bab 10 tabir yang terkuak

Dengan wajah pucat pasi dan tubuh yang masih bergetar hebat Shafeea berlari dengan cepat menuju lantai atas di mana kamarnya berada ketika ia sampai di asrama.

Tadi ketika terburu buru hendak keluar dari pintu mall, tanpa sengaja ia bertemu dengan Agam, teman satu sekolahnya itu bermaksud mengantarnya namun dengan tegas ia menolak di antar pulang pemuda itu.

Bukan sekali ini Agam menawarkan diri mengantarnya pulang, tapi selalu saja gadis cantik berhijab itu menolaknya.

Cklek...

Shafeea membuka pintu kamarnya dengan tangan yang gemetar. Punggung tangannya hingga terlihat memutih karena ia yang memucat.

" mamy....tolong aku " desisnya pelan dengan suara yang bergetar penuh ketakutan, gadis itu kini duduk di bawah sisi pembaringannya sem. Ia meremat dengan erat seprai tempat tidurnya.

" apa yang harus aku lakukan sekarang.." cicitnya bingung. Nampak jelas jika ia sangat tertekan kini.

Hingga cukup lama gadis itu setia dengan posisinya dan kemudian tertidur karena lelahnya yang disertai kecemasan dan ketakutan yang berlebih.

Sementara itu, di sebuah kamar hotel berkelas vvip, Farugh nampak menyugar rambutnya dengan kasar.

Dadanya terasa begitu sesak bagai terhimpit batu besar.

Sudah tiga tahun lamanya ia terus mencari keberadaan Shafeea namun selalu berujung kebuntuan.

Seolah memang ada yang sengaja menutup segala akses informasi tentang gadis itu.

" akh....Shafeea....." jeritnya.

" apa sekarang kau tinggal di sini, kau lari sejauh ini Shafeea....?! " rintih Farugh dalam penyesalannya

" jangan khawatir Shafeea...aku pasti akan membawamu kembali kedalam rumah kita. Aku pasti akan menemukanmu... " ucapnya lagi penuh penekanan.

Cklek....

Pintu kamar Farugh terbuka dan menampilka pria paruh baya yang tak lain adalah ayahnya.

" apa ini Farugh...apa yang sudah kamu lakukan, kamu ingin kakekmu mencekikku dengan kau meninggalkan klien kita begitu saja ?! Itukah yang sudah ku ajarkan padamu ?! " Faritz berkata dengan menahan amarah kepada putra satu satunya itu.

" sadarlah farugh....kau adalah satu satunya harapan kami " lanjut Faritz lagi penuh penekanan.

" maaf papi...." jawab Farugh sembari menundukkan kepalanya.

" apa yang terjadi...kemana kamu tadi, apakah itu adalah hal yang sangat penting hingga kau pergi begitu saja...?! " Faritz kembali bertanya kepada Farugh dengan tatapan mata yang tegas.

Farugh semakin menundukkan kepalanya dalam dalam, ia akui ia salah...meninggalkan kliennya dan membiarkan mereka cukup lama menunggunya. Itu adalah kesalahan yang fatal.

Beruntung ia masih bisa mengendalikan keadaan hingga penjelasannya bisa di terima oleh kliennya itu.

" katakan pada papa...apa yang sebanarnya terjadi...?! " Faritz masih berusaha mengorak penjelasan dari sang putra.

Ia yakin, pasti ada yang tak beres hingga Farugh melakukan hal yang sebenarnya tak bisa ia percaya bisa di lakukan oleh seorang Farugh Abdullah Nasser Latief.

Selama ini, Faritz sangat tahu...putranya itu adalah pria yang sangat perpegang teguh pada prinsip dan juga sangat bertanggung jawab pada pekerjaannya.

" aku melihatnya papi..." akhirnya Farugh menjawab.

Sebuah jawaban yang membuat seorang Faritz Abdullah Nasser Latief bahkan turut terkejut bukan main.

ia hingga termundur beberapa langkah kebelakang demi mendengar jawaban sang putra.

" dia di sini papi....Shafeea di sini..." jawab Farugh lagi.

Faritz terdiam membisu seribu bahasa.

Dengan langkah gontai ia melangkah ke arah sofa yang ada di kamar itu.

" keponakanku yang malang.....maafkan aku nak " bisiknya dalam hati.

Berawal dari foto yang di temukan Faritz di laci meja rias sang istri yang biasanya selalu terkunci.

Hari itu tanpa sengaja ia bisa membukanya karena hendak mencari kunci mobil yang ia lupa di mana meletakkannya. Mungkin Samira lupa menguncinya.

Namun bukannya menemukan kunci mobil, ia justru menemukan sesuatu yang bahkan bisa mengguncang biduk rumah tangganya yang telah ia bangun hampir 25 tahun lamanya.

