bab 12 cari perhatian

Ketiga teman Axel sungguh merasa aneh dengan tingkah Axel saat ini, sepanjang pelajaran berlangsung pemuda itu seolah tak fokus pada pelajaran.

Matanya menatap tajam ke pada Shafeea yang duduk di depannya. Perhatian Axel seolah hanya di tujukan kepada gadis berhijab di depannya yang hanya ia bisa lihat punggungnya saja itu.

Berkali kali ia menendang bangku yang di duduki oleh gadis itu dengan kaki panjangnya, tentu itu bukan hal yang sulit untuk di lakukan oleh Axel.

Kakinya cukup panjang hanya untuk bisa menjangkau bangku di depannya.

Dan reaksi Shafeea semakin membuat pemuda tampan berhidung mancung dan berkulit putih bersih itu jengkel bukan main. Gadis itu bukannya menoleh kepadanya, ia justru hanya menoleh kebelakang namun melihat ke bawah kemudian malah menarik bangkunya ke depan tanpa melihat lebih dulu kepada Axel.

Axel berdecak kesal. Sementara tiga orang temannya hanya tersenyum sambil melipat bibir mereka rapat rapat karena menahan tawa.

Ia tak ingin menjadi bulan bulanan Axel hanya karena mereka tak mampu menahan bibir mereka untuk tidak tertawa.

Baru kali ini Axel di buat jengkel oleh seseorang, lebih jelasnya adalah seorang gadis, apa lagi dia terkesan di abaikan.

🌿🌿🌿

Shafeea baru saja terlihat keluar dari ruang guru ketika tiba tiba Pak Ridzwan sudah berdiri di belakangnya.

" kau bermasalah dengan seseorang ?! " tanya pria paruh baya itu tiba tiba kepada Shafeea. Gadis itu menggeleng dengan cepat.

" baguslah...bertahanlah, tinggal beberapa bulan lagi " kata pria itu kembali kemudian ia berlalu meninggalkan Shafeea.

Sepeninggal pak Ridzwan, Shafeea berlalu meninggalkan tempat itu menuju ruang loker.

" sepertinya kau berubah haluan sekarang, dari seorang pengusaha, kau beralih kepada putra seorang pengusaha. Dak kini...kau beralih kepada pria dewasa. Apa kau sedang berfikir menyelamatkan masa depanmu ?? " tiba tiba sebuah suara sedikit mengejutkan Shafeea yang tengah membuka lokernya hendak mencari sesuatu.

Axel berdiri dengan bersedekap dada tepat di samping Loker Shafeea.

Gadis itu diam sejenak, namun kemudian ia melanjutkan aktifitasnya tanpa memperdulikan sang pemilik suara.

" dari tuan Latief, kau berpaling kepada Agam..dan sekarang kau hendak beralih kepada kepala sekolah kita. Ketahuilah...kau sudah salah melangkah.

Kepala sekolah kita tidak lebih kaya dari Agam. Dan Agam tidak lebih kaya dari Latief..jadi....kau sudah salah langkah nona

dan sekedar untuk sekedar kau tahu, dari mereka bertiga...aku jauh segalanya " tambah pemilik suara itu lagi yang tak lain adalah Axel.

Pemuda itu memang sudah sejak tadi mengikuti Shafeea. Sejak gadis itu masuk kedalam ruang guru hingga keluar setelah hampir setengah jam berlalu Kemudian ia nampak berbicara begitu dekat dengan kepala sekolah mereka.

dan entah kenapa, Axel merasa sangat tak suka.

Tak pernah ia merasa Shafeea bersikap sebaik itu kepada orang lain selain kepala sekolah itu.

Sungguh mendengar nama Latief di sebut membuat hati Shafeea begitu sakit. Gambaran demi gambaran ia bersama mendiang sang ibu seolah kembali terekam jelas dalam ingatannya.

Perlahan gadis cantik berhijab itu memutar tubuhnya hingga menatap langsung kepada Axel.

" lalu kenapa jika kau jauh lebih segalanya dari mereka, aku tak berminat menggodamu " kata Shafeea benar benar terdengar pedas hingga membuat Axel seolah tak berkutik.

