Ketiga teman Axel sungguh merasa aneh dengan tingkah Axel saat ini, sepanjang pelajaran berlangsung pemuda itu seolah tak fokus pada pelajaran.
Matanya menatap tajam ke pada Shafeea yang duduk di depannya. Perhatian Axel seolah hanya di tujukan kepada gadis berhijab di depannya yang hanya ia bisa lihat punggungnya saja itu.
Berkali kali ia menendang bangku yang di duduki oleh gadis itu dengan kaki panjangnya, tentu itu bukan hal yang sulit untuk di lakukan oleh Axel.
Kakinya cukup panjang hanya untuk bisa menjangkau bangku di depannya.
Dan reaksi Shafeea semakin membuat pemuda tampan berhidung mancung dan berkulit putih bersih itu jengkel bukan main. Gadis itu bukannya menoleh kepadanya, ia justru hanya menoleh kebelakang namun melihat ke bawah kemudian malah menarik bangkunya ke depan tanpa melihat lebih dulu kepada Axel.
Axel berdecak kesal. Sementara tiga orang temannya hanya tersenyum sambil melipat bibir mereka rapat rapat karena menahan tawa.
Ia tak ingin menjadi bulan bulanan Axel hanya karena mereka tak mampu menahan bibir mereka untuk tidak tertawa.
Baru kali ini Axel di buat jengkel oleh seseorang, lebih jelasnya adalah seorang gadis, apa lagi dia terkesan di abaikan.
🌿🌿🌿
Shafeea baru saja terlihat keluar dari ruang guru ketika tiba tiba Pak Ridzwan sudah berdiri di belakangnya.
" kau bermasalah dengan seseorang ?! " tanya pria paruh baya itu tiba tiba kepada Shafeea. Gadis itu menggeleng dengan cepat.
" baguslah...bertahanlah, tinggal beberapa bulan lagi " kata pria itu kembali kemudian ia berlalu meninggalkan Shafeea.
Sepeninggal pak Ridzwan, Shafeea berlalu meninggalkan tempat itu menuju ruang loker.
" sepertinya kau berubah haluan sekarang, dari seorang pengusaha, kau beralih kepada putra seorang pengusaha. Dak kini...kau beralih kepada pria dewasa. Apa kau sedang berfikir menyelamatkan masa depanmu ?? " tiba tiba sebuah suara sedikit mengejutkan Shafeea yang tengah membuka lokernya hendak mencari sesuatu.
Axel berdiri dengan bersedekap dada tepat di samping Loker Shafeea.
Gadis itu diam sejenak, namun kemudian ia melanjutkan aktifitasnya tanpa memperdulikan sang pemilik suara.
" dari tuan Latief, kau berpaling kepada Agam..dan sekarang kau hendak beralih kepada kepala sekolah kita. Ketahuilah...kau sudah salah melangkah.
Kepala sekolah kita tidak lebih kaya dari Agam. Dan Agam tidak lebih kaya dari Latief..jadi....kau sudah salah langkah nona
dan sekedar untuk sekedar kau tahu, dari mereka bertiga...aku jauh segalanya " tambah pemilik suara itu lagi yang tak lain adalah Axel.
Pemuda itu memang sudah sejak tadi mengikuti Shafeea. Sejak gadis itu masuk kedalam ruang guru hingga keluar setelah hampir setengah jam berlalu Kemudian ia nampak berbicara begitu dekat dengan kepala sekolah mereka.
dan entah kenapa, Axel merasa sangat tak suka.
Tak pernah ia merasa Shafeea bersikap sebaik itu kepada orang lain selain kepala sekolah itu.
Sungguh mendengar nama Latief di sebut membuat hati Shafeea begitu sakit. Gambaran demi gambaran ia bersama mendiang sang ibu seolah kembali terekam jelas dalam ingatannya.
Perlahan gadis cantik berhijab itu memutar tubuhnya hingga menatap langsung kepada Axel.