Di sana, di laci itu ia menemukan sebuah foto yang ada sang istri bersama seorang pria yang ia kenal selanjutnya sebagai ayah biologis Shafeea.

di balik foto itu tertulis Air Rumi my heart, dan sungguh ia sangat hafal..tulisan tangan itu adalah tulisan tangan sang istri.

Faritz akhirnya meminta seseorang untuk menyelidiki foto itu.

Dan sebuah kenyataan yang mencengangkan ia dapatkan.

Sebelum menjadi istrinya, sang istri pernah menjalin kedekatan dengan pria itu. Namun sayang pria itu justru menikahi wanita lain yang tak lain adalah adiknya sendiri, Zahira..secara diam diam karena takut tidak direstui oleh ayah Zahira.

Status Air saat itu masih seorang mahasiswa, ia bekerja paruh waktu sebagai pelayan bar untuk bisa memenuhi kebutuhan kuliahnya.

Air hanya anak dari seorang guru SMA Negri biasa, yang jika di bandingkan dengan keluarga Zahira. Keluarga Air tidak ada apa apa nya.

Zahira dan Air menyembunyikan pernikahan mereka, namun naas...Zahira justru hamil.

Samira yang merasa sakit hati kepada Air dan Zahira diam diam mengabarkan kehamilan Zahira kepada keluarga Zahira melalui pelayan yang ia bayar sengaja untuk mengabarkan berita itu.

Samira bisa dengan mudah mengabarkannya karena saat itu ia telah bertunangan dengan Faritz melalui perjodohan keluarga.

Al hasil, Tujuan Samira berhasil...

Sang ayah mengamuk dan mengira Zahira telah berbuat zina. Seberapa kuat Zahira membantah tuduhan itu ia tak bisa membuktikan apa pun,

Tak ada surat nikah, karena pernikahannya hanya siri, sementara memberi tahukan tentang sang suami itu juga sulit karena sang ayah yang berniat akan membunuh siapa saja laki laki yang telah berani menyentuh putri kesayangannya.

Bencana berawal...lagi lagi Samira berhasil membakar api yang telah terbakar.

Tuan Latief yang marah besar dan memerintahkan seseorang untuk mencari tahu siapa laki laki yang dekat dengan putrinya itu dan ia berhasil.

Hari itu ia benar benar melakukan niatnya, menghajar habis habisan Air Rumi tanpa mau mendengar penjelasan sedikitpun dari pemuda itu.

Setelah hari itu, tak ada satupun yang pernah melihat Air lagi.

Faritz sudah mengklarifikasikan semua temuannya berikut buktinya.

Samira tak bisa berbuat apa apa apalagi mengelak, semua bukti sudah jelas mengarah kepadanya.

" tega kau memfitnah adikku Samira...inikah alasanmu yang sebenarnya begitu membenci Shafeea ?! Karena dia adalah putri dari laki laki yang telah menolak cintamu ?! " rutuk Fatitz kepada Samira suatu hari setelah ia tahu kebenarannya.

Samira...wanita yang masih terlihaf cantik di usia 40 tahunnya itu hanya terdiam, tak ada bantahan atau pembelaan diri.

" sejak awal kau sudah tahu bukan, jika Shafeea sebenarnya bukanlah anak haram...tapi tetap saja kau perlakukan dia dengan begitu kejamnya. Dia keponakanku Samira..." Faritz semakin berang.

Apalagi Samira masih saja diam membisu.

Selama ini memang hanya Faritz yang mempunyai sikap agak lunak kepada Shafeea selain para pelayan dan penjaga.

" sekarang terserah padamu... ! " lanjut Faritz yang sukses membuat Samira mengangkat wajahnya.

" apa maksudmu ?! " tanyanya kemudian

" apa kau ingin berpisah dariku karena kau masih mencintai laki laki itu ?? " kata Faritz,

" tidak....maafkan aku, itu hanya masa lalu. Aku sudah melupakannya " jawab Samira lagi.

" melupakannya tapi kau masih menyimpan fotonya.."

" maafkan aku..." cicit wanita cantik itu.

" lalu bagaimana dengan Shafeea, jika kukatakan semua kepada papa, apa kau sanggup menanggung resikonya ?! " bentak Faritz lagi.

" tak kusangka...kau berasal dari keluarga terhormat, tapi kelakuanmu sungguh sangat memalukan " kata kata Faritz kali ini benar benar menohok hati seorang Samira

Faritz menghela nafas berat, ia mengusap peluh yang tiba tiba sudah membasahi keningnya.

" papi..." panggil Farugh membuat Faritz bangun dari ingatannya beberapa tahun lalu.

