17. tidak bisa melupakan

Tidak ada jalan lain selain menghubungi Btari lewat telpon. Meski berkali kali telponnya ditolak oleh Btari, tak ada salahnya mencoba sekali lagi. Semoga hari ini hari peruntungannya, Btari mau menerima telpon dan memenuhi permintaannya. Fauzan memencet tanda call pada nomor kontak istrinya. Kali ini panggilannya diangkat oleh Btari, tumben .. biasanya dua sampai tiga kali melakukan baru diangkat oleh Btari.

"Assalamualaikum Btari." Fauzan menyapa dengan lembut.

"Waalaikumsalam ... abang masih mau memintaku untuk tinggal si rumah keluarga abang? Jawabannya sampai dunia hancur, jawabannya tetap sama .. Aku tidak mau." ucap Btari tegas, dan akan segera mematikan panggilan, tapi tidak jadi saat mendengar ucapan Fauzan.

"Tidak Btari, aku tidak akan memintamu tinggal di rumah punden bersama keluargaku, tolong jangan kamu matikan panggilan ini." pinta Fauzan memelas.

"Ada apa lagi?" Btari mulai tidak sabar menghadapi Fauzan.

"Nenekku ingin bertemu denganmu .. Boleh bukan?" Fauzan sangat mengharap.

"untuk apa nenek abang ingin bertemu denganku?" Btari mulai curiga, ini akal akalan Fauzan saja.

"Nenek ingin lebih mengenalmu!" Fauzan berbohong.

"katakan pada Nenek abang, tidak perlu mengenalku karena sebentar lagi kita bercerai jadi aku tidak perlu berkenalan dengan nenek atau keluarga abang, biar lah kita semua tetap menjadi orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain." ucap Btari.

Fauzan tertohok. Kata kata itu lah yang dia ucapkan pertama kali usai ijab kabul pernikahan mereka, dan sekarang dijadikan senjata oleh Btari untuk menolak permintaanya.

"Btari apa kamu tega menolak permintaan orang yang sudah tua? Beliau benar benar ingin bertemu denganmu Btari, beliau tidak bermaksud jahat padamu, Mau ya Tari? Tolonglah, nenek hanya ingin minta maaf padamu!" Fauzan berusaha mengetuk pintu hati Btari.

"untuk apa nenek abang mau meminta maaf padaku? Aneh, ketemu saja tidak, beliau tidak mengenalku jadi tidak ada kesalahan yang dilakukan Nenek abang padaku, jadi nenek abang tidak perlu repot repot bertemu dan meminta maaf padaku." ujar Btari tegas.

"Nenek merasa bersalah Btari .. Nenek merasa tidak berhasil mendidikku menjadi orang yang baik!" Fauzan kembali berbohong.

"apa hubungannya denganku, sampai beliau minta maaf padaku?" Btari tidak mengerti.

"Ada Btari, menurut nenek aku sudah menjadi manusia tidak bertanggung jawab dan mendholimi kamu Tari, karena itu nenek secara pribadi ingin minta maaf padamu." Fauzan merayu.

"Kapan nenek abang mau bertemu denganku?" akhirnya Btari melunak.

"Akan aku tanyakan dulu ya pada beliau, nanti aku akan menghubungimu lagi!" Fauzan merasa sangat lega, akhirnya Btari mau diajak kompromi.

Fauzan segera menghubungi sang nenek kalau Btari mau bertemu. Umi Khadijah tersenyum mendengar berita ini. Akhirnya Fauzan berhasil membujuk Btari.

Hari dimana Btari dan Umi Khadijah sebagai neneknya Fauzan akan bertemu telah tiba. Fauzan menghubungi Btari lewat telepon.

"Assalamualaikum Btari, bisa share alamat rumah kamu?" Fauzan bertekad ia harus tahu dimana rumah Btari, agar dikemudian hari ia tidak kesulitan kalau ingin bertemu Btari.

"Waalaikumsalam .. Untuk apa abang minta alamat rumahku?" Btari heran.

"Untuk menjemputmu Btari, hari ini nenek minta ketemuan, sekitar jam sepuluh, kamu bisa kan? Masih libur kan memijatnya?" Fauzan bertanya.

"Dimana tempat ketemuannya? tidak usah dijemput aku akan datang sendiri .. Lain kali tolong jangan mendadak, beruntung hari ini aku tidak ada job terapis, kalau ada jelas aku tidak bisa datang." ucap Btari kesal.

