bab 4 tertolong

Plak.....

Sebuah tamparan yang begitu keras mendarat di pipi Farugh dari sang ayah hingga meninggalkan bekas merah di wajah pemuda tampan itu..

" kendalikan putramu Faritz..." bentak kakek Latief, suara pria baya itu menggema penuh amarah seolah memenuhi tempat itu. Membuat Tuan Faritz menatap begitu tajam kepada sang putra.

Farugh diam tak bergeming.

Apalagi ini....apa yang barusan ia dengar ? Desis kakek Latief menahan geram hingga giginya bergemerutuk karena menahan amarah.

Cucu kebanggannya mencintai seseorang yang secara garis keturunan masih saudaranya ???

" memalukan...bawa dia kekamar dan kunci dia, jangan biarkan ia keluar sampai dia menyadari kesalahannya " teriak tuan besar Latief lagi, wajahnya benar benar telah memerah.

Ini adalah hari pertama ia kehilangan sang putri. Meski hubungannya dengan Zahira tak lagi hangat sejak putrinya itu ketahuan hamil di luar nikah apalagi menolak perintahnya untuk menggugurkan bayinya.

Tetap saja..sekelumit rasa sayang ada di dalam hatinya.

Dan sekarang.....Farugh justru membuat keributan di acara doa ini. Semakin lengkaplah amarah tuan besar itu.

 " Samira...kau bertanggung jawab atas kelakuan putramu...." bentak kakek Latief lagi, namun matanya menatap tajam kepada Samira yang tertunduk di hadapannya.

" akh.....tunggu aku dewasa dan menjadi kuat Shafeea, aku berjanji akan membawamu kembali !! " teriak Farugh seolah ia benar benar telah kehilangan kesadarannya.

tubuhnya luruh kelantai dan menjadikan lututnya sebagai tumpuan.

Siapapun yang melihat Farugh saat ini, sungguh merasa sangat kasihan dan miris.

Bagaimana pemuda setampan dan seberkharisma Farugh bisa jatuh cinta kepada saudaranya sendiri.

Nampak jelas jika pemuda tampan itu tengah mengalami frustasi karena kepergian Shafeea.

Entahlah....sejak kapan, mereka tak pernah tahu Farugh memendam rasa kepada gadis yang seharusnya ia kasihi sebagi seorang adik.... Bukan ia kasihi sebagai seorang wanita.

Kemarahan sang kakek juga tamparan sang ayah seolah tak mampu membuatnya menyadari tentang banyak hal yang sudah terjadi dalam beberapa jam ini saja.

" Faritz.... " teriak kakek Latief lagi sebelum benar benar berlalu meninggalkan tempat itu.

Dengan cepat Faritz memerintahkan beberapa orang membawa paksa sang anak yang masih terlihat begitu syok meninggalkan tempat itu.

Farugh di bawa paksa oleh pengawal keluarganya kedalam kamarnya kemudian ia di kunci dari luar sesuai perintah sang kakek.

" Shafeea...." desisnya pelan penuh penyesalan, baru ia sadari hasil dari kecerobohan dan kebodohan atas tindakannya tadi.

Sementara di gerbang utama rumah itu, tiga orang yang tengah berjaga nampak menatap kepergian gadis itu dengan tatapan miris.

Mereka adalah satpam penjaga.

Shafeea terus berlari dan berlari menembus derasnya hujan, hingga ia merasakan kelu dan sakit di telapak kakinya.

Tubuhnya terasa kian sakit, lututnya bak lumpuh.

Entah sejauh apa ia telah berlari.

Tak ada lagi air mata di wajah cantiknya

Ia berhenti di bawah jembatan penyeberangan.

Hujan begitu deras mengguyur kota ini malam ini.

Shafeea berjongkok memeluk kedua lututnya.

Selimut yang membalut tubuhnya telah basah kuyup sejak tadi.

Tubuhnya bergetar dengan hebat, bayang bayang perlakuan Farugh kepadanya tadi masih menyisakan bekas mencekam dalam jiwanya.

" mamy....bawa aku bersamamu " desisnya pilu, bibirnya yang memucat bergetar memanggil sang ibu.

" heiii....kau sendirian nak...?! " tiba tiba suara seseorang mengejutkan gadis malang itu.

Shafeea mendongak.

Seraut wajah tampan yang hampir seusia ibunya terpampang di atasnya tengah menatapnya.

Penampilan pria itu terlihat sangat rapi meski ia tak memakai jaz mahal seperti yang sering ia lihat di kenakan pria pria dewasa di lingkungan tempat ia tumbuh.

Termasuk kakek dan pamannya...tuan Latief dan Faritz.

Pria itu mengenakan celana bahan warna abu yang di padukan dengan kemeja lengan panjang warna denim yang ia gulung keatas.

