Datang Lagi

Waktu berjalan dengan cepat, tak terasa sudah dua minggu berlalu. Kehidupan Nara kembali tenang tidak ada gangguan apa pun, bahkan setelah pertemuan nya dengan Gavin malam itu, sampai saat ini Nara tidak melihat melihatnya lagi.

Kesempatan bagi Nara, selama dua minggu terakhir Nara bisa fokus dalam membuat pesanan ganti milik istri Gavin tanpa memikirkan pertemuannya dengan pria itu yang sudah mengganggu pikirannya.

Karena selama Nara selalu bertemu dengan Gavin maka saat itu juga pikiran Nara menjadi kacau, yang ada di otaknya hanya berisi Gavin dan Gavin. Padahal Nara tahu kalau itu tidak boleh, sebab Gavin sudah mempunyai istri.

Apalagi istri Gavin sangat cantik, merupakan artis terkenal dan yang paling penting adalah kaya raya. Jadi Nara harus menepis semua pikiran yang buruk itu, dia tidak akan bisa di bandingkan dengan Jovanka jadi lebih baik Nara diam.

Menyingkirkan semua isi otaknya yang hanya ada nama Gavin. Biarlah Nara memendam semua kebenaran ini sendiri, walaupun mungkin suatu saat tetap akan terbongkar tapi untuk saat ini Nara tidak ingin menimbulkan masalah.

Jika kebenaran masa lalu langsung terbongkar begitu saja, entah apa yang akan terjadi Nara tidak tahu. Jika Gavin tahu kalau dia sudah punya anak maka hal yang paling Nara takutkan adalah kalau Gavin akan mengambil Nessa dan Nevan untuk pergi jauh darinya.

Maka Nara tidak akan sanggup, hanya Nessa dan Nevan keluarga kandungnya. Jika mereka di ambil Gavin, Nara sudah tidak memiliki alasan untuk hidup.

Nara berharap bahwa setelah memberikan pesanan milik istri Gavin, dia tidak akan pernah bertemu dengan Gavin lagi. Dan hari ini, Nara akan memberikan pesanannya.

Sebuah gaun yang sangat indah menurutnya, sampai dia harus berpikir keras dalam membuat. Tidurnya pun menjadi tidak teratur, selalu begadang hanya untuk menyelesaikan sebuah gaun dalam waktu yang sangat singkat.

Tapi Nara senang, pekerjaannya tidak sia-sia. Demi apapun, jika istri Gavin menolak gaun ini lagi maka Nara tidak akan membuat ulang, dan dia akan mengembalikan uang kepada Jovanka.

Pagi ini, seperti hari-hari sebelumnya Nara akan berangkat ke butik. Menghembuskan napas berat, Nara merasakan sebuah firasat buruk. Dia hanya berharap bahwa tidak akan terjadi apa-apa.

Kedua anak Nara juga akan ikut, mereka sedang libur sekolah. Dan Fahmi telah menelepon dirinya kalau dia tidak bisa mengajak Nevan dan Nessa sebab akan ada rapat penting.

Sarapan roti dan segelas susu sudah habis, jika harus memasak akan butuh waktu lama, hal itulah yang membuat Nara hanya memakan roti saat pagi hari.

"Bunda, hari ini om Fahmi dateng, nggak?" Nessa meletakkan gelas kosong di atas meja setelah menghabiskan susunya.

"Hari ini kalian ikut Bunda aja. Om Fahmi lagi ada rapat penting pagi ini."

"Yahh... Kalau aja kita ada ayah pasti nggak akan ngerepotin om Fahmi terus."

Tiba-tiba Nara tersedak, mendengar kata-kata putrinya itu kembali membuat Nara diam. Hatinya teriris saat dia ingat dengan janjinya yang akan membawa mereka menemui ayah kandungnya.

"Bunda udah janji, kata Bunda bakal bawa Nessa ketemu sama ayah. Tapi Bunda bohong, padahal Bunda sendiri yang bilang kalau bohong itu dosa!"

Lagi-lagi Nara di buat diam, putrinya sedang menagih janji tapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.

"Hust... Jangan ngomong lagi, bunda jadi sedih."

Nevan menyenggol kaki Nessa di bawah meja, memperingatkan kakaknya untuk tidak lagi bicara mengenai ayah mereka. Nevan sadar akan situasi yang terjadi hanya dengan melihat wajah bunda nya.

"Iya, maaf. Tapi 'kan ak... " Ucapan Nessa terhenti saat mendapat pelototan dan Nevan.

"Udah, diem!! Bisa nggak, sih?!!"

"Iya iya."

Setelah beberapa saat, suasana di meja makan tidak lagi canggung, Nara segera mengajak kedua anaknya berangkat ke butik. Nessa juga sudah meminta maaf pada Nara, tapi Nara memaklumi karena dia juga salah dalam hal ini.

