bab 7 mengambil keputusan yang salah

Farugh langsung berlari cepat kearah paviliun belakang, ia berharap bisa menemukan Shafeea.

Namun nihil..gadis itu tak ia lihat di manapun di paviliun belakang.

Ia berusaha menghubungi seseorang yang ia minta untuk menjaga sang sepupu.

Tapi hasilnya tetap nihil. Nomor ponsel temannya itu tak bisa ia hubungi.

Bahkan....sejak hari itu hingga kini, dirinya bahkan tak pernah bisa lagi menghubungi temannya itu.

Hingga hari menjelang sore ia baru melihat sosok yang ia cari hampir sehsrian ini dalam keadaan yang begitu memilukan.

Wajah Shafeea terlihat begitu hancur.

Gadis itu memucat.

Sang kakek bahkan tak mengizinkannya melihat sang ibu yang ia sendiri juga tak pernah melihat jenazah bibinya itu.

Malam merangkak, Farugh semakin di buat kacau dengan pemikirannya.

Kakeknya hendak membuang Shafeea kemana.

Tidak...dia tidak bisa tidak melihat adik sepupu sekaligus cintanya itu.

" akh.....apa yang harus aku lakukan, membawanya pergi dari sini ?! Lalu kemana....apa aku bisa lari dari kakek dan papi ?! " ocehnya merasa bodoh dan tak berguna.

Hingga saat putus asa merajai hatinya, satu jalan tersirat di hatinya.

Ia tak peduli jika mungkin nantinya ia akan di hajar habis habisan oleh ayahnya juga kakeknya terutama.

Kemungkinan terburuknya...ia juga akan terusir dari keluarga ini.

Tapi tak apa, ia sudah siap. Selama dirinya bisa bersama Shafeea ia akan baik baik saja meski tak memiliki apa apa.

Bergegas pemuda tampan itu bangkit dari duduknya dan dengan langkah lebar ia bermaksud ke paviliun belakang.

Sebelum masuk paviliun yang sebelumnya tak pernah ia datangi secara terang terangan karena ia yang hanya berani datang secara sembunyi sembunyi, tadi... ia melihat bi Narsi tengah turut sibuk di mansion utama.

Di depan pintu kamar Shafeea dirinya sejenak berhenti, ia menghela nafas.

" maafkan aku Shafeea...ini satu satunya cara untuk membuatmu tetap berada di sini " bisiknya pelan kemudian ia membuka pintu kamar gadis itu.

Begitu pintu terbuka, hatinya mencelos melihat pemandangan di depannya sana.

Shafeea duduk bergelung lututnya di bawah sana.

Terlihat begitu rapuh dan terpuruk.

Jauh di lubuk hatinya ia tak tega melakukan itu. Tapi ia tak punya cara lain.

Ia hanya ingin Shafeea tetap berada di sisinya. Tak peduli gadis itu masih begitu belia.

Keputusan telah ia ambil.

Keputusan yang akhirnya ia sesali.

Keputusan yang justru membuatnya kehilangan gadis itu.

Flass off

Farugh kembali terdengar menghela nafas. Dadanya terasa begitu sesak bagai terhimpit batu besar.

Di angkatnya satu bantal di sana kemudian ia memeluknya dengan begitu erat.

Ia hirup dalam dalam aroma Shafeea yang masih tertinggal di sana.

Ini sudah tiga tahun. Mustahil jika aroma itu masih ada...tapi nyatanya, Farugh merasa masih bisa mencium aroma Shafeea di sana. Terutama pada bantal bantal dan guling itu.

" kembalilah Shafeea...kembalilah, aku sangat merindukanmu " bisiknya pelan.

" hentikan kebodohanmu ini Farugh, tingkahmu ini sangat memalukan dan menjijikkan. gadis haram itu sama sekali tak pantas untuk kamu cintai..." suara pelan namun terdengar begitu pedas dan menyakitkan menyapa gendang telinganya.

Farugh menoleh dengan cepat.

Seorang wanita cantik berusia sekitar 40 tahunan lebih nampak berdiri di ambang pintu dengan menatap Farugh penuh kemarahan.

" mamy..." cicitnya,

Samira semakin membulatkan matanya melihat kegilaan putranya itu.

Sebagai seorang ibu, sebenarnya ia sudah sejak lama mencium gelagat mencurigakan tentang sikap putranya itu kepada Shafeea.

