bab 6 gadis tak bernasab

Dahulu...di sekolah barunya, teman temannya juga sangat menyukai dirinya dan selalu berbuat baik kepadanya.

Hal itu dikarenakan dirinya yang sangat pandai dan karena ia di kira sebagai salah satu bagian dari keluarga Latief yang terhormat.

Hal itu karena dirinya adalah putri sang ibu. Zahira Nameera Shafeea Nasser Latief.

Namun..ketika kabar tentang dirinya yang tak bernasab menyebar di seantero sekolah, perlahan tapi pasti teman temannya menghindar dan menjauh darinya.

Meski tak ada kata kata menyakitkan atau mendiskriminasi pada dirinya, namun tingkah dan sikap mereka cukup membuat hatinya sakit dan terluka.

Hingga setelah hampir lima tahun, perlakuan semua orang kepadanya menjadikannya pribadi yang dingin dan angkuh.

Selanjutnya...ia hanya sendirian dan sendirian tanpa ada anak yang mau berkawan dengannya.

sekali lagi Shafeea menghembuskan nafas berat ketika mengingat kenangan itu.

" ok...sebagai tanda kita berteman, aku beri tahu satu rahasia di sini yang jika kamu ingin tetap tenang sekolah di sini maka jangan melanggarnya.." Luna kembali terdengar bersuara,

Kali ini gadis berponi itu sedikit mencondongkan kepalanya kearah Shafeea kemudian berbisik di telinga gadis berhijab itu.

" jangan sekali sekali berurusan dengan mereka, apalagi terlibat masalah dengannya..." ucap Luna dengan mata mengarah ke satu arah serta kedua mata yang di angkat angkat keatas.

Shafeea mengikuti arah mata Luna, ia menoleh ke kiri.

Tatapan matanya melihat kepada dua orang siswa putra yang duduk di seberang bangkunya.

Shafeea mengerutkan keningnya.

Di bangku yang berdempetan dengan dinding kelas seorang siswa laki laki yang memakai hodie nampak mengeluarkan buku dari tasnya.

Begitupun dengan teman satu bangkunya serta dua orang di belakang mereka.

Empat orang di dua bangku yang berbeda itu nampak sibuk dengan isi tas mereka kini.

Tak ada yang aneh....pikir Shafeea

" ganteng emang...." suara Luna kembali menarik atensi Shafeea dari siswa itu kembali kepada Luna.

" dia Axel...cowok mamba di sekolah ini " lanjut Luna, gadis berponi itu tiba tiba menutup bibirnya dengan telapak tangannya begitu melihat reaksi wajah Shafeea.

Sungguh di mata Luna kini Shafeea seperti gadis bodoh dan tolol yang tak tahu apa apa. Jadi ia merasa harus memberi tahu gadis itu sebelum terlambat.

Kening Shafeea mengerut tanda ia benar benar tak paham kata kata dari teman sebangkunya itu.

" cowok mamba, cowok dengan sejuta ketampanan dan pesona juga sekaligus sejuta racun peft...." luna masih menahan tawa hingga kepalanya berkali kali terangguk angguk.

Sementara Shafeea hanya menggeleng tetap tak paham.

Ia tak begitu jelas dengan wajah Axel, karena tertutup hodie.

Pelajaran berlangsung dengan suasana yang cukup kondusif.

Tak ada hal yang cukup berarti bahkan menyulitkan bagi Shafeea.

Hari pertama ini di lalui Shafeea dengan lancar dan baik baik saja.

" pulang naik apa Feea ?! " tanya Luna pada Shafeea dan cukup membuat gadis berhijab itu berdiri mematung.

Panggilan yang di sematkan Luna kepadanya sungguh membuatnya speeclist

" kok ngelamun sich...di tanyain kok " rajuk Luna

Dua orang gadis itu kini nampak melangkah beriringan menyusuri koridor menuju keluar area sekolah.

" aku naik angkot.." jawab Shafeea singkat.

Luna tersenyum kecut mendengar jawaban singkat teman barunya itu.

Ia bukan tak menyadari, luna cukup cerdas untuk sekedar sadar betul...Shafeea tak pernah mengajaknya bicara selain dari hanya menjawab pertanyaannya atau sekedar menanggapi ucapannya.

Namun entahlah itu sama sekali tak membuatnya tersinggung...ia justru merasa sangat tertarik dan bersimpatik dengan sosok Shafeea.

" pulang denganku saja, bagaimana...aku di jemput mobil " ajak Luna kemudian.

" tidak terima kasih..." Shafeea menolak,

Luna hanya bisa menghembuskan nafas kecewa.

