Belanja

Tante Helen, sebelumnya sedang makan siang bersama dengan teman arisannya kemudian beliau melihat Nara datang. Bersama dengan kedua anak serta pria yang belum tante Helen kenal, tapi dia seperti mengenali wajah itu.

Karena mengingat kebaikan Nara, tante Helen berniat membalas Nara. Beliau ingin mengajak Nara berbelanja dengan menggunakan uangnya. Rencana awal yang harusnya jalan-jalan bersama teman arisan seketika berubah.

Sampai pada waktunya beliau selesai makan siang, tante Helen berpamitan dan meminta maaf pada teman-temannya karena beliau tidak bisa ikut. Tante Helen bilang kalau dirinya sedang ada urusan mendadak. Membuat teman-teman tidak keberatan.

Selepas kepergian teman arisannya, dengan tidak sabar tante Helen beranjak dari duduknya dan berjalan menuju tempat Nara. Beliau sudah membayangkan saat-saat mereka sedang berbelanja akan terasa menyenangkan. Membuat tante Helen tanpa sadar senyum-senyum sendiri.

"Nara." Panggil tante Helen setelah sampai di meja tempat Nara duduk dan memesan makanan.

Mereka yang bersama Nara itu ikut menoleh, terkejut seakan tidak menyangka akan bertemu lagi dengan tante Helen.

"Eh, Tante Helen? Gimana kabarnya, Tan?" Nara menatap tante Helen yang sedang berdiri di belakangnya.

"Kabar Tante baik."

"Tante ngapain di sini?"

"Tadi Tante habis makan bareng temen, terus lihat kamu dateng. Jadi, sekalian Tante pengen ngajak kamu nemenin Tante belanja. Gimana? Mau, nggak?"

To the point, tante Helen tidak suka basa-basi.

"Terus temen Tante gimana?" tanya Nara merasa tidak enak, dia takut mengganggu waktu tante Helen dan temannya. Lagi pula Nara masih belum makan siang, pesanan mereka belum datang karena baru memesan.

"Tante udah bilang kalau Tante ada urusan, jadi mereka udah pulang duluan. Mau ya... temenin Tante belanja." Menatap Nara penuh Harap.

"Tapi... " baru saja Nara ingin menolak, tante Helen langsung memotong ucapannya.

"Nggak ada tapi-tapi, pokoknya harus mau. Anggap aja sebagai ucapan terimakasih dari tante karena udah kamu tolongin." Lalu beralih menatap kedua anak Nara.

"Nessa, Nevan, mau ya temenin Tante. Nanti Tante traktir ice cream, deh. Atau mau mainan? Nanti Tante belikan."

Tante Helen mendekati mereka berdua, tubuhnya berjongkok dan menatap mereka dengan tatapan memohon. Berharap kalau Nessa dan Nevan merasa kasihan padanya dan menuruti permintaannya.

Mendengar kata ice cream sontak membuat Nessa menjadi sumringah. Kesukaannya pada ice cream membuat Nessa tidak akan menolak ajakan tante Helen. Apalagi saat tante Helen bilang kalau dia juga akan di belikan mainan.

Seketika Nessa ingat dengan perkataan Nara yang bilang kalau rezeki jangan ditolak. Berarti, mendapat mainan dan ice cream dari tante Helen tentu adalah rezeki yang tidak boleh ditolak.

"Bunda... " Menatap Nara dengan tatapan memohon, mencoba membantu tante Helen agar Nara menyetujui permintaannya. Mimik wajah yang di buat se-memelas mungkin.

Nara mendesah pasrah, jika dia menolak lagi maka pembicaraan ini tidak akan ada selesainya. Dia mengangguk, menyetujui permintaan tante Helen. Lagi pula hanya menemani belanja, sekaligus bersenang-senang.

Tante Helen bersorak di dalam hati, rencana mengajak Nara yang awalnya hanya berbelanja kini menjadi bercabang.

"Tapi Tante nggak apa-apa 'kan kalau harus nunggu sebentar? Makanan udah terlanjur di pesan."

"Iya, nggak masalah. Tante bakal tungguin kalian sampai selesai makan."

Menunggu sebentar tidak masalah bagi tante Helen, beliau segera berdiri dan berjalan menuju meja lain di dekat Nara. Duduk di sana sembari menunggu dan memikirkan apa yang akan dia beli nanti.

.

.

.

Setelah makan siang berakhir, dengan semangat tante Helen langsung mengajak Nara dan kedua anaknya pergi. Meninggalkan Fahmi yang menyuruh Nara untuk duluan sebab dia juga akan ada urusan.

Nara bernapas lega, setidaknya dia tidak akan merepotkan Fahmi lagi.

Mereka menaiki mobil milik tante Helen, supir yang mengemudi. Menuju pusat perbelanjaan seperti keinginan tante Helen. Perjalanan membutuhkan waktu dua puluh menit setelah sampai.

Nara menatap kagum bangunan besar yang sedang dia masuki. Dia tidak pernah ke tempat ini, walaupun Nara sering pergi ke Mall, tapi tidak pernah pergi ke tempat yang semegah ini, yang di dalamnya hanya berisi barang-barang branded.