" dia saudara mu Farugh..kubur dalam dalam perasaanmu, itu adalah salah..." katanya kemudian kepada Faritz.

" tidak papi, tidak ada yang salah dengan perasaanku kepada Shafeea. Meski kami bersaudara....pernikahan di antara kami di perbolehkan dalam agama bukan ?! " Faritz masih bersih keras.

" nikahilah dia..kemudian setelah itu makamkan aku..." tiba tiba suara sang mamy membuat Farugh terlonjak dari tempatnya.

Terpopuler

Comments

Al Fatih

Al Fatih

nikah koq yaa,, berarti Safeea binti air rumi. Samira tuh Mak lampir beneran deh

2024-02-20

1

khitara

khitara

makasih kakak, komen kakak bakar semangat aku banget🙏🏻🙏🏻

2024-02-02

0

Lia

Lia

novel sekeren ini tapi masih sepi.....
semangat thor..... usaha gak akan menghianati hasil.......

2024-02-02

1

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Shafeea.....
2 bab 2 kepergian sang ibu
3 bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4 bab 4 tertolong
5 bab 5 otak encer
6 bab 6 gadis tak bernasab
7 bab 7 mengambil keputusan yang salah
8 bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9 bab 9 mulai memperhatikan...
10 bab 10 tabir yang terkuak
11 bab 11 ada rasa tak suka
12 bab 12 cari perhatian
13 bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14 bab 14 siapa kau sebenarnya...
15 bab 15 sebuah ancaman
16 bab 16 terpilih
17 bab 17 terpilih 2
18 bab 18 mendekat
19 bab 19 Axel yang gila
20 bab 20 penyesalan
21 bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22 bab 22 kacaunya Axel
23 bab 22 putus asa
24 bab 24 Farugh
25 bab 25 semakin sakit...
26 bab 26 semakin sakit 2
27 bab 27 Shafeea yang rapuh
28 bab 28 strata sosial
29 bab 29 pergi dan menghilang
30 bab 30 berlalu
31 bab 31 pergi
32 bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33 bab 33 harus bagaimana
34 bab 34 keputusan Axel
35 bab 35 dokter Nameera Izhayana
36 bab 36 Tang Healthy Hospital
37 bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38 bab 38 hati yang berdesir
39 bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40 bab 40 dunia yang terasa runtuh
41 bab 41 harapan kosong
42 bab 42 perdebatan
43 bab 43 kenangan
44 bab 44 kembalilah..
45 bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46 bab 46 dokter Nameera
47 bab 47 keyakinan
48 bab 48 keyakinan 2
49 bab 49 dejavu
50 bab 50 keputusan Shafeea
51 bab 51 mengalah
52 bab 52 mulai memaksa
53 bab 53 rencana Axel....
54 bab 54 sah
55 bab 55 karena aku mencintaimu...
56 bab 56 memiliki
57 bab 57 memiliki 2
58 bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59 bab 59 kekacauan
60 bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61 bab 61 aku menerima
62 bab 62 kepanikan Axel
63 bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64 bab 64 kepergian untuk kebebasan
65 bab 65 keberhasilan yang gemilang
66 bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67 bab 67 hati yang luka
68 bab 68 masih mempertahankan...
69 bab 69 mulai menjalankan misi
70 bab 70 memprovokasi
71 bab 71 memprovokasi 2
72 bab 72 penyesalan tuan Latief.
73 bab 73 " di mana ayahku....
74 bab 74 tak tinggal diam
75 bab 75 gusar
76 baba 76 memperkenalkan Shafee..
77 bab 77 tragedi di hari pertunangan
78 bab 78 kekacauan dan pencarian
79 bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80 bab 80 Axel....
81 bab 81 hidup baru
82 bab 82 hidup baru yang bahagia
83 bab 83 menyenangkan
84 bab 84 terealisasi
85 bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86 bab 86 proyek...
87 bab 87 pertemuan
88 bab 88 keterkejutan Shafea
89 bab 89 hati yang gamang
90 bab 90 Axel yang pemaksa
91 bab 91 yakin...
92 bab 92 membuat perhitungan
93 bab 93 Axel dan Agam....
94 bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95 bab 85 bersikap tegas
96 bab 95 ketegasan Axel
97 bab 97 menggoda
98 bab 98 masih mereka
99 bab 99 tidur bersama
100 bab 100 Sosok baru Shafeea
101 bab 101 lagi.....
102 bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103 bab 103 hanya kita
104 bab 104 bertemu kembali
105 bab 105 menemui
106 bab 106 klaim Faritz
107 bab 107 tidak pernah meragukan
108 bab 108 menenangkan Shafeea...
109 108 membuat perhitungan.
110 bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111 bab 111 kompromi
112 bab 112 Axel yang Arrogant
113 bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114 bab 114 sang nenek buyut
115 bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116 bab 116 menjelang kelahiran
