Kisah Cinta Senjaya Bag 9

Sesampainya di kademangan, Ayuni yang melihat kedatangan Ibu Senjaya, langsung memeluk Kinasih bagaikan Ibu nya sendiri. Ini dikarenakan dirinya yang memang sudah tak punya Ibu lagi. Ibu kandungnya telah meninggal beberapa tahun lalu setelah menghelat pernikahan anaknya yang kedua.

"Ibu..akhirnya kau datang juga. Aku senang ibu ada disini.." Kinasih membelai wajah anak itu.

"Oh Ayuni benarkah yang terjadi dengan mu nak?. Apakah benar Senjaya telah menyelamatkanmu,?"

"Benar bu. Senjaya telah membuat jera kang randu. Hingga ia lari terbirit-birit,"

"Syukurlah kalau begitu. Ibu senang mendengar dirimu selamat.." Ki demang pun menyambut Kinasih.

"Kinasih...terima kasih kau telah bersedia datang kesini. Aku sempat cemas tadi bila kau tak datang. Marilah masuk. Aku sudah mempersiapkan makan malam untukmu,"

"Terima kasih Ki Demang. Aku minta minum saja. Aku sudah makan dirumah tadi,"

"Kalau begitu baiklah. Aku juga sudah mempersiapkan kamar untukmu. Juga Senjaya." Tetapi Ayuni menyahut.

"Ayah biarlah Ibu Senjaya tidur dikamarku. Tempat tidurku luas. Bisa buat dua orang. Jadi aku ada teman berbicara yah.." Ki Demang menoleh ke Kinasih seakan meminta persetujuan.

"Baiklah. Biarlah aku dikamar Ayuni saja. Aku juga senang bila aku bisa jadi teman bicaranya,"

"Terima kasih Kinasih. Tapi maaf kalau anakku ini agak keras kepala dan juga manja.." Kinasih tersenyum

"Tak apa. Wajarlah. Namanya juga anak gadis. Aku pun sama dulu waktu seumuran dengannya.." Ayuni langsung menyahut.

"Tuh kan Yah. Ternyata bukan aku saja yang seperti ini..weeee,"

"Lihatlah kinasih. Barulah sedetik kau ada disini dia sudah berlaku seperti balita saja.." Kinasih tersenyum

"Biarlah Ki Demang. Memang sudah sifatnya,"

Ki Demang pun tersenyum lalu mempersilakan mereka masuk. Kinasih yang baru pertama kali kerumah Ki Demang, terkesima melihat bagian dalam rumah itu yang luas dan tertata rapi sekali. Karena sudah malam, Ayuni pun mengajak Kinasih langsung ke kamarnya. Sementara Ayuni mengambil air jahe hangat yang sudah disiapkan pembantu rumah untuk Kinasih. Kinasih juga kagum dengan kamar Ayuni yang luas dan rapih. Tempat tidurnya pun besar dengan kasur yang sangat empuk. Kinasih bergumam dalam hatinya "inilah rasanya jadi orang kaya.." Lalu kinasih bercakap ria dengan Ayuni hingga mereka pun tertidur pulas.

Senjaya yang berada dikamar lain sedang mengingat kembali apa yang sudah terjadi seharian ini. Ia gundah bila nanti Randu dan gurunya bertandang kesini. Apa yang harus dilakukan nya?. Lalu ia ingat juga tentang ayahnya. Bagaimana reaksi ayahnya bila tahu ia mempunyai kemampuan yang aneh?.

"Apakah ayah akan senang atau malah marah dengan keadaanku ini?. Firasatku jadi tidak enak. Ah sudahlah. Mengapa aku harus memikirkan hal yang belum terjadi?. tapi.. bagaimana bila itu terjadi sementara aku belum bisa beladiri?. Aku tak bisa hanya mengandalkan kekuatanku. Hmmm. Aku harus merubah pendirianku. Ya aku akan meminta ayah mengajariku silat. Sebelum aku menjadi tua.." Senjaya bergumam dan menetapkan hatinya.

