bab 16 terpilih

Shafeea melangkahkan kakinya dengan langkah lebar menuju pintu keluar restauran mewah itu, ia sama sekali tak tertarik dengan keributan yang terdengar di belakang sana dan tak berniat untuk menoleh sedikitpun.

Keinginannya hanya satu saat ini, keluar dari tempat ini secepatnya dan berharap tidak akan lagi pernah bertemu dengan Farugh.

Karena bertemu dengan Farugh benar benar mampu melemahkan jiwanya.

Ia belum mampu mengendalikan rasa takut dan tertekan di hatinya karena perlakuan Farugh kepadanya.

Hingga beberapa menit kemudian ketika ia baru saja keluar dari pintu besar restaurant itu, Shafeea berpapasan dengan seorang wanita tua berwajah Tionghoa dengan penampilan biasa namun jelas terlihat begitu exclusive.

Jika di lihat sekilas, barang barang yang tengah ia pakai adalah barang biasa. Namun jika di lihat secara teliti...maka siapa saja yang melihatnya dan paham akan barang barang mewah seketika akan berdecak kagum saat itu juga.

Dan hal seperti itu tentu bukanlah hal awam bagi seorang Shafeea. Ia sudah sangat paham dengan barang barang seperti itu.

Ia memang tak di inginkan, tapi setidaknya...untuk yang ia pakai dahulu jugalah bukan barang sembarangan.

Reflek gadis cantik berhijab itu mengangguk pelan sebagai tanda menyapa ketika matanya bertemu dengan mata wanita tua itu.

Apalagi, wanita tua itu seoalah menjadikan dirinya sebagai tumpuan perhatiannya, dan itu dapat di lihat dari tatapan matanya, wanita tua itu tak kunjung mengalihkan pandangan matanya darinya.

Perlahan wanita tua itu mendekat kepadanya.

" kau membutuhkan seseorang yang kuat untuk membantumu membalas mereka..." tiba tiba wanita tua itu berkata hal yang membuat Shafeea mengerutkan keningnya.

" maaf nenek, aku tidak mengerti maksud anda...tapi, aku juga tak ingin membalas siapapun..." jawab Shafeea kemudian.

Sungguh memang itulah yang sebenarnya kini Shafeea rasakan, ia memang sakit hati dengan mereka...namun sedikitpun tak ada niat dalam hatinya untuk membalas mereka.

Bukan karena ia yang sok baik atau yang lain, perlakuan mereka memang begitu menyakitkan dan begitu melukai harga dirinya, terutama bibinya....Samira. Tetapi sesuatu yang di ajarkan ibunya kepadanya melarang melakukan itu.

" jangan pernah menyimpan dendam apa lagi berniat membalas dendam. Itu hanya akan mempersulit hidupmu sendiri.

Cukup persiapkan dirimu untuk menghadapi kematianmu dan pertanggung jawabanmu atas hidupmu kelak di hadapan Nya... " salah satu pesan sang ibu yang selalu ia pegang.

Selain...

" ingat Shafeea....seberat apapun beban hidup yang tengah kau jalani, tetaplah istiqomah dengan keyakinanmu..." pesan pesan dari sang ibu yang selalu berusaha ia genggam dengan erat.

Jikapun ia mampu, hanya satu yang ingin ia minta dari keluarganya...tempat di mana sang ibu di makamkan.

" jika tak ingin membalas, setidaknya untuk melindungi dirimu dari mereka..." lanjut wanita tua itu kemudian berlalu melewati Shafeea begitu saja menuju sebuah mobil mercy mewah dengan warna merah metalik.

Hingga kemudian mobil itu berlalu dari sana dengan membawa wanita itu.

" Shafeea...." seseorang memanggil namanya dan seketika menarik atensi perhatian Shafeea dari mobil mewah tadi.

" pak Ridzwan...bapak di sini ?! " tanya Shafeea reflek karena terkejut melihat malaikat penolongnya itu juga berada di sana.

" hmmm, ada sedikit urusan....ini sudah malam, segera pulanglah. Bukankah besok kau harus mempersiapkan presentasimu ?! "

" iya pak..."

" pulanglah...dia akan mengantarmu " kata pak Ridzwan lagi sambil menunjuk sebuah mobil sedan warna hitam yang terpakir tak jauh darinya.