Menjanjikan sesuatu tapi tidak di tepati, ajaran yang Nara berikan pada kedua anaknya ternyata bisa menjadi bumerang untuk dirinya sendiri. Nara masih bersyukur saat tahu ajarannya tidak dilupakan oleh Nessa, itu berati dia sudah tidak salah dalam mendidik Nessa, walaupun masih banyak lagi yang harus di ajarkan.

Sesampainya di butik, Nara memasuki ruang kerjanya. Hari ini tidak banyak pekerjaan jadi Nara bisa lebih santai. Sekalian Nara, menunggu istri Gavin datang dan mengambil pesanannya.

"Mbak Nara, cemilan datang... "

Suasana ruangan yang tadinya hening kini berubah saat kedatangan Indi. Masuk tanpa mengetuk pintu sudah menjadi kebiasaannya.

Membawa dua kantung plastik besar dan berisi camilan ringan permintaan Nessa. Indi dengan senang hati membantu Nara membelikannya, karena tahu dia akan mendapatkan imbalan.

Kebetulan alfamart tidak jauh dari butik, hanya berjarak tiga toko dan sudah sampai. Tidak perlu naik motor atau ojek.

"Kak Indi bawa sini... " Nessa menepuk-nepuk sofa di sebelahnya, wajah tidak sabaran terlihat.

"Nih... " Indi menyerahkan dua katong plastik pada Nessa.

"Makasih Kak Indi. Nih buat Kakak."

'Kan benar dugaannya, kalau dia akan mendapat imbalan. Satu bungkus kacang garuda rosta berukuran lumayan besar di berikan oleh Nessa.

Anak atasannya sungguh cantik, imut dan baik hati, tidak pelit dan suka berbagi. Atasannya juga sering memberikannya bonus, nikmat mana lagi yang kau dustakan. Mendapat atasan seperti Nara sangat jarang, jadi harus bersyukur.

Dengan hati gembira Indi turun ke lantai bawah, dia ingin pamer ke Lidya kalau dia mendapat camilan gratis.

Hingga tak terasa sudah jam sepuluh, Indi kembali lagi ke ruangan Nara. Memberitahu Nara kalau istri Gavin sudah datang. Nara menghentikan pekerjaannya dan turun ke bawah.

Di ikuti oleh kedua anaknya, di sana Nara melihat kalau Gavin juga ikut datang. Raut bahagia terlihat jelas di wajah Nessa dan Nevan, mereka berdua dengan cepat menuruni anak tangga.

"Om Gavin... "

Berlari menuju ke arah Gavin, ingin memeluk tapi tidak jadi saat mereka di tahan oleh wanita yang ada di samping Gavin.

"Kamu apa-apaan, sih?" Tanya Gavin, dia juga sangat senang melihat adanya Nessa dan Nevan. Jujur, selama dua minggu ini dia merasa rindu karena tidak bertemu dengan dua anak kecil yang bisa membuatnya tertawa.

"Kamu suami aku, cuma aku yang boleh pegang kamu!"

Gavin menghela napas, lelah dengan sikap istrinya.

Saat itu juga Nara datang dengan membawa paper bag, langsung memberikan kepada Jovanka. Nara menarik lengan Nessa dan Nevan, menyembunyikan mereka berdua di belakangnya.

"Bagus, kali ini saya puas." Katanya.

Tanpa mengucapkan kata-kata lagi, Jovanka langsung menarik lengan Gavin. Dia sudah tidak ingin berada di sini lagi.

"Om Gavin mau kemana? Jangan pulang dulu, main sama Nessa habis itu baru boleh pulang," Nessa menahan lengan Gavin, membuat Gavin berhenti.

Gavin juga ingin, tapi sepertinya Jovanka tidak dalam keadaan mood yang baik, jadi dia tidak mau jika ada keributan yang akan di timbulkan okeh Jovanka.

"Lepasin!!! Nggak usah pegang-pegang suami saya!!"

Jovanka menghempaskan tangan Nessa yang sudah berani memegang suaminya sampai membuat Nessa terjatuh.

Nara yang melihat itu seketika emosi, berani melukai putrinya maka Nara tidak akan tinggal diam.

