8. Menikah lagi

Waktu terus berlalu. Persiapan pernikahan Fauzan dan Fara sudah rampung. Hati Fauzan makin tidak karuan. Entah kenapa hatinya makin tidak tentram. Semakin menuju hari H hatinya makin tidak resah.

Rasa bersalah mulai merambati perasaannya. Sejak sering berinteraksi dengan Btari, Fauzan didera rasa bersalah. Fauzan seolah telah mengkhianati wanita itu. Seharusnya saat ia didesak untuk menikahi Fara, ia menolak dengan tegas sampai pernikahannya dengan Btari berakhir. Semuanya telah terjadi, tidak mungkin ia membatalkan pernikahan ini. Undangan sudah tersebar.

Fauzan duduk terpekur di kursi kamarnya. Hari ini hari pernikahannya dengan Fara. Ia sudah memakai pakaian pengantin pria berwarna putih untuk acara ijab kabul. Fauzan jadi teringat dengan pernikahan dadakannya bersama Btari. Saat itu ia hanya mengenakan kemeja warna putih dan celana panjang, kakinya pun dalam keadaan sakit.

Kini kakinya sudah sembuh total. Tukang sangkal putung memang luar biasa. Kalau saja Fauzan berobat ke rumah sakit, saat ini kakinya belum tentu bisa sembuh total secepat ini. Itu semua berkat Btari, istrinya. Istri yang tak pernah ia perlakukan dengan selayaknya. Hanya sebatas istri di dalam buku nikah.

Tapi sejak laporan bulan kedua kemarin, Fauzan telah memberi nafkah belanja pada Btari, meski gadis itu menolak. Tapi Fauzan tetap memaksa. Ia selalu mengirim sejumlah uang ke rekening Btari. Sebagai bentuk sedikit rasa tanggung jawab Fauzan pada istrinya. Istri yang ditelantarkannya.

"Fauzan ... Acara sudah akan dimulai .. Ayo kita keluar." kakak Fauzan .. Farouk berdiri di depan pintu.

"iya bang!" Fauzan bangkit dari kursi.

"kamu kelihatan lesu, semangat bro! Jangan gugup, kamu pasti bisa melewatinya." Farouk merangkul pundak adiknya.

Fauzan tidak menjawab. laki laki itu hanya bisa tersenyum kecut. Bukan acara pernikahan yang membuatnya lesu dan tidak.bersemangat. Tapi hatinya merasa takut dan resah karena didera rasa bersalah telah mengkhianati istri pertamanya. Sudah ditelantarkan dan sekarang malah ia khianati.

Fauzan dan Farouk sudah sampai di ballroom hotel tempat diselenggarakan acara pernikahannya dengan Fara. Semua tamu undangan sudah hadir. Tidak banyak tamu yang mereka undang. Hanya kerabat dan kenalan dekat.

Fauzan duduk di tempat yang telah ditentukan, tak lama Fara juga sudah datang digandeng mama dan kakak iparnya. Fara menggunakan dress brokat berwarna putih mewah dipadu hijab warna putih yang berhiaskan tiara.

Fauzan memandang Fara sebentar, setelah itu pandangannya beralih pada obyek lain. Fauzan sama sekali tidak terpesona melihat Fara. Karena setiap hari, ya seperti ini Fara. Wajahnya selalu tertutup make up tebal. Memang cantik tapi biasa saja. Karena Fauzan dan orang orang sudah terlalu sering melihat penampilan Fara seperti ini.

Fauzan jadi teringat Btari. Waktu menikah dengannya Btari hanya mengenakan pakaian dan kerudung paris biasa. Tidak ada yang istimewa, karena memang pernikahan mereka mendadak sekali. Pernikahan yang ngenes dan memalukan. Berbeda dengan pernikahannya hari ini. Meski mengundang sedikit tamu, tapi acaranya mewah dan megah.

Nada notifikasi pesan dari handphone miliknya terdengar lirih. Fauzan segera mengambil handphone miliknya dari saku. Ternyata dari Btari. Fauzan segera membuka dan membacanya.

"Assalamualaikum Abang Fauzan." sejak gencatan senjata, Btari memanggil abang padanya.

"Waalaikumsalam." Fauzan membalas.

"Abang dimana?"

"Di hatimu."

"preeet"

Sudut bibir Fauzan berkedut ingin tertawa melihat balasan Btari. Ia segera mengetik balasan.

"Ada apa, tumben kamu menghubungiku duluan?"

" abang tidak lupa kan, hari ini kita musti laporan bulan ketiga?"

Astagaaa .. Fauzan lupa. Kenapa hari pernikahannya bertepatan dengan hari dimana dia dan Btari wajib lapor ke kantor KUA.

"Aku tunggu di halte biasanya ya abang."

"Iya .. Maaf abang lupa, ini abang masih ada urusan .. Mungkin datang terlambat, kamu masuk duluan saja kalau Bu Mulyani memanggil." Rasa bersalah menghujam relung hati Fauzan, semoga saja acara ijab kabul segera dilaksanakan, setelah itu ia akan menyelinap pergi ke kantor KUA.

"iya bang."

"Maaf ya Tari .. Abang benar benar lupa."

"iya bang .. Kalau urusan abang sudah selesai cepetan ke sini ya."

"iya .. Aku akan secepatnya ke sana."

Tidak ada balasan dari Btari. Fauzan menatap cemas. Acara masih agak lama. Sial ... Bagaimana aku bisa lupa kalau hari ini waktunya wajib laporan. Fauzan tidak sabar menunggu acara ini segera berakhir.