Lalu ia ingat kembali dengan Ayuni. "Oh kau begitu cantik dan manja. Pantaskah aku mendapatkanmu ayuni?. Sementara aku hanya seorang petani yang buruk dan tak bisa apa-apa. Kalau lah aku bisa mendapatkanmu, lalu aku bisa apa?. Apakah aku bisa membahagiakanmu?. Sementara kau sendiri sepertinya sudah bahagia dengan ayahmu yang seorang Demang dan kaya raya ini?. Oh Ibu..inikah yang namanya cinta?. Membuatku resah dan gelisah. Tapi juga bisa membuatku bagai terbang di awang-awang.." Gejolak perasaan Senjaya membuat pikiranya berputar-putar. Tapi ia pun tertidur juga.

Ayam jantan berkokok pagi itu. Membangunkan penghuni kademangan yang sedang tertidur lelap. Lalu mereka menunaikan kewajibannya sebagai hamba yang maha kuasa. Kinasih pun menuju dapur tuk membantu memasak nasi dan lauk pauk. Walau Ayuni dan Ki Demang melarang nya. Tapi Kinasih tak mau berpangku tangan. Ia tetap kukuh mengerjakan apa saja didapur. Ayuni pun tak mau mengalah. akhirnya Ia juga ikut membantu. Ki Demang membiarkan hal itu. Ia berpikir anaknya sudah dewasa. Ia tak perlu lagi terlalu mengekangnya. Asal kegiatannya bermanfaat dan tak merugikan, ia mengizinkan nya. Apalagi bila ia melihat kedekatan Ayuni dengan Kinasih. Ia jadi ingat Istrinya dahulu. Pasti Ayuni rindu dengan Ibunya.

Kinasih teringat dengan Senjaya. Kemana anak itu. Sementara kayu bakar sudah mau habis didapur. Biasanya pengawal yang akan membelah kayu-kayu gelondongan. Tapi karena mereka tak kunjung datang ke belakang. Akhirnya Kinasih menyuruh Ayuni untuk memanggilnya.

"Ayuni..panggil lah Senjaya. Suruh anak itu membelah kayu bakar. Kau lihat kayu bakar ini sedikit lagi habis,"

"Baiklah Bu.." Ayuni bergegas ke kamar Senjaya. Ia melihat Senjaya memang belum keluar dari kamarnya. Mungkin ia masih malu dirumah ini pikir Ayuni. Ia pun mengetuk pintu kamar Senjaya.

"Kakang apa kau sudah bangun.?" Lalu Senjaya menjawab dari dalam kamar.

"Sudah Ayuni,"

"Apa kau sudah berpakaian,?

"Sudah ayuni.." Lalu Ayuni membuka pintu kamar Senjaya.

"Kakang ibumu menyuruhmu membelah kayu bakar. Keluarlah kang,"

"Baik lah Ayuni. Aku akan kebelakang.." Ayuni pun beringsut mencari Ayahnya. Ia menemukan Ayahnya sedang menikmati secangkir kopi di pendapa. Sambil memandangi halaman rumahnya yang besar dan ditumbuhi oleh pepohonan dan bunga berwarna warni.

"Sssst ayah. Ikutlah denganku.." Ki Demang pun menoleh.

"Oh kau Ayuni. Mengapa kau mendesis seperti itu,?"

"Ih Ayah. Marilah ikut denganku. Kita akan mengintip Senjaya membelah kayu,"

"Apa aku tak salah dengar ayuni?. Mengapa kita harus mengintip senjaya membelah kayu?. Bukankah itu kurang kerjaan namanya,?"

"Ayah ini...ih. Ayah kan kurang percaya dengan kemampuan Senjaya. Nah marilah kita lihat Senjaya membelah gelondongan kayu hanya dengan sekali tebas. Maka terkejut juga Ki Demang.