" ok baiklah...aku pergi dulu, janji..lain kali kita pulang bersama..." pamit Luna kemudian yang di jawab Shafeea dengan anggukan kecil kepalanya.

Sepeninggal Luna, Shafeea melangkah pelan kearah halte yang berada tak jauh dari gedung sekolah itu untuk menunggu bis.

Berkali kali bis lewat namun Shafeea hanya melihat saja.

Hingga bis di hampir satu jam ia duduk, Shafeea baru terlihat berdiri untuk kemudian masuk ke dalam kendaraan berbentuk persegi panjang itu.

🌿🌿🌿

Waktu terus berlalu, hari demi hari terus bergulir.

Nama Shafeea semakin di kenal banyak siswa terlebih ia berhasil menjadi perwakilan sekolah untuk lomba olimpiade sains.

Dan ia berhasil membawa nama sekolahnya meraih kemenangan.

Tak sedikit siswa pria yang diam diam menaruh hati kepadanya.

Namun tak ada satu pun dari mereka yang terlihat berani mendekat.

Selain menawan, di mata mereka Shafeea terlihat begitu berbeda hingga membuat mereka merasa canggung untuk sekedar mendekat.

Gadis itu hampir tak pernah berbincang dengan teman temannya yang lain selain Luna.

Di bibirnya bahkan hampir tak pernah terlihat sebuah senyum.

Wajahnya bahkan terkesan sangat dingin, meski ia memiliki kecantikan di atas rata rata.

Dan hanya satu orang yang nampaknya cukup betah dengan wajah dan kelakuan sedingin es itu.

Dia adalah Luna

Ya...hanya Luna teman sekolahnya yang tetap setia mendampingi hampir kemanapun Shafeea pergi, meski ia sadar Shafeea begitu dingin.

Shafeea tak pernah terlihat menyunggingkan senyum lebar apalagi tawa meski itu kepada Luna sekalipun.

Hanya lengkungan samar diujung bibirnya jika ia tengah menanggapi celotehan teman pengertiannya itu.

Shafeea juga bahkan jarang dan hampir tak pernah terlihat di kantin.

Ia lebih senang menghabiskan waktunya dengan membaca di perpustakaan sekolah.

atau tak jarang ia di panggil ke ruang guru untuk sekedar berdiskusi.

Hingga akhirnya...karena seringnya Shafeea keluar masuk ruang guru menggulirkan desas desus tak baik tentang dirinya. Entah sejak kapan dan dari mana desas desus itu berasal.

Nama baiknya seakan tergadaikan dengan kabar itu tanpa ia tahu apa yang di bicarakan tentang dirinya.

Ia di anggap sebagai simpanan sekaligus gadis cabutan karena sangking seringnya ia terlihat duduk sendirian dan lama di halte perhentian bis,

hingga kabar itu bergulir bagai bola panas di seantero sekolah, Shafeea tak tahu apa apa.

Ketika Shafeea sibuk dengan dirinya sendiri, senja di sebuah kamar di paviliun belakang yang ada di sebuah mansion besar memperlihatkan siluet wajah tampan dengan wajah mendung yang penuh penyesalan.

Seorang pria tampan berusia 23 tahun, nampak berdiri menghadap dinding kaca kamar itu.

Kedua tangannya terlipat di depan dada.

Tatapan matanya menatap jauh ke luar dinding kaca itu.

Pria tampan berdara Timur Tengah itu terdengar berkali kali menghela nafas berat.

Dia adalah Farugh Abdullah Nasser Latief.

Kini pemuda yang terlihat jauh lebih dewasa dan tampan itu tengah berada di dalam kamar Shafeea dahulu.

Sudah tiga tahun ini sejak kepergian Shafeea...sepulang kerja, ia akan menghabiskan waktunya di kamar ini.

Perlahan pria tampan itu melangkah kearah pembaringan dan duduk di sisinya.

Pelan ia usap tempat tidur itu dengan lembut.

" di mana kamu sekarang....kenapa begitu sulit menemukanmu ?! " bisiknya pelan.

Flass of

Hari di mana sang bibi di nyatakan meninggal karena serangan jantung ia baru saja pulang kerumah dari kampusnya.

Samar samar ia mendengar perbincangan beberapa orang dari dalam ruang kerja yang tak tertutup dengan rapat.

" papi...bagaimanapun dia adalah putri Zahira, Zahira telah tiada. Dia tanggung jawab kita " terdengar suara papanya berbicara.

" tutup mulutmu Faritz, aku tidak sudi menerima anak itu....kehadirannya sudah cukup membuatku terpisah dari putriku selama ini. Keputusanku sudah bulat...bawa dia pergi dari sini " suara sang kakek menggema di dalam ruang kerja itu.