Tempat ini sungguh tidak cocok untuk kalangan bawah seperti Nara. Bisa membiayai hidup kedua anaknya saja Nara sudah bersyukur, jadi tidak ada niatan baginya untuk pergi ke tempat ini yang menurutnya hanya akan membuang uang.

"Wah... mall nya besar banget." Sama seperti Nara, Nessa menatap tempat ini dengan tatapan kagum.

"Huh! Kayak nggak pernah ke mall aja." Ucap Nevan.

Nessa mendelik, "pernah, tapi nggak pernah ke mall yang besar kayak di sini!"

"Kalau nggak pernah, berarti hari ini kita bisa main sampai puas," wajah bahagia kini tante Helen tunjukkan.

Rasa tidak sabarnya yang ingin membawa kedua anak Nara pergi bermain meronta-ronta, beliau merasa seperti mengajak cucunya pergi bermain. Melihat wajah Nessa dan Nevan, tante Helen merasa kembali pada saat dia masih muda.

Saat masih memiliki seorang anak laki-laki yang berumur lima tahun, beliau sering mengajak anaknya pergi bermain di tempat ini. Walaupun banyak yang berubah akibat perkembangan zaman, tapi kenangan di dalamnya tidak mengubah apapun sampai detik ini.

"Beneran kita main di sini sampai puas, Nek?" kedua mata Nessa berbinar mendengar ucapan tante Helen.

"Iya."

Mereka berempat berjalan memasuki pusat perbelanjaan dengan di iringi canda tawa. Mereka terlihat sangat akrab walaupun baru bertemu satu kali.

Suasana di dalam tempat mereka berbelanja dan bermain sangat ramai, ada yang datang bersama anaknya dan suaminya dan ada juga yang datang bersama pasangannya.

Rasa bahagia yang sudah lama ingin tante Helen rasakan akhirnya terbayar hari ini. Walaupun bukan dengan keluarga sendiri tapi tante Helen puas, setidaknya bisa mengobati stres yang melanda akibat drama keluarga.

Tante Helen akan memberikan apapun yang Nessa dan Nevan inginkan, janjinya yang akan membelikan Nessa ice cream langsung di tepati. Selepas bermain dan merasa haus, tante Helen memberi Nessa ice cream.

Rasa bahagia Nessa bertambah, ternyata tante Helen tidak membeli ice cream yang ukurannya kecil melainkan ice cream dengan ukuran besar. Aneka rasa ada di dalam wadah ice cream milik Nessa.

Tidak terasa mereka sudah menghabiskan banyak waktu di satu tempat itu, belum pernah Nessa merasa sangat bahagia seperti hari ini. Hari yang tak terlupakan menurutnya.

Matahari sudah tenggelam di ufuk barat, di gantikan dengan cahaya bulan yang kini menerangi bumi. Bintang bertebaran di atas langit, pemandangan indah di malam hari.

Nara melirik ke arah jam yang melingkar di pergelangan tangannya, sekarang sudah pukul setengah tujuh malam. Dia dan kedua anaknya bahkan belum mandi dan makan malam. Sebenarnya Nara sudah merasa lelah, seharian berkeliling dan menemani Nessa. Kakinya terasa pegal.

Mengerti akan kekhawatiran Nara, tante Helen berniat melakukan rencana keduanya.

"Karena udah malem, mendingan kalian mampir dulu di rumah Tante. Kita makan malam bareng, habis itu baru kalian boleh pulang ke rumah."

Mereka berjalan menuju parkiran, banyak paper bag yang mereka bawa, dan semua itu menggunakan uang milik tante Helen.

"Tapi, Tan... " belum sempat Nara menolak, tante Helen langsung menyela.

"Nggak ada tapi-tapi, pokoknya malem ini kalian masih harus temenin Tante. Baru setelah itu Tante nggak akan maksa kalian lagi."

Tante Helen mendorong Nara untuk masuk ke dalam mobil, dua anak yang masih merasa senang itu diam saja. Mereka pasrah dan mengikuti kemanapun orang dewasa itu membawa mereka pergi tanpa protes sama sekali.

Supir mengemudi, melewati jalanan malam di ibukota yang masih ramai. Sampai mobil berhenti tepat di depan sebuah rumah tiga lantai yang mewah. Nara menganga tak percaya saat tahu kalau ternyata tante Helen sangat kaya.

"Udah jangan bengong gitu, sekarang kita masuk. Kelamaan diluar takut masuk angin." Kembali menarik lengan Nara, dengan pasrah Nara mengikuti tante Helen.

.

.

