Kisah Cinta Senjaya

"Hay Senjaya. Bangun nak. Hari sudah siang. Pulas sekali kau tidur. Bangunlah ayo kita sarapan. Sehabis itu kau belah kayu dibelakang. Kayu bakarku habis.."

Senjaya membuka matanya. Lalu ia meregangkan tubuhnya. "Ah enak sekali tidurku. Tak pernah aku sepulas ini.." Senjaya bergumam.

Ia pun bangun dan sarapan lalu ia kebelakang rumah untuk membelah kayu. Ia ambil kampak dan mulai membelah gelondongan kayu itu. Sekali tebas langsung terbelah. Tidak hanya itu, kampak itu pun terbenam kedalam tanah. Senjaya pun kembali terheran-heran akan tenaganya.

"Luar biasa. Aku harus mengatur tenagaku. Biasanya kayu ini tak langsung terbelah. Tapi aku harus memukul-mukulnya dulu di tanah. Barulah terbelah. Tapi ini bahkan kampak ku terbenam dalam tanah.."

Senjaya pun mengatur tenaganya. Cepat sekali ia membelah kayu-kayu itu seperti tanpa tenaga. Tak lama setelah itu ia pergi ke petak-petak sawahnya. Ia harus mengairi sawahnya. Lalu menungguinya hingga siang sambil menarik orangan sawah agar burung hama yang ada di sawahnya pergi.

Sementara itu di rumah Ki Demang. Ayuni yang sudah bangun tengah sarapan dengan ayahnya. Ia kesal dengan ayahnya itu. Setiap ia ingin membantu didapur, ayahnya melarang. Semuanya telah dikerjakan oleh pembantu Ki demang. Hingga ia pun tak punya kegiatan dirumah itu. Rasanya bosan sekali.

"Ayah..aku nanti siang ke sawah lagi yah? Aku mau membawakan makanan untuk pekerja ayah seperti kemarin.." Ki Demang memperhatikan anaknya dengan wajah heran.

"Kau tak perlu tiap hari pergi ke sawah Ayuni. Sudah ada Mbok Arum yang biasa mengerjakannya. Kau ini kenapa jadi rajin sekali ke sawah..?" Ayuni pun kecewa dengan jawaban ayahnya.

"Ayah..aku ini bukanlah puteri keraton yah. Aku kesal dengan ayah yang melarangku melakukan ini dan itu. Aku bosan dirumah terus dan tak mengerjakan apa-apa. Terkadang aku mau keluar melihat suasana pedesaan. Melihat air terjun yang indah itu. Atau menangkap kupu-kupu di ladang yang berbunga itu atau apa sajalah sesukaku.." Ki Demang tersenyum melihat wajah ayuni yang cemberut itu. Hingga membuat ayuni keheranan.

"Kenapa ayah tersenyum? Apa ada yang lucu yah..?"

"Oh tidak Ayuni. Ayah hanya kaget melihatmu pertama kali nya ngambek seperti ini".

"Jadi...? Apa ayah membolehkan aku ke sawah?". Ki Demang mendesah sebentar lalu berkata.

"Sebenarnya ayah tau kenapa kau jadi rajin ke sawah". Hati Ayuni pun berdesir mendengarkan kata-kata ayah nya itu

"Kau pasti ingin bertemu dengan Senjaya iya kan Ayuni?". Ayuni kaget dengan pertanyaan itu.

"Hmm pasti si randu itu yang mengadu ke ayah. Sebenarnya aku cuma ingin membawakan makanan yah. Tapi kemarin sisa sedikit. Dari pada terbuang aku beri ke senjaya. Apa aku salah yah?". Ki Demang pun kembali tersenyum.

"Ih ayah pasti sedang menggodaku. Ayah tersenyum terus. Ih sebal..".