Shafeea sudah hendak berlalu namun ia kembali menghentikan langkahnya.

" kau tak tahu apa pun tentang diriku, jadi..jangan sok tahu " kata Shafeea lagi kemudian benar benar berlalu dari tempat itu meninggalkan Axel yang masih berdiri mematung di tempatnya berdiri.

Ketika ia sampai di pintu ruang loker itu, seorang gadis cantik dengan penampilan mahalnya menatap nyalang kepada Shafeea.

Shafeea berlalu dan melewati begitu saja sosok di hadapannya itu.

" apa yang terjadi Axel.. ?! " tanya Prita segera kepada Axel setelah ia mendekat.

Sungguh sulit di percaya, seorang Axel di buat bungkam oleh seorang gadis.

Axel tak menjawab pertanyaan Prita, ia justru berlalu begitu saja meninggalkan tempat itu dengan langkah lebar.

Sampai di luar ruangan, Axel langsung melangkah menuju kelasnya. Namun kelas telah bersih dan kosong.

Pelajaran memang telah berakhir hampir Satu setengah jam yang lalu.

Bahkan anak piket pun telah selesai melakukan tugasnya.

Axel berdecak, segera ia berputar arah dan melangkah meninggalkan kelasnya.

Sampai di parkiran ia segera masuk ke dalam mobilnya.

" Xel tunggu Xel...aku nebeng kamu ya, supir aku belum jemput juga " tiba tiba prita merengek di pintu mobilnya.

" masuklah.." jawab Axel kemudian. Bergegas gadis cantik itu segera masuk ke dalam mobil Axel.

Baru saja keluar dari area sekolah, mata Axel menangkap bayangan Shafeea yang tengah duduk di halte bis sendirian.

Axel menghentikan mobilnya dan memperhatikan Shafeea yang duduk di sana.

Sementara Prita tengah asyik berselancar di dunia maya hingga ia tak menyadari apa yang tengah di perhatikan Axel.

Satu bis datang, namun Shafeea tetap duduk tak bergerak. Mata gadis itu hanya menatap saja bis itu.

Hingga bis ketiga datang, Shafeea tetap duduk di tempatnya.

Axel mengerutkan keningnya. Apa dia ada janji dengan seseorang ?! Pikirnya dalam hati.

Raut wajah pemuda tampan itu sudah berubah merah. Entah kenapa...memikirkan Shafeea tengah janjian dengan seseorang saja sudah membuat hatinya tak karuan.

Bukan sekali ini Axel melihat hal itu. Terhitung ini adalah kali ke tiga Ia melihat pemandangan Shafeea yang duduk di halte bis cukup lama, dan gadis itu yang tak kunjung naik meski bis telah datang beberapa kali.

hingga di detik hampir empat puluh lima menit, Axel memutuskan pergi meninggalkan tempat itu.

" dasar murahan...sekali murahan, tetap murahan " umpat Axel tanpa sadar,

Prita yang mendengar umpatan Axel seketika menoleh.

" siapa yang kau maksud ?! " tanya Prita, ia sangat penasaran siapa yang di maksud Axel.

Pasalnya Axel terkesan sangat kecewa dengan seorang gadis.

Dan ia yang begitu tergila gila kepada Axel, jelas tak terima.

Susah payah ia berjuang mendekat kepada Axel, hingga mengandalkan orang tua yang nota bene seorang pejabat pemerintahan. Tetap saja hasilnya nol.

Axel tak pernah tertarik kepadanya. Hari ini saja sudah di anggap mukjizat oleh Prita.

Tumben pemuda itu mengiyakan saja dirinya yang hendak ikut mobilnya.

Dan bertepatan dengan itu, sebenarnya tanpa Axel ketahui, Shafeea naik bis yang datang setelah kepergiannya.

Terpopuler

Comments

Zila Aziz

Zila Aziz

Bagus shafea tegas

2024-03-23

1

Nurul Huda

Nurul Huda

yang sabar shafea........

