bab 20 penyesalan

Di sebuah rumah besar, tepatnya di dalam sebuah ruangan di mana ruangan itu hanya di peruntukkan untuk bekerja.

Tuan besar Latief nampak mencengkeram kuat kuat sandaran sofa yang ada di ruangan itu.

Ia baru mengetahui kabar tentang Farugh yang masih menggila dalam mencari keberadaan Shafeea.

Awalnya dulu ia mengira, cinta yang di miliki Farugh untuk Shafeea hanyalah sekedar cinta monyet belaka. Namun nyatanya..semakin hari, ia justru di buat khawatir melihat kegilaan Farugh mencari Shafeea diam diam tanpa sepengetahuan keluarga.

Terutama dirinya dan kedua orang tuanya.

Ia memang telah menutupi segala akses yang akan membuat Farugh bisa menemukan Shafeea.

Ia benar benar tak ingin cucu satu satunya itu menemukan Shafeea.

" dia masih belum menyerah juga ?! " tanya nya kepada seseorang yang ia tugaskan diam diam mengikuti Farugh.

" belum tuan besar, tuan muda bahkan berkali kali masih mendatangi mall itu seperti orang gila " penjelasan orang itu membuat tuan Latief menggeram.

" terus awasi dia..."

" baik tuan besar...tuan besar..." pengawal itu seolah ingin mengabarkan sesuatu.

" apa lagi ?! " tanya tuan Latief

" nona muda..."

" cukup..aku tak ingin dengar apapun tentangnya..." jawab tuan Latief sembari mengibaskan tangan kanannya.

" baik tuan besar.." segera orang itu berlalu meninggalkan ruangan itu. Pengawal itu sebenarnya ingin mengabarkan perihal tentang Shafeea yang terlibat dengan dua orang pemuda yang nampaknya bukan dari kalangan biasa,

Hal itu tanpa sengaja ia ketahui ketika ia mengikuti Farugh yang diam diam kembali ke mall tempat Shafeea mengajar bimbel. Tapi nampaknya itu tak berarti bagi tuan besarnya.

Sepeninggal pengawalnya itu, tuan besar Latief menghela nafas berat.

Ia benar benar tak ingin mendengar apapun tentang Shafeea, perhatiannya hanya satu kini..yakni Farugh.

Satu satunya harapannya sebagai penerus keluarga Latief.

Perlaham pria tua itu menoleh kearah sebuah bingkai foto kecil yang berdiri di ujung meja panjang yang ada di ruangan itu.

Kembali pria tua itu menghela nafas dengan berat, ia melangkah maju mendekat ke arah bingkai foto itu kemudian ia menutupkannya dengan kasar.

" Zahira...kau benar benar sudah mengecewakan papa..."

" kau lihat...bahkan noda yang telah kau tinggalkan untuk kami sudah menjadi seperti parasit yang menggerogoti keluarga kita.

Kenapa tak kau bawa serta juga dia bersamamu, agar dia tak menjadi sandungan untuk Farugh " lanjut pria tua itu lagi.

Lihatlah....betapa tuan Latief menjatuhkan semua kesalahan hanya kepada Shafeea.

💦

Shafeea nampak tengah sibuk dengan buku buku di mejanya, ia kini tengah berada di ruang perpustakaan.

" minumlah...ck...ujian masih satu minggu lagi tapi kau sudah sesibuk ini " Axel tiba tiba datang dan meletakkan sebotol air mineral di hadapan gadis berhijab itu.

Shafeea tak menghiraukannya sedikitpun, ia nampak tak bergeming dari kegiatannya.

" buruan minum, aku haus..." kata Axel lagi meminta kepada Shafeea.

Shafeea mengangkat kepalanya menatap pemuda itu. Sungguh ia di buat jengah oleh kelakuan pemuda itu.

Sudah satu minggu sejak Axel menghajar Agam. Sahabatnya itu tak kunjung nampak di sekolah.

" kunjungilah dia jika kau ingin melihat aku membuatnya tak bisa berjalan seumur hidupnya " ancam Axel pada Shafeea suatu hari ketika ia terpegok ingin mendatangi Agam bersama dengan Luna.

" kau yang haus, kenapa aku yang kau suruh minum ?! " omel Shafeea. Entahlah..bersama dengan Axel, Shafeea seolah menjadi pribadi yang berbeda.

Ia yang biasanya irit bicara dan enggan merespon orang lain, kini tiba tiba menjadi suka mengomel. Entahlah, apa yang sudah terjadi.

Axel seolah merubah kepribadian Shafeea secara perlahan tapi pasti.