Sebenarnya lah Ki Demang mengerti dengan perasaan Ayuni. Ia sudah dewasa. Ia pun tak ingin mengekangnya. Kalau saja bukan Senjaya yang didekatinya. Pastilah ia cemas dan akan memarahi ayuni. Tapi ia mengenal anak satu-satunya Ki Darmala itu. Ia anak yang paham agama. Anak yang baik dan patuh kepada orang tuanya. Senjaya pun rajin dan giat bekerja walau Ki Demang tahu kalau Senjaya tak bisa beladiri.

"Sudahlah Ayuni. Ayah tau kau sudah dewasa sekarang. Ayah pun sebenarnya tak mau mengekangmu. Tapi kau harus menjaga kehormatan dirimu sebagai anak Demang. Ayah tak marah. Karena ayah kenal dengan Senjaya dan juga ayahnya Ki Darmala itu. Kau juga harus tau adat istiadat dikampung ini. Kau mengerti..?" Ayuni pun menganggukkan kepalanya.

"Iya ayah aku mengerti.."

"Bagus. Nah kalau kau ingin ke sawah pergilah. Tapi kau harus ingat kata-kata ayahmu ini. Camkan dalam hatimu. Jangan kau mengecewakan ayahmu.."

"Baik yah.." Ayuni pun gembira. Ternyata ayahnya tak marah. Dan mengizinkan berkenalan dengan Senjaya. Sebenarnya ayuni menyukai senjaya. Badannya yang tegap dan berotot. Kulitnya yang putih dan berwajah tampan. Walau ia menyayangi sikap senjaya yang tak mau belajar silat. Tapi sewaktu pertama kali ia melihat senjaya datang kerumah ki demang bersama ayahnya, hati nya pun mulai berdesir melihat Senjaya.

"Heran..kenapa Senjaya tak pernah punya teman wanita? Padahal ia tampan juga. Ahh. Aku harus berkunjung kerumahnya. Aku mau tahu kebiasaannya.." Sejenak ayuni terdiam heran dengan dirinya.

Terpopuler

Comments

Andalas 476

Andalas 476

Panjang amat Chapter Kisah Cintanya..di SKIP aja dah ,loncat ke Chapter 18.

2024-05-10

1

Teteh Lia

Teteh Lia

tak bisa bela diri? itu dulu. aku yakin sih. setelah mendapat transferan kesaktian, senjaya pasti sekarang pandai bela diri.

2024-05-18

1

Teteh Lia

Teteh Lia

OOO kamu ketahuan...
modus mau ke sawah. taunya mau ketemu senjaya.

