3. pernikahan grebekan

Fadil baru saja selesai bertelepon. Ia segera kembali ke dalam kamar. Laki laki ini sangat heran saat tiba di kamar, pintu dalam keadaan terbuka dan saat ia masuk ada banyak orang berseragam di dalam kamar. Hati Fadil jadi khawatir.

"Ada apa ini? Mas Fauzan apa yang telah terjadi?" Fadil menerobos.

Fauzan masih duduk bersandar di atas tempat tidur. Laki laki ini sudah kembali memakai kaosnya yang basah terkena keringat. Mau bagaimana lagi, ia tidak bisa mengambil pakaiannya yang bersih.

Sementara Btari duduk dengan muka merah padam karena marah. Bagaimana tidak marah, dia hanya menjalankan profesinya sebagai tukang pijat malah berakhir harus menikah paksa. Tidak pernah sedikit pun di dalam benaknya akan menikah dengan cara memalukan seperti ini. Menikah karena digrebeg sedang berduaan dengan seorang lelaki yang belum pernah dikenalnya.

Sudah berkali kali, Btari menjelaskan kalau dirinya sedang memijat pasiennya. Bahkan ia sudah memberitahu petugas kalau ia dan Fauzan tidak hanya berdua.Tapi petugas tidak mau percaya dengan pembelaannya.

"Ah ini dia orangnya pak .. Dia yang dari tadi bersama kami!" Btari menuding Fadil.

"Jangan banyak mencari alasan mbak! Yang jelas bukti yang kami dapat sudah akurat tidak bisa diubah lagi, malam ini juga kalian berdua harus menikah!" seorang petugas berkata dengan tegas

"Tidak mau .. Aku tidak mau menikah dengan cara memalukan seperti ini, apalagi saya tidak mengenal laki laki ini, bagaimana tiba tiba saya menikah dengan orang yang tidak saya kenal sama sekali! Demi Tuhan pak ... kami tidak berbuat zina!" Btari frustasi.

DEG .. Barulah Fadil faham. Rupanya telah terjadi kesalah fahaman di sini. Fauzan dan tukang pijat ini terkena razia. Dan rupanya mereka akan dinikahkan hari ini juga.

"Permisi bapak bapak .. Apa yang dikatakan Mbak Btari ini benar, mereka tidak melakukan tindakan asusila. Mbak Tari ini tukang pijat yang saya panggil untuk memijat kaki majikan saya yang terkilir! Tadi saya menunggui di kamar ini. Lalu karena saya ada telepon masuk .. Saya memutuskan keluar untuk menerima telepon." Fadil berusaha menjelaskan dengan tenang.

"Anda siapa? Baru datang sudah membela mereka berdua." petugas patroli bertanya.

"Saya Fadil pak, assisten Pak Fauzan, dari tadi saya bersama dengan Pak Fauzan, hanya keluar sebentar untuk menerima telepon." Fadil menjawab dengan sopan.

"Punya bukti kalau anda berada di dalam kamar ini?" petugas bertanya.

Fadil tertegun, ia memang tidak punya bukti kalau tadi ia menunggu Pak Fauzan yang sedang dipijat oleh Btari.

"Kita bisa mengecek CCTV, dari sana bisa dilihat kalau saya baru saja keluar dari kamar ini." ucap Fadil.

"Hotel ini tidak punya fasilitas CCTV, saya tahu betul hotel ini karena sering bertugas ke sini untuk mengawasi para pasangan mesum di luar nikah yang sering melakukan tindakan asusila di hotel hotel kelas melati seperti hotel ini." petugas berkata tegas.

"Sebaiknya kalian patuh saja dengan peraturan! seenaknya berbuat asusila tapi tidak mau menanggung resikonya." petugas mengejek.

"Tapi kami memang tidak bertindak asusila seperti yang kalian tuduhkan!" Btari masih tidak terima.

"Mbak .. kenapa anda tetap ngeyel? Semua ini juga demi kebaikan mbaknya. Dengan laki laki ini menikahi mbak, nama anda tidak tercemar! Apalagi anda memakai hijab! Apa tanggapan orang orang bila tahu mbak berdua duaan dengan lelaki yang bukan muhrim? Apalagi hotel ini terkenal dengan hotel yang sering terjadi penggrebekan pasangan pasangan mesum." salah satu petugas menatap Btari dengan jengkel.

