Lahirnya Sang Pendekar Bag 6

"Oh tidak...tidak...mana kelabang itu..?" Ia bangkit dan berputar melihat keadaan sekitarnya. Tubuhnya bergetar ketakutan. Malam yang gelap menyelimuti sekitar air terjun itu. Hanya temaram rembulan merah yang membias di permukaan air. Tapi tak ada apa-apa di sekitarnya. Dalam keadaan panik, tiba-tiba Senjaya merasakan aliran darahnya memancar keseluruh tubuh. Hawa hangat pun mengalir di sekujur tubuhnya. Hingga hatinya pun merasakan ketentraman yang tiba-tiba.

"Aneh. Tadi aku merasakan dingin yang luar biasa. Kenapa sekarang menjadi nyaman dan hangat begini? Hahh...tubuhku...rasanya ringan sekali. Ada apa ini..?" Senjaya pun mencoba untuk melompat. Ia terkejut ketika lompatannya tinggi sekali,

"Apa yang terjadi dengan diriku? Kelabang itu? Oh apa yang telah dilakukan dengan diriku..?" Senjaya merasa cemas. Tapi juga senang dengan keadaan dirinya. Lalu ia teringat kalau sekarang sudah larut malam. Pastilah ibunya sedang menunggu dengan cemas.

Ia pun berlari meninggalkan tempat itu. Keanehan pun kembali terjadi. Ia berlari dengan cepat sekali. Betapa ia merasakan tubuhnya yang ringan bagai kapas. Tapi ia terhenti dikala dikejauhan dalam hutan terdengar suara kakek-kakek yang tertawa.

"Hiih apakah itu? Demit kah? Hantu kah?. Hiii..." Tak ada yang menjawab. "Hah aku harus pulang. Peduli setan dengan suara tertawa itu.." Senjaya pun melanjutkan perjalanan ke rumahnya.

Didalam hutan yang gelap, seorang kakek yang sudah tua duduk bersila diatas batang pohon. Ia memakai penutup mata berupa kain putih. Janggutnya menjuntai panjang. Rambutnya yang putih dan kerutan diwajahnya menandakan kakek itu sudah sepuh. Dibawahnya melingkar kelabang raksasa hitam. Kakek itulah yang tertawa tadi. Ia tertawa karena puas dengan yang dikerjakan oleh kelabang raksasa peliharaannya itu. Lalu ia berkata.

"Senjaya. Bersyukurlah nak. Kau memang orang yang tepat. Tak percuma aku memantaumu selama ini. Orang lain mungkin sudah mati bila mengalami kejadian di air terjun tadi.." Lalu ia mengusap-ngusap janggutnya yang panjang.

"Hmmm. Darmala. Bersiaplah. Aku mengabulkan keinginanmu dan istrimu. Tapi anakmu akan mempunyai banyak musuh. Karena ia akan menjadi pendekar sakti yang ditakuti lawan-lawannya. Kita akan betemu lagi senjaya, Hahahahah.."

Hutan itu pun bergetar. Lalu bagai kilat menyambar, kakek itu melesat meninggalkan tempat tersebut. Bukan main sakti kakek itu. Entah siapakah ia. Yang pasti ia telah menurunkan kesaktiannya kepada senjaya melalui kelabang raksasa.

Senjaya akhirnya tiba dirumah. Didepan pintu ia terhenti. Dalam pikirannya ia cemas akan ibunya yang pasti marah karena ia pulang tengah malam. Ia pun bingung harus menjawab apa.

"Apa aku harus berkata jujur dengan kejadian itu? Ohh tidak. Lebih baik untuk sementara tak ada yang tau. aku tak ingin ibu menjadi khawatir.." Ia bergumam dalam hatinya mempertimbangkan apa yang akan dijawabnya nanti. Akhirnya ia pun mengetuk pintu. Terdengar suara ibunya didalam

"Siapa..?"

"Aku bu.. Senjaya.." Lalu kinasih pun bergegas membuka pintu. Dengan wajah yang cemas kinasih pun berkata.

"Ya tuhan. Senjaya..tidak biasanya kau pulang larut malam nak. Kau habis dari mana..?" Ia lihat wajah ibunya. Sepertinya ia tak marah. Syukurlah.

"Anu Bu..tadi aku di ajak teman nonton tari topeng dikampung sebelah.."

"Hah? Siapa temanmu itu..?" Senjaya pun bingung.

"Ahh anu bu. Ibu tak mengenalnya. Ada kawinan di kampung sebelah. Ia mengajakku tadi sore bu. Sebenarnya aku mau pulang dulu bu. Tapi tadi ia memaksa. Maafkan aku. Aku tak izin dulu dengan Ibu.." Kinasih mendesah agak kecewa.

"Senjaya..tak biasanya kau seperti ini. Seharusnya kau bilang dulu ke ibu. Lain kali jangan ulangi lagi senjaya. Ibu cemas menunggumu.."

"Baik bu. Sekali lagi aku minta maaf bu.."

"Ya sudah masuk. Langsung kau tidur Senjaya. Besok kau sudah harus ke sawah lagi.."