Farugh seketika terbelalak tak percaya mendengar kata kata sang kakek itu.

𖠄𖠄𖠄𖠄𖠄𖠄𖠄𖠄𖠄𖠄𖠄𖠄

Mohon dukungannya teman teman, Shafeea dan Axel dalam proses revisi🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Terpopuler

Comments

Sue Salmi

Sue Salmi

speechless*

2024-03-23

0

Tina Nine

Tina Nine

Shafeea bernasab ibu nya bin kakeknya...

2024-03-23

0

Al Fatih

Al Fatih

kek....,, kakek sudah tua harus banyak sabar,, harus tenang,, jangan mudah marah,, emosian ntar kena darah tinggi,, atw stroke gitu gimana coba,, padahal blm sempat bertobat....,, nyesel lho

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Shafeea.....
2 bab 2 kepergian sang ibu
3 bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4 bab 4 tertolong
5 bab 5 otak encer
6 bab 6 gadis tak bernasab
7 bab 7 mengambil keputusan yang salah
8 bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9 bab 9 mulai memperhatikan...
10 bab 10 tabir yang terkuak
11 bab 11 ada rasa tak suka
12 bab 12 cari perhatian
13 bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14 bab 14 siapa kau sebenarnya...
15 bab 15 sebuah ancaman
16 bab 16 terpilih
17 bab 17 terpilih 2
18 bab 18 mendekat
19 bab 19 Axel yang gila
20 bab 20 penyesalan
21 bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22 bab 22 kacaunya Axel
23 bab 22 putus asa
24 bab 24 Farugh
25 bab 25 semakin sakit...
26 bab 26 semakin sakit 2
27 bab 27 Shafeea yang rapuh
28 bab 28 strata sosial
29 bab 29 pergi dan menghilang
30 bab 30 berlalu
31 bab 31 pergi
32 bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33 bab 33 harus bagaimana
34 bab 34 keputusan Axel
35 bab 35 dokter Nameera Izhayana
36 bab 36 Tang Healthy Hospital
37 bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38 bab 38 hati yang berdesir
39 bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40 bab 40 dunia yang terasa runtuh
41 bab 41 harapan kosong
42 bab 42 perdebatan
43 bab 43 kenangan
44 bab 44 kembalilah..
45 bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46 bab 46 dokter Nameera
47 bab 47 keyakinan
48 bab 48 keyakinan 2
49 bab 49 dejavu
50 bab 50 keputusan Shafeea
51 bab 51 mengalah
52 bab 52 mulai memaksa
53 bab 53 rencana Axel....
54 bab 54 sah
55 bab 55 karena aku mencintaimu...
56 bab 56 memiliki
57 bab 57 memiliki 2
58 bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59 bab 59 kekacauan
60 bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61 bab 61 aku menerima
62 bab 62 kepanikan Axel
63 bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64 bab 64 kepergian untuk kebebasan
65 bab 65 keberhasilan yang gemilang
66 bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67 bab 67 hati yang luka
68 bab 68 masih mempertahankan...
69 bab 69 mulai menjalankan misi
70 bab 70 memprovokasi
71 bab 71 memprovokasi 2
72 bab 72 penyesalan tuan Latief.
73 bab 73 " di mana ayahku....
74 bab 74 tak tinggal diam
75 bab 75 gusar
76 baba 76 memperkenalkan Shafee..
77 bab 77 tragedi di hari pertunangan
78 bab 78 kekacauan dan pencarian
79 bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80 bab 80 Axel....
81 bab 81 hidup baru
82 bab 82 hidup baru yang bahagia
83 bab 83 menyenangkan
84 bab 84 terealisasi
85 bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86 bab 86 proyek...
87 bab 87 pertemuan
88 bab 88 keterkejutan Shafea
89 bab 89 hati yang gamang
90 bab 90 Axel yang pemaksa
91 bab 91 yakin...
92 bab 92 membuat perhitungan
93 bab 93 Axel dan Agam....
94 bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95 bab 85 bersikap tegas
96 bab 95 ketegasan Axel
97 bab 97 menggoda
98 bab 98 masih mereka
99 bab 99 tidur bersama
100 bab 100 Sosok baru Shafeea
101 bab 101 lagi.....
102 bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103 bab 103 hanya kita
104 bab 104 bertemu kembali
105 bab 105 menemui
106 bab 106 klaim Faritz
107 bab 107 tidak pernah meragukan
108 bab 108 menenangkan Shafeea...
109 108 membuat perhitungan.
110 bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111 bab 111 kompromi
112 bab 112 Axel yang Arrogant
113 bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114 bab 114 sang nenek buyut
115 bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116 bab 116 menjelang kelahiran
117 bab 117 baby boy
118 bab 118 moment bahagia