2024-05-18

1

lihat semua
Episodes
1 Lahirnya Sang Pendekar
2 Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3 Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4 Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5 Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6 Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7 Kisah Cinta Senjaya
8 Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9 Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10 Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11 Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12 Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13 Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14 Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15 Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16 Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17 Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18 Makhluk Terkutuk
19 Makhluk Terkutuk Bag 2
20 Makhluk Terkutuk Bag 3
21 Makhluk Terkutuk Bag 4
22 Makhluk Terkutuk Bag 5
23 Makhluk Terkutuk Bag 6
24 Makhluk Terkutuk Bag 7
25 Makhluk Terkutuk Bag 8
26 Makhluk Terkutuk Bag 9
27 Makhluk Terkutuk Bag 10
28 Makhluk Terkutuk Bag 11
29 Makhluk Terkutuk Bag 12
30 Penempaan diri
31 Penempaan Diri Bag 2
32 Penempaan Diri Bag 3
33 Penempaan Diri Bag 4.
34 Penempaan Diri Bag 5
35 penempaan Diri Bag 6
36 Penempaan Diri Bag 7
37 Penempaan Diri Bag 8
38 Penempaan Diri Bag 9
39 Penempaan diri Bag 10
40 Penempaan diri Bag 11
41 Penempaan diri Bag 12
42 Penempaan diri Bag 13
43 Penempaan diri Bag 14.
44 Penempaan Diri Bag 15
45 Penempaan Diri Bag 16
46 Penempaan Diri Bag 17
47 Penempaan Diri Bag 18
48 Penempaan Diri Bag 19
49 Penempaan Diri Bag 20
50 Penempaan Diri Bag 21
51 Penempaan Diri Bag 22
52 Penempaan Diri Bag 23
53 Penempaan Diri Bag 24
54 Penempaan Diri Bag 25
55 Penempaan Diri Bag 26
56 Penempaan Diri Bag 27
57 Penempaan Diri Bag 28
58 Penempaan Diri Bag 29
59 Penempaan Diri Bag 30
60 Penempaan Diri Bag 31
61 Penempaan Diri Bag 32
62 Penempaan Diri Bag 33
63 Penempaan Diri Bag 34
64 Penempaan Diri Bag 35
65 Penempaan Diri Bag 36
66 Penempaan Diri Bag 37
67 Penempaan Diri Bag 38
68 Penempaan Diri Bag 39
69 Penempaan Diri Bag 40
70 Penempaan Diri Bag 41
71 Penempaan Diri Bag 42
72 Menuju Tanah Pasundan
73 Menuju tanah pasundan bag 2
74 Menuju tanah pasundan bag 3
75 Menuju tanah pasundan bag 4
76 Menuju tanah pasundan bag 5
77 Menuju tanah pasundan bag 6
78 Menuju tanah pasundan bag 7
79 Menuju tanah pasundan bag 8
80 Menuju tanah pasundan bag 9
81 Menuju tanah pasundan bag 10
82 Menuju tanah pasundan bag 11
83 Menuju tanah pasundan bag 12
84 Menuju tanah pasundan bag 13
85 Menuju tanah pasundan bag 14
86 Menuju tanah pasundan bag 15
87 Menuju tanah pasundan bag 16
88 Menuju tanah pasundan bag 17
89 Menuju tanah pasundan bag 18
90 Menuju tanah pasundan bag 19
91 Es dawet cendol
92 Menuju tanah pasundan bag 20
93 Menuju tanah pasundan bag 21
94 Menuju tanah pasundan bag 22
95 Menuju tanah pasundan bag 23
96 Menuju tanah pasundan bag 24
97 Menuju tanah pasundan bag 25
98 Menuju tanah pasundan bag 26
99 Menuju tanah pasundan bag 27
100 Menuju tanah pasundan bag 28
101 Menuju tanah pasundan bag 29
102 Menuju tanah pasundan bag 30
103 Menuju tanah pasundan bag 31
104 Menuju tanah pasundan bag 32
105 Menuju tanah pasundan bag 33
106 Menuju tanah pasundan bag 34
107 Menuju tanah pasundan bag 35
108 Menuju tanah pasundan bag 36
109 Menuju tanah pasundan bag 37
110 Menuju tanah pasundan bag 38
111 Menuju tanah pasundan bab 39
112 Menuju tanah pasundan bag 40