Axel tak menjawab, namun ia malah menyodorkan botol itu kepada Shafeea.

Malas untuk di paksa paksa lagi, Shafeea segera meraih botol air mineral itu kemudian menenggaknya hingga tinggal setengah, setelahnya ia meletakkannya begitu saja di meja.

Belum lama botol itu bertengger di meja, Axel sudah meraihnya untuk kemudian menenggaknya hingga habis.

Shafeea di buat tercengang oleh perbuatan Axel itu.

Apa barusan....ia minum bekasku, bekas bibirku ?! Rutuk Shafeea dalam hati.

" apa ?! " tanya Axel sembari mengangkat dagunya kearah Shafeea.

Sementara Shafeea mengerutkan keningnya menahan jengkel.

" itu bekasku..." kata Shafeea geram, rasanya sangat tidak terima Axel menyentuh bekas bibirnya dengan bibir pemuda itu.

" kenapa memangnya, biasakan dirimu berbagi denganku..." jawab Axel enteng semakin membuat Shafeea meradang.

" kau sudah gila..." omel Shafeea lagi.

Axel mencebikkan bibirnya juga dengan bahunya.

Shafeea tengah di sibukkan dengan bukunya ketika tiba tiba Axel yang tengah menelungkupkan kepalanya di meja tertidur terbangun karena sebuah panggilan di ponsel pintarnya.

" hmmm....." jawab Axel memulai jawabannya.

" lagi nungguin cewek ku...kenapa ?! " jawab Axel lagi yang seketika membuat Shafeea mengerutkan keningnya, ia menengok ke kanan dan ke kiri barangkali ada cewek yang di maksud Axel sebagai ceweknya.

Tapi Shafeea tak melihat siapapun di sana selain dirinya. Ada sich yang lain...tapi mereka agak jauh.

Akhirnya Shafeea memilih masa bodoh, ia kemudian melanjutkan membersihkan buku bukunya yang berserakan di meja karena ulah Axel tadi.

Pemuda itu sepertinya sengaja menggoda Shafeea dengan membolak balikkab buku bukunya untuk menarik perhatiannya, namun sepertinya tak berhasil. Shafee hanya menatapnya sekilas kemudian kembali pada kesibukannya lagi.

Usai dengan merapikan buku bukunya, gadis itu berdiri dengan membawa buku buku itu.

" mau kemana ?! " tanya Axel tiba tiba kepada Shafeea

" aku sudah selesai, permisi..." jawab Shafeea sembari berdiri kemudian melangkah meninggalkan Axel.

" nanti ku telpon lagi, cewekku sudah selesai..." sambung Axel lagi kepada seseorang di seberang sana.

Axel tergopoh gopoh turut berdiri kemudian setengah berlari menyusul Shafeea.

" mau kemana ?! Kenapa jalanmu cepat sekali ?! " tanya Axel kepada Shafeea setelah ia berhasil menyamai langkah gadis itu.

Shafeea hanya menatapnya sekilas kemudian melanjutkan langkahnya kembali.

" nggak usah cemburu..Aresh kok yang telphon " kata Axel dengan wajah datar membuat Shafeea menghentikan langkahnya sejenak kemudian menatap pemuda itu dengan tatapan aneh.

Axel turut menatapnya..

" kenapa...nggak peracaya ?! Nih liat sendiri di riwayat panggilan nggak aku hapus kok " kata Axel lagi semakin membuat Shafeea memberengut kesal.

" bodo...." jawab Shafeea kesal dan melanjutkan langkahnya lagi,

Siapa dia coba...kenapa aku harus cemburu, gak waras ni orang...oceh Shafeea dalam hati.

Sementara Axel justru tertawa lebar melihat tingkah Shafeea. Sungguh ia senang sekaligus gemas dengan ekspresi Shafeea itu.

" jangan manyun begitu, nanti ku cium mau...?! " goda Axel lagi semakin membuat Shafeea mempercepat langkahnya.

Tanpa Axel sadari..tawa di bibirnya menarik atensi banyak siswa yang memandangnya terheran heran.

Pasalnya selama ini Axel terkenal dengan cowok dingin yang super cuek.

Hampir sebelas dua belas dengan Shafeea. Jarang tersenyum.

keduanya terus melangkah melewati koridor sekolah menuju kelas keduanya.

Pelajaran akan segera di mulai lima menit lagi.

Keduanya tak menghiraukan tatapan tatapan berpasang pasang mata ke arah mereka.