Tatapan Farugh kepada Shafeea di nilai Samira terlalu dalam, seolah Farugh tengah menikmati sesuatu di wajah gadis itu.

Ia juga kerap kali sering melihat Farugh diam diam mencuri pandang kepada Shafeea setiap ada kesempatan. Putranya itu juga diam diam terus memperhatikan gadis yang sangat ia benci itu.

Hingga ia mengetahui fakta mencengangkan, sang putra sampai meminta seseorang untuk menjaga Shafeea diam diam.

Seposesif itu Farugh kepada Shafeea.

Sebagai seorang ibu, Samira bukan tidak tahu bagaimana putranya itu mencintai Shafeea hingga seperti gila.

Ia tahu...tapi keegoisannya membuatnya tutup mata.

Ia tak terima dan ia tak rela.

Apapun akan ia lakukan untuk memisahkan kegilaan Farugh itu.

Ia menghentikan orang yang di minta Farugh untuk menjaga Shafeea berhenti melakukan perintah Farugh.

Ia bahkan segera memindahkan orang itu dari kota ini.

Namum ternyata ia masih juga kecolongan.

Ia hampir saja terkena serangan jantung ketika melihat Farugh hampir saja melakukan hal fatal untuk bisa mempertahankan Shafeea tetap di rumah ini.

Farugh ingin membuat gadis itu hamil anaknya....

Gila....

Beruntung Shafeea bisa lolos dari kenekatan Farugh.

Jauh di lubuk hatinya, ia mengacungi jempol gadis kecil itu.

Tak ia sangka. Gadis sekecil itu bahkan mampu menggagalkan kesarkasan Farugh padanya.

Sepertinya darah Zahira sang pembangkang mengalir deras dalam darahnya.

Bisiknya dalam hati sembari meringis samar.

" keluar..dan segera berkumpul di ruang keluarga !! " perintah Samira kemudian.

" aku tidak akan menerima perjodohan ini mamy, jadi...jika mamy tak ingin aku membuatmu malu, berhenti memaksaku..." jawab Farugh dingin, kemudian pria itu mengembalikan bantal dalam dekapannya ketempatnya dengan begiu pelan dan hati hati.

Berdiri dari duduknya, menunduk dan mengusap lembut pembaringan itu untuk merapikan seprai yang terlihat sedikit kusut karena ia duduki.

Tak ia hiraukan tatapan jengah sang ibu akan kelakuannya.

Usai melakukannya, Farugh segera berlalu dari tempat itu meninggalkan sang ibu yang masih berdiri di tempatnya.

Samira mengepalkan tangannya dengan kuat hingga memperlihatkan buku buku jarinya.

Tubuhnya seketika bergetar, ingatannya perlahan kembali kepada masa lalu dan itu sukses membuat tubuhnya kian gemetar karena menahan amarah.

" tak akan aku biarkan....cukup kau mengambil Air dariku dahulu..." suara Samira terdengar pelan namun begitu penuh amarah.

💦

Pagi yang indah di sebuah asrama putri, Shafeea telah terlihat rapi dengan stelan gamis rok one set warna mustardynya lengkap dengan hijab syar'i nya yang berwarna hitam dan menjuntai kebawah hingga menutup dadanya.

Sungguh pakaian yang terlihat begitu sempurna melekat di tubuhnya bahkan juga begitu sempurna menutupi semua yang ia miliki.

" jadi..di hari minggu begini, bu guru kita sudah siap mengajar anak didiknya...?! " goda Qonita pada Shafeea.

Shafeea tersenyum tipis.

" mau bagaimana lagi, sepertinya aku memang di takdirkan tak harus memiliki waktu untuk santai jika tak ingin dompet ku kosong.." Shafeea sedikit berkelakar.

Hanya dengan Qonita ia bisa sedikit bebas berekspresi.

" jangan terlalu memaksakan dirimu...kau juga bisa sakit " kata Qonita lagi.

Shafeea tersenyum tipis.

" tanks kakak..." kata Shafeaa kemudia sembari ia kembali menyunggingkan senyum tipis di bibirnya, namun kali ini ia menyertai senyum tipisnya dengan bibir yang coba ia tarik ke kanan dan ke kiri lebar lebar.

Qonita tertawa lebar melihat ekspresi Shafeea.

" jangan di paksa tersenyum lebar begitu jika kau memang tak bisa tersenyum lebar. Jatuhnya kau malah terlihat seperti badut " oceh Qonita tetap dengan tawanya membuat Shafeea mengerucutkan bibirnya.

