20. Memulai hidup baru

"Nenek .. Mengapa nenek bisa berkata seperti itu .. Bukan kah nenek yang getol menyuruhku untuk bertanggung jawab pada Btari, kenapa sekarang nenek berubah haluan?" Fauzan terkejut.

"Suka suka nenek lah .. kamu itu lemot kalau untuk soal bertanggung jawab, kamu hanya pintar dan kompeten sebagai dokter, tapi dalam hubungan, kamu nol." Umi Khadijah meremehkan.

Btari nyaris meneriakkan kata setuju atas penilaian umi Khadijah pada cucunya. Ternyata nenek Fauzan ini sepemikiran dengannya. Fauzan memang top kalau di pekerjaannya sebagai dokter dan nara sumber seminar seminar kesehatan juga sebagai influencer. Tapi cemen dan tidak tegas kalau sudah menyangkut hubungan keluarga, termasuk hubungan pernikahan dengannya.

"Lalu untuk apa diadakan pertemuan ini kalau hanya untuk memojokanku nek?" Fauzan merajuk.

"Nah ini nih sikap kamu yang menyebalkan, nenek jadi heran .. Bagaimana kamu bisa jadi sumber inspirasi anak muda, kalau saja mereka tahu sikapmu yang sebenarnya, mereka pasti akan tercengang melihat idolanya cemen kayak kamu." Umi Khadijah kembali mencibir.

Btari nyaris terkikik melihat wajah Fauzan yang makin merengut mendengar perkataan neneknya.

"Tari ... nenek minta maaf ya, karena kelakuan cucuku kamu jadi menderita, sekarang nenek ingin mendengarkan apa keinginanmu untuk pernikahan ini?" Umi Khadijah memandang Btari lembut.

"Mengingat abang Fauzan dan kekasihnya ingin segera bersatu dalam pernikahan, dan saya tidak mau dipoligami meski pernikahan ini atas paksaan, saya berencana waktu wajib lapor bulan depan, akan menceritakan seperti apa kondisi pernikahan kami pada bu Mulyani." Btari menghela nafas kasar.

"Menceritakan yang sebenarnya tentang kondisi pernikahan kalian ini maksudnya apa? dan tentang wajib lapor ini, melaporkan apa?" Umi Khadijah memang tidak mengerti.

"Begini umi, wajib lapor itu kami berdua setiap bulan datang ke kantor KUA untuk melaporkan tentang kondisi pernikahan kami pada Bu Mulyani, beliau selalu mengajukan pertanyaan untuk menguji sampai seberapa jauh hubungan kami sebagai suami istri untuk mencegah terjadinya perpisahan atau kami sebagai pasangan hanya menjadikan pernikahan ini sebatas permainan saja!" Btari menjelaskan.

"Oh begiti, kalau boleh nenek menebak selama ini kalian berdua pasti berbohong pada Bu Mulyani?" Umi Khadijah langsung bisa menarik kesimpulan.

"Benar umi .. Kami bersandiwara seolah olah kami benar benar hidup bersama sampai Bu Mulyani mengetahui pernikahan Bang Fauzan dan Fara, beliau sangat marah, petugas yang telah memanipulasi data bang Fauzan dan bersedia menikahkan mereka berdua telah kena sanksi." Btari menjelaskan.

"Lalu kamu berencana akan menceritakan kondisi pernikahan kalian yang sebenarnya pada ibu Mulyani dengan alasan karena tidak ingin menghalangi hubungan Fara dan Fauzan? Bukan kah kedua orang itu tidak jadi menikah dan hubungan mereka telah rusak saat tahu kalau Fauzan telah menikah? Kalau umi boleh menyarankan, mengapa kalian berdua tidak berusaha untuk mempertahankan pernikahan ini? Bagaimana pun pernikahan kalian ini sah secara negara dan agama? Kalian berdua bisa dibilang telah mempermainkan sumpah pernikahan!" Umi Khadijah memandang Fauzan dan Btari dengan tajam.

"Maaf umi .. Saya tidak bermaksud mempermainkan sumpah pernikahan, tapi karena sejak awal abang Fauzan tidak menghendaki pernikahan ini, saya bisa apa? Apalagi bang Fauzan tidak menghargai pernikahan ini dengan berani akan menikahi tunangannya, padahal hanya perlu bersabar sampai tiga bulan ke depan, sampai waktu wajib lapor kami selesai." Btari melirik Fauzan sebal.