" lalu kenapa jika kau jauh lebih segalanya dari mereka, aku tak berminat menggodamu " kata Shafeea benar benar terdengar pedas hingga membuat Axel seolah tak berkutik.
Shafeea sudah hendak berlalu namun ia kembali menghentikan langkahnya.
" kau tak tahu apa pun tentang diriku, jadi..jangan sok tahu " kata Shafeea lagi kemudian benar benar berlalu dari tempat itu meninggalkan Axel yang masih berdiri mematung di tempatnya berdiri.
Ketika ia sampai di pintu ruang loker itu, seorang gadis cantik dengan penampilan mahalnya menatap nyalang kepada Shafeea.
Shafeea berlalu dan melewati begitu saja sosok di hadapannya itu.
" apa yang terjadi Axel.. ?! " tanya Prita segera kepada Axel setelah ia mendekat.
Sungguh sulit di percaya, seorang Axel di buat bungkam oleh seorang gadis.
Axel tak menjawab pertanyaan Prita, ia justru berlalu begitu saja meninggalkan tempat itu dengan langkah lebar.
Sampai di luar ruangan, Axel langsung melangkah menuju kelasnya. Namun kelas telah bersih dan kosong.
Pelajaran memang telah berakhir hampir Satu setengah jam yang lalu.
Bahkan anak piket pun telah selesai melakukan tugasnya.
Axel berdecak, segera ia berputar arah dan melangkah meninggalkan kelasnya.
Sampai di parkiran ia segera masuk ke dalam mobilnya.
" Xel tunggu Xel...aku nebeng kamu ya, supir aku belum jemput juga " tiba tiba prita merengek di pintu mobilnya.
" masuklah.." jawab Axel kemudian. Bergegas gadis cantik itu segera masuk ke dalam mobil Axel.
Baru saja keluar dari area sekolah, mata Axel menangkap bayangan Shafeea yang tengah duduk di halte bis sendirian.
Axel menghentikan mobilnya dan memperhatikan Shafeea yang duduk di sana.
Sementara Prita tengah asyik berselancar di dunia maya hingga ia tak menyadari apa yang tengah di perhatikan Axel.
Satu bis datang, namun Shafeea tetap duduk tak bergerak. Mata gadis itu hanya menatap saja bis itu.
Hingga bis ketiga datang, Shafeea tetap duduk di tempatnya.
Axel mengerutkan keningnya. Apa dia ada janji dengan seseorang ?! Pikirnya dalam hati.
Raut wajah pemuda tampan itu sudah berubah merah. Entah kenapa...memikirkan Shafeea tengah janjian dengan seseorang saja sudah membuat hatinya tak karuan.
Bukan sekali ini Axel melihat hal itu. Terhitung ini adalah kali ke tiga Ia melihat pemandangan Shafeea yang duduk di halte bis cukup lama, dan gadis itu yang tak kunjung naik meski bis telah datang beberapa kali.
hingga di detik hampir empat puluh lima menit, Axel memutuskan pergi meninggalkan tempat itu.
" dasar murahan...sekali murahan, tetap murahan " umpat Axel tanpa sadar,
Prita yang mendengar umpatan Axel seketika menoleh.
" siapa yang kau maksud ?! " tanya Prita, ia sangat penasaran siapa yang di maksud Axel.
Pasalnya Axel terkesan sangat kecewa dengan seorang gadis.
Dan ia yang begitu tergila gila kepada Axel, jelas tak terima.
Susah payah ia berjuang mendekat kepada Axel, hingga mengandalkan orang tua yang nota bene seorang pejabat pemerintahan. Tetap saja hasilnya nol.
Axel tak pernah tertarik kepadanya. Hari ini saja sudah di anggap mukjizat oleh Prita.
Tumben pemuda itu mengiyakan saja dirinya yang hendak ikut mobilnya.
Dan bertepatan dengan itu, sebenarnya tanpa Axel ketahui, Shafeea naik bis yang datang setelah kepergiannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Zila Aziz
Bagus shafea tegas
2024-03-23
1
Nurul Huda
yang sabar shafea........
2024-03-18
0