Terutama tatapan sepasang mata yang mengawasi mereka dari balik jendela di ruangannya.

Pria itu menghela nafas berat.

" lindungi dia Tuhan ...sejak kapan mereka dekat, tak seharusnya mereka sedekat itu " bisik pria itu tertahan.

Bias kecemasan dan kekhawatiran terlukis jelas di wajah pria baya itu.

Terpopuler

Comments

dina firara

dina firara

loh ..kenapa nih

2024-05-03

0

aca

aca

loo om nya namera g blg soal. kelicikan istri ya sama ayahnya ya dasar. tololl

2024-02-12

2

lestari

lestari

padahal karya mu agus thor...

2024-02-08

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Shafeea.....
2 bab 2 kepergian sang ibu
3 bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4 bab 4 tertolong
5 bab 5 otak encer
6 bab 6 gadis tak bernasab
7 bab 7 mengambil keputusan yang salah
8 bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9 bab 9 mulai memperhatikan...
10 bab 10 tabir yang terkuak
11 bab 11 ada rasa tak suka
12 bab 12 cari perhatian
13 bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14 bab 14 siapa kau sebenarnya...
15 bab 15 sebuah ancaman
16 bab 16 terpilih
17 bab 17 terpilih 2
18 bab 18 mendekat
19 bab 19 Axel yang gila
20 bab 20 penyesalan
21 bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22 bab 22 kacaunya Axel
23 bab 22 putus asa
24 bab 24 Farugh
25 bab 25 semakin sakit...
26 bab 26 semakin sakit 2
27 bab 27 Shafeea yang rapuh
28 bab 28 strata sosial
29 bab 29 pergi dan menghilang
30 bab 30 berlalu
31 bab 31 pergi
32 bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33 bab 33 harus bagaimana
34 bab 34 keputusan Axel
35 bab 35 dokter Nameera Izhayana
36 bab 36 Tang Healthy Hospital
37 bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38 bab 38 hati yang berdesir
39 bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40 bab 40 dunia yang terasa runtuh
41 bab 41 harapan kosong
42 bab 42 perdebatan
43 bab 43 kenangan
44 bab 44 kembalilah..
45 bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46 bab 46 dokter Nameera
47 bab 47 keyakinan
48 bab 48 keyakinan 2
49 bab 49 dejavu
50 bab 50 keputusan Shafeea
51 bab 51 mengalah
52 bab 52 mulai memaksa
53 bab 53 rencana Axel....
54 bab 54 sah
55 bab 55 karena aku mencintaimu...
56 bab 56 memiliki
57 bab 57 memiliki 2
58 bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59 bab 59 kekacauan
60 bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61 bab 61 aku menerima
62 bab 62 kepanikan Axel
63 bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64 bab 64 kepergian untuk kebebasan
65 bab 65 keberhasilan yang gemilang
66 bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67 bab 67 hati yang luka
68 bab 68 masih mempertahankan...
69 bab 69 mulai menjalankan misi
70 bab 70 memprovokasi
71 bab 71 memprovokasi 2
72 bab 72 penyesalan tuan Latief.
73 bab 73 " di mana ayahku....
74 bab 74 tak tinggal diam
75 bab 75 gusar
76 baba 76 memperkenalkan Shafee..
77 bab 77 tragedi di hari pertunangan
78 bab 78 kekacauan dan pencarian
79 bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80 bab 80 Axel....
81 bab 81 hidup baru
82 bab 82 hidup baru yang bahagia
83 bab 83 menyenangkan
84 bab 84 terealisasi
85 bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86 bab 86 proyek...
87 bab 87 pertemuan
88 bab 88 keterkejutan Shafea
89 bab 89 hati yang gamang
90 bab 90 Axel yang pemaksa
91 bab 91 yakin...
92 bab 92 membuat perhitungan
93 bab 93 Axel dan Agam....
94 bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95 bab 85 bersikap tegas
96 bab 95 ketegasan Axel
97 bab 97 menggoda
98 bab 98 masih mereka
99 bab 99 tidur bersama
100 bab 100 Sosok baru Shafeea
101 bab 101 lagi.....
102 bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103 bab 103 hanya kita
104 bab 104 bertemu kembali
105 bab 105 menemui
106 bab 106 klaim Faritz
107 bab 107 tidak pernah meragukan
108 bab 108 menenangkan Shafeea...
109 108 membuat perhitungan.
110 bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111 bab 111 kompromi
112 bab 112 Axel yang Arrogant
113 bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114 bab 114 sang nenek buyut
115 bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116 bab 116 menjelang kelahiran
117 bab 117 baby boy
118 bab 118 moment bahagia