117 bab 117 baby boy
118 bab 118 moment bahagia
119 bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120 bab 120 memperbaiki hubungan
121 bab 121 kebahagiaan
122 bab 122 potret keluarga kecil Axel
123 bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124 bab 124 peresmian
125 bab 125 sebuah permohonan
126 bab 126 Dzakiya
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1 Shafeea.....
2
bab 2 kepergian sang ibu
3
bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4
bab 4 tertolong
5
bab 5 otak encer
6
bab 6 gadis tak bernasab
7
bab 7 mengambil keputusan yang salah
8
bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9
bab 9 mulai memperhatikan...
10
bab 10 tabir yang terkuak
11
bab 11 ada rasa tak suka
12
bab 12 cari perhatian
13
bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14
bab 14 siapa kau sebenarnya...
15
bab 15 sebuah ancaman
16
bab 16 terpilih
17
bab 17 terpilih 2
18
bab 18 mendekat
19
bab 19 Axel yang gila
20
bab 20 penyesalan
21
bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22
bab 22 kacaunya Axel
23
bab 22 putus asa
24
bab 24 Farugh
25
bab 25 semakin sakit...
26
bab 26 semakin sakit 2
27
bab 27 Shafeea yang rapuh
28
bab 28 strata sosial
29
bab 29 pergi dan menghilang
30
bab 30 berlalu
31
bab 31 pergi
32
bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33
bab 33 harus bagaimana
34
bab 34 keputusan Axel
35
bab 35 dokter Nameera Izhayana
36
bab 36 Tang Healthy Hospital
37
bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38
bab 38 hati yang berdesir
39
bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40
bab 40 dunia yang terasa runtuh
41
bab 41 harapan kosong
42
bab 42 perdebatan
43
bab 43 kenangan
44
bab 44 kembalilah..
45
bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46
bab 46 dokter Nameera
47
bab 47 keyakinan
48
bab 48 keyakinan 2
49
bab 49 dejavu
50
bab 50 keputusan Shafeea
51
bab 51 mengalah
52
bab 52 mulai memaksa
53
bab 53 rencana Axel....
54
bab 54 sah
55
bab 55 karena aku mencintaimu...
56
bab 56 memiliki
57
bab 57 memiliki 2
58
bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59
bab 59 kekacauan
60
bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61
bab 61 aku menerima
62
bab 62 kepanikan Axel
63
bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64
bab 64 kepergian untuk kebebasan
65
bab 65 keberhasilan yang gemilang
66
bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67
bab 67 hati yang luka
68
bab 68 masih mempertahankan...
69
bab 69 mulai menjalankan misi
70
bab 70 memprovokasi
71
bab 71 memprovokasi 2
72
bab 72 penyesalan tuan Latief.
73
bab 73 " di mana ayahku....
74
bab 74 tak tinggal diam
75
bab 75 gusar
76
baba 76 memperkenalkan Shafee..
77
bab 77 tragedi di hari pertunangan
78
bab 78 kekacauan dan pencarian
79
bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80
bab 80 Axel....
81
bab 81 hidup baru
82
bab 82 hidup baru yang bahagia
83
bab 83 menyenangkan
84
bab 84 terealisasi
85
bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86
bab 86 proyek...
87
bab 87 pertemuan
88
bab 88 keterkejutan Shafea
89
bab 89 hati yang gamang
90
bab 90 Axel yang pemaksa
91
bab 91 yakin...
92
bab 92 membuat perhitungan
93
bab 93 Axel dan Agam....
94
bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95
bab 85 bersikap tegas
96
bab 95 ketegasan Axel
97
bab 97 menggoda
98
bab 98 masih mereka
99
bab 99 tidur bersama
100
bab 100 Sosok baru Shafeea
101
bab 101 lagi.....
102
bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103
bab 103 hanya kita
104
bab 104 bertemu kembali
105
bab 105 menemui
106
bab 106 klaim Faritz
107
bab 107 tidak pernah meragukan
108
bab 108 menenangkan Shafeea...
109
108 membuat perhitungan.
110
bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111
bab 111 kompromi
112
bab 112 Axel yang Arrogant
113
bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114
bab 114 sang nenek buyut
115
bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116
bab 116 menjelang kelahiran
117
bab 117 baby boy
118
bab 118 moment bahagia
119
bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120
bab 120 memperbaiki hubungan
121
bab 121 kebahagiaan
122
bab 122 potret keluarga kecil Axel
123
bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124
bab 124 peresmian
125
bab 125 sebuah permohonan
126
bab 126 Dzakiya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!