Episodes
1 Lahirnya Sang Pendekar
2 Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3 Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4 Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5 Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6 Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7 Kisah Cinta Senjaya
8 Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9 Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10 Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11 Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12 Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13 Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14 Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15 Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16 Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17 Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18 Makhluk Terkutuk
19 Makhluk Terkutuk Bag 2
20 Makhluk Terkutuk Bag 3
21 Makhluk Terkutuk Bag 4
22 Makhluk Terkutuk Bag 5
23 Makhluk Terkutuk Bag 6
24 Makhluk Terkutuk Bag 7
25 Makhluk Terkutuk Bag 8
26 Makhluk Terkutuk Bag 9
27 Makhluk Terkutuk Bag 10
28 Makhluk Terkutuk Bag 11
29 Makhluk Terkutuk Bag 12
30 Penempaan diri
31 Penempaan Diri Bag 2
32 Penempaan Diri Bag 3
33 Penempaan Diri Bag 4.
34 Penempaan Diri Bag 5
35 penempaan Diri Bag 6
36 Penempaan Diri Bag 7
37 Penempaan Diri Bag 8
38 Penempaan Diri Bag 9
39 Penempaan diri Bag 10
40 Penempaan diri Bag 11
41 Penempaan diri Bag 12
42 Penempaan diri Bag 13
43 Penempaan diri Bag 14.
44 Penempaan Diri Bag 15
45 Penempaan Diri Bag 16
46 Penempaan Diri Bag 17
47 Penempaan Diri Bag 18
48 Penempaan Diri Bag 19
49 Penempaan Diri Bag 20
50 Penempaan Diri Bag 21
51 Penempaan Diri Bag 22
52 Penempaan Diri Bag 23
53 Penempaan Diri Bag 24
54 Penempaan Diri Bag 25
55 Penempaan Diri Bag 26
56 Penempaan Diri Bag 27
57 Penempaan Diri Bag 28
58 Penempaan Diri Bag 29
59 Penempaan Diri Bag 30
60 Penempaan Diri Bag 31
61 Penempaan Diri Bag 32
62 Penempaan Diri Bag 33
63 Penempaan Diri Bag 34
64 Penempaan Diri Bag 35
65 Penempaan Diri Bag 36
66 Penempaan Diri Bag 37
67 Penempaan Diri Bag 38
68 Penempaan Diri Bag 39
69 Penempaan Diri Bag 40
70 Penempaan Diri Bag 41
71 Penempaan Diri Bag 42
72 Menuju Tanah Pasundan
73 Menuju tanah pasundan bag 2
74 Menuju tanah pasundan bag 3
75 Menuju tanah pasundan bag 4
76 Menuju tanah pasundan bag 5
77 Menuju tanah pasundan bag 6
78 Menuju tanah pasundan bag 7
79 Menuju tanah pasundan bag 8
80 Menuju tanah pasundan bag 9
81 Menuju tanah pasundan bag 10
82 Menuju tanah pasundan bag 11
83 Menuju tanah pasundan bag 12
84 Menuju tanah pasundan bag 13
85 Menuju tanah pasundan bag 14
86 Menuju tanah pasundan bag 15
87 Menuju tanah pasundan bag 16
88 Menuju tanah pasundan bag 17
89 Menuju tanah pasundan bag 18
90 Menuju tanah pasundan bag 19
91 Es dawet cendol
92 Menuju tanah pasundan bag 20
93 Menuju tanah pasundan bag 21
94 Menuju tanah pasundan bag 22
95 Menuju tanah pasundan bag 23
96 Menuju tanah pasundan bag 24
97 Menuju tanah pasundan bag 25
98 Menuju tanah pasundan bag 26
99 Menuju tanah pasundan bag 27
100 Menuju tanah pasundan bag 28
101 Menuju tanah pasundan bag 29
102 Menuju tanah pasundan bag 30
103 Menuju tanah pasundan bag 31
104 Menuju tanah pasundan bag 32
105 Menuju tanah pasundan bag 33
106 Menuju tanah pasundan bag 34
107 Menuju tanah pasundan bag 35
108 Menuju tanah pasundan bag 36
109 Menuju tanah pasundan bag 37
110 Menuju tanah pasundan bag 38
111 Menuju tanah pasundan bab 39
112 Menuju tanah pasundan bag 40
113 Menuju tanah pasundan bag 41
114 Menuju tanah pasundan bag 42
115 Menuju tanah pasundan bag 43
116 Menuju tanah pasundan bag 44
117 Menuju tanah pasundan bag 45
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Lahirnya Sang Pendekar