2024-03-18

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Shafeea.....
2 bab 2 kepergian sang ibu
3 bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4 bab 4 tertolong
5 bab 5 otak encer
6 bab 6 gadis tak bernasab
7 bab 7 mengambil keputusan yang salah
8 bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9 bab 9 mulai memperhatikan...
10 bab 10 tabir yang terkuak
11 bab 11 ada rasa tak suka
12 bab 12 cari perhatian
13 bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14 bab 14 siapa kau sebenarnya...
15 bab 15 sebuah ancaman
16 bab 16 terpilih
17 bab 17 terpilih 2
18 bab 18 mendekat
19 bab 19 Axel yang gila
20 bab 20 penyesalan
21 bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22 bab 22 kacaunya Axel
23 bab 22 putus asa
24 bab 24 Farugh
25 bab 25 semakin sakit...
26 bab 26 semakin sakit 2
27 bab 27 Shafeea yang rapuh
28 bab 28 strata sosial
29 bab 29 pergi dan menghilang
30 bab 30 berlalu
31 bab 31 pergi
32 bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33 bab 33 harus bagaimana
34 bab 34 keputusan Axel
35 bab 35 dokter Nameera Izhayana
36 bab 36 Tang Healthy Hospital
37 bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38 bab 38 hati yang berdesir
39 bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40 bab 40 dunia yang terasa runtuh
41 bab 41 harapan kosong
42 bab 42 perdebatan
43 bab 43 kenangan
44 bab 44 kembalilah..
45 bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46 bab 46 dokter Nameera
47 bab 47 keyakinan
48 bab 48 keyakinan 2
49 bab 49 dejavu
50 bab 50 keputusan Shafeea
51 bab 51 mengalah
52 bab 52 mulai memaksa
53 bab 53 rencana Axel....
54 bab 54 sah
55 bab 55 karena aku mencintaimu...
56 bab 56 memiliki
57 bab 57 memiliki 2
58 bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59 bab 59 kekacauan
60 bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61 bab 61 aku menerima
62 bab 62 kepanikan Axel
63 bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64 bab 64 kepergian untuk kebebasan
65 bab 65 keberhasilan yang gemilang
66 bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67 bab 67 hati yang luka
68 bab 68 masih mempertahankan...
69 bab 69 mulai menjalankan misi
70 bab 70 memprovokasi
71 bab 71 memprovokasi 2
72 bab 72 penyesalan tuan Latief.
73 bab 73 " di mana ayahku....
74 bab 74 tak tinggal diam
75 bab 75 gusar
76 baba 76 memperkenalkan Shafee..
77 bab 77 tragedi di hari pertunangan
78 bab 78 kekacauan dan pencarian
79 bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80 bab 80 Axel....
81 bab 81 hidup baru
82 bab 82 hidup baru yang bahagia
83 bab 83 menyenangkan
84 bab 84 terealisasi
85 bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86 bab 86 proyek...
87 bab 87 pertemuan
88 bab 88 keterkejutan Shafea
89 bab 89 hati yang gamang
90 bab 90 Axel yang pemaksa
91 bab 91 yakin...
92 bab 92 membuat perhitungan
93 bab 93 Axel dan Agam....
94 bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95 bab 85 bersikap tegas
96 bab 95 ketegasan Axel
97 bab 97 menggoda
98 bab 98 masih mereka
99 bab 99 tidur bersama
100 bab 100 Sosok baru Shafeea
101 bab 101 lagi.....
102 bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103 bab 103 hanya kita
104 bab 104 bertemu kembali
105 bab 105 menemui
106 bab 106 klaim Faritz
107 bab 107 tidak pernah meragukan
108 bab 108 menenangkan Shafeea...
109 108 membuat perhitungan.
110 bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111 bab 111 kompromi
112 bab 112 Axel yang Arrogant
113 bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114 bab 114 sang nenek buyut
115 bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116 bab 116 menjelang kelahiran
117 bab 117 baby boy
118 bab 118 moment bahagia
119 bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120 bab 120 memperbaiki hubungan
121 bab 121 kebahagiaan
122 bab 122 potret keluarga kecil Axel
123 bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124 bab 124 peresmian
125 bab 125 sebuah permohonan
126 bab 126 Dzakiya