.

bersambung

makasih yang udah mau mampir, jangan lupa like dan komennya ya temen-temen 😘😘

Terpopuler

Comments

Isma Wati

Isma Wati

aku dah boom like dan gift kak,, ceritanya bagus,

2021-11-12

1

Dami Dandi

Dami Dandi

lanjutkan

2021-10-26

1

lihat semua
Episodes
1 Malam Ternoda
2 Dua Garis
3 Dua Anak
4 Keributan
5 Pertemuan Pertama
6 Makan Siang
7 Kembali
8 Rumah
9 Tamu
10 Kenal
11 Tergelincir
12 Motor Mogok
13 Satu Mobil
14 Ternyata Dia
15 Perampokan
16 Kesan Pertama
17 Datang Lagi
18 Ayah Fahmi
19 Belanja
20 Tidak Menyangka
21 Pulang
22 Mengobrol
23 Telepon
24 Sarapan
25 Demam
26 Rumah Sakit
27 Berhenti Mencari
28 Donor
29 Demi Nevan
30 Tolong Anakmu!
31 Kembali Ke Rumah Sakit
32 Lebih Terbuka
33 Akhirnya
34 Rambut
35 Penjelasan
36 Tes DNA
37 Hampir Saja
38 Tante Jahat
39 Bingung Judulnya
40 Menunggu Dengan Cemas
41 Terimakasih
42 Untuk Sementara
43 Kepala Pusing
44 Obrolan Malam
45 Pulang
46 Demi Nevan
47 Terima Beres
48 Nomor Baru
49 Makanan
50 Mulai Curiga
51 Diam-Diam
52 Menyelidiki
53 Sebuah Tamparan
54 Balasan
55 Di Balik Pintu
56 Kekesalan Kiki
57 Maaf...
58 Maaf Lagi
59 Penculikan
60 Benar-benar Hilang
61 Gelap dan Kotor
62 Jovanka Lagi
63 Tanpa Judul
64 Kabur
65 Tertangkap
66 Jeruji Besi
67 Tidak Seperti Dulu
68 Weekend
69 Dua Cangkir Kopi
70 Teman Lama
71 Sebenarnya ...
72 Belum Terbiasa
73 Dipersingkat?
74 Tetangga Baru
75 Hadiah Perkenalan
76 Tanggal Berapa Ini?
77 Bukan Siapa-siapa
78 Mulai Pergi Meninggalkan
79 Ada Sesuatu
80 Pergi Kemana?
81 Nessa Sedih
82 Episode Spesial
83 Di Restuin atau Enggak?
84 Boleh Kecewa?
85 Diskusi
86 Mamah
87 Sudah Halal
88 Malam Pertama
89 Pagi Yang Canggung
90 Pindah
91 Berempat
92 Beres-beres
93 Cemburu
94 Hadiah
95 Tidur Sore
96 Nessa Cerita
97 Mengaku
98 Awas, Dosa!
99 Kehamilan Ke-dua
100 Last Chapter
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Malam Ternoda
2
Dua Garis
3
Dua Anak
4
Keributan
5
Pertemuan Pertama
6
Makan Siang
7
Kembali
8
Rumah
9
Tamu
10
Kenal
11
Tergelincir
12
Motor Mogok
13
Satu Mobil
14
Ternyata Dia
15
Perampokan
16
Kesan Pertama
17
Datang Lagi
18
Ayah Fahmi
19
Belanja
20
Tidak Menyangka
21
Pulang
22
Mengobrol
23
Telepon
24
Sarapan
25
Demam
26
Rumah Sakit
27
Berhenti Mencari
28
Donor
29
Demi Nevan
30
Tolong Anakmu!
31
Kembali Ke Rumah Sakit
32
Lebih Terbuka
33
Akhirnya
34
Rambut
35
Penjelasan
36
Tes DNA
37
Hampir Saja
38
Tante Jahat
39
Bingung Judulnya
40
Menunggu Dengan Cemas
41
Terimakasih
42
Untuk Sementara
43
Kepala Pusing
44
Obrolan Malam
45
Pulang
46
Demi Nevan
47
Terima Beres
48
Nomor Baru
49
Makanan
50
Mulai Curiga
51
Diam-Diam
52
Menyelidiki
53
Sebuah Tamparan
54
Balasan
55
Di Balik Pintu
56
Kekesalan Kiki
57
Maaf...
58
Maaf Lagi
59
Penculikan
60
Benar-benar Hilang
61
Gelap dan Kotor
62
Jovanka Lagi
63
Tanpa Judul
64
Kabur
65
Tertangkap
66
Jeruji Besi
67
Tidak Seperti Dulu
68
Weekend
69
Dua Cangkir Kopi
70
Teman Lama
71
Sebenarnya ...
72
Belum Terbiasa
73
Dipersingkat?
74
Tetangga Baru
75
Hadiah Perkenalan
76
Tanggal Berapa Ini?
77
Bukan Siapa-siapa
78
Mulai Pergi Meninggalkan
79
Ada Sesuatu
80
Pergi Kemana?
81
Nessa Sedih
82
Episode Spesial
83
Di Restuin atau Enggak?
84
Boleh Kecewa?
85
Diskusi
86
Mamah
87
Sudah Halal
88
Malam Pertama
89
Pagi Yang Canggung
90
Pindah
91
Berempat
92
Beres-beres
93
Cemburu
94
Hadiah
95
Tidur Sore
96
Nessa Cerita
97
Mengaku
98
Awas, Dosa!
99
Kehamilan Ke-dua
100
Last Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!