunya...lanjut bang..
Ferry Zhou
lanjut ngab
Luthfi Afifzaidan
lg up
Luthfi Afifzaidan
update
Luthfi Afifzaidan
lg
Luthfi Afifzaidan
lg
sangtaipan
kerenn
Buang Sengketa
Excellent
Wardi's
luarrr biasaaa
Arsyad Jabar
bantai
y@y@
licik jg😂🤣😂🤣
y@y@
⭐👍🏼👍🏻👍🏼⭐
Hana Aini
Selalu suka karya2 bang Regar,selalu beda alur cerita dengan yang lain,ringan,dengan bahasa yang mudah difahami..konflik tidak bertele2..semangat nulis terus,semoga sampai tamat ya bang
y@y@
🌟👍🏿👍🏾👍🏿🌟
y@y@
💥👍🏻👍🏼👍🏻💥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!