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1 Shafeea.....
2
bab 2 kepergian sang ibu
3
bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4
bab 4 tertolong
5
bab 5 otak encer
6
bab 6 gadis tak bernasab
7
bab 7 mengambil keputusan yang salah
8
bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9
bab 9 mulai memperhatikan...
10
bab 10 tabir yang terkuak
11
bab 11 ada rasa tak suka
12
bab 12 cari perhatian
13
bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14
bab 14 siapa kau sebenarnya...
15
bab 15 sebuah ancaman
16
bab 16 terpilih
17
bab 17 terpilih 2
18
bab 18 mendekat
19
bab 19 Axel yang gila
20
bab 20 penyesalan
21
bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22
bab 22 kacaunya Axel
23
bab 22 putus asa
24
bab 24 Farugh
25
bab 25 semakin sakit...
26
bab 26 semakin sakit 2
27
bab 27 Shafeea yang rapuh
28
bab 28 strata sosial
29
bab 29 pergi dan menghilang
30
bab 30 berlalu
31
bab 31 pergi
32
bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33
bab 33 harus bagaimana
34
bab 34 keputusan Axel
35
bab 35 dokter Nameera Izhayana
36
bab 36 Tang Healthy Hospital
37
bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38
bab 38 hati yang berdesir
39
bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40
bab 40 dunia yang terasa runtuh
41
bab 41 harapan kosong
42
bab 42 perdebatan
43
bab 43 kenangan
44
bab 44 kembalilah..
45
bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46
bab 46 dokter Nameera
47
bab 47 keyakinan
48
bab 48 keyakinan 2
49
bab 49 dejavu
50
bab 50 keputusan Shafeea
51
bab 51 mengalah
52
bab 52 mulai memaksa
53
bab 53 rencana Axel....
54
bab 54 sah
55
bab 55 karena aku mencintaimu...
56
bab 56 memiliki
57
bab 57 memiliki 2
58
bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59
bab 59 kekacauan
60
bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61
bab 61 aku menerima
62
bab 62 kepanikan Axel
63
bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64
bab 64 kepergian untuk kebebasan
65
bab 65 keberhasilan yang gemilang
66
bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67
bab 67 hati yang luka
68
bab 68 masih mempertahankan...
69
bab 69 mulai menjalankan misi
70
bab 70 memprovokasi
71
bab 71 memprovokasi 2
72
bab 72 penyesalan tuan Latief.
73
bab 73 " di mana ayahku....
74
bab 74 tak tinggal diam
75
bab 75 gusar
76
baba 76 memperkenalkan Shafee..
77
bab 77 tragedi di hari pertunangan
78
bab 78 kekacauan dan pencarian
79
bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80
bab 80 Axel....
81
bab 81 hidup baru
82
bab 82 hidup baru yang bahagia
83
bab 83 menyenangkan
84
bab 84 terealisasi
85
bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86
bab 86 proyek...
87
bab 87 pertemuan
88
bab 88 keterkejutan Shafea
89
bab 89 hati yang gamang
90
bab 90 Axel yang pemaksa
91
bab 91 yakin...
92
bab 92 membuat perhitungan
93
bab 93 Axel dan Agam....
94
bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95
bab 85 bersikap tegas
96
bab 95 ketegasan Axel
97
bab 97 menggoda
98
bab 98 masih mereka
99
bab 99 tidur bersama
100
bab 100 Sosok baru Shafeea
101
bab 101 lagi.....
102
bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103
bab 103 hanya kita
104
bab 104 bertemu kembali
105
bab 105 menemui
106
bab 106 klaim Faritz
107
bab 107 tidak pernah meragukan
108
bab 108 menenangkan Shafeea...
109
108 membuat perhitungan.
110
bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111
bab 111 kompromi
112
bab 112 Axel yang Arrogant
113
bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114
bab 114 sang nenek buyut
115
bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116
bab 116 menjelang kelahiran
117
bab 117 baby boy
118
bab 118 moment bahagia
119
bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120
bab 120 memperbaiki hubungan
121
bab 121 kebahagiaan
122
bab 122 potret keluarga kecil Axel
123
bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124
bab 124 peresmian
125
bab 125 sebuah permohonan
126
bab 126 Dzakiya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!