2
Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3
Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4
Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5
Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6
Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7
Kisah Cinta Senjaya
8
Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9
Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10
Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11
Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12
Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13
Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14
Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15
Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16
Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17
Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18
Makhluk Terkutuk
19
Makhluk Terkutuk Bag 2
20
Makhluk Terkutuk Bag 3
21
Makhluk Terkutuk Bag 4
22
Makhluk Terkutuk Bag 5
23
Makhluk Terkutuk Bag 6
24
Makhluk Terkutuk Bag 7
25
Makhluk Terkutuk Bag 8
26
Makhluk Terkutuk Bag 9
27
Makhluk Terkutuk Bag 10
28
Makhluk Terkutuk Bag 11
29
Makhluk Terkutuk Bag 12
30
Penempaan diri
31
Penempaan Diri Bag 2
32
Penempaan Diri Bag 3
33
Penempaan Diri Bag 4.
34
Penempaan Diri Bag 5
35
penempaan Diri Bag 6
36
Penempaan Diri Bag 7
37
Penempaan Diri Bag 8
38
Penempaan Diri Bag 9
39
Penempaan diri Bag 10
40
Penempaan diri Bag 11
41
Penempaan diri Bag 12
42
Penempaan diri Bag 13
43
Penempaan diri Bag 14.
44
Penempaan Diri Bag 15
45
Penempaan Diri Bag 16
46
Penempaan Diri Bag 17
47
Penempaan Diri Bag 18
48
Penempaan Diri Bag 19
49
Penempaan Diri Bag 20
50
Penempaan Diri Bag 21
51
Penempaan Diri Bag 22
52
Penempaan Diri Bag 23
53
Penempaan Diri Bag 24
54
Penempaan Diri Bag 25
55
Penempaan Diri Bag 26
56
Penempaan Diri Bag 27
57
Penempaan Diri Bag 28
58
Penempaan Diri Bag 29
59
Penempaan Diri Bag 30
60
Penempaan Diri Bag 31
61
Penempaan Diri Bag 32
62
Penempaan Diri Bag 33
63
Penempaan Diri Bag 34
64
Penempaan Diri Bag 35
65
Penempaan Diri Bag 36
66
Penempaan Diri Bag 37
67
Penempaan Diri Bag 38
68
Penempaan Diri Bag 39
69
Penempaan Diri Bag 40
70
Penempaan Diri Bag 41
71
Penempaan Diri Bag 42
72
Menuju Tanah Pasundan
73
Menuju tanah pasundan bag 2
74
Menuju tanah pasundan bag 3
75
Menuju tanah pasundan bag 4
76
Menuju tanah pasundan bag 5
77
Menuju tanah pasundan bag 6
78
Menuju tanah pasundan bag 7
79
Menuju tanah pasundan bag 8
80
Menuju tanah pasundan bag 9
81
Menuju tanah pasundan bag 10
82
Menuju tanah pasundan bag 11
83
Menuju tanah pasundan bag 12
84
Menuju tanah pasundan bag 13
85
Menuju tanah pasundan bag 14
86
Menuju tanah pasundan bag 15
87
Menuju tanah pasundan bag 16
88
Menuju tanah pasundan bag 17
89
Menuju tanah pasundan bag 18
90
Menuju tanah pasundan bag 19
91
Es dawet cendol
92
Menuju tanah pasundan bag 20
93
Menuju tanah pasundan bag 21
94
Menuju tanah pasundan bag 22
95
Menuju tanah pasundan bag 23
96
Menuju tanah pasundan bag 24
97
Menuju tanah pasundan bag 25
98
Menuju tanah pasundan bag 26
99
Menuju tanah pasundan bag 27
100
Menuju tanah pasundan bag 28
101
Menuju tanah pasundan bag 29
102
Menuju tanah pasundan bag 30
103
Menuju tanah pasundan bag 31
104
Menuju tanah pasundan bag 32
105
Menuju tanah pasundan bag 33
106
Menuju tanah pasundan bag 34
107
Menuju tanah pasundan bag 35
108
Menuju tanah pasundan bag 36
109
Menuju tanah pasundan bag 37
110
Menuju tanah pasundan bag 38
111
Menuju tanah pasundan bab 39
112
Menuju tanah pasundan bag 40
113
Menuju tanah pasundan bag 41
114
Menuju tanah pasundan bag 42
115
Menuju tanah pasundan bag 43
116
Menuju tanah pasundan bag 44
117
Menuju tanah pasundan bag 45

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!