119 bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120 bab 120 memperbaiki hubungan
121 bab 121 kebahagiaan
122 bab 122 potret keluarga kecil Axel
123 bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124 bab 124 peresmian
125 bab 125 sebuah permohonan
126 bab 126 Dzakiya
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1 Shafeea.....
2
bab 2 kepergian sang ibu
3
bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4
bab 4 tertolong
5
bab 5 otak encer
6
bab 6 gadis tak bernasab
7
bab 7 mengambil keputusan yang salah
8
bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9
bab 9 mulai memperhatikan...
10
bab 10 tabir yang terkuak
11
bab 11 ada rasa tak suka
12
bab 12 cari perhatian
13
bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14
bab 14 siapa kau sebenarnya...
15
bab 15 sebuah ancaman
16
bab 16 terpilih
17
bab 17 terpilih 2
18
bab 18 mendekat
19
bab 19 Axel yang gila
20
bab 20 penyesalan
21
bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22
bab 22 kacaunya Axel
23
bab 22 putus asa
24
bab 24 Farugh
25
bab 25 semakin sakit...
26
bab 26 semakin sakit 2
27
bab 27 Shafeea yang rapuh
28
bab 28 strata sosial
29
bab 29 pergi dan menghilang
30
bab 30 berlalu
31
bab 31 pergi
32
bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33
bab 33 harus bagaimana
34
bab 34 keputusan Axel
35
bab 35 dokter Nameera Izhayana
36
bab 36 Tang Healthy Hospital
37
bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38
bab 38 hati yang berdesir
39
bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40
bab 40 dunia yang terasa runtuh
41
bab 41 harapan kosong
42
bab 42 perdebatan
43
bab 43 kenangan
44
bab 44 kembalilah..
45
bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46
bab 46 dokter Nameera
47
bab 47 keyakinan
48
bab 48 keyakinan 2
49
bab 49 dejavu
50
bab 50 keputusan Shafeea
51
bab 51 mengalah
52
bab 52 mulai memaksa
53
bab 53 rencana Axel....
54
bab 54 sah
55
bab 55 karena aku mencintaimu...
56
bab 56 memiliki
57
bab 57 memiliki 2
58
bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59
bab 59 kekacauan
60
bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61
bab 61 aku menerima
62
bab 62 kepanikan Axel
63
bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64
bab 64 kepergian untuk kebebasan
65
bab 65 keberhasilan yang gemilang
66
bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67
bab 67 hati yang luka
68
bab 68 masih mempertahankan...
69
bab 69 mulai menjalankan misi
70
bab 70 memprovokasi
71
bab 71 memprovokasi 2
72
bab 72 penyesalan tuan Latief.
73
bab 73 " di mana ayahku....
74
bab 74 tak tinggal diam
75
bab 75 gusar
76
baba 76 memperkenalkan Shafee..
77
bab 77 tragedi di hari pertunangan
78
bab 78 kekacauan dan pencarian
79
bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80
bab 80 Axel....
81
bab 81 hidup baru
82
bab 82 hidup baru yang bahagia
83
bab 83 menyenangkan
84
bab 84 terealisasi
85
bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86
bab 86 proyek...
87
bab 87 pertemuan
88
bab 88 keterkejutan Shafea
89
bab 89 hati yang gamang
90
bab 90 Axel yang pemaksa
91
bab 91 yakin...
92
bab 92 membuat perhitungan
93
bab 93 Axel dan Agam....
94
bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95
bab 85 bersikap tegas
96
bab 95 ketegasan Axel
97
bab 97 menggoda
98
bab 98 masih mereka
99
bab 99 tidur bersama
100
bab 100 Sosok baru Shafeea
101
bab 101 lagi.....
102
bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103
bab 103 hanya kita
104
bab 104 bertemu kembali
105
bab 105 menemui
106
bab 106 klaim Faritz
107
bab 107 tidak pernah meragukan
108
bab 108 menenangkan Shafeea...
109
108 membuat perhitungan.
110
bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111
bab 111 kompromi
112
bab 112 Axel yang Arrogant
113
bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114
bab 114 sang nenek buyut
115
bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116
bab 116 menjelang kelahiran
117
bab 117 baby boy
118
bab 118 moment bahagia
119
bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120
bab 120 memperbaiki hubungan
121
bab 121 kebahagiaan
122
bab 122 potret keluarga kecil Axel
123
bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124
bab 124 peresmian
125
bab 125 sebuah permohonan
126
bab 126 Dzakiya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!