Di tangannya payung melindunginya dari hujan yang juga kini turut melindunginya pula.

Shafeea memundurkan tubuhnya dengan posisi tetap berjongkok, tatapan matanya yang sendu bercampur takut dan penuh kemarahan terlihat jelas di wajahnya.

" jangan takut...aku bukan orang jahat, aku tidak akan menyakitimu. Katakan sesuatu....di mana rumahmu ?! Kau tersesat ?! Ayo...kuantar kamu pulang " ajak pria yang usianya sekitar 35 tahunan itu dengan lembut.

Melihat penampilan dan tatapan sedih gadis itu membuat pria itu trenyuh.

Shafeea menggeleng dengan cepat, ia semakin erat mencengkeram selimut di bawah dagunya.

Pria itu mengerutkan keningnya menatap Shafeea.

Ia maju satu langkah...dan Shafeea kembali mundur beberapa senti kebelakang.

" jangan takut, aku tidak akan menyakitimu...kau tak mau aku antar pulang ?! Nanti ibumu mencarimu " kata pria itu lagi setengah membujuk.

" aku tak punya ibu, aku juga tak punya tempat untuk pulang...pergilah jangan ganggu aku " akhirnya gadis itu menjawab.

suara Shafeea terdengar bergetar namun juga terdengar cukup tegas dan angkuh bagi seorang anak seumuran dirinya.

Apalagi kondisi dan posisinya kini begitu memprihatinkan.

Shafeea tumbuh dalam keluarga yang disiplin dan sangat otoriter, keluarga itu juga sangat terpandang.

Tak jarang ia pun tetap mendapat perlakuan hormat dari orang orang yang juga hormat kepada keluarga ibunya itu.

Meski ia tak pernah dianggap dalam keluarga itu, namun dirinya juga tak di perkenankan bergaul dengan sembarang orang.

itu terbukti dari sekolah tempat ia menuntut ilmu. Sekolah tempat ia belajar adalah sekolah elit yang tak semua orang mampu bersekolah di sana.

Pergaulan di sekolah itu juga begitu di batasi.

jiwa seorang pemimpin juga mengalir dalam darahnya. Ia ....terbiasa di hormati juga.

Insting membela diri juga tak ingin di rendahkan adalah jati diri keluarga sang ibu, tempat ia di besarkan.

Maka tak heran jika ia mampu meloloskan diri di detik detik terakhir dirinya dalam kuasa Farugh.

Seperti juga saat ini, ia tak ingin di kasihani oleh siapapun lagi termasuk keluarganya. Apalagi ini adalah orang yang tak ia kenal.

" jika kau tak keberatan...ikutlah denganku, berada di jalanan malam malam seperti ini sangat berbahaya untuk gadis seumuran dirimu " pria itu tak lagi memperlakukan Shafeea sebagai sosok yang perlu di kasihani. Ia sadar dan sedikit dapat meraba bagaimana sosok gadis ini dari kata kata gadis itu terakhir kali.

Jiwa jiwa keras nampaknya mengalir sebagai jati diri gadis itu.

Shafeea masih diam membisu tak bergerak.

Pria itu terdengar menghela nafas, kemudian ia nampak memutar tubuhnya hendak berlalu meninggalkan tempat itu beserta Shafeea di sana.

Sebenarnya ia tak tega, namun....apa boleh buat, gadis itu seolah menolak uluran tangannya.

" tuan....!! " panggilan Shafeea menghentikan langkah pria itu.

" aku Ridzwan...panggil aku pak Ridzwan " kata pria itu kemudian sembari tersenyum tipis setelah sebelumnya ia memutar tubuhnya kembali menatap Shfeea yang kini telah nampak berdiri.

Flass off

Shafeea menghela nafas berat ketika ingatan itu kembali bergelayut manja dalam ruang memorynya,

Kesedihan itu masih tak mampu ia lupakan.

tiga tahun telah berlalu sejak peristiwa kepergian sang ibu yang tak dapat ia lihat di saat saat terakhirnya. Ia bahkan tak tahu menahu di mana sang ibu di makamkan.

Pernah ia mencoba mendatangi makam keluarganya, namun kembali ia harus menelan pil pahit karena ia yang tak di perkenankan masuk karena ia dianggap sebagai bukan bagian keluarga itu.

Belum lagi ingatan tentang perlakuan buruk yang di lakukan Farugh kepadanya yang benar benar mengguncang jiwa dan akal sehatnya.

Namun sayang...meski tiga tahun telah berlalu, ia tak mampu melupakan kenangan buruk itu begitu saja.

Malah...kenangan itu seolah menggerogoti jiwa dan akal sehatnya kini.

tak jarang ia ketakutan dan menjerit jerit sendirian di dalam kesendiriannya di kamarnya.