Terpopuler

Comments

Ilan Irliana

Ilan Irliana

Gavin mh g tegas bngt y...cape dah...diginiin jovanca nirut,digituin nurut...huuuhhh

2022-02-27

1

lihat semua
Episodes
1 Malam Ternoda
2 Dua Garis
3 Dua Anak
4 Keributan
5 Pertemuan Pertama
6 Makan Siang
7 Kembali
8 Rumah
9 Tamu
10 Kenal
11 Tergelincir
12 Motor Mogok
13 Satu Mobil
14 Ternyata Dia
15 Perampokan
16 Kesan Pertama
17 Datang Lagi
18 Ayah Fahmi
19 Belanja
20 Tidak Menyangka
21 Pulang
22 Mengobrol
23 Telepon
24 Sarapan
25 Demam
26 Rumah Sakit
27 Berhenti Mencari
28 Donor
29 Demi Nevan
30 Tolong Anakmu!
31 Kembali Ke Rumah Sakit
32 Lebih Terbuka
33 Akhirnya
34 Rambut
35 Penjelasan
36 Tes DNA
37 Hampir Saja
38 Tante Jahat
39 Bingung Judulnya
40 Menunggu Dengan Cemas
41 Terimakasih
42 Untuk Sementara
43 Kepala Pusing
44 Obrolan Malam
45 Pulang
46 Demi Nevan
47 Terima Beres
48 Nomor Baru
49 Makanan
50 Mulai Curiga
51 Diam-Diam
52 Menyelidiki
53 Sebuah Tamparan
54 Balasan
55 Di Balik Pintu
56 Kekesalan Kiki
57 Maaf...
58 Maaf Lagi
59 Penculikan
60 Benar-benar Hilang
61 Gelap dan Kotor
62 Jovanka Lagi
63 Tanpa Judul
64 Kabur
65 Tertangkap
66 Jeruji Besi
67 Tidak Seperti Dulu
68 Weekend
69 Dua Cangkir Kopi
70 Teman Lama
71 Sebenarnya ...
72 Belum Terbiasa
73 Dipersingkat?
74 Tetangga Baru
75 Hadiah Perkenalan
76 Tanggal Berapa Ini?
77 Bukan Siapa-siapa
78 Mulai Pergi Meninggalkan
79 Ada Sesuatu
80 Pergi Kemana?
81 Nessa Sedih
82 Episode Spesial
83 Di Restuin atau Enggak?
84 Boleh Kecewa?
85 Diskusi
86 Mamah
87 Sudah Halal
88 Malam Pertama
89 Pagi Yang Canggung
90 Pindah
91 Berempat
92 Beres-beres
93 Cemburu
94 Hadiah
95 Tidur Sore
96 Nessa Cerita
97 Mengaku
98 Awas, Dosa!
99 Kehamilan Ke-dua
100 Last Chapter
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Malam Ternoda
2
Dua Garis
3
Dua Anak
4
Keributan
5
Pertemuan Pertama
6
Makan Siang
7
Kembali
8
Rumah
9
Tamu
10
Kenal
11
Tergelincir
12
Motor Mogok
13
Satu Mobil
14
Ternyata Dia
15
Perampokan
16
Kesan Pertama
17
Datang Lagi
18
Ayah Fahmi
19
Belanja
20
Tidak Menyangka
21
Pulang
22
Mengobrol
23
Telepon
24
Sarapan
25
Demam
26
Rumah Sakit
27
Berhenti Mencari
28
Donor
29
Demi Nevan
30
Tolong Anakmu!
31
Kembali Ke Rumah Sakit
32
Lebih Terbuka
33
Akhirnya
34
Rambut
35
Penjelasan
36
Tes DNA
37
Hampir Saja
38
Tante Jahat
39
Bingung Judulnya
40
Menunggu Dengan Cemas
41
Terimakasih
42
Untuk Sementara
43
Kepala Pusing
44
Obrolan Malam
45
Pulang
46
Demi Nevan
47
Terima Beres
48
Nomor Baru
49
Makanan
50
Mulai Curiga
51
Diam-Diam
52
Menyelidiki
53
Sebuah Tamparan
54
Balasan
55
Di Balik Pintu
56
Kekesalan Kiki
57
Maaf...
58
Maaf Lagi
59
Penculikan
60
Benar-benar Hilang
61
Gelap dan Kotor
62
Jovanka Lagi
63
Tanpa Judul
64
Kabur
65
Tertangkap
66
Jeruji Besi
67
Tidak Seperti Dulu
68
Weekend
69
Dua Cangkir Kopi
70
Teman Lama
71
Sebenarnya ...
72
Belum Terbiasa
73
Dipersingkat?
74
Tetangga Baru
75
Hadiah Perkenalan
76
Tanggal Berapa Ini?
77
Bukan Siapa-siapa
78
Mulai Pergi Meninggalkan
79
Ada Sesuatu
80
Pergi Kemana?
81
Nessa Sedih
82
Episode Spesial
83
Di Restuin atau Enggak?
84
Boleh Kecewa?
85
Diskusi
86
Mamah
87
Sudah Halal
88
Malam Pertama
89
Pagi Yang Canggung
90
Pindah
91
Berempat
92
Beres-beres
93
Cemburu
94
Hadiah
95
Tidur Sore
96
Nessa Cerita
97
Mengaku
98
Awas, Dosa!
99
Kehamilan Ke-dua
100
Last Chapter

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!