119 bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120 bab 120 memperbaiki hubungan
121 bab 121 kebahagiaan
122 bab 122 potret keluarga kecil Axel
123 bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124 bab 124 peresmian
125 bab 125 sebuah permohonan
126 bab 126 Dzakiya
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1 Shafeea.....
2
bab 2 kepergian sang ibu
3
bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4
bab 4 tertolong
5
bab 5 otak encer
6
bab 6 gadis tak bernasab
7
bab 7 mengambil keputusan yang salah
8
bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9
bab 9 mulai memperhatikan...
10
bab 10 tabir yang terkuak
11
bab 11 ada rasa tak suka
12
bab 12 cari perhatian
13
bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14
bab 14 siapa kau sebenarnya...
15
bab 15 sebuah ancaman
16
bab 16 terpilih
17
bab 17 terpilih 2
18
bab 18 mendekat
19
bab 19 Axel yang gila
20
bab 20 penyesalan
21
bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22
bab 22 kacaunya Axel
23
bab 22 putus asa
24
bab 24 Farugh
25
bab 25 semakin sakit...
26
bab 26 semakin sakit 2
27
bab 27 Shafeea yang rapuh
28
bab 28 strata sosial
29
bab 29 pergi dan menghilang
30
bab 30 berlalu
31
bab 31 pergi
32
bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33
bab 33 harus bagaimana
34
bab 34 keputusan Axel
35
bab 35 dokter Nameera Izhayana
36
bab 36 Tang Healthy Hospital
37
bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38
bab 38 hati yang berdesir
39
bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40
bab 40 dunia yang terasa runtuh
41
bab 41 harapan kosong
42
bab 42 perdebatan
43
bab 43 kenangan
44
bab 44 kembalilah..
45
bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46
bab 46 dokter Nameera
47
bab 47 keyakinan
48
bab 48 keyakinan 2
49
bab 49 dejavu
50
bab 50 keputusan Shafeea
51
bab 51 mengalah
52
bab 52 mulai memaksa
53
bab 53 rencana Axel....
54
bab 54 sah
55
bab 55 karena aku mencintaimu...
56
bab 56 memiliki
57
bab 57 memiliki 2
58
bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59
bab 59 kekacauan
60
bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61
bab 61 aku menerima
62
bab 62 kepanikan Axel
63
bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64
bab 64 kepergian untuk kebebasan
65
bab 65 keberhasilan yang gemilang
66
bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67
bab 67 hati yang luka
68
bab 68 masih mempertahankan...
69
bab 69 mulai menjalankan misi
70
bab 70 memprovokasi
71
bab 71 memprovokasi 2
72
bab 72 penyesalan tuan Latief.
73
bab 73 " di mana ayahku....
74
bab 74 tak tinggal diam
75
bab 75 gusar
76
baba 76 memperkenalkan Shafee..
77
bab 77 tragedi di hari pertunangan
78
bab 78 kekacauan dan pencarian
79
bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80
bab 80 Axel....
81
bab 81 hidup baru
82
bab 82 hidup baru yang bahagia
83
bab 83 menyenangkan
84
bab 84 terealisasi
85
bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86
bab 86 proyek...
87
bab 87 pertemuan
88
bab 88 keterkejutan Shafea
89
bab 89 hati yang gamang
90
bab 90 Axel yang pemaksa
91
bab 91 yakin...
92
bab 92 membuat perhitungan
93
bab 93 Axel dan Agam....
94
bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95
bab 85 bersikap tegas
96
bab 95 ketegasan Axel
97
bab 97 menggoda
98
bab 98 masih mereka
99
bab 99 tidur bersama
100
bab 100 Sosok baru Shafeea
101
bab 101 lagi.....
102
bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103
bab 103 hanya kita
104
bab 104 bertemu kembali
105
bab 105 menemui
106
bab 106 klaim Faritz
107
bab 107 tidak pernah meragukan
108
bab 108 menenangkan Shafeea...
109
108 membuat perhitungan.
110
bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111
bab 111 kompromi
112
bab 112 Axel yang Arrogant
113
bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114
bab 114 sang nenek buyut
115
bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116
bab 116 menjelang kelahiran
117
bab 117 baby boy
118
bab 118 moment bahagia
119
bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120
bab 120 memperbaiki hubungan
121
bab 121 kebahagiaan
122
bab 122 potret keluarga kecil Axel
123
bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124
bab 124 peresmian
125
bab 125 sebuah permohonan
126
bab 126 Dzakiya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!