Hingga dalam tidurpun ia tak tenang...mimpi akan kejadian itu masih setia menghantuinya

Ia bahkan bisa tiba tiba tremor dan berkeringat dingin jika tak sengaja bersentuhan dengan laki laki.

💦

Pagi menjelang, matahari telah naik satu jengkal di atas kepala ketika seorang gadis cantik yang memakai seragam abu abu putih lengkap dengan hijabnya nampak telah siap menjalankan rutinitas barunya.

" kau terlihat sangat cantik Shafeea...semoga kebaikan selalu menyertaimu..." ucap Qonita di hadapan Shafeea ketika keduanya berada di teras asrama.

Shafeea tersenyum tipis menanggapi ucapan gadis yang usianya dua tahun lebih tua darinya itu.

Usia Qonita memang lebih tua dua tahun darinya...namun kini, keduanya akan berada dalam satu tingkat kelas yang sama meski di sekolah yang berbeda.

12 Sekolah Menengah Atas.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

yang bawa Shafeea,, pa ridzwan kak

2024-05-01

0

Sri Sulanjarinii

Sri Sulanjarinii

yg membawa shafeea di asrama siapa thor....AQ masih bingung bacanya 😇🤭🙏

2024-03-25

0

Selviana

Selviana

Semangat kak

2024-02-11

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Shafeea.....
2 bab 2 kepergian sang ibu
3 bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4 bab 4 tertolong
5 bab 5 otak encer
6 bab 6 gadis tak bernasab
7 bab 7 mengambil keputusan yang salah
8 bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9 bab 9 mulai memperhatikan...
10 bab 10 tabir yang terkuak
11 bab 11 ada rasa tak suka
12 bab 12 cari perhatian
13 bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14 bab 14 siapa kau sebenarnya...
15 bab 15 sebuah ancaman
16 bab 16 terpilih
17 bab 17 terpilih 2
18 bab 18 mendekat
19 bab 19 Axel yang gila
20 bab 20 penyesalan
21 bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22 bab 22 kacaunya Axel
23 bab 22 putus asa
24 bab 24 Farugh
25 bab 25 semakin sakit...
26 bab 26 semakin sakit 2
27 bab 27 Shafeea yang rapuh
28 bab 28 strata sosial
29 bab 29 pergi dan menghilang
30 bab 30 berlalu
31 bab 31 pergi
32 bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33 bab 33 harus bagaimana
34 bab 34 keputusan Axel
35 bab 35 dokter Nameera Izhayana
36 bab 36 Tang Healthy Hospital
37 bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38 bab 38 hati yang berdesir
39 bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40 bab 40 dunia yang terasa runtuh
41 bab 41 harapan kosong
42 bab 42 perdebatan
43 bab 43 kenangan
44 bab 44 kembalilah..
45 bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46 bab 46 dokter Nameera
47 bab 47 keyakinan
48 bab 48 keyakinan 2
49 bab 49 dejavu
50 bab 50 keputusan Shafeea
51 bab 51 mengalah
52 bab 52 mulai memaksa
53 bab 53 rencana Axel....
54 bab 54 sah
55 bab 55 karena aku mencintaimu...
56 bab 56 memiliki
57 bab 57 memiliki 2
58 bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59 bab 59 kekacauan
60 bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61 bab 61 aku menerima
62 bab 62 kepanikan Axel
63 bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64 bab 64 kepergian untuk kebebasan
65 bab 65 keberhasilan yang gemilang
66 bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67 bab 67 hati yang luka
68 bab 68 masih mempertahankan...
69 bab 69 mulai menjalankan misi
70 bab 70 memprovokasi
71 bab 71 memprovokasi 2
72 bab 72 penyesalan tuan Latief.
73 bab 73 " di mana ayahku....
74 bab 74 tak tinggal diam
75 bab 75 gusar
76 baba 76 memperkenalkan Shafee..
77 bab 77 tragedi di hari pertunangan
78 bab 78 kekacauan dan pencarian
79 bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80 bab 80 Axel....
81 bab 81 hidup baru
82 bab 82 hidup baru yang bahagia
83 bab 83 menyenangkan
84 bab 84 terealisasi
85 bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86 bab 86 proyek...
87 bab 87 pertemuan
88 bab 88 keterkejutan Shafea
89 bab 89 hati yang gamang
90 bab 90 Axel yang pemaksa
91 bab 91 yakin...
92 bab 92 membuat perhitungan
93 bab 93 Axel dan Agam....
94 bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95 bab 85 bersikap tegas
96 bab 95 ketegasan Axel
97 bab 97 menggoda
98 bab 98 masih mereka
99 bab 99 tidur bersama
100 bab 100 Sosok baru Shafeea
101 bab 101 lagi.....
102 bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103 bab 103 hanya kita
104 bab 104 bertemu kembali
105 bab 105 menemui
106 bab 106 klaim Faritz
107 bab 107 tidak pernah meragukan
108 bab 108 menenangkan Shafeea...
109 108 membuat perhitungan.
110 bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111 bab 111 kompromi
112 bab 112 Axel yang Arrogant