Perkataan petugas ini menghantam relung hati Fauzan. Seharusnya ia dan Fadil tidak memaksa wanita itu untuk memijatnya. Di awal ģadis itu sudah menolak. Bahkan Fadil mengancam menggunakan pistol. Kalau saja saat itu mereka membiarkan gadis itu pergi tidak ada kejadian penggrebegan ini. Bagaimana pun Fauzan harus bertanggung jawab.

"Bukan kah bapak ini sudah sepakat mau menikahi mbaknya, kenapa masih ada bantahan? Lagi pula sebentar lagi Petugas KUA akan datang, mereka sedang dalam perjalanan." Petugas menambahkan.

Fadil menatap Fauzan yang wajahnya terlihat datar saja. Laki laki hanya menganggukkan kepala saat Fadil menatapnya penuh tanya.

"Bantu aku berganti pakaian." pinta Fauzan.

Tanpa banyak kata, Fadil beranjak ke tempat koper diletakkan. Ia membuka kopor lalu mengambil kemeja dan celana panjang untuk majikannya. Fauzan segera mengganti kausnya dengan kemeja, lalu memakai celana panjangnya. Beruntung sakit di kakinya yang cedera sudah berkurang.

"bilang pada mereka jangan ada video tentang kejadian ini." ucap Fauzan lirih.

"Siap." Fadil mengerti.

Fadil beranjak menghampiri pimpinan dari pasukan patroli ini.

"Saya harap tidak ada video atau foto yang tersebar tentang insiden ini! aku bisa memberi anda uang tutup mulut! Tapi jika ada secuil tentang berita, video atau foto insiden ini, aku tidak akan segan segan menghancurkan hidup kalian!" Fadil mengancam.

Fadil segera kembali mendekat ke tempat Fauzan.

"Mas Fauzan yakin akan menikahi tukang pijat ini?" Fadil bertanya lirih.

"Tidak ada yang bisa aku lakukan, kita bisa saja melenggang bebas dengan membungkam mulut para petugas ini dengan uang! Tapi bagaimana dengan nasib wanita ini? Namanya akan tercemar sebagai wanita gak bener, apalagi profesinya menjadi tukang pijat! ini juga sebagai bentuk tanggung jawabku, karena kita sudah memaksanya, padahal sejak tadi wanita tukang pijat ini menolak untuk menolongku." ucap Fauzan.

"Lalu bagaimana dengan Haura tunangan mas? Sebentar lagi kalian akan menikah?" Fadil mengingatkan.

"insiden ini jangan sampai diketahui siapa pun! Hanya kita bertiga! Untuk masalah wanita tukang pijat ini, aku akan segera menceraikannya dan memberinya uang tutup mulut, apa sih yang tidak bisa diselesaikan dengan uang di jaman sekarang? Apa lagi wanita itu terlihat seperti wanita yang kekurangan!" Fauzan mengemukakan pendapat.

"Mas Fauzan benar." Fadil setuju meski ada keraguan di hatinya.

Kalau saja jadwal seminar Dr Fauzan di luar kota tidak mengalami hambatan, kemarin sore, seharusnya mereka tiba di sini dan tidak mengalami kejadian seperti ini. Karena ada kendala, baru tadi pagi mereka tiba di kota ini, Fadil tidak sempat mebooking hotel. Karena itu mereka menginap di hotel kelas melati seperti ini karena hotel hotel bintang lima sudah penuh.

Tidak berapa lama, petugas dari KUA sudah tiba. Ada satu petugas perempuan yang bertugas mencatat data kedua mempelai. Petugas wanita dengan name tag Mulyani imi menatap Btari dengan tatapan sebal. Bagaimana wanita berhijab bisa digrebeg di hotel kelas melati seperti ini? sebagai petugas KUA ia sering ikut panggilan untuk pernikahan grebegan macam ini, tapi rata rata wanitanya memang perempuan gak bener, terlihat dari cara mereka memakai pakaian yang kurang bahan.

"Siapa yang akan menjadi wali nikah pengantin perempuan?" pak penghulu bertanya.