"Baik bu.."

Malam itu di pembaringan Senjaya teringat lagi dengan kejadian di air terjun. "Aku pikir aku sudah mati malam ini. Tapi aku masih hidup. Kelabang itu tak membunuhku. Tapi malah sebaliknya. Apakah ia telah memberiku kekuatan?. Ada yang aneh dalam diriku ini. Tapi aku agaknya menyukainya.." Pikiranya bergelut dengan persoalan itu hingga ia pun tertidur. Tidur yang sangat pulas. Hingga ia bangun kesiangan. Dan ibunya pun terpaksa membangunkannya.

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

menurunkan kesaktian secara instan..

2024-05-18

1

Alta [Fantasi Nusantara]

Alta [Fantasi Nusantara]

Orang jaman dulu lebih terbiasa mengucap: Ya Gusti. Aduh Gusti /Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/

2024-04-24

1

Alta [Fantasi Nusantara]

Alta [Fantasi Nusantara]

Diturunkan begitu saja tanpa pelatihan ya

2024-04-24

1

lihat semua
Episodes
1 Lahirnya Sang Pendekar
2 Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3 Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4 Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5 Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6 Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7 Kisah Cinta Senjaya
8 Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9 Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10 Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11 Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12 Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13 Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14 Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15 Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16 Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17 Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18 Makhluk Terkutuk
19 Makhluk Terkutuk Bag 2
20 Makhluk Terkutuk Bag 3
21 Makhluk Terkutuk Bag 4
22 Makhluk Terkutuk Bag 5
23 Makhluk Terkutuk Bag 6
24 Makhluk Terkutuk Bag 7
25 Makhluk Terkutuk Bag 8
26 Makhluk Terkutuk Bag 9
27 Makhluk Terkutuk Bag 10
28 Makhluk Terkutuk Bag 11
29 Makhluk Terkutuk Bag 12
30 Penempaan diri
31 Penempaan Diri Bag 2
32 Penempaan Diri Bag 3
33 Penempaan Diri Bag 4.
34 Penempaan Diri Bag 5
35 penempaan Diri Bag 6
36 Penempaan Diri Bag 7
37 Penempaan Diri Bag 8
38 Penempaan Diri Bag 9
39 Penempaan diri Bag 10
40 Penempaan diri Bag 11
41 Penempaan diri Bag 12
42 Penempaan diri Bag 13
43 Penempaan diri Bag 14.
44 Penempaan Diri Bag 15
45 Penempaan Diri Bag 16
46 Penempaan Diri Bag 17
47 Penempaan Diri Bag 18
48 Penempaan Diri Bag 19
49 Penempaan Diri Bag 20
50 Penempaan Diri Bag 21
51 Penempaan Diri Bag 22
52 Penempaan Diri Bag 23
53 Penempaan Diri Bag 24
54 Penempaan Diri Bag 25
55 Penempaan Diri Bag 26
56 Penempaan Diri Bag 27
57 Penempaan Diri Bag 28
58 Penempaan Diri Bag 29
59 Penempaan Diri Bag 30
60 Penempaan Diri Bag 31
61 Penempaan Diri Bag 32
62 Penempaan Diri Bag 33
63 Penempaan Diri Bag 34
64 Penempaan Diri Bag 35
65 Penempaan Diri Bag 36
66 Penempaan Diri Bag 37
67 Penempaan Diri Bag 38
68 Penempaan Diri Bag 39
69 Penempaan Diri Bag 40
70 Penempaan Diri Bag 41
71 Penempaan Diri Bag 42
72 Menuju Tanah Pasundan
73 Menuju tanah pasundan bag 2
74 Menuju tanah pasundan bag 3
75 Menuju tanah pasundan bag 4
76 Menuju tanah pasundan bag 5
77 Menuju tanah pasundan bag 6
78 Menuju tanah pasundan bag 7
79 Menuju tanah pasundan bag 8
80 Menuju tanah pasundan bag 9
81 Menuju tanah pasundan bag 10
82 Menuju tanah pasundan bag 11
83 Menuju tanah pasundan bag 12
84 Menuju tanah pasundan bag 13
85 Menuju tanah pasundan bag 14
86 Menuju tanah pasundan bag 15
87 Menuju tanah pasundan bag 16
88 Menuju tanah pasundan bag 17
89 Menuju tanah pasundan bag 18
90 Menuju tanah pasundan bag 19
91 Es dawet cendol
92 Menuju tanah pasundan bag 20
93 Menuju tanah pasundan bag 21
94 Menuju tanah pasundan bag 22
95 Menuju tanah pasundan bag 23
96 Menuju tanah pasundan bag 24
97 Menuju tanah pasundan bag 25
98 Menuju tanah pasundan bag 26
99 Menuju tanah pasundan bag 27
100 Menuju tanah pasundan bag 28
101 Menuju tanah pasundan bag 29
102 Menuju tanah pasundan bag 30
103 Menuju tanah pasundan bag 31
104 Menuju tanah pasundan bag 32
105 Menuju tanah pasundan bag 33