Tak banyak tanya Shafeea menurut dan segera undur diri.

Besok adalah hari di mana ia harus mengikuti uji tes kelayakan peserta lomba olimpiade sains yang akan mewakili sekolah.

Dan lagi lagi, beban berat harus di tanggung Shafeea di bahunya.

Ia harus lulus uji tes kelayakan itu dengan nilai sempurna sebelum akhirnya ia benar benar terpilih sebagai perwakilan sekolah.

Tentu...sebagai perwakilan, dia juga diharuskan pulang dengan membawa tropi kebanggaan.

Jika tidak ...denda pinalti harus ia bayar.

Setidaknya itulah bayaran atas diizinkannya ia masuk ke sekolah bertaraf Internasional ini langsung di bangku kelas 12 di usianya yang masih menginjak 16 tahun.

" tak apa....bertahanlah, tinggal tiga bulan lagi. Semua akan segera berakhir setelah kau berhasil mendapatkan beasiswa itu " kata Pak Ridzwan, orang yang di anggap sebagai malaikat bagi Shafeea.

🌿🌿🌿

Pagi pukul 06:00 Shafeea terlihat baru saja turun dari bis dan melangkahkan kakinya menuju gerbang utama sekolahnya.

" hai..selamat pagi.." tiba tiba sapaan Agam dengan wajah ceria dan senyum lebar khas dirinya kepada Shafeea dan mengejutkan gadis itu.

Pemuda itu tiba tiba saja sudah berjalan di sisinya tanpa Shafeea tahu di mana pemuda itu tadinya.

" astaga kau mengejutkanku....kau di sini ?! " tanya Shafeea

" hmm...."

" ini masih sangat pagi, kau sudah di sini ?! sedang apa kau di sini ?! " tanya Shafeea lagi dengan terus melanjutkan langkahnya.

" menunggu calon istri..." jawab Agam masih dengan senyum cerah dan lebar di bibirnya yang di balas Shafeea dengan hanya tersenyum tipis.

Alih alih mendapatkan wajah memerah Shafeea karena telah ia goda, justru Agam hanya menemukan senyum tipis di bibir gadis yang diam diam ia puja itu

Agam berdecak...

Dan yakinlah, kata kata Agam barusan dan senyuman tipis yang tersungging di bibir Shafeea sukses membuat seseorang yang sebenarnya juga sudah berdiri sejak tadi di balik tiang tugu selamat datang di sana dan tak jauh dari keberadaan Shafeea dan Agam tanpa sadar meradang.

" kau sudah siap untuk nanti ?! " tanya Agam lagi, bersama Shafeea...ia memang harus menjadi seorang yang aktif. Jika tidak, maka bisa di pastikan tak akan ada interaksi apapun di antara mereka.

" hmm....kau ?! " jawab Shafeea sekaligus sebuah pertanyaan.

" aku...?! Tentu saja aku sudah mempersiapkannya baik baik, aku bahkan sudah belajar sejak dua hari yang lalu untuk ini.

Aku tidak ingin kamu di pasangkan dengan yang lain hanya karena nilaiku tak bisa mengimbangimu " jawab Agam panjang lebar.

Di pasangkan sebagai peserta olimpiade yang membawa nama sekolah membuat Agam dekat dengan Shafeea. Dan hal itu tak ingin di sia siakan oleh pemuda itu.

Sejak awal melihat Shafeea di hari pertama keduanya masuk qualifikasi lomba beberapa bulan yang lalu, ia langsung menaruh hati pada gadis itu.

Meski Shafeea terkesan aneh karena sangat jauh berbeda dengan gadis gadis seumurannya karena Shafeea cenderung diam dan lebih memilih sendiri ketimbang berkumpul dengan teman temannya yang lain, itu tak menjadi soal baginya.

Sekali lagi Shafeea membalas ucapan Agam yang panjang lebar hanya dengan senyuman.

" narsis..." tiba tiba seseorang berjalan di antara kedua orang yang tengah berjalan bersisihan itu.

Dan orang itu adalah Axel.

" apa dia punya masalah ?! " tanya Agam kepada Shafeea melihat gelagat aneh Axel ketika pemuda itu telah agak jauh di depan.

Shafeea hanya mengangkat bahunya sebagai jawaban.