" aku hanya sedang belajar tersenyum seperti dirimu.." kata Shafeea kemudian.

Qonita maju satu langkah kemudian memeluk gadis itu.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

walaupun sdh pernah baca,, tapi ketika membaca kembali,, rasa penasaran itu masih ada,, ap yaaa yg akan terjadi selanjutnya

2024-05-01

0

Al Fatih

Al Fatih

penasaran aq kisah selanjutnya gmn...

2024-02-20

2

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Shafeea.....
2 bab 2 kepergian sang ibu
3 bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4 bab 4 tertolong
5 bab 5 otak encer
6 bab 6 gadis tak bernasab
7 bab 7 mengambil keputusan yang salah
8 bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9 bab 9 mulai memperhatikan...
10 bab 10 tabir yang terkuak
11 bab 11 ada rasa tak suka
12 bab 12 cari perhatian
13 bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14 bab 14 siapa kau sebenarnya...
15 bab 15 sebuah ancaman
16 bab 16 terpilih
17 bab 17 terpilih 2
18 bab 18 mendekat
19 bab 19 Axel yang gila
20 bab 20 penyesalan
21 bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22 bab 22 kacaunya Axel
23 bab 22 putus asa
24 bab 24 Farugh
25 bab 25 semakin sakit...
26 bab 26 semakin sakit 2
27 bab 27 Shafeea yang rapuh
28 bab 28 strata sosial
29 bab 29 pergi dan menghilang
30 bab 30 berlalu
31 bab 31 pergi
32 bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33 bab 33 harus bagaimana
34 bab 34 keputusan Axel
35 bab 35 dokter Nameera Izhayana
36 bab 36 Tang Healthy Hospital
37 bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38 bab 38 hati yang berdesir
39 bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40 bab 40 dunia yang terasa runtuh
41 bab 41 harapan kosong
42 bab 42 perdebatan
43 bab 43 kenangan
44 bab 44 kembalilah..
45 bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46 bab 46 dokter Nameera
47 bab 47 keyakinan
48 bab 48 keyakinan 2
49 bab 49 dejavu
50 bab 50 keputusan Shafeea
51 bab 51 mengalah
52 bab 52 mulai memaksa
53 bab 53 rencana Axel....
54 bab 54 sah
55 bab 55 karena aku mencintaimu...
56 bab 56 memiliki
57 bab 57 memiliki 2
58 bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59 bab 59 kekacauan
60 bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61 bab 61 aku menerima
62 bab 62 kepanikan Axel
63 bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64 bab 64 kepergian untuk kebebasan
65 bab 65 keberhasilan yang gemilang
66 bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67 bab 67 hati yang luka
68 bab 68 masih mempertahankan...
69 bab 69 mulai menjalankan misi
70 bab 70 memprovokasi
71 bab 71 memprovokasi 2
72 bab 72 penyesalan tuan Latief.
73 bab 73 " di mana ayahku....
74 bab 74 tak tinggal diam
75 bab 75 gusar
76 baba 76 memperkenalkan Shafee..
77 bab 77 tragedi di hari pertunangan
78 bab 78 kekacauan dan pencarian
79 bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80 bab 80 Axel....
81 bab 81 hidup baru
82 bab 82 hidup baru yang bahagia
83 bab 83 menyenangkan
84 bab 84 terealisasi
85 bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86 bab 86 proyek...
87 bab 87 pertemuan
88 bab 88 keterkejutan Shafea
89 bab 89 hati yang gamang
90 bab 90 Axel yang pemaksa
91 bab 91 yakin...
92 bab 92 membuat perhitungan
93 bab 93 Axel dan Agam....
94 bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95 bab 85 bersikap tegas
96 bab 95 ketegasan Axel
97 bab 97 menggoda
98 bab 98 masih mereka
99 bab 99 tidur bersama
100 bab 100 Sosok baru Shafeea
101 bab 101 lagi.....
102 bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103 bab 103 hanya kita
104 bab 104 bertemu kembali
105 bab 105 menemui
106 bab 106 klaim Faritz
107 bab 107 tidak pernah meragukan
108 bab 108 menenangkan Shafeea...
109 108 membuat perhitungan.
110 bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111 bab 111 kompromi
112 bab 112 Axel yang Arrogant
113 bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114 bab 114 sang nenek buyut
115 bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116 bab 116 menjelang kelahiran
117 bab 117 baby boy
118 bab 118 moment bahagia
119 bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120 bab 120 memperbaiki hubungan
121 bab 121 kebahagiaan