106 Menuju tanah pasundan bag 34
107 Menuju tanah pasundan bag 35
108 Menuju tanah pasundan bag 36
109 Menuju tanah pasundan bag 37
110 Menuju tanah pasundan bag 38
111 Menuju tanah pasundan bab 39
112 Menuju tanah pasundan bag 40
113 Menuju tanah pasundan bag 41
114 Menuju tanah pasundan bag 42
115 Menuju tanah pasundan bag 43
116 Menuju tanah pasundan bag 44
117 Menuju tanah pasundan bag 45
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Lahirnya Sang Pendekar
2
Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3
Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4
Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5
Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6
Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7
Kisah Cinta Senjaya
8
Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9
Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10
Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11
Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12
Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13
Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14
Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15
Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16
Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17
Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18
Makhluk Terkutuk
19
Makhluk Terkutuk Bag 2
20
Makhluk Terkutuk Bag 3
21
Makhluk Terkutuk Bag 4
22
Makhluk Terkutuk Bag 5
23
Makhluk Terkutuk Bag 6
24
Makhluk Terkutuk Bag 7
25
Makhluk Terkutuk Bag 8
26
Makhluk Terkutuk Bag 9
27
Makhluk Terkutuk Bag 10
28
Makhluk Terkutuk Bag 11
29
Makhluk Terkutuk Bag 12
30
Penempaan diri
31
Penempaan Diri Bag 2
32
Penempaan Diri Bag 3
33
Penempaan Diri Bag 4.
34
Penempaan Diri Bag 5
35
penempaan Diri Bag 6
36
Penempaan Diri Bag 7
37
Penempaan Diri Bag 8
38
Penempaan Diri Bag 9
39
Penempaan diri Bag 10
40
Penempaan diri Bag 11
41
Penempaan diri Bag 12
42
Penempaan diri Bag 13
43
Penempaan diri Bag 14.
44
Penempaan Diri Bag 15
45
Penempaan Diri Bag 16
46
Penempaan Diri Bag 17
47
Penempaan Diri Bag 18
48
Penempaan Diri Bag 19
49
Penempaan Diri Bag 20
50
Penempaan Diri Bag 21
51
Penempaan Diri Bag 22
52
Penempaan Diri Bag 23
53
Penempaan Diri Bag 24
54
Penempaan Diri Bag 25
55
Penempaan Diri Bag 26
56
Penempaan Diri Bag 27
57
Penempaan Diri Bag 28
58
Penempaan Diri Bag 29
59
Penempaan Diri Bag 30
60
Penempaan Diri Bag 31
61
Penempaan Diri Bag 32
62
Penempaan Diri Bag 33
63
Penempaan Diri Bag 34
64
Penempaan Diri Bag 35
65
Penempaan Diri Bag 36
66
Penempaan Diri Bag 37
67
Penempaan Diri Bag 38
68
Penempaan Diri Bag 39
69
Penempaan Diri Bag 40
70
Penempaan Diri Bag 41
71
Penempaan Diri Bag 42
72
Menuju Tanah Pasundan
73
Menuju tanah pasundan bag 2
74
Menuju tanah pasundan bag 3
75
Menuju tanah pasundan bag 4
76
Menuju tanah pasundan bag 5
77
Menuju tanah pasundan bag 6
78
Menuju tanah pasundan bag 7
79
Menuju tanah pasundan bag 8
80
Menuju tanah pasundan bag 9
81
Menuju tanah pasundan bag 10
82
Menuju tanah pasundan bag 11
83
Menuju tanah pasundan bag 12
84
Menuju tanah pasundan bag 13
85
Menuju tanah pasundan bag 14
86
Menuju tanah pasundan bag 15
87
Menuju tanah pasundan bag 16
88
Menuju tanah pasundan bag 17
89
Menuju tanah pasundan bag 18
90
Menuju tanah pasundan bag 19
91
Es dawet cendol
92
Menuju tanah pasundan bag 20
93
Menuju tanah pasundan bag 21
94
Menuju tanah pasundan bag 22
95
Menuju tanah pasundan bag 23
96
Menuju tanah pasundan bag 24
97
Menuju tanah pasundan bag 25
98
Menuju tanah pasundan bag 26
99
Menuju tanah pasundan bag 27
100
Menuju tanah pasundan bag 28
101
Menuju tanah pasundan bag 29
102
Menuju tanah pasundan bag 30
103
Menuju tanah pasundan bag 31
104
Menuju tanah pasundan bag 32
105
Menuju tanah pasundan bag 33
106
Menuju tanah pasundan bag 34
107
Menuju tanah pasundan bag 35
108
Menuju tanah pasundan bag 36
109
Menuju tanah pasundan bag 37
110
Menuju tanah pasundan bag 38
111
Menuju tanah pasundan bab 39
112
Menuju tanah pasundan bag 40
113
Menuju tanah pasundan bag 41
114
Menuju tanah pasundan bag 42
115
Menuju tanah pasundan bag 43
116
Menuju tanah pasundan bag 44
117
Menuju tanah pasundan bag 45

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!