Fauzan dan Fadil menatap Btari yang sedari tadi menunduk sedih.

"Kamu masih punya orangtua?" Mulyani bertanya.

Btari tidak segera menjawab. Ia berpikir apakah perlu bapaknya ia panggil kemari. Yang ada bapaknya akan marah besar. Bahkan mungkin tidak mau datang. Selama ini ibu dan bapaknya tidak pernah memperdulikannya. Keduanya sibuk dengan keluarganya sendiri sendiri.

"Mbak .. tolong dijawab ... ada wali yang bisa menjadi wali nikah anda?" Mulyani kembali bertanya.

"Tidak ada .. Selama ini saya tinggal di panti asuhan." Btari memutuskan untuk tidak melibatkan kedua orangtuanya.

"oh anak yatim?" Mulyani sedikit bersimpati, ia bisa memaklumi kalau wanita ini terlibat tindakan asusila karena tidak ada orangtua yang mendidiknya.

Usai pedataan dan tanda tangan formulir pernikahan Akad nikah akan segera dilaksanakan.

"anda akan memberi mahar apa?" penghulu bertanya pada Fauzan.

Fauzan berpikir sebentar. Ia teringat, kemarin ia sempat membeli kalung emas untuk ibunya. Kalung itu saja yang akan ia jadikan mahar, ia juga masih punya uang cash di dompetnya sebesar satu jutaan. Fauzan meminta Fadil untuk mengambil kalung dan uang sebesar satu juta untuk mahar. Tanpa banyak tanya, Fadil kembali membuka kopor Fauzan. Diambilnya kalung dan uang sebesar satu juta rupiah.

Akad nikah segera dilaksanakan. Yang bertindak sebagai wali nikah Btari salah satu petugas KUA sebagai wali hakimnya. Berdasarkan keterangan Btari yang selama ini tinggal di panti asuhan, mereka berasumsi kalau wanita ini tidak punya sanak saudara.

"Saya terima nikah dan kawinnya Btari Saraswati binti Purwanto dengan mas kawin kalung emas seberat sepuluh gram dan uang tunai sebesar satu juta rupiah dibayar tunai." Fauzan melafazkan kalimat ijab kabul dengan sekali tarikan nafas.

"Bagaimana sah." penghulu bertanya.

"SAAAAAAHH." Para petugas patroli menjawab gemuruh.

"Kalian berdua sudah sah sebagai suami istri, ayo mbak salim sama suaminya!" pinta pak penghulu.

Dengan linglung, Btari melakukan perintah penghulu. Wanita itu masih tidak percaya dengan nasib buruk yang menimpanya menikah dengan orang asing yang tidak pernah dikenalnya sama sekali.

Setelah tanda tangan buku nikah dan lainnya. Penghulu memberikan nasehat pernikahan.

"Oh ya .. setelah pernikahan ini kalian berdua diwajibkan satu kali dalam sebulan harus melapor ke kantor KUA untuk melaporkan perkembangan pernikahan kalian! Kami tidak mau pernikahan ini kalian buat sebagai ajang permainan! Pernikahan kalian ini pernikahan sungguhan bukan pernikahan drama karena nikah digrebeg! kami memberlakukan peraturan seperti ini, karena sering menemukan pasangan yang habis dinikahkan hidup sendiri sendiri lalu berpisah! Karena itu kalian berdua wajib datang satu bulan sekali untuk melaporkan perkembangan rumah tangga kalian sampai enam bulan kedepan." ucap pak Penghulu.

Fauzan menghembuskan nafas panjang. Ia tidak mengira akan seperti ini ceritanya. Padahal sebentar lagi ia akan menikahi kekasihnya. Bagaimana ia bisa menikah dengan sang kekasih kalau ia masih terikat tali pernikahan dengan Btari?

"Pak Fauzan .. Mbak Tari .. Diingat ya .. Setiap hari senin pertama setiap satu bulan sekali kalian berdua wajib melapor ke kantor." penghulu berucap dengan tegas.

"siap pak!" Fauzan menjawab dengan enggan.

"iya." Btari masih linglung.

Terpopuler

Comments

boludin amo a shiro

boludin amo a shiro

Terimakasih thor, bikin hari jadi lebih berwarna! 💕

2024-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!