113 bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114 bab 114 sang nenek buyut
115 bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116 bab 116 menjelang kelahiran
117 bab 117 baby boy
118 bab 118 moment bahagia
119 bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120 bab 120 memperbaiki hubungan
121 bab 121 kebahagiaan
122 bab 122 potret keluarga kecil Axel
123 bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124 bab 124 peresmian
125 bab 125 sebuah permohonan
126 bab 126 Dzakiya
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1 Shafeea.....
2
bab 2 kepergian sang ibu
3
bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4
bab 4 tertolong
5
bab 5 otak encer
6
bab 6 gadis tak bernasab
7
bab 7 mengambil keputusan yang salah
8
bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9
bab 9 mulai memperhatikan...
10
bab 10 tabir yang terkuak
11
bab 11 ada rasa tak suka
12
bab 12 cari perhatian
13
bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14
bab 14 siapa kau sebenarnya...
15
bab 15 sebuah ancaman
16
bab 16 terpilih
17
bab 17 terpilih 2
18
bab 18 mendekat
19
bab 19 Axel yang gila
20
bab 20 penyesalan
21
bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22
bab 22 kacaunya Axel
23
bab 22 putus asa
24
bab 24 Farugh
25
bab 25 semakin sakit...
26
bab 26 semakin sakit 2
27
bab 27 Shafeea yang rapuh
28
bab 28 strata sosial
29
bab 29 pergi dan menghilang
30
bab 30 berlalu
31
bab 31 pergi
32
bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33
bab 33 harus bagaimana
34
bab 34 keputusan Axel
35
bab 35 dokter Nameera Izhayana
36
bab 36 Tang Healthy Hospital
37
bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38
bab 38 hati yang berdesir
39
bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40
bab 40 dunia yang terasa runtuh
41
bab 41 harapan kosong
42
bab 42 perdebatan
43
bab 43 kenangan
44
bab 44 kembalilah..
45
bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46
bab 46 dokter Nameera
47
bab 47 keyakinan
48
bab 48 keyakinan 2
49
bab 49 dejavu
50
bab 50 keputusan Shafeea
51
bab 51 mengalah
52
bab 52 mulai memaksa
53
bab 53 rencana Axel....
54
bab 54 sah
55
bab 55 karena aku mencintaimu...
56
bab 56 memiliki
57
bab 57 memiliki 2
58
bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59
bab 59 kekacauan
60
bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61
bab 61 aku menerima
62
bab 62 kepanikan Axel
63
bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64
bab 64 kepergian untuk kebebasan
65
bab 65 keberhasilan yang gemilang
66
bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67
bab 67 hati yang luka
68
bab 68 masih mempertahankan...
69
bab 69 mulai menjalankan misi
70
bab 70 memprovokasi
71
bab 71 memprovokasi 2
72
bab 72 penyesalan tuan Latief.
73
bab 73 " di mana ayahku....
74
bab 74 tak tinggal diam
75
bab 75 gusar
76
baba 76 memperkenalkan Shafee..
77
bab 77 tragedi di hari pertunangan
78
bab 78 kekacauan dan pencarian
79
bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80
bab 80 Axel....
81
bab 81 hidup baru
82
bab 82 hidup baru yang bahagia
83
bab 83 menyenangkan
84
bab 84 terealisasi
85
bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86
bab 86 proyek...
87
bab 87 pertemuan
88
bab 88 keterkejutan Shafea
89
bab 89 hati yang gamang
90
bab 90 Axel yang pemaksa
91
bab 91 yakin...
92
bab 92 membuat perhitungan
93
bab 93 Axel dan Agam....
94
bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95
bab 85 bersikap tegas
96
bab 95 ketegasan Axel
97
bab 97 menggoda
98
bab 98 masih mereka
99
bab 99 tidur bersama
100
bab 100 Sosok baru Shafeea
101
bab 101 lagi.....
102
bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103
bab 103 hanya kita
104
bab 104 bertemu kembali
105
bab 105 menemui
106
bab 106 klaim Faritz
107
bab 107 tidak pernah meragukan
108
bab 108 menenangkan Shafeea...
109
108 membuat perhitungan.
110
bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111
bab 111 kompromi
112
bab 112 Axel yang Arrogant
113
bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114
bab 114 sang nenek buyut
115
bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116
bab 116 menjelang kelahiran
117
bab 117 baby boy
118
bab 118 moment bahagia
119
bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120
bab 120 memperbaiki hubungan
121
bab 121 kebahagiaan
122
bab 122 potret keluarga kecil Axel
123
bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124
bab 124 peresmian
125
bab 125 sebuah permohonan
126
bab 126 Dzakiya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!