Terpopuler

Comments

dina firara

dina firara

wah jangan2 Axel ikut test olimpiade juga ni

2024-05-03

0

Zila Aziz

Zila Aziz

Axel keanak2kan

2024-03-23

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

ada gam🤭

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Shafeea.....
2 bab 2 kepergian sang ibu
3 bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4 bab 4 tertolong
5 bab 5 otak encer
6 bab 6 gadis tak bernasab
7 bab 7 mengambil keputusan yang salah
8 bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9 bab 9 mulai memperhatikan...
10 bab 10 tabir yang terkuak
11 bab 11 ada rasa tak suka
12 bab 12 cari perhatian
13 bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14 bab 14 siapa kau sebenarnya...
15 bab 15 sebuah ancaman
16 bab 16 terpilih
17 bab 17 terpilih 2
18 bab 18 mendekat
19 bab 19 Axel yang gila
20 bab 20 penyesalan
21 bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22 bab 22 kacaunya Axel
23 bab 22 putus asa
24 bab 24 Farugh
25 bab 25 semakin sakit...
26 bab 26 semakin sakit 2
27 bab 27 Shafeea yang rapuh
28 bab 28 strata sosial
29 bab 29 pergi dan menghilang
30 bab 30 berlalu
31 bab 31 pergi
32 bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33 bab 33 harus bagaimana
34 bab 34 keputusan Axel
35 bab 35 dokter Nameera Izhayana
36 bab 36 Tang Healthy Hospital
37 bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38 bab 38 hati yang berdesir
39 bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40 bab 40 dunia yang terasa runtuh
41 bab 41 harapan kosong
42 bab 42 perdebatan
43 bab 43 kenangan
44 bab 44 kembalilah..
45 bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46 bab 46 dokter Nameera
47 bab 47 keyakinan
48 bab 48 keyakinan 2
49 bab 49 dejavu
50 bab 50 keputusan Shafeea
51 bab 51 mengalah
52 bab 52 mulai memaksa
53 bab 53 rencana Axel....
54 bab 54 sah
55 bab 55 karena aku mencintaimu...
56 bab 56 memiliki
57 bab 57 memiliki 2
58 bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59 bab 59 kekacauan
60 bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61 bab 61 aku menerima
62 bab 62 kepanikan Axel
63 bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64 bab 64 kepergian untuk kebebasan
65 bab 65 keberhasilan yang gemilang
66 bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67 bab 67 hati yang luka
68 bab 68 masih mempertahankan...
69 bab 69 mulai menjalankan misi
70 bab 70 memprovokasi
71 bab 71 memprovokasi 2
72 bab 72 penyesalan tuan Latief.
73 bab 73 " di mana ayahku....
74 bab 74 tak tinggal diam
75 bab 75 gusar
76 baba 76 memperkenalkan Shafee..
77 bab 77 tragedi di hari pertunangan
78 bab 78 kekacauan dan pencarian
79 bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80 bab 80 Axel....
81 bab 81 hidup baru
82 bab 82 hidup baru yang bahagia
83 bab 83 menyenangkan
84 bab 84 terealisasi
85 bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86 bab 86 proyek...
87 bab 87 pertemuan
88 bab 88 keterkejutan Shafea
89 bab 89 hati yang gamang
90 bab 90 Axel yang pemaksa
91 bab 91 yakin...
92 bab 92 membuat perhitungan
93 bab 93 Axel dan Agam....
94 bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95 bab 85 bersikap tegas
96 bab 95 ketegasan Axel
97 bab 97 menggoda
98 bab 98 masih mereka
99 bab 99 tidur bersama
100 bab 100 Sosok baru Shafeea
101 bab 101 lagi.....
102 bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103 bab 103 hanya kita
104 bab 104 bertemu kembali
105 bab 105 menemui
106 bab 106 klaim Faritz
107 bab 107 tidak pernah meragukan
108 bab 108 menenangkan Shafeea...
109 108 membuat perhitungan.
110 bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111 bab 111 kompromi
112 bab 112 Axel yang Arrogant
113 bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114 bab 114 sang nenek buyut
115 bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116 bab 116 menjelang kelahiran
117 bab 117 baby boy
118 bab 118 moment bahagia
119 bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120 bab 120 memperbaiki hubungan
121 bab 121 kebahagiaan
122 bab 122 potret keluarga kecil Axel
123 bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124 bab 124 peresmian