"Maaf Btari, ini juga bukan kemauanku, ini nenek yang tiba tiba menghubungiku, jadi tolong share alamat rumah kamu ya?" pinta Fauzan.

"Tidak usah dijemput, share saja alamat ketemuannya." Btari keberatan.

"aku juga tidak tahu tempat ketemuannya di mana, nenek masih reservasi tempat, aku diminta menjemputmu, nanti kalau nenek sudah ketemu tempat yang tepat, akan segera menghubungiku." Fauzan menjelaskan.

"haih ada ada saja .. Baiklah aku share alamat rumahku." Btari dongkol.

"Maaf Btari, jika permintaanku mengganggumu." Fauzan mengalah, demi bisa mengetahui alamat rumah Btari.

"Sejak abang datang di hidupku, abang selalu menggangguku." Btari menyahut ketus.

"Maaf!" Fauzan kembali meminta maaf, demi tidak ingin kehilangan karier.

Setelah mengirim lokasi alamat rumahnya pada Fauzan, Btari segera mematikan telepon. Fauzan tersenyum senang, Btari 1alamat rumahnya. Padahal semua katanya tadi bohong, nenek Khadijah jelas sudah reservasi tempat untuk bertemu Btari. Tidak menunggu lama, Mobil Fauzan sudah meluncur ke alamat yang dikirim Btari.

Rumah Btari terletak di sebuah perumahan agak di daerah pinggiran. sebuah perumahan subsidi. Rumah yang Btari tinggali ini milik saudaranya sepanti. Karena mengikuti suaminya yang pindah tugas ke luar pulau. Marini, saudara satu panti meminta Btari mengontrak rumahnya dengan harga murah lengkap dengan semua perabotnya.

Hitung hitung Btari menjagakan rumahnya, daripada dibiarkan kosong atau dikontrakkan ke orang lain, Marini khawatir kalau rumah miliknya malah rusak dan barang barangnya dicuri. Akhirnya Btari keluar dari rumah kosan ke rumah Marini.

Mobil Fauzan sudah memasuki kawasan perumahan Alam Sutra, maps di layar handphone miliknya menunjukkan arah kemana yang harus dia tuju. Beruntung kawasan perumahan Btari tidak terlalu luas. Tidak berapa lama, mobil Fauzan tiba di rumah Btari.

Fauzan turun dari mobil yang telah terparkir rapi di depan pagar rumah Btari. Fauzan mendorong pintu pagar yang tidak terkunci. Pintu rumah Btari dalam keadaan tertutup. Fauzan mengetuk pintu dengan cukup keras sambil mengucap salam.

"Waalaikumsalam .. Iya .. Iya .. Sebentar." terdengar suara Btari menyahut dari dalam.

Fauzan sabar menunggu. Sambil menunggu, ia mengedarkan pandangan ke sekeliling rumah. Rumah sang sederhana. Di teras rumah yang mungil, ada bangku panjang terbuat dari bambu. Fauzan bergerak duduk di atas bangku bambu. Tidak berapa lama pintu terbuka, Btari muncul dari dalam.

"abang? Sekarang ketemuannya dengan nenek abang?" Btari tidak menyangka semendadak ini, sewaktu ditelpon Fauzan, dirinya mengira sekitar satu atau dua jam ke depan. Tenyata baru setengah jam, Fauzan sudah menjemputnya. Padahal dia belum bersiap siap.

"Iya, kan aku sudah bilang di telpon tadi." jawab Fauzan.

"aku kira tidak secepat ini, tunggu ya, aku mandi dulu." Btari berpamitan.

"kamu belum mandi?" Fauzan tercengang, padahal penampilan Btari seperti orang yang sudah mandi, kelihatan fresh, dan bau tubuhnya harum, bukan harum minyak wangi, tapi harum perpaduan antara bunga dan rempah rempah yang menenangkan pikiran.

"belum, tunggu di sini dulu." jawab Btari.

"aku tidak kamu suruh masuk ke dalam?" Tanya Fauzan.

"Bukan muhrim

Terpopuler

Comments

Jeni Safitri

Jeni Safitri

😂😂😂😂 Ngk muhrim tapi udah ke KUA😜

2024-05-05

0

Holipah

Holipah

😝😝 jdi satpam nya betari

2024-04-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!