Sudah hampir setengah jam Btari menunggu di halte, Fauzan suaminya tidak kunjung tiba. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah sembilan. Akhirnya sesuai instruksi Fauzan, Btari masuk sendirian ke dalam kantor KUA langsung menuju ke meja bu Mulyani.

"Assalamualaikum Bu Mulyani .. Mohon maaf saya terlambat." Btari menundukkan tubuhnya.

"Kamu sendirian .. mana suami kamu?" Bu Mulyani menatap curiga.

"Abang Fauzan ada sedikit urusan kerja yang tidak bisa ditinggal, tapi dia berjanji akan secepatnya datang ke sini setelah urusannya selesai." Btari menjawab.

"Duduk lah .. Kita bincang bincang ringan dulu sambil menunggu suami kamu datang." Bu Mulyani mempersilahkan.

"Terima kasih." Btari menggeser kursi lalu duduk di atasnya.

"Selain sebagai istri, kamu juga bekerja Mbak Tari?" Bu Mulyani memulai perbincangan.

"iya ibu." Btari menjawab sopan.

"Kerja apa?" Bu Mulyani menyalakan handphone.

"Tukang pijat bu." Btari menjawab singkat.

"Tukang pijat? Jadi waktu kamu dan Fauzan terkena razia, kamu sedang memijat laki laki itu?"Bu Mulyani menatap layar handphonenya.

"iya benar .. Sebenarnya saya tidak pernah melayani pasien laki laki, tapi saat itu keadaan lagi urgen, Abang Fauzan jatuh di kamar mandi dan kakinya mengalami keretakan, sementara satu jam lagi dia harus menghadiri seminar penting." jawab Btari.

"oalah ... Jadi kalian tidak sedang melakukan perbuatan asusila?" bu Mulyani prihatin.

"Tidak bu .. Bagaimana kami bisa melakukan tindakan asusila itu, abang Fauzan bergerak saja tidak bisa, saat itu sebenarnya kami tidak berdua, kami berempat, satu pak Fadil assisten bang fauzan, yang satu lagi kakak saya." Btari memberi penjelasan.

Bu Mulyani tidak merespon jawaban Btari. Matanya sibuk mengamati live video salah satu temannya yang sedang menghadiri acara akad nikah. Bu Mulyani terbelalak, saat kamera fokus pada mempelai laki lakinya.

"Btari .. Ini kan Fauzan suami kamu!" Bu Mulyani memperlihatkan handphone miliknya pada Btari.

Btari terbelalak .. Fauzan suaminya memakai pakaian pengantin pria berwarna putih tengah duduk bersanding dengan kekasihnya influencer terkenal Faradina. Ada sesuatu tak kasat mata menghantam dada Btari. Rasanya sakit. Meski pernikahannya hanya sebatas status, diduakan seperti ini rasanya sakit sekali. Fauzan benar benar tidak punya hati. Lelaki itu tidak menghargainya. Meski tidak dianggap, statusnya adalah istri sah. Seharusnya tidak boleh ada rasa sakit seperti ini. Btari berusaha untuk menepis rasa sakit karena diremehkan dan tidak dihargai oleh Fauzan.

Sejak awal Btari sudah tahu kalau Fauzan suaminya punya tunangan dan akan segera menikah. Tapi setidaknya pernikahan ini dilaksanakan setelah ia dan Fauzan bercerai. Ini baru berjalan hampir tiga bulan, tapi Fauzan sudah mengkhianatinya.

"Bagaimana suamimu bisa menikah lagi? Kamu memberikan ijin?" Bu Mulyani bertanya.

"Tidak .. Saya bahkan tidak tahu kalau abang Fauzan menikah lagi." jawab Btari dengan nada pahit.

"Hmmm .. Ada yang tidak beres!" sebentar aku lihat dulu dimana lokasi suami kamu menikah lagi." ucap Bu Mulyani.

"Suami kamu akan menikah dengan selebgram Faradina di hotel Tirta Kusuma, sebentar sebentar suami kamu itu Dr Fauzan Maulana yang viral itu?" Bu Mulyani baru ngeh.

"iya bu .. Saya juga baru mengetahuinya setelah pernikahan." ucap Btari.

"ayo kita samperin suami kamu!" Bu Mulyani bangkit dari duduknya, membawa map berisi dokumen dokumen pernikahan Fauzan dan Btari, hal seperti ini tidak boleh terjadi, ketidak adilan harus diberantas.

"Tapi bu .. Tidak usah .. Saya takut!" Btari menolak .. Tidak mau ikut campur urusan suaminya yang menikah lagi, toh pernikahan mereka bukan pernikahan yang normal.

"Tidak usah takut! ada saya dan beberapa pegawai di sini untuk jaga jaga jika tidak ada hal yang diinginkan." Bu Mulyani memaksa.

Dengan terpaksa Btari mengikuti langkah Bu Mulyani. Sebelum keluar Bu Mulyani mengajak dua rekan kerjanya untuk ikut mencegah pernikahan Fauzan.

Terpopuler

Comments

Sukliang

Sukliang

waduhhhh

2024-05-06

0

Jeni Safitri

Jeni Safitri

😅😅😅 Btari polos" ngk jelas.., malu" tapi mau.. 😜Kalau mmg ngk mau lanjut pernikahannya bukankah dia bisa bilang sdh mengizinkan

2024-05-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!