"Jadi mau dibawa kemana pernikahan kalian .. Terus atau berhenti sampai di sini?" Umi Khadijah tidak ingin berbelit belit.

"Saya ingin berhenti sampai di sini umi, saya tidak ingin jadi penghalang hubungan bang Fauzan dan Fara, mereka bisa menikah lagi tanpa ada batu sandungan." Btari berkata dengan mantap.

"Sudah nenek katakan hubungan Fauzan dan Fara sudah berakhir, keluarganya tidak mau lagi menjalin hubungan dengan keluarga kami, jadi alasanmu untuk mengakhiri pernikahan tidak diterima." Umi Khadijah juga berkata dengan tegas.

"Benar begitu Fauzan, hubunganmu dengan Fara sudah berakhir bukan? Atau kamu masih mengemis pada wanita itu seperti yang dilakukan abimu pada si Ginanjar?" Umi Khadijah menatap cucunya dengan tajam.

"I-iya .. Hubungan kami sudah berakhir." Fauzan menelan ludah grogi karena merasa telah membohongi neneknya.

"Kau dengar Tari, Fauzan dan Fara sudah putus, hubungan mereka berakhir! jadi tidak ada alasan untuk menghancurkan pernikahan ini." ucap Umi Khadijah.

"Tapi umi .. Saya masih tidak percaya kalau bang Fauzan sudah putus dengan Fara, karena dari postingan di akun sosial medianya, ada satu postingan Fara dengan foto sepasang cincin pertunangan dengan tanda love, bukan kah itu artinya hubungan mereka masih berlanjut?" Btari tidak mau terkecoh.

"Fauzan katakan dengan jujur!" Umi Khadijah geram.

"Aku tidak tahu apa apa tentang postingan akun sosmed Fara, aku hanya bertemu satu kali dengannya di rumah sakit, saat itu aku berniat minta maaf padanya itu saja." Fauzan merasa tenggorokannya tercekik karena bicara.dusta.

"itu bisa saja akal akalan Fara .. Sudahlah jangan bicarakan wanita itu .. tidak penting, sekarang yang jauh lebih penting adalah memperbaiki pernikahan kalian." umi Khadijah berkata dengan tegas.

"Maksud umi bagaimana?" Fauzan makin tidak mengerti, dulu umi meminta membawa Btari ke rumah untuk meminta maaf pada wanita ini, tapi sekarang mengapa tujuannya berubah?

"Umi minta, kalian berdua hiduplah selayaknya suami istri yang sebenarnya, perbaiki pernikahan kalian menjadi pernikahan yang normal, belajar lah kalian saling mencintai satu sama lain!" Umi Khadijah berharap.

"Nenek sudah tua .. Entah kapan nenek dipanggil menghadap sang Khalik, nenek tidak tahu, sebelum nenek pergi selamanya, nenek ingin melihat kalian bersatu menjadi suami istri yang sesungguhnya, membangun rumah tangga yang samawa, harmonis lalu punya anak anak yang sholeh dan sholeha." pinta Umi Khadijah.

Btari dan Fauzan saling berpandangan satu sama lain. Keduanya tidak tahu harus menjawab apa atas permintaan Umi Khadijah. Mau menolak tidak tega, mau bilang mau, Btari dan Fauzan nyatanya sama sama ingin terlepas dari pernikahan paksa ini.

"Kalian berdua diam .. Itu tandanya kalian setuju untuk memulai hidup baru sebagai pasangan suami istri yang sebenar benarnya!" Umi Khadijah menyimpulkan seenaknya.

"Baiklah .. Karena kalian berdua telah sepakat, Btari bisa tinggal di rumah kita, sebagai cucu menantu keluarga Maulana, kamu harus tinggal di rumah punden kami." Umi Khadijah tersenyum manis.

"Maaf umi, saya tidak.bersedia." Btari menolak, jelas jelas keluarga besar Fauzan tidak menerimanya, dirinya bisa jadi bahan bulliying di rumah itu.

"Tidak dalam waktu dekat ini Tari sayang, aku tahu ini pasti sangat mendadak untukmu! Mungkin satu minggu lagi kamu bisa pindah ke rumah nenek." Umi Khadijah memutuskan.

"Bisa kah saya tidak tinggal di sana? Kalau boleh kami tinggal di rumah saya saja." Btari ngeri membayangkan dia dibenci oleh seluruh penghuni rumah selain nenek.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!