125 bab 125 sebuah permohonan
126 bab 126 Dzakiya
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1 Shafeea.....
2
bab 2 kepergian sang ibu
3
bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4
bab 4 tertolong
5
bab 5 otak encer
6
bab 6 gadis tak bernasab
7
bab 7 mengambil keputusan yang salah
8
bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9
bab 9 mulai memperhatikan...
10
bab 10 tabir yang terkuak
11
bab 11 ada rasa tak suka
12
bab 12 cari perhatian
13
bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14
bab 14 siapa kau sebenarnya...
15
bab 15 sebuah ancaman
16
bab 16 terpilih
17
bab 17 terpilih 2
18
bab 18 mendekat
19
bab 19 Axel yang gila
20
bab 20 penyesalan
21
bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22
bab 22 kacaunya Axel
23
bab 22 putus asa
24
bab 24 Farugh
25
bab 25 semakin sakit...
26
bab 26 semakin sakit 2
27
bab 27 Shafeea yang rapuh
28
bab 28 strata sosial
29
bab 29 pergi dan menghilang
30
bab 30 berlalu
31
bab 31 pergi
32
bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33
bab 33 harus bagaimana
34
bab 34 keputusan Axel
35
bab 35 dokter Nameera Izhayana
36
bab 36 Tang Healthy Hospital
37
bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38
bab 38 hati yang berdesir
39
bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40
bab 40 dunia yang terasa runtuh
41
bab 41 harapan kosong
42
bab 42 perdebatan
43
bab 43 kenangan
44
bab 44 kembalilah..
45
bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46
bab 46 dokter Nameera
47
bab 47 keyakinan
48
bab 48 keyakinan 2
49
bab 49 dejavu
50
bab 50 keputusan Shafeea
51
bab 51 mengalah
52
bab 52 mulai memaksa
53
bab 53 rencana Axel....
54
bab 54 sah
55
bab 55 karena aku mencintaimu...
56
bab 56 memiliki
57
bab 57 memiliki 2
58
bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59
bab 59 kekacauan
60
bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61
bab 61 aku menerima
62
bab 62 kepanikan Axel
63
bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64
bab 64 kepergian untuk kebebasan
65
bab 65 keberhasilan yang gemilang
66
bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67
bab 67 hati yang luka
68
bab 68 masih mempertahankan...
69
bab 69 mulai menjalankan misi
70
bab 70 memprovokasi
71
bab 71 memprovokasi 2
72
bab 72 penyesalan tuan Latief.
73
bab 73 " di mana ayahku....
74
bab 74 tak tinggal diam
75
bab 75 gusar
76
baba 76 memperkenalkan Shafee..
77
bab 77 tragedi di hari pertunangan
78
bab 78 kekacauan dan pencarian
79
bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80
bab 80 Axel....
81
bab 81 hidup baru
82
bab 82 hidup baru yang bahagia
83
bab 83 menyenangkan
84
bab 84 terealisasi
85
bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86
bab 86 proyek...
87
bab 87 pertemuan
88
bab 88 keterkejutan Shafea
89
bab 89 hati yang gamang
90
bab 90 Axel yang pemaksa
91
bab 91 yakin...
92
bab 92 membuat perhitungan
93
bab 93 Axel dan Agam....
94
bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95
bab 85 bersikap tegas
96
bab 95 ketegasan Axel
97
bab 97 menggoda
98
bab 98 masih mereka
99
bab 99 tidur bersama
100
bab 100 Sosok baru Shafeea
101
bab 101 lagi.....
102
bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103
bab 103 hanya kita
104
bab 104 bertemu kembali
105
bab 105 menemui
106
bab 106 klaim Faritz
107
bab 107 tidak pernah meragukan
108
bab 108 menenangkan Shafeea...
109
108 membuat perhitungan.
110
bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111
bab 111 kompromi
112
bab 112 Axel yang Arrogant
113
bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114
bab 114 sang nenek buyut
115
bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116
bab 116 menjelang kelahiran
117
bab 117 baby boy
118
bab 118 moment bahagia
119
bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120
bab 120 memperbaiki hubungan
121
bab 121 kebahagiaan
122
bab 122 potret keluarga kecil Axel
123
bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124
bab 124 peresmian
125
bab 125 sebuah permohonan
126
bab 126 Dzakiya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!