122 bab 122 potret keluarga kecil Axel
123 bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124 bab 124 peresmian
125 bab 125 sebuah permohonan
126 bab 126 Dzakiya
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1 Shafeea.....
2
bab 2 kepergian sang ibu
3
bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4
bab 4 tertolong
5
bab 5 otak encer
6
bab 6 gadis tak bernasab
7
bab 7 mengambil keputusan yang salah
8
bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9
bab 9 mulai memperhatikan...
10
bab 10 tabir yang terkuak
11
bab 11 ada rasa tak suka
12
bab 12 cari perhatian
13
bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14
bab 14 siapa kau sebenarnya...
15
bab 15 sebuah ancaman
16
bab 16 terpilih
17
bab 17 terpilih 2
18
bab 18 mendekat
19
bab 19 Axel yang gila
20
bab 20 penyesalan
21
bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22
bab 22 kacaunya Axel
23
bab 22 putus asa
24
bab 24 Farugh
25
bab 25 semakin sakit...
26
bab 26 semakin sakit 2
27
bab 27 Shafeea yang rapuh
28
bab 28 strata sosial
29
bab 29 pergi dan menghilang
30
bab 30 berlalu
31
bab 31 pergi
32
bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33
bab 33 harus bagaimana
34
bab 34 keputusan Axel
35
bab 35 dokter Nameera Izhayana
36
bab 36 Tang Healthy Hospital
37
bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38
bab 38 hati yang berdesir
39
bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40
bab 40 dunia yang terasa runtuh
41
bab 41 harapan kosong
42
bab 42 perdebatan
43
bab 43 kenangan
44
bab 44 kembalilah..
45
bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46
bab 46 dokter Nameera
47
bab 47 keyakinan
48
bab 48 keyakinan 2
49
bab 49 dejavu
50
bab 50 keputusan Shafeea
51
bab 51 mengalah
52
bab 52 mulai memaksa
53
bab 53 rencana Axel....
54
bab 54 sah
55
bab 55 karena aku mencintaimu...
56
bab 56 memiliki
57
bab 57 memiliki 2
58
bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59
bab 59 kekacauan
60
bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61
bab 61 aku menerima
62
bab 62 kepanikan Axel
63
bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64
bab 64 kepergian untuk kebebasan
65
bab 65 keberhasilan yang gemilang
66
bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67
bab 67 hati yang luka
68
bab 68 masih mempertahankan...
69
bab 69 mulai menjalankan misi
70
bab 70 memprovokasi
71
bab 71 memprovokasi 2
72
bab 72 penyesalan tuan Latief.
73
bab 73 " di mana ayahku....
74
bab 74 tak tinggal diam
75
bab 75 gusar
76
baba 76 memperkenalkan Shafee..
77
bab 77 tragedi di hari pertunangan
78
bab 78 kekacauan dan pencarian
79
bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80
bab 80 Axel....
81
bab 81 hidup baru
82
bab 82 hidup baru yang bahagia
83
bab 83 menyenangkan
84
bab 84 terealisasi
85
bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86
bab 86 proyek...
87
bab 87 pertemuan
88
bab 88 keterkejutan Shafea
89
bab 89 hati yang gamang
90
bab 90 Axel yang pemaksa
91
bab 91 yakin...
92
bab 92 membuat perhitungan
93
bab 93 Axel dan Agam....
94
bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95
bab 85 bersikap tegas
96
bab 95 ketegasan Axel
97
bab 97 menggoda
98
bab 98 masih mereka
99
bab 99 tidur bersama
100
bab 100 Sosok baru Shafeea
101
bab 101 lagi.....
102
bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103
bab 103 hanya kita
104
bab 104 bertemu kembali
105
bab 105 menemui
106
bab 106 klaim Faritz
107
bab 107 tidak pernah meragukan
108
bab 108 menenangkan Shafeea...
109
108 membuat perhitungan.
110
bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111
bab 111 kompromi
112
bab 112 Axel yang Arrogant
113
bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114
bab 114 sang nenek buyut
115
bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116
bab 116 menjelang kelahiran
117
bab 117 baby boy
118
bab 118 moment bahagia
119
bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120
bab 120 memperbaiki hubungan
121
bab 121 kebahagiaan
122
bab 122 potret keluarga kecil Axel
123
bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124
bab 124 peresmian
125
bab 125 sebuah permohonan
126
bab 126 Dzakiya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!