113 Menuju tanah pasundan bag 41
114 Menuju tanah pasundan bag 42
115 Menuju tanah pasundan bag 43
116 Menuju tanah pasundan bag 44
117 Menuju tanah pasundan bag 45
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Lahirnya Sang Pendekar
2
Lahirnya Sang Pendekar Bag 2
3
Lahirnya Sang Pendekar Bag 3
4
Lahirnya Sang Pendekar Bag 4
5
Lahirnya Sang Pendekar Bag 5
6
Lahirnya Sang Pendekar Bag 6
7
Kisah Cinta Senjaya
8
Kisah Cinta Senjaya Bag 2
9
Kisah Cinta Senjaya Bag 3
10
Kisah Cinta Senjaya Bag 4
11
Kisah Cinta Senjaya Bag 5
12
Kisah Cinta Senjaya Bag 6
13
Kisah Cinta Senjaya Bag 7
14
Kisah Cinta Senjaya Bag 8
15
Kisah Cinta Senjaya Bag 9
16
Kisah Cinta Senjaya Bag 10
17
Kisah Cinta Senjaya Bag 11
18
Makhluk Terkutuk
19
Makhluk Terkutuk Bag 2
20
Makhluk Terkutuk Bag 3
21
Makhluk Terkutuk Bag 4
22
Makhluk Terkutuk Bag 5
23
Makhluk Terkutuk Bag 6
24
Makhluk Terkutuk Bag 7
25
Makhluk Terkutuk Bag 8
26
Makhluk Terkutuk Bag 9
27
Makhluk Terkutuk Bag 10
28
Makhluk Terkutuk Bag 11
29
Makhluk Terkutuk Bag 12
30
Penempaan diri
31
Penempaan Diri Bag 2
32
Penempaan Diri Bag 3
33
Penempaan Diri Bag 4.
34
Penempaan Diri Bag 5
35
penempaan Diri Bag 6
36
Penempaan Diri Bag 7
37
Penempaan Diri Bag 8
38
Penempaan Diri Bag 9
39
Penempaan diri Bag 10
40
Penempaan diri Bag 11
41
Penempaan diri Bag 12
42
Penempaan diri Bag 13
43
Penempaan diri Bag 14.
44
Penempaan Diri Bag 15
45
Penempaan Diri Bag 16
46
Penempaan Diri Bag 17
47
Penempaan Diri Bag 18
48
Penempaan Diri Bag 19
49
Penempaan Diri Bag 20
50
Penempaan Diri Bag 21
51
Penempaan Diri Bag 22
52
Penempaan Diri Bag 23
53
Penempaan Diri Bag 24
54
Penempaan Diri Bag 25
55
Penempaan Diri Bag 26
56
Penempaan Diri Bag 27
57
Penempaan Diri Bag 28
58
Penempaan Diri Bag 29
59
Penempaan Diri Bag 30
60
Penempaan Diri Bag 31
61
Penempaan Diri Bag 32
62
Penempaan Diri Bag 33
63
Penempaan Diri Bag 34
64
Penempaan Diri Bag 35
65
Penempaan Diri Bag 36
66
Penempaan Diri Bag 37
67
Penempaan Diri Bag 38
68
Penempaan Diri Bag 39
69
Penempaan Diri Bag 40
70
Penempaan Diri Bag 41
71
Penempaan Diri Bag 42
72
Menuju Tanah Pasundan
73
Menuju tanah pasundan bag 2
74
Menuju tanah pasundan bag 3
75
Menuju tanah pasundan bag 4
76
Menuju tanah pasundan bag 5
77
Menuju tanah pasundan bag 6
78
Menuju tanah pasundan bag 7
79
Menuju tanah pasundan bag 8
80
Menuju tanah pasundan bag 9
81
Menuju tanah pasundan bag 10
82
Menuju tanah pasundan bag 11
83
Menuju tanah pasundan bag 12
84
Menuju tanah pasundan bag 13
85
Menuju tanah pasundan bag 14
86
Menuju tanah pasundan bag 15
87
Menuju tanah pasundan bag 16
88
Menuju tanah pasundan bag 17
89
Menuju tanah pasundan bag 18
90
Menuju tanah pasundan bag 19
91
Es dawet cendol
92
Menuju tanah pasundan bag 20
93
Menuju tanah pasundan bag 21
94
Menuju tanah pasundan bag 22
95
Menuju tanah pasundan bag 23
96
Menuju tanah pasundan bag 24
97
Menuju tanah pasundan bag 25
98
Menuju tanah pasundan bag 26
99
Menuju tanah pasundan bag 27
100
Menuju tanah pasundan bag 28
101
Menuju tanah pasundan bag 29
102
Menuju tanah pasundan bag 30
103
Menuju tanah pasundan bag 31
104
Menuju tanah pasundan bag 32
105
Menuju tanah pasundan bag 33
106
Menuju tanah pasundan bag 34
107
Menuju tanah pasundan bag 35
108
Menuju tanah pasundan bag 36
109
Menuju tanah pasundan bag 37
110
Menuju tanah pasundan bag 38
111
Menuju tanah pasundan bab 39
112
Menuju tanah pasundan bag 40
113
Menuju tanah pasundan bag 41
114
Menuju tanah pasundan bag 42
115
Menuju tanah pasundan bag 43
116
Menuju tanah pasundan bag 44
117
Menuju tanah pasundan bag 45

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!