Aku Kapan?
Hujan turun sejak pagi, membasahi halaman sekolah dan mengeluarkan aroma tanah yang khas, aku memperhatikan butiran-butiran air yang menempel di kaca kelas pagi itu, turun perlahan seperti waktu yang
0
2
Bisikan Kabut
Langit pagi yang kelabu di kaki sebuah gunung, tebal kabut yang seolah menelan pepohonan di sekitar jalur pendakian. Angin membawa aroma tanah dan daun gugur. Raka, seorang remaja berumur 17 tahun yan
0
2
Di bawah payung yang sama
“Hujan di bulan Juni tahun ini beraroma aneh, seperti bau tanah basah dan penyesalan.” Rani berdiri di teras rumahnya memandangi hujan yang jatuh deras dari langit kelabu. Tetes air membentuk garis-g
0
0
Kota Mati Tanpa Jiwa
Ada aturan hidup yang dihentikan ibuku: jangan pernah berutang dan jangan pernah percaya orang lain, karena kota ini kota mati tanpa jiwa. Namaku Laras, dan aku bukan asli Bontang. Aku datang ke kota
0
0
Gara-gara kopi aku dapat istri
"Aku punya kabar baik" katanya,sambil meletakkan secangkir kopi panas di mejaku. jarang-jarang dia membuatku kopi kata kairi. Kairi menatap ibunya, Risma yang melihat pun tersenyum penuh arti.arom
0
6
Kopling kepleset
Malam berganti menjadi pagi. Para siswa dan siswi mulai berdatangan ke sekolah. Tapi beda halnya dengan Rara, dia masih berkutat dengan sarapannya sampai lupa kalau gerbang sekolah sebentar lagi ditut
0
4
Misterius Kamar Sebelah
Jeritan itu datang dari kamar sebelah, kamar yang seharus nya kosong selama sepuluh tahun terakhir. Berawal dari saat aku dan keluarga ku pergi ke kota jogja, pada hari kamis setelah aku pulang sekola
0
3
Aroma Yang Tak Pernah Usai
Aku masih ingat dengan jelas aroma teh melati di pagi hari saat kabar itu datang. Wangi itu seharusnya lembut, sehangat pelukan Ibu, seperti janji bahwa segala sesuatu akan baik-baik saja. Pagi itu,
0
1
Si Riang Yang Malang
Didunia ini, kebetulan hanyalah takdir yang menyamar. Begitulah kata orang tua-tua di Kampung Guntung. Mereka percaya bahwa setiap pertemuan, setiap kehilangan, bahkan setiap senyum dan air mata, semu
0
0
LANGIT PAGI YANG RETAK
Pintu itu didobrak tepat saat aku akan menyuap sendok terakhir bubur ayamku. Suara keras itu memecah keheningan pagi yang baru saja hendak kutelan bersama suapan terakhir sarapan sederhana itu. Bubur
0
0
Kampungku rumahku
Ada tempat yang selalu kurindukan meski aku belum pernah benar-benar meninggalkannya. Tempat itu bukan kota besar dengan gedung menjulang, bukan pula tempat mewah dengan cahaya gemerlap di malam har
0
7
Seperti Ice Cream
Pagi ini langit tampak cerah, matahari bersinar dengan hangat, suasana pagi yang indah. Kemudian ibuku datang membawakan sarapan ke kamar ku. Aku merasa aneh karena ini pertama kali ibuku membawa kan
0
0
Saat Lembayung Menyapa Ayah
Lembayung senja membawa suasana indah yang sangat memanjakan mata. Keindahan yang rasanya tak akan mampu ditolak oleh siapapun yang menatapnya. Namun, kali ini semua tampak terasa berbeda. Suasana ter
0
1
Bayang yang Menolak Menjadi Wujud
Angin sore menyisir pelan rambutnya yang terurai, membawa aroma laut dan kenangan yang tak kunjung reda. Di ujung dermaga Pelabuhan Loktuan, ia berdiri diam seperti patung yang menunggu waktu. Langit
0
2
Seruling dari Lembah Hijau
Kabut tipis masih menggantung di atas perbukitan saat suara seruling bambu terdengar lembut dari arah lembah. Nada-nadanya merambat di udara pagi yang sejuk, melewati pepohonan meranti dan sungai keci
0
8
KARMA JANJI
Langit sore tampak keemasan, seperti menyimpan kenangan yang tak sempat diselesaikan. Di pinggir danau yang tenang, seorang lelaki muda sedang berdiri menatap permukaan air. Wajahnya nampak sayu, ta
0
0
Tangis ku, Bahagia Mertua
Hari ini adalah hari ke-7 setelah aku resmi menjadi istri dari seorang pria yang selama ini aku pikir adalah jawaban dari segala doa panjangku—Raka. Aku masih bisa merasakan aroma bunga melati yang
0
0
Panggilan Terakhir dari Kos Blok C
Malam itu, angin berembus dingin lewat jendela kamar kosku di Blok C. Jam di dinding menunjuk pukul 00.47. Aku baru saja menutup laptop setelah menyelesaikan revisi tulisan artikel kriminal—ironis ban
0
0
Pacar Onlineku Seorang Penipu
Aku mengenal Rakabumi Aryo Sembodo di salah satu platform media sosial bernama Trik Top. Dia seorang konten kreator dengan materi pelajaran bahasa Jawa halus–dengan ratusan ribu pengikut. Wajahnya t
0
21
Di Bawah Lampu Sinar Pudar
Saya tidak pernah berniat mengambil mobil ini; saya bersumpah. Namun, kondisi memaksa tangan saya. Seandainya bukan karena pandangan mata putri saya yang memelas, dengan demam yang membara dan tarikan
0
4